Berburu Siluman

Retakan tulang berbunyi keras di seluruh tubuh Fang Wei, tidak menyangka rasa sakit sebelumnya sepadan dengan meningkatnya tulangnya ke tulang kuning.

Selain tulangnya yang meningkat, Fang Wei perlahan merasakan kemurnian di dalam tubuhnya serta kekuatannya meluap luap hampir menyentuh puncak pendeka bergelar. Padahal belum lama ini Fang Wei baru naik ke tingkat itu, manfaat buah dan danau itu diatas perkiraannya.

Fang Wei ingin melompat dan bersorak namun Cheng Qing tiba tiba mendekatinya seraya menyibak poni yang menutup matanya.

"Kualitas tulangmu lumayan, namun setahuku jenis tulang yang paling tinggi itu tulang naga langit." Cheng Qing mengamati tubuh Fang Wei.

Di sisi lain Fang Wei terpaku dengan kedua mata Cheng Qing, sepasang matanya berwarna hitam pekat yang semakin lama Fang Wei menatapnya dirinya seolah membuatnya tenggelam di kegelapan tak berujung.

"Jangan lihat mataku, bodoh!" Cheng Qing menyadarkan Fang Wei yang terpaku.

"Katamu tadi, tulang tertinggi adalah tulang naga? Apa itu mungkin?" Fang Wei mengerutkan dahinya. Sepengetahuannya hanya ada tiga jenis tingkatan tulang.

"Setahuku kitap milikmu memiliki penjelasan itu, apa kau menutup sebelah matamu sambil membacanya?" Cheng Qing menunjuk dada Fang Wei tempatnya menyimpan Kitap Naga.

Fang Wei terperanjat, buru buru memeriksa Kitap Naga setelah Cheng Qing menyebutkannya. Kitap yang sudah basah karena dibawanya berendam di danau. Fang Wei menjadi panik, walaupun buku itu merupakan salah satu Kitap Tampa Tanding namun tetap saja bahan utamanya adalah kertas.

Fang Wei sigap menyalakan api dan mengerinkan kitap itu dengan mendekatkan pada suhu api, Fang Wei mengira tintanya sudah luntur namun rupanya tidak demikian melainkan setelah dikeringkan tinta yang semula hitam berubah menjadi emas yang membuatnya kebingungan akan hal itu, Cheng Qing yang melihatnya diam-diam terkekeh pelan.

Selesai dikeringkan, Fang Wei memeriksa kitapnya dan sesaui perkataan Cheng Qing, kitap itu memiliki beberapa cara meningkatkan tulang ke tulang naga langit mengandalkan permata siluman tingkat tinggi yakni Raja siluman sebanyak tiga permata.

"Aku harus menguasai ilmunya dulu sebelum berburu Raja siluman, lagi pula..." Fang Wei tersenyum canggung, dirinya harus mencapai tingkat Pendekar Suci untuk melakukannya.

Pendekar Suci sendiri memiliki delapan gerbang untuk dibuka, setidaknya Fang Wei harus membuka empat atau tiga gerbang dalam tubuhnya untuk mulai berburu Raja siluman.

Dengan pedang pemberian Nue, Fang Wei melatih ilmu pedang pertama di Kitap Naga yaitu Taring Naga. Dengan tingkat bela dirinya sekarang dan sedikit kejeniusannya, tidak butuh waktu lama baginya untuk menguasainya walau masih sedikit kaku.

"Ilmu Pedang Naga_ Taring Naga!"

Pedang di tangan Fang We memancarkan cahaya biru dan dengan cepat meninggalkan enam tusukan di pohon yang ditargetkannya.

"Kenapa kau berteriak?" Cheng Qing mengorek kupingnya, protes karena Fang Wei seolah berteriak di kupingnya.

Fang Wei melirik Cheng Qing sekilas sebelum melihat ilmu pedang yang lain di Kitap Naga setelah mengulang jurus Taring Naga sebanyak dua kali.

Di halaman kedua Kitap Naga tertulis ilmu pedang bernama Tarian Naga awan. Ilmu itu memungkinkan penggunanya menipu lawan dengan permainan pedang indah seolah sedang menari seraya melepaskan tebasan fatal kepada tubuh lawan.

Fang Wei menggunakan ilmu pernapasan pada Kitap Naga untuk membuat tenaga dalamnya pulih sebelum melatih gerakan pedang itu. Fang Wei tidak menduga ilmu itu cukup sulit dipraktekkan, selain membutuhkan kecepatan Fang Wei harus seolah membuat pedangnya merupakan bagian dari anggota tubuhnya.

Fang Wei melatihnya terus menerus dan berhenti setelah cukup lelah, lagi pula dari tadi perutnya terus protes untuk makan. Fang Wei berencana memakan daging siluman serigala sama seperti sebelumnya namun dagingnya sudah tidak layak untuk dimakan. Jadinya Fang Wei meminta Nue untuk membantunya menangkap ikan lalu membakarnya.

Selesai makan, Fang Wei lanjut melatih ilmu pedangnya dan berlatih hingga hampir gelap. Cheng Qing hanya memperhatikannya, gadis itu sesekali menguap.

☆☆☆

Sementara di Lembah Hantu, Tetua Xue Yi serta Fen Hen yang gagal membawakan Kitap Naga serta Pedang Pusakanya menerima hukuman berupa menajadi bahan eksperimen racun dari Patriak Gui Tian.

Sementara anggota Lembah Hantu yang ikut dalam operasi pencarian itu langsung dibunuh di tempat setelah kembali.

Tetua Fen Hen menjelaskan kalau ada jejak pertarungan di depan Hutan Kegelapan dan ilmu pedang yang meninggalkan jejak pada mayat siluman disana adalah milik Sekte Vila Bambu Giok.

Penemuan selanjutnya adalah jejak pertarungan di dekat Jurang Tak Berdasar namun tidak ada mayat siluman namun berdasarkan analisa mereka berdua, kemungkinan besar murid yang membawa harta berharga itu jatuh ke Jurang juga setelah di seret oleh siluman itu.

Dugaan mereka tampa kuat setelah memeriksa jauh lokasi lain namun tidak ada lagi jejek baru ditemukan lagi.

Penjelasan itu diterima oleh Patriak Gui Tian namun tetap saja hukuman tetap menimpa Xue Yi dan Fen Hen, mereka cukup bersyukur tidak dibunuh walau harus menjadi penguji racun baru.

☆☆☆

Di suatu tempat sendiri di lokasi Lembah Seribu Bunga yang kini kondisi lembah itu penuh dengan bekas pertarungan serta mayat yang hampir membusuk, terlihat empat orang keluar dan berlutut di depan salah satu mayat.

"Kakek, maafkan ketidak mampuan Hua!"

Gadis muda dari empat orang itu memeluk mayat yang tidak lain adalah Patriak dari Lembah Seribu Bunga, Li Han. Sementara sang gadis merupakan cucunya sekaligus penerus selanjutnya Lembah itu, Li Huamei.

Setelah berita penyerangan di Sekte Vila Bambu Giok sampai pada Li Han, dua hari setelah berita itu Lembah Seribu Bunga juga diserang. Hampir memusnahkan seluruh anggotanya selain yang keluar mengamankan Desa dan Kota di bawah pengaruh mereka yang mendapat serangan perampok sebagiannya lagi dikirim untuk membantu Sekte Vila Bambu Giok.

Li Huamei mengajukan diri untuk pergi membantu Sekte Vila Bambu Giok ditemani oleh dua Pendekar Raja dan satu Pendekar Suci. Kemampuan Li Huamei sendiri berada di puncak pendekar Bergelar di usinya yang masih enam belas tahun.

Namun Rupanya di perjalanan Li Huamei dan tiga pendekar menemui banyak rintangan, banyak Desa yang mereka lalui sudah diambil alih oleh sebagian pendekar aliran Hitam. Li Huamei membebaskan sebagian Desa sebelum memasuki Kota wilayah Sekte Vila Bambu Giok namun rupanya Kota itu bernasib lebih parah, penduduknya banyak terbunuh dan dijadikan pelayan serta anak gadis mereka bernasip sial.

Kota itu di selamatkan juga oleh Li Huamei dibantu tiga penjaganya, firasat Li Huamei sudah buruk melihat Kota itu dan benar saja. Sekte Vila Bambu Giok sudah tinggal nama, Sekte itu tinggal puing dan mayat anggotanya tergeletak dimana mana.

Li Huamei kembali menuju Lembah Seribu Bunga setelah memastikan tidak ada yang selamat di Sekte itu namun perjalanan mereka rupanya lebih lama lagi dan setibanya mereka, Lembah Seribu Bunga bernasib sama.

"Ini salahku! Salahkan saja aku!" Huamei menjambak rambutnya sendiri, jika bukan karena dirinya membawa satu dari empat Pendekar Suci mungkin Sektenya tidak bernasib terlalu tragis.

"Hua'er, kita harus memberi penguburan yang layak untuk saudara saudari serta Patriak kita daripada menangisi yang sudah terjadi." Salah satu pendekar Raja di dekat Huamei memeluknya.

"Bibi Yanxi..." Huamei menangis terseduh seduh sementara Pendekar Suci di sebelahnya lagi hanya menghela nafas berat. Melihat keadaan sekitar serta mayat tiga Pendekar Suci lainnya, bahkan dengan kehadirannya sekalipun akan sulit menang mengingat kemampuannya tidak berbeda jauh dari satu Pendekar Suci.

Ditemukannya sebagain anggota Sektenya yang mati terkena racun, dipastikan jika kelompok yang menyerang merupakan kelompok yang sama dengan penyerang Sekte Vila Bambu Giok, yakni Lembah Hantu. Kelompok aliran Hitam yang tiba tiba muncul dan mulai menghabisi Sekte aliran putih maupun netral tampa pandang bulu.

Kekaisaran Han sendiri tidak ikut campur lebih jauh setelah salah satu pangeran mereka dibunuh secara tragis sebagai peringatan dari aliran hitam jika ikut campur sekali lagi. Kaisar Han memilih tidak protes lagi selain hanya memastikan tidak ada lagi pembunuhan di istana.

Selesai penguburan dan acara berkabung itu, Huamei memerintahkan anggota mereka yang tersisa untuk menutup diri sementara dirinya mengurung diri untuk mendalami ilmu bela dirinya.

Ada satu kelompok aliran Netral yang sama besarnya dengan Lembah Seribu Bunga, lokasi mereka di kelilingi oleh laut jadi kekacauan dunia persilatan sulit menyentuh mereka. Sekte Ujung Selatan, sekte besar aliran Netral itu sebenarnya sudah mengetahui kekacauan tersebut namun menolak ikut campur.

Bukan tampa alasan, Ketua Sekte mereka sedang melakukan latihan tertutup serta tidak ingin anggota Sekte mereka berkurang sia sia tampa keuntungan yang jelas.

☆☆☆

Sementara Fang Wei sendiri sedang mengintai seekor siluman babi hutan yang diambil berusia seribu tahun, kali ini dirinya berencana menguji kemampuan barunya.

"Ohooo, itu sebuah makan malam yang lezat tampaknya..." Cheng Qing memasang senyum lebar.

"Itu milikku!" sahut Fang Wei singkat sebelum melompat turun menghadang babi itu.

Cheng Qing mengerucutkan bibirnya, kesal dengan sifat pelit Fang Wei yang menurutnya berlebihan. Walau kenyataannya dirinya sendiri tidak bisa makan karena wujudnya Roh.

Melihat Fang Wei yang menghadangnya, babi siluman itu murka dan menerjang ke arah Fang Wei berniat mencabik pemuda itu.

Fang Wei tersenyum sinis sebelum melompat ke belakang babi itu dan memberikan satu tebasan ke bokongnya. Perbuatannya menambah murka babi itu.

"Seni Pedang Naga_ Tarian Naga Awan!"

Fang Wei mengalirkan tenaga dalam kepada pedangnya dan menerjang siluman babi yang menjadi bingung melihat Fang Wei yang nampak seperti kain yang menari di matanya.

Kebingungan babi itu tidak bisa menghindari pedang Fang Wei yang datang begitu cepat setelah sampai di hadapannya. Pedang Fang Wei merobek tubuh babi itu hingga tumbang dan tidak bergerak lagi.

"Bukankah kau cukup kejam? Lihatlah isi perutnya keluar, rasanya pasti berkurang sembilan puluh persen!"

Cheng Qing menutupi mulutnya, sebagian usus babi itu putus dan keluar sementara Fang Wei tidak peduli, malah takjub melihat ilmu pedang itu.

***

PPPN seperti biasa up setiap hari, saya sangat mengucapkan terima kasih untuk kalian yang sudah mampir membaca dan memberi like. Itu sangat berarti...

Terpopuler

Comments

azizan zizan

azizan zizan

sedikit kejeniusan yang bener Thor.. apa yang aku baca di sini mcnya seperti orang tolol n naif gitu di mana kejeniusan nya tuh..

2025-02-09

2

Wan Trado

Wan Trado

baru nyadar juga nih.. kata kitap harusnya ditulis kitab..

2025-02-03

1

Made Suarjana

Made Suarjana

huamei menangis terseduh seduh😄😄😄

2025-01-21

1

lihat semua
Episodes
1 Kekacauan
2 Hutan Kegelapan
3 Hutan Kegelapan I
4 Hutan Kegelapan II
5 Seruling Kematian
6 Kenyataan Yang Pahit
7 Sumber Daya
8 Berburu Siluman
9 Pendekar Suci dan Iblis Hati
10 Suku Bar Bar
11 Desa Guzhou
12 Organisasi Taring Harimau
13 Klan Bangsawan Nie
14 Cabang Asosiasi Bulan Perak
15 Topeng Gagak
16 Kekuatan Dibalik Penginapan
17 Meninggalkan Kota
18 Hutan Adar
19 Wajah Yang Mirip
20 Sebuah Kerinduan
21 Pengalaman Hidup
22 Pelatihan Xiao Chen
23 Pelatihan Xiao Chen I
24 Pelatihan Xiao Chen II
25 Pelatihan Terakhir Xiao Chen
26 Sebuah Perpisahan
27 Situasi Kaifeng
28 Rumah Bayang Bayang
29 Tawaran Kerja Sama
30 Tidak Manusiawi
31 Terendus Rumah Bayang-bayang
32 Iblis Dalam Wujud Malaikat
33 Indentitas Yang Misterius
34 Mimpi Buruk
35 Berita Tidak Sedap
36 Geng Naga Merah
37 Geng Naga Merah I
38 Geng Naga Merah II
39 Geng Naga Merah III
40 Sebuah Lelang
41 Tuan Muda Klan Tang
42 Lelang Pasar Bayangan
43 Lelang Pasar Bayangan I
44 Lelang Pasar Bayangan II
45 Lelang Pasar Bayangan III
46 Lelang Pasar Bayangan IV
47 Lelang Pasar Bayangan V
48 Lelang pasar Bayangan VI
49 PENJELASAN DISKUSI
50 Lelang Pasar Bayangan VII
51 Lelang Pasar Bayangan VIII
52 Lelang Pasar Bayangan IX
53 Lelang Pasar Bayangan X
54 Lelang Pasar Bayangan XI
55 Lelang Pasar Bayangan XII
56 Pemandangan Yang Mengejutkan
57 Menara Hantu Putih
58 Menara Hantu Putih I
59 Menara Hantu Putih II
60 Menara Hantu Putih III
61 Pendekar Zuo Qing
62 Harta Pasar Bayangan
63 Kebanggaannya Runtuh
64 Keadaan Tidak Terduga
65 Situasi Kekaisaran Han
66 Akibat Keserakahan
67 Berita Yang Menggemparkan
68 Menara Harta Fenix
69 Keracunan Qi
70 Pengobatan Cheng Qing
71 Menulis Dengan Qi
72 Pengelana Berwajah Giok
73 Kekasihnya Ganas
74 Sebuah Sayembara
75 Sebuah Sayembara I
76 Sebuah Sayembara II
77 Hadiah Yang Sebenarnya
78 Nona Besar Klan Zhao
79 Sesuatu Yang Sulit
80 Meninggalkan Kota Chang'an
81 Dua Hutan Perbatasan
82 Hutan Hujan I
83 Hutan Hujan II
84 Hutan Hujan III
85 Hutan Hujan IV
86 Hutan Hujan V
87 Pendekar Naga Pencuri
88 Akar Roh
89 Tukang Pamer
90 Penjelasan Sebelum Tertidur
91 Siluman Pemilik Air Terjun
92 Kekalahan Terdalam Juan Chen
93 Mulai Berburu
94 Pemburu Kesetanan
95 Pemburu Kesetanan I
96 Pemburu Kesetanan II
97 Roh Yang Kembali
98 Ada Masalah Dengan Otak
99 Dunia yang berbeda
100 Tenaga Dalam
101 Xiao Chen Kembali
102 Kekalahan Telak
103 Persiapan Yang Lebih Pasti
104 Muslihat Di Balik Pencerahan
105 Gerbang Baru
106 Manusia Tengkorak
107 Situasi Kekaisaran Han
108 Hari Terakhir
109 Desa Tabib
110 Informasi Tak Terduga
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kekacauan
2
Hutan Kegelapan
3
Hutan Kegelapan I
4
Hutan Kegelapan II
5
Seruling Kematian
6
Kenyataan Yang Pahit
7
Sumber Daya
8
Berburu Siluman
9
Pendekar Suci dan Iblis Hati
10
Suku Bar Bar
11
Desa Guzhou
12
Organisasi Taring Harimau
13
Klan Bangsawan Nie
14
Cabang Asosiasi Bulan Perak
15
Topeng Gagak
16
Kekuatan Dibalik Penginapan
17
Meninggalkan Kota
18
Hutan Adar
19
Wajah Yang Mirip
20
Sebuah Kerinduan
21
Pengalaman Hidup
22
Pelatihan Xiao Chen
23
Pelatihan Xiao Chen I
24
Pelatihan Xiao Chen II
25
Pelatihan Terakhir Xiao Chen
26
Sebuah Perpisahan
27
Situasi Kaifeng
28
Rumah Bayang Bayang
29
Tawaran Kerja Sama
30
Tidak Manusiawi
31
Terendus Rumah Bayang-bayang
32
Iblis Dalam Wujud Malaikat
33
Indentitas Yang Misterius
34
Mimpi Buruk
35
Berita Tidak Sedap
36
Geng Naga Merah
37
Geng Naga Merah I
38
Geng Naga Merah II
39
Geng Naga Merah III
40
Sebuah Lelang
41
Tuan Muda Klan Tang
42
Lelang Pasar Bayangan
43
Lelang Pasar Bayangan I
44
Lelang Pasar Bayangan II
45
Lelang Pasar Bayangan III
46
Lelang Pasar Bayangan IV
47
Lelang Pasar Bayangan V
48
Lelang pasar Bayangan VI
49
PENJELASAN DISKUSI
50
Lelang Pasar Bayangan VII
51
Lelang Pasar Bayangan VIII
52
Lelang Pasar Bayangan IX
53
Lelang Pasar Bayangan X
54
Lelang Pasar Bayangan XI
55
Lelang Pasar Bayangan XII
56
Pemandangan Yang Mengejutkan
57
Menara Hantu Putih
58
Menara Hantu Putih I
59
Menara Hantu Putih II
60
Menara Hantu Putih III
61
Pendekar Zuo Qing
62
Harta Pasar Bayangan
63
Kebanggaannya Runtuh
64
Keadaan Tidak Terduga
65
Situasi Kekaisaran Han
66
Akibat Keserakahan
67
Berita Yang Menggemparkan
68
Menara Harta Fenix
69
Keracunan Qi
70
Pengobatan Cheng Qing
71
Menulis Dengan Qi
72
Pengelana Berwajah Giok
73
Kekasihnya Ganas
74
Sebuah Sayembara
75
Sebuah Sayembara I
76
Sebuah Sayembara II
77
Hadiah Yang Sebenarnya
78
Nona Besar Klan Zhao
79
Sesuatu Yang Sulit
80
Meninggalkan Kota Chang'an
81
Dua Hutan Perbatasan
82
Hutan Hujan I
83
Hutan Hujan II
84
Hutan Hujan III
85
Hutan Hujan IV
86
Hutan Hujan V
87
Pendekar Naga Pencuri
88
Akar Roh
89
Tukang Pamer
90
Penjelasan Sebelum Tertidur
91
Siluman Pemilik Air Terjun
92
Kekalahan Terdalam Juan Chen
93
Mulai Berburu
94
Pemburu Kesetanan
95
Pemburu Kesetanan I
96
Pemburu Kesetanan II
97
Roh Yang Kembali
98
Ada Masalah Dengan Otak
99
Dunia yang berbeda
100
Tenaga Dalam
101
Xiao Chen Kembali
102
Kekalahan Telak
103
Persiapan Yang Lebih Pasti
104
Muslihat Di Balik Pencerahan
105
Gerbang Baru
106
Manusia Tengkorak
107
Situasi Kekaisaran Han
108
Hari Terakhir
109
Desa Tabib
110
Informasi Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!