Hutan Kegelapan

Fang Wei duduk memeluk kedua lututnya, jubah Sektenya tercampur warna tanah dan sedikit lusuh sehabis melalui jalur rerumputan dan berlumpur akibat hujan.

"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak mungkin aku kembali..." gumam Fang Wei, hatinya masih sulit menerima keadaan.

Fang Wei tidak mungkin kembali ke Sekte Vila Bambu Giok yang sudah jelas diduduki oleh dua Tetua Aliran Hitam dari Lembah Hantu. Fang Wei belum mengerti mengapa Lembah Hantu bisa mengetahui keberadaan dua harta yang disembunyikan Sektenya.

Api yang dinyalakan oleh Fang Wei dengan susah payah seolah tidak mempan memberi kehangatan untuknya. Gelapnya malam di sekitarnya memberinya sedikit rasa tidak nyaman terlepas dari rasa lelahnya, lokasi Fang Wei sudah hampir sampai di sebuah Kota yang menjadi perbatasan menuju Kekaisaran Tang.

Sebetulnya Fang Wei ragu, lantaran dirinya tidak mengenal siapapun disana. Masalah lainnya Fang Wei hanya Pendekar Ahli, dengan kemampuannya sekarang juga sedang membawa dua harta yang jelas akan menjadi incaran membuat Fang Wei dilema.

"Sialan!"

Fang Wei mendengus kesal, dua harta yang membuat semuanya kacau dan membuatnya kehilangan semuanya. Fang Wei meraih Pedang Naga dan mencoba menariknya dari sarungnya.

"Apa apaan, Pedang ini rusak?" Fang Wei mengerutkan alisnya.

Nyatanya Pedang Naga itu tidak bergeming dari sarungnya, sekeras apapun Fang Wei berusaha menariknya namun sia-sia.

"Memang sudah rusak, lalu apa gunanya?" Fang Wei melempar Pedang Naga ke sampingnya, Fang Wei mulai berpikir mungkin Pedang itu sudah rusak lantaran sudah tersimpan di Goa Beku sangat lama.

Fang Wei justru mengeluarkan Kitap Naga Mengarungi Awan dari jubahnya dan mulai membalik setiap halamannya. Membacanya dengan cermat, sesekali raut wajah Fang Wei berdecak kagum.

"Naga Pedang Bersalju, ilmu ini menarik tapi... harus mempunyai tenaga dalam yang tinggi, hmm."

Fang Wei mengelus dagunya, halaman yang sedang dibacanya jelas harus memeliki kemampuan setingkat Pendekar Raja untuk menguasainya. Pandangan Fang Wei jatuh ke arah Pedang Naga lalu menatap Kitap itu lagi, nama keduanya hampir sama apa mungkin untuk dapat menarik Pedang Naga harus menguasai Kitab Naga Mengarungi Awan dulu? Begitulah yang muncul dipikiran Fang Wei.

Fang Wei lanju membaca halaman berikutnya hingga sampai di halaman terakhir, Naga Mengarungi Awan begitulah judul halaman terkahir itu.

Naga Mengarungi Awan memungkinkan penguasanya memiliki kemampuan menyatu dengan padang dan menebas lawan dengan sekali serang akan memiliki tujuh tebasan yang sama dan setiap tebasannya mencegah targetnya memperoleh kesempatan memulihkan diri mereka dengan memblokir jalur tenaga dalam lawan. Untuk menguasainya harus memiliki lima ratu tenaga dalam untuk setiap kali memakainya. Jelas penggunanya harus Pendekar Suci dengan tenaga dalam tinggi.

"Lima ratus? Banyak sekali." Fang Wei menutup Kitap Naga Mengarungi Awan lalu kembali memandangi Pedang Naga.

Fang Wei meraih Pedang Naga menatapnya lekat-lekat, untuk bertahan di Kekaisaran Tang Fang Wei setidaknya harus meningkatkan bela dirinya hingga tingkat minimal Pendeka Bergelar.

Bukan tampa alasan, di Kekaisaran Tang mempunyai aturan tidak tertulis yang lemah akan dimangsa oleh yang kuat. Fang Wei akan mengantar nyawa jika pergi dengan kemampuannya sekarang apa lagi Fang Wei adalah orang asing disana nantinya.

"Tidak ada pilihan lain." Fang Wei menghela nafas berat, Fang Wei berencana berlatih di depan hutan kegelapan dengan bantuan sedikit Pil Pecahan Bulan yang diberikan oleh Gurunya Fang Lang sebelumnya.

"Aku tidak berharap akan menggunakannya pada akhirnya, Guru Fang." Fang Wei mengelus botol Pil nya, jelas sebelumnya Fang Wei tidak mau menggunakan Pil itu, selain pemberian terakhir Gurunya sebelum Gurunya itu dikabarkan terbunuh dalam sebuah misi.

Fang Wei kemudian duduk bersila setelah menelan Pil Pecahan Bulan, keheningan malam itu membantu Fang Wei lebih tenang menyerap semua khasiat dari Pilnya. Menjelang subuh Fang Wei baru membuka mata, mulutnya melepaskan hawa dingin.

Fang Wei mengepalkan tinjunya, senyumannya tersemat. Fang Wei mencapai tingkat Pendekar Bergelar dalam semalam, memang Fang Wei hampir mencapai tingkat itu di usinya yang baru sembilan belas tahun. Fang Wei bisa saja sudah lama mencapai tingkat itu dengan bantuan Pil Pecahan Bulan, tapi Fang Wei mencoba menutupinya dengan sumber daya yang hampir setingkat dengan Pil itu. Fang Wei berfikir tidak akan menggunakannya karena ingin menyimpan pemberian terakhir Gurunya.

"Mungkin sudah cukup." Fang Wei meraih Pedang Naga dan menyamarkan jejak apinya.

Fang Wei berencana berburu siluman tingkat rendah di Hutan kegelapan yang memang terkenal sebagai rumah segala binatang buas dan siluman. Selain untuk mengambil permata siluman untuk dijual nanti sebagai bekal perjalanannya, Fang Wei akan bisa melatih kekuatannya.

☆☆☆

"Apa sebenarnya guna kalian berdua?!"

Seorang pria paruh baya menunjuk geram dua Tetua Lembah Hantu yang kini berlutut takut di hadapannya, Xue Yi dan Fen Hen berkeringat dingin.

Penyerangan di Sekte Vila Bambu Giok nyatanya tidak membawa apa apa bagi Patriak Lembah Hantu, Gui Tian.

Lembah Hantu sudah mengumpulkan lima Kitap dan sepuluh Pedang Pusaka yang menjadi penyebab kacaunya Dunia Persilatan saat ini. Tujuan Lembah Hantu mengumpulkannya jelas ingin menjadi kelompok nomor satu di seluruh Dunia Persilatan nantinya. Namun kembalinya dua Tetuanya tidak membuahkan hasil apapun membuat Gui Tian geram.

"Si tua Fei Jiu Long begitu licik, dia jelas sudah membuat salah satu muridnya mengamkan harta itu!" Fen Hen buka suara namun tetap berlutut, tidak berani mengangkat pedangnya.

"Anggota kami sudah mengacak seluruh Sekte juga Goa rahasia mereka namun..." Xue Yi tidak melanjutkan ucapannya, aura penindasan yang begitu pekatnya di arahkan ke mereka berdua.

"Cari, bila perlu gali seluruh jalan dan lokasi Sekte itu!" Gui Tian membalikkan tubuhnya meninggalkan aula tahtanya.

Gui Tian sudah tidak terlihat barulah Xue Yi dan Fen Hen berani bergerak, nafas mereka seolah sesak dengan aura Gui Tian keluarkan untuk menekan mereka berdua.

Demikian dua Tetua itu mengerahkan para bawahannya menuju lokasi Sekte Vila Bambu Giok guna melacak jejak pelaku pelarian yang membawa dua harta itu.

☆☆☆

"Sial! Sial! Sial!"

Fang Wei lari terbirit birit dikejar siluman ular lima ratus tahun, baru saja Fang Wei menghabisi dua siluman dua ratus tahun dan mengambil dua permatanya namun sialnya nasibnya bertemu seekor serigala yang kebetulan mendekat karena terpancing oleh bau darah. Fang Wei tidak menyangka Hutan Kegelapan begitu berbahaya walau tidak masuk terlalu jauh.

"Berhenti mengejarku! Dagingku tidak enak!" Fang Wei menjerit, nafasnya memburu dan panik mendapati serigala siluman itu terus mengejarnya.

Auuuu!

"Aku menyesal, aku menyesal!"

Fang Wei terus berlari, sesekali melihat ke belakang. expresinya memburuk, serigala itu seolah menyeringai ke arahnya. Berpikir betapa enaknya menikmati daging Pendekar yang sudah lama tidak dia nikmati.

"Sial!" Fang Wei menghentikan larinya, di hadapannya adalah jalan buntu di bawahnya ada jurang yang amat gelap tak berdasar.

"Saudara serigala... Dengarkan aku, dagingku benar-benar tidak berasa. Jadi, lepaskanlah aku... kasihanilah aku!"

Fang Wei lemas, serigala itu malah menyeringai melihat Fang Wei memohon. Air liurnya tidak berhenti menetes menatap Fang Wei.

Melihat serigala itu tidak berniat melepaskannya, Fang Wei menjadi geram. Fang Wei menodongkan pedangnya yang kini penuh retakan sehabis membunuh dua siluman dua ratus tahun sebelumnya.

"Nampaknya kita harus menjatuhkan saudara serigala, ck!"

Fang Wei menelan Pil pemulih satu satunya yang dimilikinya lalu maju menyerang duluan walau Fang Wei kurang yakin bisa menang karena memang sudah kelelahan.

"Ilmu Pedang Giok, membelah hujan!"

Fang Wei berputar, berikutnya melepaskan sebuah tebasan menyamping sebanyak tiga kali, setiap tebasannya meninggalkan koyak di tempat yang sama. Potongannya rapi, seolah dipotong dengan pelan dan lembut.

Luka yang diberikan Fang Wei membuat serigala itu oleng, Fang Wei tidak melewatkan kesempatan. Fang Wei melompat ke belakang serigala itu dan melapaskan tebasan yang sama dan sebuah tendangan yang mengandung tenaga dalam besar membuat tubuh siluman serigala itu jatuh ke jurang di depannya.

"Permatanya!"

Fang Wei memukul jidatnya, akibat terburu burunya malah membuatnya lupa dengan permata siluman serigala itu. Permata siluman lima ratus tahun dihargai sepuluh koin emas, namun melihat serigala itu jatuh tidak terlihat lagi membuat Fang Wei mengjambak rambutnya sendiri.

"Dasar kau bodoh, Wei!" kembali Fang Wei memukul jidatnya, detik berikutnya pandangannya buram. Pukulannya rupanya terlalu keras membuatnya hilang keseimbangan.

***

Terima Kasih untuk like kamu yang udah menyempatkan diri untuk membaca dan memberi like ya...

Terpopuler

Comments

Abang Yudhi

Abang Yudhi

Habis dari LPN nunggu bertahun-tahun tak kunjung bersambung jadi mampir kesini

2025-01-26

1

Mending didalam hutan Gei dr pd keluar nanti diburu Xue yi si Jarum Racun

2025-01-18

1

azizan zizan

azizan zizan

tertepuk jidat ku sendiri ahh aku pening a aku mau jatuh di juram...🤭🤭🤭🤭🤭

2025-02-09

1

lihat semua
Episodes
1 Kekacauan
2 Hutan Kegelapan
3 Hutan Kegelapan I
4 Hutan Kegelapan II
5 Seruling Kematian
6 Kenyataan Yang Pahit
7 Sumber Daya
8 Berburu Siluman
9 Pendekar Suci dan Iblis Hati
10 Suku Bar Bar
11 Desa Guzhou
12 Organisasi Taring Harimau
13 Klan Bangsawan Nie
14 Cabang Asosiasi Bulan Perak
15 Topeng Gagak
16 Kekuatan Dibalik Penginapan
17 Meninggalkan Kota
18 Hutan Adar
19 Wajah Yang Mirip
20 Sebuah Kerinduan
21 Pengalaman Hidup
22 Pelatihan Xiao Chen
23 Pelatihan Xiao Chen I
24 Pelatihan Xiao Chen II
25 Pelatihan Terakhir Xiao Chen
26 Sebuah Perpisahan
27 Situasi Kaifeng
28 Rumah Bayang Bayang
29 Tawaran Kerja Sama
30 Tidak Manusiawi
31 Terendus Rumah Bayang-bayang
32 Iblis Dalam Wujud Malaikat
33 Indentitas Yang Misterius
34 Mimpi Buruk
35 Berita Tidak Sedap
36 Geng Naga Merah
37 Geng Naga Merah I
38 Geng Naga Merah II
39 Geng Naga Merah III
40 Sebuah Lelang
41 Tuan Muda Klan Tang
42 Lelang Pasar Bayangan
43 Lelang Pasar Bayangan I
44 Lelang Pasar Bayangan II
45 Lelang Pasar Bayangan III
46 Lelang Pasar Bayangan IV
47 Lelang Pasar Bayangan V
48 Lelang pasar Bayangan VI
49 PENJELASAN DISKUSI
50 Lelang Pasar Bayangan VII
51 Lelang Pasar Bayangan VIII
52 Lelang Pasar Bayangan IX
53 Lelang Pasar Bayangan X
54 Lelang Pasar Bayangan XI
55 Lelang Pasar Bayangan XII
56 Pemandangan Yang Mengejutkan
57 Menara Hantu Putih
58 Menara Hantu Putih I
59 Menara Hantu Putih II
60 Menara Hantu Putih III
61 Pendekar Zuo Qing
62 Harta Pasar Bayangan
63 Kebanggaannya Runtuh
64 Keadaan Tidak Terduga
65 Situasi Kekaisaran Han
66 Akibat Keserakahan
67 Berita Yang Menggemparkan
68 Menara Harta Fenix
69 Keracunan Qi
70 Pengobatan Cheng Qing
71 Menulis Dengan Qi
72 Pengelana Berwajah Giok
73 Kekasihnya Ganas
74 Sebuah Sayembara
75 Sebuah Sayembara I
76 Sebuah Sayembara II
77 Hadiah Yang Sebenarnya
78 Nona Besar Klan Zhao
79 Sesuatu Yang Sulit
80 Meninggalkan Kota Chang'an
81 Dua Hutan Perbatasan
82 Hutan Hujan I
83 Hutan Hujan II
84 Hutan Hujan III
85 Hutan Hujan IV
86 Hutan Hujan V
87 Pendekar Naga Pencuri
88 Akar Roh
89 Tukang Pamer
90 Penjelasan Sebelum Tertidur
91 Siluman Pemilik Air Terjun
92 Kekalahan Terdalam Juan Chen
93 Mulai Berburu
94 Pemburu Kesetanan
95 Pemburu Kesetanan I
96 Pemburu Kesetanan II
97 Roh Yang Kembali
98 Ada Masalah Dengan Otak
99 Dunia yang berbeda
100 Tenaga Dalam
101 Xiao Chen Kembali
102 Kekalahan Telak
103 Persiapan Yang Lebih Pasti
104 Muslihat Di Balik Pencerahan
105 Gerbang Baru
106 Manusia Tengkorak
107 Situasi Kekaisaran Han
108 Hari Terakhir
109 Desa Tabib
110 Informasi Tak Terduga
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Kekacauan
2
Hutan Kegelapan
3
Hutan Kegelapan I
4
Hutan Kegelapan II
5
Seruling Kematian
6
Kenyataan Yang Pahit
7
Sumber Daya
8
Berburu Siluman
9
Pendekar Suci dan Iblis Hati
10
Suku Bar Bar
11
Desa Guzhou
12
Organisasi Taring Harimau
13
Klan Bangsawan Nie
14
Cabang Asosiasi Bulan Perak
15
Topeng Gagak
16
Kekuatan Dibalik Penginapan
17
Meninggalkan Kota
18
Hutan Adar
19
Wajah Yang Mirip
20
Sebuah Kerinduan
21
Pengalaman Hidup
22
Pelatihan Xiao Chen
23
Pelatihan Xiao Chen I
24
Pelatihan Xiao Chen II
25
Pelatihan Terakhir Xiao Chen
26
Sebuah Perpisahan
27
Situasi Kaifeng
28
Rumah Bayang Bayang
29
Tawaran Kerja Sama
30
Tidak Manusiawi
31
Terendus Rumah Bayang-bayang
32
Iblis Dalam Wujud Malaikat
33
Indentitas Yang Misterius
34
Mimpi Buruk
35
Berita Tidak Sedap
36
Geng Naga Merah
37
Geng Naga Merah I
38
Geng Naga Merah II
39
Geng Naga Merah III
40
Sebuah Lelang
41
Tuan Muda Klan Tang
42
Lelang Pasar Bayangan
43
Lelang Pasar Bayangan I
44
Lelang Pasar Bayangan II
45
Lelang Pasar Bayangan III
46
Lelang Pasar Bayangan IV
47
Lelang Pasar Bayangan V
48
Lelang pasar Bayangan VI
49
PENJELASAN DISKUSI
50
Lelang Pasar Bayangan VII
51
Lelang Pasar Bayangan VIII
52
Lelang Pasar Bayangan IX
53
Lelang Pasar Bayangan X
54
Lelang Pasar Bayangan XI
55
Lelang Pasar Bayangan XII
56
Pemandangan Yang Mengejutkan
57
Menara Hantu Putih
58
Menara Hantu Putih I
59
Menara Hantu Putih II
60
Menara Hantu Putih III
61
Pendekar Zuo Qing
62
Harta Pasar Bayangan
63
Kebanggaannya Runtuh
64
Keadaan Tidak Terduga
65
Situasi Kekaisaran Han
66
Akibat Keserakahan
67
Berita Yang Menggemparkan
68
Menara Harta Fenix
69
Keracunan Qi
70
Pengobatan Cheng Qing
71
Menulis Dengan Qi
72
Pengelana Berwajah Giok
73
Kekasihnya Ganas
74
Sebuah Sayembara
75
Sebuah Sayembara I
76
Sebuah Sayembara II
77
Hadiah Yang Sebenarnya
78
Nona Besar Klan Zhao
79
Sesuatu Yang Sulit
80
Meninggalkan Kota Chang'an
81
Dua Hutan Perbatasan
82
Hutan Hujan I
83
Hutan Hujan II
84
Hutan Hujan III
85
Hutan Hujan IV
86
Hutan Hujan V
87
Pendekar Naga Pencuri
88
Akar Roh
89
Tukang Pamer
90
Penjelasan Sebelum Tertidur
91
Siluman Pemilik Air Terjun
92
Kekalahan Terdalam Juan Chen
93
Mulai Berburu
94
Pemburu Kesetanan
95
Pemburu Kesetanan I
96
Pemburu Kesetanan II
97
Roh Yang Kembali
98
Ada Masalah Dengan Otak
99
Dunia yang berbeda
100
Tenaga Dalam
101
Xiao Chen Kembali
102
Kekalahan Telak
103
Persiapan Yang Lebih Pasti
104
Muslihat Di Balik Pencerahan
105
Gerbang Baru
106
Manusia Tengkorak
107
Situasi Kekaisaran Han
108
Hari Terakhir
109
Desa Tabib
110
Informasi Tak Terduga

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!