BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR

"Wow, tas ini benar-benar luar biasa, kan?" kataku sambil mengelus-elus tas kulit dengan logo yang sangat terkenal di dunia fashion. Harganya? Tak perlu ditanyakan, angka di labelnya membuatku sedikit terkejut, tapi aku tahu kartu kredit itu bisa menutupi semuanya.

Laras hanya tersenyum, seolah mengerti apa yang aku rasakan. "Kamu memang tahu memilih barang, Caca. Tas itu sempurna untukmu."

Aku pun melanjutkan berkeliling, membeli lebih banyak barang—dari sepatu hak tinggi, gaun malam, hingga aksesoris-aksesoris kecil yang terasa sangat mewah. Semua itu terasa begitu mudah dengan kartu kredit yang kini ada di tanganku. Rasanya seperti dunia ini milikku, dan aku bisa memiliki apa saja yang aku inginkan tanpa ada yang membatasi.

Namun, saat aku melihat tagihan yang akhirnya tercetak di akhir belanjaan, angka yang tercatat hampir membuatku terkejut—total pengeluaran hari itu mencapai 200 juta. Tapi aku tidak merasa khawatir sedikit pun. Aku tahu Danu akan tetap menutupi semuanya, meskipun aku tahu dia pasti marah. Untuk sesaat, aku merasa bebas, seolah tidak ada yang bisa menghentikanku. Aku hanya ingin menikmati hidupku, membeli apa yang aku inginkan, dan menjadi wanita yang selalu tampil sempurna.

Laras masih ada di sampingku, menikmati kebahagiaan yang kami rasakan bersama, namun di dalam hatiku ada perasaan campur aduk—bahagia karena bisa mendapatkan apa yang aku inginkan, namun sedikit cemas tentang bagaimana Danu akan merespons jika tahu semua ini. Tapi untuk saat ini, itu semua tidak terlalu penting. Aku sudah merasa puas dengan apa yang aku beli dan dengan kebebasan yang akhirnya aku dapatkan.

Setelah berbelanja barang-barang branded dengan penuh kepuasan, aku dan Laras akhirnya duduk di sebuah kafe mewah yang terletak di sudut mall. Kami berdua memesan minuman dingin sambil menikmati suasana santai di tengah hiruk-pikuk orang yang berbelanja.

Aku duduk dengan penuh keyakinan, mataku masih berbinar karena rasa puas setelah menghabiskan uang begitu banyak. Laras menatapku dengan senyuman misterius, seolah tahu betul apa yang aku rencanakan.

"Jadi, bagaimana menurutmu, Caca?" tanya Laras, suaranya tenang namun penuh dengan pemahaman. "Apakah kamu merasa lebih baik sekarang setelah belanja barang-barang itu?"

Aku mengangguk dengan senyum puas. "Tentu saja, Laras. Ini perasaan yang luar biasa. Tapi, aku tahu ini bukan hanya soal belanja. Aku punya rencana besar, dan semuanya akan dimulai denganmu."

Laras mengangkat alis, tertarik dengan apa yang aku katakan. "Rencana besar? Maksudmu...?"

Aku menunduk sejenak, seolah merenung sebelum melanjutkan. "Aku sudah cukup lelah dengan semua tekanan yang datang dari Mbak Dina. Selama ini dia selalu mencoba mengendalikan Mas Bayu dan rumah tangga mereka. Aku tahu, jika aku berhasil membuat Mas Bayu terpesona lagi, seperti dulu, Mbak Dina pasti akan cemburu. Itu akan merusak rumah tangga mereka, sedikit demi sedikit."

Laras tersenyum dengan licik. "Aku paham, Caca. Jadi, kamu ingin aku menjadi bagian dari rencanamu, ya? Membuat Mas Bayu kembali tertarik padaku sehingga Mbak Dina merasa terancam. Itu bisa bekerja, tapi kita harus berhati-hati."

Aku mengangguk cepat. "Aku tahu, Laras. Kita harus berhati-hati. Mas Bayu sudah mulai menunjukkan ketertarikannya padamu. Dia terpesona dengan penampilanmu di pesta ulang tahun itu, dan aku melihat bagaimana matanya tidak bisa lepas darimu. Itu adalah awal yang baik. Tapi kita harus terus bermain dengan hati-hati. Aku ingin melihat bagaimana reaksi Mbak Dina ketika melihat suaminya semakin tertarik pada wanita lain."

Laras meminum minumannya dengan santai, tetapi matanya menunjukkan sedikit kegembiraan. "Kamu benar, Caca. Dengan strategi yang tepat, kita bisa menggoyahkan kedudukan Mbak Dina. Tapi ingat, ini harus dilakukan secara perlahan, supaya dia tidak langsung mencurigai kita."

Aku mengangguk, bersemangat dengan ide yang semakin berkembang di kepalaku. "Benar, Laras. Kita akan membiarkan semua ini berjalan perlahan. Aku ingin melihat bagaimana Mas Bayu mulai melirikmu lebih sering. Aku yakin, lama-lama Mbak Dina akan merasa cemburu dan khawatir. Itu akan mengganggu rumah tangga mereka, dan pada akhirnya, Mas Bayu akan mulai berpikir tentang siapa yang sebenarnya dia inginkan."

Laras tersenyum penuh arti. "Kamu memang licik, Caca. Tapi aku suka itu. Kita akan buat Mbak Dina merasakan apa yang dia buat kepada kamu, tapi kali ini, kita yang akan memegang kendali."

Aku merasakan kepuasan yang semakin tumbuh di dalam diriku. Semua ini bukan hanya tentang balas dendam, tetapi juga tentang mendapatkan kembali apa yang seharusnya menjadi milikku. Dengan Laras di sisi ku, aku tahu aku bisa membuat rencana ini berhasil. Aku hanya perlu menunggu waktu yang tepat, dan rumah tangga Mas Bayu dan Mbak Dina akan mulai retak.

"Kita akan lihat, Laras," kataku sambil tersenyum licik. "Kita akan lihat bagaimana semuanya berubah."

Sejujurnya, sejak pertama kali Laras bertemu dengan Mas Bayu, ada sesuatu yang menarik hatinya. Wajah Mas Bayu yang tampan, dengan aura karismatik yang dimilikinya, membuatnya tak bisa mengalihkan pandangan.

Bahkan aku yang sudah lama mengenal kakakku, tidak bisa menampik kenyataan bahwa Mas Bayu memang sangat tampan.

Dulu, sebelum dia menikah dengan Mbak Dina, banyak wanita yang berusaha mendekatinya. Mereka semua terpesona dengan ketampanannya, dengan sikapnya yang penuh percaya diri, dan dengan cara dia memperlakukan orang lain.

Namun, yang sangat mengejutkanku adalah bagaimana Mbak Dina, seorang wanita biasa, bisa mendapatkan hati Mas Bayu. Aku tidak pernah menyangka bahwa akhirnya dia akan memilih Dina, yang menurutku—dan mungkin juga Laras—terlihat biasa saja jika dibandingkan dengan wanita-wanita yang dulu mencoba mendekatinya. Mbak Dina bukan tipe wanita yang bisa menarik perhatian dengan cara yang mencolok, seperti yang sering dilakukan oleh wanita-wanita lain yang terobsesi dengan penampilan.

Laras, yang awalnya hanya menganggap Mas Bayu sebagai pria yang tampan dan menarik, mulai merasa ada sesuatu yang lebih dari sekadar penampilan.

Aku bisa melihat di mata Laras bagaimana ketertarikannya tumbuh seiring waktu. Walaupun dia selalu menjaga sikapnya, ada sesuatu yang bisa dirasakan olehku. Dan, semakin lama aku menyadari bahwa mungkin ada sesuatu yang lebih dari sekadar ketertarikan biasa.

"Sebenarnya, aku sudah memperhatikan Mas Bayu sejak pertama kali kita bertemu," kata Laras saat kami duduk berdua di kafe. "Dia memang sangat tampan, dan ada pesona yang membuatnya berbeda dari pria lain. Sejujurnya, aku merasa agak penasaran bagaimana dia bisa memilih Mbak Dina, yang terlihat biasa saja dibandingkan dengan wanita-wanita lain."

Aku tersenyum tipis mendengar itu. "Aku tahu, Laras. Aku juga sering berpikir begitu. Dulu, banyak wanita yang ingin dekat dengan Mas Bayu, tapi dia malah memilih Dina. Mungkin karena ada sesuatu yang lebih dari sekadar penampilan. Tapi, aku tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa dia memang sangat tampan. Itu sebabnya aku merasa sedikit kecewa. Aku rasa Mas Bayu pantas mendapatkan seseorang yang lebih... spesial."

Laras mengangguk, matanya menyiratkan ketertarikan yang lebih dalam. "Mungkin itu juga yang aku rasakan, Caca. Mas Bayu benar-benar pria yang bisa membuat siapa saja terpesona. Aku tidak heran kalau dia menjadi idola banyak wanita. Tapi sekarang, aku ingin melihat bagaimana aku bisa menjadi bagian dari hidupnya, dan mungkin, menggoyahkan hatinya sedikit."

Aku merasakan bahwa laras mulai melihat ini sebagai kesempatan, kesempatan untuk merebut perhatian Mas Bayu dan menguji batas hubungan mereka. Dengan kecantikannya dan karisma yang dia miliki, aku tahu dia bisa menarik perhatian Mas Bayu lebih jauh. Semua ini akan berjalan sesuai rencana jika kita bisa membuatnya merasa terpesona lagi, seperti dulu, sebelum dia terikat dengan Mbak Dina.

"Kalau kamu bisa membuat Mas Bayu kembali melihatmu, itu akan sangat menarik, Laras," kataku dengan senyuman licik. "Aku yakin, setelah melihat bagaimana dia tertarik padamu, Mbak Dina pasti akan cemburu dan mulai merasa tidak aman. Itu akan memengaruhi rumah tangga mereka, dan kita bisa melihat bagaimana semuanya berubah."

Laras tersenyum, matanya berbinar. "Aku akan lakukan itu, Caca. Aku akan membuat Mas Bayu terpesona dan tidak bisa berpaling. Jika kita bisa membuatnya kembali seperti dulu, mungkin, akhirnya dia akan menyadari siapa yang benar-benar pantas untuknya."

Aku tahu rencana ini tidak akan mudah, tetapi aku merasa percaya diri. Dengan bantuan Laras, aku yakin aku bisa menggoyahkan rumah tangga Mas Bayu dan Mbak Dina, dan mendapatkan apa yang seharusnya menjadi milikku.

Episodes
1 BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2 BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3 BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4 BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5 BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6 BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7 BAB 7 TIDAK BEBAS
8 BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9 BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10 BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11 BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12 BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13 BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14 BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15 BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16 BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17 BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18 BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19 BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20 BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21 BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22 BAB 22 TERASINGKAN
23 BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24 BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25 BAB 25 MASA LALU CACA
26 BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27 BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28 BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29 BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30 BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31 BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32 BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33 BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34 BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35 BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36 BAB 35 CACA HAMIL
37 BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38 BAB 37 CACA BERCERAI
39 BAB 38 POV DINA
40 BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41 BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42 BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43 BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44 BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)
Episodes

Updated 44 Episodes

1
BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2
BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3
BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4
BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5
BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6
BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7
BAB 7 TIDAK BEBAS
8
BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9
BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10
BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11
BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12
BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13
BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14
BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15
BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16
BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17
BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18
BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19
BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20
BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21
BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22
BAB 22 TERASINGKAN
23
BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24
BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25
BAB 25 MASA LALU CACA
26
BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27
BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28
BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29
BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30
BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31
BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32
BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33
BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34
BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35
BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36
BAB 35 CACA HAMIL
37
BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38
BAB 37 CACA BERCERAI
39
BAB 38 POV DINA
40
BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41
BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42
BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43
BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44
BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!