BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU

Hari ini, aku memutuskan untuk mengunjungi rumah Mas Bayu dengan sebuah rencana di kepala.

Aku tahu bahwa hari ini adalah saat yang tepat untuk menguji sejauh mana pengaruh Laras terhadap Mas Bayu. Aku sengaja tidak datang sendiri, aku mengajak Laras agar kehadirannya bisa membuat Mas Bayu terkesan.

Jika dia melihat Laras, bidadari yang mempesona itu, aku yakin dia akan merasa senang dan terbuai dengan kecantikannya. Selain itu, aku juga memiliki alasan pribadi—aku membutuhkan uang untuk menutupi pembayaran arisan keluarga yang belum dibayar oleh Danu, suamiku.

Begitu kami sampai di rumah Mas Bayu, aku bisa melihat ekspresi terkejut di wajahnya saat membuka pintu. Dia pasti tidak mengira akan melihat kami, apalagi Laras yang tampak sempurna dengan penampilannya.

Laras berjalan dengan langkah percaya diri, matanya berbinar, seolah sadar akan perhatian yang langsung tertuju padanya.

"Mas Bayu, apa kabar?" sapaku dengan senyum lebar, sementara Laras berdiri di sampingku, tak jauh dari pintu, dengan senyum manis yang langsung mengundang perhatian.

Mas Bayu memandang Laras dengan tatapan yang sulit kutafsirkan, tetapi aku bisa melihat ada sesuatu di matanya. Dia terpesona, seperti yang aku harapkan. “Eh, Caca, Laras... senang sekali bisa bertemu kalian. Ada apa ya?" tanyanya, suaranya sedikit gugup, jelas dia tidak menyangka akan bertemu dengan kami hari itu.

Aku tahu ini kesempatan yang baik untuk memulai percakapan. "Sebenarnya aku datang untuk meminta sedikit bantuan, Mas. Danu belum sempat membayar arisan keluarga bulan ini, jadi aku pikir kalau Mas Bayu bisa membantu kami sedikit, itu akan sangat membantu."

Laras tersenyum dan melangkah mendekat, seolah ingin memberi kesan lebih dalam. “Tentu saja, Mas Bayu, saya tahu ini agak mendadak. Tapi Caca bilang arisan keluarga cukup penting, kan?” katanya dengan suara lembut yang menggoda, sambil menatap Mas Bayu dengan senyum yang tak bisa dipungkiri memikat.

Mas Bayu terdiam sesaat, seolah terpaku oleh kehadiran Laras. Aku bisa merasakan ketegangan dalam udara di sekitar kami. "Tentu, aku paham. Arisan memang penting. Tapi... aku rasa aku perlu bicara dulu dengan Dina sebelum memutuskan," jawab Mas Bayu, berusaha tetap sopan meskipun tatapannya tidak bisa lepas dari Laras.

Aku tidak memberi ruang untuk penolakan. "Ah, Mas Bayu, kami tahu ini mungkin sedikit merepotkan, tapi kan kita sudah saling kenal cukup lama, ya? Kami tahu Mas pasti tidak akan keberatan membantu sedikit, terutama untuk keluarga."

Laras kembali menyapa dengan senyum manis, seolah ingin memastikan bahwa Mas Bayu merasa nyaman. "Kami mengerti, Mas. Tentu saja, kita semua hanya ingin yang terbaik untuk keluarga, bukan?"

Mas Bayu akhirnya tersenyum, meskipun sedikit kikuk, dan mengangguk. "Baiklah, aku akan bantu kalian," katanya, sebelum melangkah ke dalam untuk menyiapkan uang yang aku butuhkan.

Sementara itu, aku bisa merasakan bahwa segala sesuatunya berjalan sesuai rencana. Mas Bayu yang tadinya tampak enggan, kini terlihat lebih terbuka dengan kehadiran Laras.

Tatapan matanya, meskipun ia mencoba untuk menyembunyikannya, menunjukkan ketertarikan yang semakin jelas. Aku tahu, dengan sedikit dorongan dari Laras, aku bisa menggoyahkan hatinya lebih jauh.

Begitu Mas Bayu kembali dengan uang yang aku butuhkan, aku mengucapkan terima kasih dengan senyum manis. "Terima kasih banyak, Mas. Kamu memang selalu bisa diandalkan."

Laras menambahkannya, "Iya, terima kasih banyak, Mas Bayu. Kami sangat menghargainya." Sambil tetap memberikan senyuman yang tak bisa dipungkiri membuat Mas Bayu semakin terpesona.

Dengan uang yang berhasil aku dapatkan, aku merasa lebih dekat dengan tujuan utama rencanaku. Sementara itu, aku juga bisa merasakan bahwa Mas Bayu semakin tertarik pada Laras, dan itu akan menjadi kunci untuk menggoyahkan rumah tangga Mbak Dina sedikit demi sedikit.

Begitu Mas Bayu menyerahkan uang yang aku minta, aku merasa rencana kami semakin berjalan lancar. Namun, saat aku berencana untuk menghabiskan lebih banyak waktu dengan Laras di rumah Mas Bayu, aku terkejut saat melihat Mbak Dina tiba-tiba muncul. Wajahnya tampak sedikit cemberut, seolah sudah tahu ada yang tidak beres. Dia menatap tajam ke arah Laras dan aku, seolah merasakan ketegangan yang ada.

Aku merasa sedikit terkejut dan terhimpit, karena niatku untuk lebih mendekatkan Laras kepada Mas Bayu terhalang begitu saja. Mbak Dina jelas-jelas menunjukkan sikap tidak senangnya, dan itu membuatku merasa cemas. Aku tahu, jika aku terus melanjutkan rencana ini di hadapannya, aku bisa semakin memperburuk situasi.

"Kenapa kalian berdua di sini?" tanya Mbak Dina dengan suara yang terkesan tegas, namun ada kesan menyindir di baliknya.

Aku hanya bisa tersenyum kaku, berusaha menunjukkan kesan santai meskipun dalam hati aku mulai merasa terjepit. "Oh, Mbak Dina, kami hanya mampir sebentar. Sekadar meminta sedikit bantuan dari Mas Bayu untuk arisan keluarga."

Laras, yang sedari tadi diam, melirikku dengan tatapan bingung. Tetapi dia segera menyadari situasi yang sedang berkembang dan mengangguk dengan sopan, "Iya, Mbak Dina, kami hanya sebentar."

Mbak Dina tidak menjawab langsung, matanya masih memandang Laras dengan tajam, lalu beralih ke Mas Bayu yang sedang berdiri di dekat kami. "Mas Bayu," kata Mbak Dina dengan nada yang lebih lembut, meski masih ada ketegasan di dalamnya, "Kenapa kamu membiarkan mereka berdua berlama-lama di sini? Bukankah sebaiknya mereka segera pergi?"

Aku bisa merasakan suasana hati Mbak Dina yang tidak menyenangkan, dan meskipun aku sudah berencana mendekatkan Laras lebih lama dengan Mas Bayu, melihat sikap tajam Mbak Dina membuatku ragu. Aku tahu jika aku terus bertahan, situasi bisa semakin tidak nyaman. Bahkan Mas Bayu pun mulai terlihat tidak enak hati, gelisah di antara dua wanita ini.

Aku memutuskan untuk mundur sejenak, karena aku tahu kalau aku terlalu memaksakan diri di hadapan Mbak Dina, bisa saja rencanaku malah berbalik merugikan. "Baiklah, kami tidak ingin mengganggu lebih lama, Mbak Dina," kataku sambil tersenyum tipis, walaupun sebenarnya aku merasa kecewa.

Laras mengangguk setuju, "Iya, Mbak Dina, kami tidak bermaksud mengganggu. Terima kasih banyak atas waktu Mas Bayu."

Dengan langkah ringan, kami pun akhirnya berbalik dan melangkah keluar dari rumah Mas Bayu. Namun, aku bisa merasakan bahwa rencana ini belum selesai. Aku harus menunggu waktu yang tepat lagi untuk melanjutkan semuanya, agar bisa kembali mendekatkan Laras dengan Mas Bayu tanpa hambatan dari Mbak Dina.

Aku tahu bahwa ini bukan akhir dari permainan, hanya sebuah jeda sebelum aku melangkah lebih jauh lagi. Tapi kali ini, aku harus lebih hati-hati, karena Mbak Dina jelas-jelas tidak akan menyerah begitu saja.

Setelah kepergian Caca dan Laras, suasana di rumah terasa sangat tegang. Bayu duduk di sofa, wajahnya terlihat cemas dan tidak nyaman. Ia bisa merasakan ketegangan yang ada di antara dirinya dan istrinya, Dina. Dina, yang sejak kedatangan Caca dan Laras tadi sudah menunjukkan sikap dingin, kini semakin mengeraskan suasana dengan sindiran tajamnya.

"Jadi, kamu merasa senang bertemu dengan Laras, ya?" suara Dina terdengar datar, namun ada nada tajam yang menembus setiap kata-katanya. "Kamu tahu, dia bukan hanya sekadar model terkenal, Bayu. Dia tahu benar bagaimana cara menarik perhatian pria, bahkan mungkin lebih dari sekadar kecantikannya."

Episodes
1 BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2 BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3 BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4 BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5 BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6 BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7 BAB 7 TIDAK BEBAS
8 BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9 BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10 BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11 BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12 BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13 BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14 BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15 BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16 BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17 BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18 BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19 BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20 BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21 BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22 BAB 22 TERASINGKAN
23 BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24 BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25 BAB 25 MASA LALU CACA
26 BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27 BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28 BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29 BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30 BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31 BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32 BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33 BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34 BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35 BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36 BAB 35 CACA HAMIL
37 BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38 BAB 37 CACA BERCERAI
39 BAB 38 POV DINA
40 BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41 BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42 BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43 BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44 BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)
Episodes

Updated 44 Episodes

1
BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2
BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3
BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4
BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5
BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6
BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7
BAB 7 TIDAK BEBAS
8
BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9
BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10
BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11
BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12
BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13
BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14
BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15
BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16
BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17
BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18
BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19
BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20
BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21
BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22
BAB 22 TERASINGKAN
23
BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24
BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25
BAB 25 MASA LALU CACA
26
BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27
BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28
BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29
BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30
BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31
BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32
BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33
BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34
BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35
BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36
BAB 35 CACA HAMIL
37
BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38
BAB 37 CACA BERCERAI
39
BAB 38 POV DINA
40
BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41
BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42
BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43
BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44
BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!