part 5

Pagi di Kediaman Keluarga Althair

Fajar mulai menyingsing, menandakan awal hari yang baru. Di dalam rumah keluarga Althair, aktivitas sudah dimulai sejak dini. Suara lantunan Al-Qur’an terdengar dari mushala kecil di dalam rumah, di mana Azham Althair dan kedua putranya sedang melaksanakan shalat Subuh berjamaah.

Setelah shalat, Azham memberikan sedikit tausiyah kepada Fayyaz dan Raziq

"Ingat, Nak, ilmu agama dan ilmu dunia harus berjalan seiring. Jangan hanya memahami hukum-hukum Islam, tapi juga bagaimana menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari."

Fayyaz dan Raziq mengangguk dengan takzim.

Setelah selesai, mereka bersiap untuk aktivitas masing-masing. Raziq, sebagai santri di pesantren keluarga mereka, memiliki jadwal hafalan dan qira'ah sejak pagi. Sementara itu, Fayyaz bersiap berangkat ke sekolah.

Di meja makan, Shalihah Yasmin sudah menyiapkan sarapan.

"Fayyaz, sarapan dulu sebelum berangkat," ujar sang ibu dengan lembut.

Fayyaz duduk dan mulai menyantap makanannya. Di sebelahnya, Raziq masih asyik mengulang hafalan.

"Kak, tadi malam aku mimpi jadi imam di Masjidil Haram," ujar Raziq tiba-tiba.

Fayyaz tersenyum kecil. "Mimpi yang luar biasa. Semoga jadi kenyataan."

Shalihah mengusap kepala putranya. "Doa yang baik pasti didengar oleh Allah, Nak. Teruslah berusaha."

Setelah selesai makan, Fayyaz berpamitan.

"Abi, Umi, saya berangkat dulu."

Azham menepuk pundaknya. "Jaga akhlak, jaga pandangan, dan manfaatkan waktumu dengan baik."

Fayyaz mengangguk. Seperti biasa, sebelum berangkat, ia mengambil mushaf kecil di meja, menciumnya, lalu menyimpannya kembali.

Kemudian, ia melangkah keluar, siap menghadapi hari yang baru di sekolah.

Di Kediaman Keluarga Aqiyah

Cahaya matahari pagi mulai menerobos masuk ke dalam rumah. Suasana di dalam rumah sudah mulai ramai dengan aktivitas pagi. Zunaira Naifah sedang menyiapkan sarapan di dapur, sementara Sufyan Ashari duduk di ruang keluarga, membaca berita di ponselnya.

Di meja makan, Khalid Al-Farez sedang mengunyah roti dengan santai.

"Kak Aqiyah mana?" tanyanya sambil melirik ke arah dapur.

Tak lama kemudian, Aqiyah muncul dengan seragam sekolah rapi, Hijab tertata dengan baik.

"Aku di sini, Khalid. Udah siap berangkat sekolah?"

Khalid mengangguk sambil menyeruput susu. "Siap! Hari ini aku ada presentasi."

Zunaira tersenyum. "MasyaAllah, semoga lancar, Nak."

Sufyan melipat tangannya di dada. "Jangan hanya berani di rumah, Khalid. Tunjukkan kalau kamu juga bisa tampil percaya diri di depan kelas."

Khalid menyeringai. "Tenang, Ayah Aku anakmu, masa gak bisa?"

Semua tertawa kecil.

Setelah sarapan selesai, mereka bersiap berangkat. Aqiyah merapikan tasnya, sementara Khalid memasang sepatunya dengan cepat.

Sebelum pergi, Sufyan berpesan.

"Jaga sikap, hormati guru, dan jangan lupa ibadahnya."

Zunaira menatap kedua anaknya dengan penuh kasih sayang. "Semoga hari ini berkah, Nak."

Setelah berpamitan, Aqiyah dan Khalid berangkat ke sekolah masing-masing, siap menghadapi hari yang baru.

Kejadian Tak Terduga~~

Aqiyah dan Esha baru saja tiba di sekolah. Seperti biasa, Esha mengeluh tentang betapa dia masih mengantuk, sementara Aqiyah hanya bisa menggeleng melihat temannya yang selalu kurang tidur.

Mereka berjalan menuju kelas sambil mengobrol, tetapi tiba-tiba…

BRAK!

Seorang siswa laki-laki terjatuh di depan mereka. Buku-bukunya berserakan di lantai.

"Astaghfirullah, hati-hati dong!" seru Esha refleks.

Aqiyah segera berjongkok membantu memungut buku-buku yang jatuh. Saat itulah dia melihat wajah siswa tersebut—Ilham.

"Kak Ilham? Kenapa bisa jatuh kk?" tanya Aqiyah heran.

Ilham menggaruk kepalanya, tampak sedikit malu. "Hehe… aku buru-buru, terus kepeleset."

Esha terkikik. "Heh gimana sih? Udah gede masih suka jatuh."

Ilham mendengus kesal. "Ya namanya juga kecelakaan!"

Tiba-tiba, seseorang menghampiri mereka. Fayyaz.

Ia menatap Ilham dengan ekspresi datarnya.

" kenapa?" tanyanya singkat.

Ilham berdiri sambil membersihkan seragamnya. "Gak apa-apa, cuma terpeleset."

Fayyaz tidak berkata apa-apa lagi, hanya melihat sekilas lalu berjalan pergi. Namun, sebelum benar-benar pergi, dia sempat melirik sekilas ke arah Aqiyah yang masih memegang buku Ilham.

Aqiyah segera menyerahkan buku itu kembali kepada Ilham. "Nih, kak hati-hati lain kali."

Ilham tersenyum. "Makasih, ya. Aku hutang budi sama kalian."

Esha menepuk pundaknya. "Hutang budi boleh, tapi jangan jatuh lagi, ya."

Setelah kejadian itu, mereka pun masuk ke kelas seperti biasa.

Di Dalam Kelas –

Ketika pelajaran pertama dimulai, guru masuk ke dalam kelas dengan wajah penuh semangat.

"Anak-anak, hari ini kita akan melakukan sesuatu yang berbeda!"

Kembali ke Diskusi Kelompok

Guru tersenyum sambil menatap para siswa.

"Seperti yang kalian tahu, Ilham, Fayyaz dan kakak kelas kalian yg lain akan segera menghadapi ujian praktik sebelum mereka lulus. Jadi, kita akan melanjutkan diskusi kelompok yang kemarin. Ini juga bagian dari penilaian mereka."

Beberapa siswa berseru pelan, ada yang mengangguk paham, ada juga yang tampak malas karena harus berdiskusi lagi.

Sementara itu, Aqiyah diam di tempatnya, berpikir. "Berarti aku bakal satu kelompok lagi sama Fayyaz dan Ilham?"

Di sebelahnya, Esha menahan tawa kecil. "Qi, ini takdir atau cobaan, sih?" bisiknya jahil.

Aqiyah melirik tajam. "Sha, tolong… gak usah drama."

Dari barisan depan, Ilham mengangkat alis ke arah Fayyaz.

"Gimana, bro? Kita bakal ‘dipaksa’ ngobrol lagi sama mereka."

Fayyaz hanya menutup bukunya dengan tenang, tanpa ekspresi. "Diskusi, bukan ngobrol."

Ilham terkekeh. "Sama aja. Udah lah, kita harus banyak ngomong kalau mau nilai kita bagus."

Akhirnya, semua murid mulai berkumpul sesuai kelompok masing-masing.

Diskusi Dimulai

Guru menuliskan topik di papan tulis:

“Bagaimana Islam Mengatasi Konflik Sosial dalam Masyarakat?”

Ilham bersiul pelan. "Wah, masih nyambung sama yang kemarin, ya?"

Esha mengangguk. "Iya, tapi kali ini kita harus lebih mendalam karena masuk ke penilaian."

Aqiyah membuka catatannya, mencoba fokus. Sementara itu, Fayyaz diam, hanya memperhatikan diskusi yang mulai berjalan.

"Jadi, gimana? Kita bahas dari mana dulu?" tanya Ilham.

Aqiyah berpikir sebentar. "Mungkin dari sebab-sebab konflik dulu?"

Fayyaz akhirnya bersuara, singkat tapi padat.

"Sebab konflik ada banyak. Perbedaan kepentingan, kesalahpahaman, atau kezaliman."

Ilham mengangguk cepat. "Setuju. Nah, gimana cara Islam menyelesaikannya?"

Aqiyah menatap buku catatannya. "Kemarin kita sudah bahas islah atau perbaikan. Tapi, dalam Islam juga ada konsep musyawarah, saling menasihati, dan memberi maaf."

Esha menambahkan, "Terus, kalau konflik udah parah banget?"

Fayyaz menjawab lagi, suaranya tenang.

"Kalau sudah tidak bisa didamaikan dengan baik, maka ada hukum-hukum syariat yang mengaturnya. Seperti dalam sejarah, Rasulullah pernah menghadapi berbagai konflik, dan penyelesaiannya selalu sesuai dengan keadaan. Ada yang melalui diplomasi, ada yang dengan hukum qisas, ada juga yang harus berperang."

Ilham menghela napas panjang. "Jadi, tergantung situasi?"

Fayyaz mengangguk.

"Iya. Islam bukan hanya agama ibadah, tapi juga agama yang mengatur kehidupan sosial."

Esha berbisik pelan ke Aqiyah.

"Qi, dia tuh kalau udah ngomong kayak ustaz, ya?"

Aqiyah tetap menulis, pura-pura tak mendengar.

Namun, dalam hati, ia setuju.

~~Presentasi Hasil Diskusi

Setelah berdiskusi cukup lama, akhirnya setiap kelompok diminta menyampaikan hasilnya di depan kelas.

Guru berdiri di depan sambil tersenyum.

"Baik, sekarang kita akan mendengarkan hasil diskusi kalian. Setiap kelompok, silakan tunjuk satu atau dua perwakilan untuk menyampaikan."

Kelompok Aqiyah saling pandang.

Ilham langsung menunjuk dirinya sendiri. "Aku duluan!" katanya semangat.

Esha terkekeh. "Silakan, Kak Ilham."

Ilham berdiri dengan percaya diri. "Baik, kelompok kami membahas tentang bagaimana Islam mengatasi konflik sosial. Pada dasarnya, konflik itu muncul karena perbedaan kepentingan, kesalahpahaman, atau kezaliman. Tapi, Islam sudah punya solusi."

Ia menoleh ke Aqiyah. "Aqiyah, mau lanjut?"

Aqiyah sedikit terkejut, tapi ia segera berdiri.

"Dalam Islam, ada beberapa cara menyelesaikan konflik. Pertama, dengan islah atau perbaikan. Jika ada dua kelompok yang berselisih, maka harus didamaikan sesuai dengan Surah Al-Hujurat ayat 9."

Fayyaz, yang duduk tenang di kursinya, menambahkan tanpa perlu berdiri.

"Selain islah, ada juga musyawarah, sebagaimana dalam Surah Asy-Syura ayat 38. Jika musyawarah tidak berhasil, maka Islam memiliki sistem hukum, seperti qisas dan diyat, yang bertujuan untuk menjaga keadilan."

Semua siswa mendengarkan dengan serius.

Ilham melanjutkan dengan semangat.

"Intinya, Islam itu gak cuma ngajarin ibadah, tapi juga bagaimana kita berperilaku di masyarakat. Bukan cuma urusan pribadi, tapi juga sosial!"

Guru tersenyum puas. "Bagus sekali. Terima kasih, kelompok ini telah menjelaskan dengan jelas. Silakan duduk."

Setelah semua kelompok selesai presentasi, guru mengakhiri sesi.

"Baik, diskusi hari ini sangat bermanfaat. Ini juga pengalaman bagi kalian untuk berdiskusi dengan kakak kelas. Dan untuk Ilham serta Fayyaz, ini bagian dari nilai praktik kalian. Semoga bermanfaat."

Sesi diskusi pun berakhir, dan akhirnya kelas kembali ke jadwal pelajaran seperti biasa.

____

Setelah semua pelajaran selesai, murid-murid mulai berkemas untuk pulang.

Esha menepuk pundak Aqiyah. "Qi, kita hari ini kerja kelompok lagi gak?"

Aqiyah menggeleng. "Kayaknya enggak. Udah cukup diskusinya hari ini."

Ilham melewati mereka sambil bersiul. "Makasih ya, adik-adik, udah bantuin kita belajar." katanya bercanda.

Esha menyeringai. "Sama-sama, Kak."

Sementara itu, Fayyaz sudah berjalan keluar kelas lebih dulu. Seperti biasa, tanpa banyak bicara.

Aqiyah memperhatikannya sebentar.

"Dia benar-benar misterius…" pikirnya.

Terpopuler

Comments

Afiq Danial Mohamad Azmir

Afiq Danial Mohamad Azmir

Mantap!

2025-02-13

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!