BAB 5 SEBUAH PERINGATAN

Aku tidak bisa mengabaikan peringatan itu. Ada ketegasan dalam suaranya yang memberitahuku bahwa jika aku terus mengganggu keluarganya, dia tidak akan ragu untuk mengambil tindakan.

Rencanaku yang semula begitu matang kini terasa sangat rapuh, dan aku mulai meragukan apakah aku sudah terlalu jauh.

"Apakah kamu benar-benar ingin melanjutkan ini, Caca?" Mbak Dina bertanya dengan suara yang tidak menunjukkan emosi. "Pikirkan baik-baik sebelum kamu melakukan hal yang lebih jauh. Ini bukan hanya tentang kamu dan aku, tapi tentang semua orang yang kamu sayangi."

Aku terdiam, memikirkan kata-kata Mbak Dina yang menggema di pikiranku. Untuk pertama kalinya, aku merasa benar-benar ketakutan dan mulai merasakan dampak dari perbuatanku. Mungkin, aku harus berhati-hati.

Meskipun rasa takut sempat menyelinap, dendam yang selama ini aku pendam jauh lebih besar.

Aku tidak akan mundur begitu saja hanya karena ancaman dari Mbak Dina. Aku sudah cukup lama merasa terpinggirkan, dan sekarang adalah waktunya untuk membalikkan keadaan.

Aku merasa seperti berada di ambang kesempatan besar, dan aku tidak akan membiarkannya pergi begitu saja.

Aku menatap Mbak Dina dengan tatapan yang tidak kalah tajam, meskipun hatiku sedikit berdegup kencang. "Mbak Dina," kataku dengan suara yang lebih dingin dan penuh tantangan, "kamu mungkin merasa bisa mengancam aku, tapi aku bukan orang yang takut. Aku sudah cukup lama mendiamkan perasaan ini, dan sekarang aku ingin Mas Bayu kembali seperti dulu—seperti dulu, sebelum kamu datang dan mengubah semuanya."

Mbak Dina terkejut, tampak sedikit terdiam sejenak. Aku tahu aku sudah melangkah jauh dengan kata-kata itu, tapi aku tidak peduli. Aku terus melanjutkan, "Mas Bayu itu kakakku. Dulu dia selalu mendengarkan aku, menuruti semua keinginanku. Tapi sejak kamu datang, semuanya berubah. Aku ingin dia kembali seperti dulu, dan kalau aku harus melakukan apa pun untuk itu, aku akan melakukannya."

Aku bisa melihat wajah Mbak Dina mulai memerah, dan matanya yang biasanya tenang kini dipenuhi dengan ketegangan.

Aku tahu kata-kataku sudah mulai menyentuh titik sensitifnya. Aku menantangnya dengan cara yang langsung, dan aku yakin dia tidak akan bisa membalas dengan kata-kata yang sama tajamnya setelah ini.

"Kalau kamu benar-benar ingin menjaga semuanya tetap berjalan lancar," lanjutku dengan suara yang lebih rendah namun penuh tekanan, "maka kamu akan melihat bagaimana aku bisa membuat Mas Bayu kembali pada posisinya yang seharusnya—dan kamu tidak akan bisa menghentikannya."

Aku bisa melihat sejenak keraguan di wajah Mbak Dina, namun dia segera mengatur napas dan berusaha tetap tenang. "Caca," jawabnya dengan suara datar, "kalau kamu ingin terus bermain-main dengan keluargaku, ingat bahwa ini bukan hanya tentang kamu dan aku. Tapi ini akan melibatkan lebih banyak orang daripada yang kamu kira."

Namun, kali ini aku tidak takut. "Justru itu yang aku inginkan. Lihat saja nanti."

Setelah berdebat sengit dengan aku, Mbak Dina langsung berbalik, menatap suaminya yang masih asyik mengobrol dengan Laras, tampaknya terpesona dengan kecantikan dan pesona Laras yang begitu memikat.

Mbak Dina, yang sepertinya tidak tahan lagi melihat suaminya begitu lengah, dengan tegas menoleh ke arah Laras dan menyelipkan kata-kata yang sangat tajam, penuh tekanan.

Mbak Dina mendekat, dan dengan suara yang penuh kekuatan, dia berkata, "Laras, aku tahu kamu model terkenal, dan banyak orang mungkin akan terpesona dengan kamu. Tapi ingat, ada batasan yang harus kamu jaga, terutama saat berhubungan dengan suami orang lain. Seharusnya kamu tahu bagaimana menjaga harga dirimu, dan tidak terlalu melibatkan diri dalam percakapan yang tidak seharusnya."

Kata-kata Mbak Dina seperti pisau yang menusuk langsung ke arah Laras, dan suasana di sekitar kami seketika terasa kaku. Semua orang yang mendengarnya mulai terdiam, dan aku bisa merasakan ketegangan yang meningkat. Mbak Dina, yang biasanya lebih kalem dan pendiam, kini menunjukkan sisi tajamnya, mengingatkan Laras tentang garis yang tidak boleh dilanggar.

Laras, meskipun sedikit terkejut, tetap menjaga sikap anggun dan tidak membalas dengan kata-kata kasar. Namun, aku bisa melihat ekspresi di wajahnya yang sedikit berubah, mungkin merasa terpojok dengan pernyataan Mbak Dina yang begitu langsung dan menohok. "Maaf kalau saya telah membuat kamu merasa tidak nyaman, Mbak Dina," jawab Laras dengan tenang, meskipun ada sedikit ketegangan dalam suaranya. "Saya tidak berniat membuat masalah."

Mbak Dina tetap berdiri tegak, matanya tajam menatap Laras. "Kamu harus lebih bijak. Jangan sampai menjadi perempuan yang hanya dilihat karena kecantikan semata. Kamu harus tahu bagaimana menghormati keluarga orang lain dan menjaga jarak," ujarnya dengan nada yang tidak bisa dipertanyakan lagi.

Aku bisa merasakan bagaimana situasi ini mulai memburuk, tapi di dalam hatiku, aku merasa seolah-olah semuanya sudah sesuai rencana.

Mbak Dina mungkin merasa terancam, dan kini, dia melampiaskan kekesalannya pada Laras. Namun, aku juga tahu bahwa Laras, meskipun tampak terdiam, bukan orang yang mudah dipecundangi.

Akhirnya, suasana yang sebelumnya terasa penuh kegembiraan kini berubah menjadi tegang, dan aku hanya bisa menunggu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Mas Bayu, yang akhirnya menyadari ketegangan yang tercipta di antara Mbak Dina dan Laras, langsung merasa tidak enak dan berusaha untuk menenangkan suasana. Dia mendekati istrinya, berusaha meredakan ketegangan yang mulai membesar. "Dina, tenang. Tidak ada yang salah kok, ini hanya obrolan biasa," kata Mas Bayu, mencoba meredakan keadaan dengan suara lembut.

Namun, Mbak Dina tidak mudah terpengaruh. Dia menatap suaminya dengan serius, seolah ingin memastikan bahwa dia tidak hanya merasa terabaikan. Dengan nada yang tegas, dia berkata, "Mas Bayu, kamu harus hati-hati. Jangan biarkan dirimu terbuai dengan pujian atau perhatian dari orang lain. Kamu sudah cukup tahu, kan? Jangan sampai kamu melakukan sesuatu yang bisa merusak rumah tangga kita."

Mbak Dina melemparkan peringatan itu dengan begitu kuat, dan suaranya begitu jelas. "Aku sudah cukup sabar, Mas. Tapi kalau kamu terus-menerus seperti ini, aku tidak akan tinggal diam. Jangan sampai kamu menyesal nantinya."

Mas Bayu tampak terkejut dan sedikit terdiam dengan kata-kata istrinya. Aku bisa melihat wajahnya yang berubah menjadi serius, seolah menyadari betapa pentingnya peringatan yang diberikan oleh Mbak Dina.

Dia mencoba untuk mengubah ekspresinya menjadi lebih tenang, namun aku bisa melihat sedikit rasa cemas di matanya.

"Saya cuma ngobrol dengan Laras, Dina. Tidak ada yang lebih dari itu," jawab Mas Bayu dengan suara agak ragu.

Mbak Dina tidak menunjukkan tanda-tanda melunak. "Mas, kamu harus ingat—aku sudah berkorban banyak untuk hubungan ini. Aku sudah cukup sabar, tapi jika kamu mulai melakukan hal-hal yang bisa merusak keluarga kita, aku tidak akan diam saja. Ingat itu."

Aku bisa merasakan ketegangan yang semakin memuncak antara mereka berdua. Mbak Dina semakin menunjukkan sikap protektif terhadap hubungan mereka, dan Mas Bayu tampaknya mulai merasakan beban dari peringatan yang diberikan oleh istrinya.

Dalam hati, aku mulai merasa ada keretakan kecil yang mulai muncul di antara mereka. Tapi, aku juga tahu bahwa Mas Bayu, meskipun terlihat ragu, tidak akan mudah untuk berubah begitu saja. Perubahan ini akan membutuhkan waktu, dan aku siap untuk melihat bagaimana semuanya berkembang.

Episodes
1 BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2 BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3 BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4 BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5 BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6 BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7 BAB 7 TIDAK BEBAS
8 BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9 BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10 BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11 BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12 BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13 BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14 BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15 BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16 BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17 BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18 BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19 BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20 BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21 BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22 BAB 22 TERASINGKAN
23 BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24 BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25 BAB 25 MASA LALU CACA
26 BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27 BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28 BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29 BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30 BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31 BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32 BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33 BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34 BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35 BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36 BAB 35 CACA HAMIL
37 BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38 BAB 37 CACA BERCERAI
39 BAB 38 POV DINA
40 BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41 BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42 BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43 BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44 BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)
Episodes

Updated 44 Episodes

1
BAB 1 NIAT BUSUK CACA (POV CACA)
2
BAB 2 TIDAK MENDAPATKAN UANG
3
BAB 3 MEMASUKI RENCANA BUSUK CACA
4
BAB 4 SEBUAH TINDAKAN
5
BAB 5 SEBUAH PERINGATAN
6
BAB 6 ACARA PESTA SELESAI
7
BAB 7 TIDAK BEBAS
8
BAB 8 CACA HANYA BEBAN BAGI SUAMINYA
9
BAB 9 MEMBUAT RENCANA LICIK UNTUK MENGHANCURKAN RUMAH TANGGA KAKAK IPAR
10
BAB 10 DATANG KE RUMAH BAYU
11
BAB 11 SEBUAH PERINGATAN
12
BAB 12 RENCANA KELUAR KOTA
13
BAB 13 PERTEMUAN LARAS DAN BAYU
14
BAB 14 SEMAKIN DEKAT
15
BAB 15 BAYU MERASA NYAMAN DENGAN LARAS
16
BAB 16 ANCAMAN MULAI MUNCUL
17
BAB 17 INGIN MENGAKHIRI PERMAINAN
18
BAB 18 RENCANA CACA SEMAKIN KACAU
19
BAB 19 CACA SEMAKIN TAKUT DENGAN ANCAMAN DINA
20
BAB 20 BAYU DAN LARAS MENIKAH SIRIH
21
BAB 21 KEDATANGAN WANITA BARU
22
BAB 22 TERASINGKAN
23
BAB 23 CACA CEMBURU DENGAN BELINDA
24
BAB 24 CBLK CINTA LAMA BERSEMI KEMBALI
25
BAB 25 MASA LALU CACA
26
BAB 26 CACA MULAI MERASAKAN PENDERITAAN
27
BAB DANU INGIN BERPOLIGAMI
28
BAB 28 PERNIKAHAN DANU DAN BELINDA
29
BAB 29 MERASA TERASINGKAN
30
BAB 30 KEHAMILAN BELINDA
31
BAB 31 KARIR LARAS HANCUR
32
BAB 32 LARAS SEMAKIN HANCUR
33
BAB 33 BELINDA MELAHIRKAN
34
BAB 34 CACA SEMAKIN TERBUANG
35
BAB 34 CACA PERGI DARI RUMAH
36
BAB 35 CACA HAMIL
37
BAB 36 KABAR KEHAMILAN CACA TERSEBAR
38
BAB 37 CACA BERCERAI
39
BAB 38 POV DINA
40
BAB 39 POV DINA MERASA TERGANGGU DENGAN KEHADIRAN LARAS
41
BAB 40 POV DINA SERANGAN MULAI DATANG
42
BAB 41 POV DINA (MULAI CUEK)
43
BAB 42 POV DINA (PERSELINGKUHAN DANU DAN LARAS)
44
BAB 43 POV DINA (MENYEWA DEKTEKTIF)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!