POV Rainer

Rainer berlari kearahnya dan mengeluarkan pukulan kearah pelipis

"Bangsat kira kira kalo nendang bola kalo loe berani sama gue"

Amuk Rainer sambil terus memukuli anak tersebut. Teman-teman anak tersebut lari membantu memisahkan Rainer tetapi Rainer malah makin kalap hingga dia memukuli siapa saja yang memisahkan dia.

"Hey.. Rainer.."

Rainer melirik lalu... Plaaaak..

Suara pipi Rainer di tempeleng pa Ibnu guru olahraga, Bukannya takut malahan Rainer akan memukul balik pada pa ibnu.

"Ner... Jangan.." Terdengar lirih Renata, Rainer melirik terus mendekati Renata yang terbaring dipinggir lapangan.

"Mut.. Kamu ga papa kan?"

Sambil memeluk Renata dan menyandarkan kepala Renata ke paha Rainer

"Gak papa.. Ner kenapa kamu kok cepet marah, gampang mukul" Lirih Renata

"Mut, aku ga akan diam kalo liat kamu kenapa-kenapa secara cuma kamu yang selalu perhatian ke aku" Rainer sambil terisak menangis

"Makasih Ner. Aku gak apa-apa, Aku juga sayang sama kamu. Tapi kalo deket aku, kamu jangan cepat marah yah..aku takut.. Trus jangan cepet emosi pikir dulu pake kepala dingin" ucap Renata pelan

"Yah mut.. Aku janji.. Tp kamu jangan tinggalin aku"

Renata tersenyum sendu.

Dari rasa sayang dan perhatian berlebih dari Renata ke Rainer, membuat hati Rainer jatuh hati dan tidak rela jika ada seseorang menyakiti Renata.

...----------------...

4 bulan kemudian...

Di ujung halaman sekolah depan ruang UKS terdapat bangku di bawah pohon mangga. Terlihat 2 orang bocah berlainan jenis sedang duduk berdampingan terlihat sedang tertawa ria, Meskipun tidak terlihat mesra tapi terkesan sangat romantis.

Dua bocah itu adalah Rainer dengan Renata.

Rainer terlihat memegang potongan-potongan foto kedekatan mereka, terlihat tertawa disaat sedang membahas momen disaat foto diambil.

"Mut liat ini muka kamu keliatan lucu saat disiram air comberan sm si cahyo hahaha.."

(dalam foto terlihat muka Renata yang merengut menahan bau dari air comberan)

"Iii.. Ih.. Kamu ga tau itu airnya bau banget sampai muntah nyiumnya.."

"Haha.. " Gelak Rainer

"Nih liat foto kamu waktu disuruh pasang foto presiden dikelas eh ga taunya jatuh.. Liat nih celananya sobek sampe dalemannya. Itunya keliatan hihihi" ledek Renata.

"Ih kamu mesum mut.. Sampe merhatiin Rainer junior segala"

"Apaan sih kan ga sengaja kali" Sambil mencubit pinggang Rainer

Terlihat tawa canda sepasang bocah. Kemudian mereka terdiam sambil menatap jalan yg penuh pedagang jajanan sekolah.

Renata menghela nafas kemudian dia berkata dengan lirih

"Ner... Lusa Ayahku dapat panggilan tugas keluar kota seluruh keluargaku akan pindah. Tapi aku gak mau ninggalin kamu. Nanti kamu gimana makannya gak ada yg nyiapin"

Tanpa disadarinya, Renata telah jatuh hati pada Rainer diusianya yang masih belia.

Rainer menatap tajam, kemudian dia tersenyum.

"Akh emang gak ada situ aku gak makan? kan ada papa trus ada bi asih yg sering masakin aku"

Meskipun tersenyum tak bisa menutupi kesedihan di wajah Rainer.

"Bukan itu Ner, aku gak mau ninggalin kamu" ucap Renata terpotong dan terdiam. "Aku sayang kamu, aku cinta kamu.."

Lirih kecil Renata, dan terlihat muka Renata memerah menahan malu saat mengungkapkan perasaan hatinya.

Rainer terdiam, lalu dia tersenyum lalu memegang tangan Renata.

"Muut.. Aku juga sayang kamu sebenernya akupun gak mau jauh dari kamu. Tapi kita masih kelas 6 SD , kata orang kita masih cinta monyet.. Mungkin kalo kita dewasa mungkin.."

"Gak Ner.. Aku yakin dengan perasaan ini" Potong renata

Sambil mengelus kepala Renata "Mut.. Kalo boleh jujur aku sangat keberatan jika kamu pergi, dan pastinya aku sangat kehilangan kamu, Cuma kamu yg bisa ngertiin aku disaat cobaan datang kamu memberi semangat dan perhatian, membuat hari hariku ceria , dan aku juga yakin akan perasaan aku bahwa aku juga sayang kamu, tapi kita masih ingusan jalan kita masih panjang" Ucap Rainer Sambil menghembuskan nafas.

"Mut, Bulan lalu aku berjanji aku ga akan marah kalo ada kamu disamping aku. Sekarang aku janji lagi, aku akan buktikan tentang perasaanku Jika kamu emang jodohku 15 tahun dari sekarang, aku akan menunggu mu disini. Menanti kamu.. Apa kamu keberatan?"

Renata meneteskan air mata mendengar keseriusan Rainer, dia yakin bahwa Rainer kecil adalah belahan jiwanya.

Renata mengangguk kecil, kemudian dia mengeluarkan kotak kayu kecil yg berlubang kunci perak Lalu mengambil semua potongan foto kedalam kotak lalu menguncinya.

"Ner, kotak ini berisi kenangan kita, aku akan simpan dan kuncinya kamu pegang. Disaat kita ketemu nanti kita akan membuka dan melanjutkan kenangan kita bersama. Jangan kamu hilangkan kunci ini sebagai bukti kamu menanti aku. Dan aku pun berjanji akupun akan menunggu kamu akan ku buktikan janji itu dengan menjaga kotak kenangan kita ini." Ujar Renata sambil menyerahkan kunci perak kecil.

Rainer tersenyum dan mengangguk kemudian terdengar lonceng sekola berbunyi.. Teeettt...

...----------------...

Tiing toooong...

Rainer terhenyak dari lamunannya terdengar dari luar suara memanggil dia

"Hey cing loe ada didalam.."

"Gila nih si cacing apa dia gak ada Bim?"

"Gak tau. Bobun, Coba loe telepon si cacing"

Terdengar suara si bima dengan guntur alias kebo bunting panggilannya disingkat bobun (karena badannya gemuk berisi) di depan rumah Rainer.

"Yaaa.. Tunggu bentar"

Kleek..Pintu terbuka..

Guntur langsung nyosor kedalam celingak celinguk ke tiap ruangan..

"Gada sapa sapa bim.. Eh cing loe nyembunyiin dimana loe anak gadis orang.. ??"

"Haa.. Apaan sih loe datang-datang langsung nuduh gue nyembunyiin anak orang emang gue apaan..!!"

"Haha.." gelak bima tertawa.

"Habisnya loe dari tadi diketuk-ketuk lama keluarnya lg nanggung yah"

"Haha.. Bisa aja loe dasar kebo bunting omes aja otak loe. Gue ketiduran, Eh mana si dai?" panggilan badai sama si onet panggilan sakti diambil dari kera sakti alias monyet..

"Bentar lagi dateng. ada apa sih tumben loe panggil kita-kita apalagi dah dapat cemceman si Lona loe mana sempat kumpul-kumpul"

Rainer tersenyum mendengar ledekan si bimbim.

"Makanya dah lama kita ga kumpul gue sekarang pengen kumpul.. kangen nih..!!"

"Iihh jijay si cacing, kangen katanya lebay amat.. jangan-jangan loe dah maho..Hahahaha"

Terdengar suara motor terlihat badai dengan sakti berboncengan.

"Tuh kalo loe pengen tau cowo maho" tunjuk Rainer ke arah motor terlihat sakti memeluk erat badai yang di bonceng dibelakangnya.

"Hahahahaha" tawa mereka barengan..

"Ada apa ? kok nertawain gue"

"Loe maho net"

"Engga, emang kenapa?"

"Kenapa kok di bonceng mesra banget meluknya hahaha"

"Jirrr najis.. Gue meluk si dai itu jok motor mau copot. Motor aja gede joknya dah musti di lem biru"

Badai mendekat.

"Haloww bro apa kabar terlihat genit. Sorry telat gue lagi kangen sama si onet makanya jalan jalan dulu melepas rindu"

sambil mengerlingkan mata dengan genit ke arah sakti.

"Hahaha.." yang lain tertawa melihat canda si badai

Najisss Loe pada. Ga level gue sama cowok kayak si dai.. Emang gue cowok apaan Hahaha.." Sakti pun ikut tertawa

Canda tawa mereka berlima saling bercerita melepas rasa kangen, meskipun mereka satu kota tapi jarang bertemu berkumpul bersama hanya guntur dan bima yang mungkin boleh dibilang sering ketemu Rainer karena satu kampus.

"Ngomong-ngomong lo ada apa sih kok tumben-tumbenan nyuruh kumpul" ucap Dai.

"Yah gue kangen aja inget masa lalu waktu SMP sama SMA" Ujar Rainer.

"Dan gue mau ngajak kalian nemenin gue jalan-jalan ke kota gue waktu kecil. Kampung halaman bokap gue" Sambung Rainer

"Gue sih seneng aja cing, apalagi akomodasinya loe yang nanggung.. Tul gak Bim" Sela Guntur

"Heeh.."

"Ah loe Ting dasar gretongan.. Kapan cing kita pergi gue sih oke aja maklum pengangguran" Ucap Badai

"Sama gue juga ngikut aja kapan lagi kita main barengan.." Potong Sakti

"Kalo kalian siap besok sore kita pergi gimana? mumpung skripsi gue dah kelar, gue mau refreshing dulu seminggu. Kita jalan darat aja"

"Oke dah besok kita kumpul ditempat nongkrong kita di warung mang asep (kios tempat mereka berkumpul dekat sma mereka) jam 3 Jangan terlalu siang, oke?"

"Siap komandan.." Jawab mereka berbarengan

"Ner,.. Gue boleh bawa cewek gue gak?!" Ucap Guntur dengan serius

"Terserah kalian asal nanti jangan macam-macam anak orang tuh.. !!"

Bima menyahut "Sante aja bro, tapi Ngomong-ngomong loe bawa si Lona gak?"

Rainer tersenyum sambil menghela nafas. "Gak, gue dah udahan dengan dia"

"Beu dasar jones sejati" ujar Guntur..

"Hahaha.."

Hanya Dai yang diam memikirkan sikap Rainer ketika ditanya tentang Lona,

"ini pasti ada sesuatu akan ku cari info" Pikir Badai.

Sebenernya yg lain pun tau perubahan Rainer, hanya saja tidak mau merusak momen kebersamaan mereka.

Episodes
1 Prolog
2 POV Rainer
3 POV Rainer
4 POV Rainer
5 POV Rainer
6 POV Rainer
7 POV Lona
8 POV Lona
9 POV Lona
10 Lona Hamil
11 Penggerebekan
12 Lona hampir bunuh diri
13 Pindah Rumah
14 Siapa kah Renata ?
15 Rencana Liburan
16 POV Renata. Janji Temu
17 POV Rainer. Janji Temu
18 Masa Lalu Keluarga Rainer
19 Kenangan Pahit
20 Up
21 Renata Cilik
22 Kedatangan Pak Surya
23 Kasih sayang seorang ibu
24 Wanita Misterius
25 15 JULI
26 Pertemuan Rainer & Renata
27 Ciuman hangat
28 Kepercayaan
29 Guntur & Vidya
30 Guntur & Vidya
31 Bima & Sarah
32 Bima & Sarah
33 Masalah Baru ?
34 Khawatir
35 Ku Kan selalu ada untukmu
36 Menyusun Rencana
37 Beraksi
38 Balas dendam Bang Iwan
39 Dia bukan ibu ku
40 Asa Yang Terbuang
41 POV Lona
42 Kemunculan Ika cs
43 Ikatan Batin
44 Soffie Maradheta
45 Soffie & Hendra
46 Soffie & Hendra
47 Pertemuan pertama Soffie & Surya
48 Surya melamar Soffie
49 Pernikahan Surya & Soffie
50 Kembali nya Hendra
51 Kepergok Selingkuh
52 Penyesalan
53 Putri
54 Meniti Asa Yang Sempat Terbuang
55 Memulai Hidup Baru
56 Kebenaran dibalik semuanya..
57 Penyesalan Surya
58 Lona & Rena
59 Dua Cahaya Lentera
60 Soffie dan putri nya
61 Pelangi di saat Badai
62 Nanang & Eka
63 BARA DALAM HATI​
64 Pernikahan Surya & Asih
65 Hendrik ?
66 ......
67 Munculnya Mentari Yang Tenggelam (1)
68 Munculnya Mentari Yang Tenggelam (2)
69 OTW
70 Penyakit Soffie
71 Penyesalan Surya & Soffie
72 Ajakan Hidup Bersama
73 Poligami
74 HILANGNYA AKAL SEHAT (1)
75 HILANGNYA AKAL SEHAT (2)
76 Penyesalan Rainer
77 Bangkit Di Atas Penyesalan
78 SECERCAH HARAPAN
79 Kembalinya Keluarga Surya
80 Pulang
81 Pengantin Baru
82 MELEPAS IMPIAN MERAIH HARAPAN
83 Rencana Rainer
84 BIAR CINTA YANG MEMILIH (1)
85 Strategi Sakti Cs
86 BIAR CINTA YANG MEMILIH (2)
87 BIAR CINTA YANG MEMILIH (3)
88 Kecemburuan IKA
89 Masa lalu Rainer & Lona (1)
90 Masa Lalu Rainer & Lona (2)
91 Masa Lalu Ika yang Kelam
92 BUNGA MIMPI ?
93 ....
94 Roni Bedul di Ringkus
95 .....
96 ......
97 Interogasi Guntur ke Ika
98 Ratapan Ika
99 Cowok Masa Kecil Ika
100 Siasat Bang Iwan
101 Yongki masuk Perangkap
102 Pilihan Kematian Yongki
103 ...
104 ....
105 Ika Pradita
106 ....
107 Pembalasan sadis Arief
108 ....
109 Perasaan Renata
110 ....
111 ....
112 ....
113 .....
114 Kebenaran dibalik sosok Ika
115 Ika Meninggal
116 Pemakaman Ika
117 Surat Untuk Rainer
118 .....
119 TERPAAN PUNCAK GELOMBANG BADAI
120 .....
121 ....
122 .....
123 ....
124 POV Andi
125 ....
126 .....
127 .....
128 .....
129 ......
130 .....
131 Putri di selamatkan
132 .....
133 KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (1)
134 KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (2)
135 Shen Chen
136 ....
137 ....
138 .....
139 .....
140 Balas dendam Joko (1)
141 Balas dendam Joko (2)
142 Balas dendam Jamal
143 .....
144 ....
145 Rencana Hendrik gagal
146 ....
147 ....
148 FINAL REVENGE (1)
149 FINAL REVENGE (2)
150 FINAL REVENGE (3)
151 FINAL REVENGE (4)
152 FINAL REVENGE (5)
153 FINAL REVENGE (6)
154 FINAL REVENGE (7)
155 FINAL REVENGE (8)
156 FINAL REVENGE (9)
157 FINAL REVENGE (10)
158 FINAL REVENGE (11)
159 FINAL REVENGE (12)
160 FINAL REVENGE (13)
161 FINAL REVENGE (14)
162 FINAL REVENGE (15)
163 FINAL REVENGE (16)
164 FINAL REVENGE (17)
165 FINAL REVENGE (18)
166 FINAL REVENGE (19)
167 FINAL REVENGE (20)
168 FINAL REVENGE (21)
169 FINAL REVENGE (22)
170 FINAL REVENGE (23)
171 FINAL REVENGE (24)
172 FINAL REVENGE (25)
173 KU KAN SELALU MENUNGGU MU...
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Prolog
2
POV Rainer
3
POV Rainer
4
POV Rainer
5
POV Rainer
6
POV Rainer
7
POV Lona
8
POV Lona
9
POV Lona
10
Lona Hamil
11
Penggerebekan
12
Lona hampir bunuh diri
13
Pindah Rumah
14
Siapa kah Renata ?
15
Rencana Liburan
16
POV Renata. Janji Temu
17
POV Rainer. Janji Temu
18
Masa Lalu Keluarga Rainer
19
Kenangan Pahit
20
Up
21
Renata Cilik
22
Kedatangan Pak Surya
23
Kasih sayang seorang ibu
24
Wanita Misterius
25
15 JULI
26
Pertemuan Rainer & Renata
27
Ciuman hangat
28
Kepercayaan
29
Guntur & Vidya
30
Guntur & Vidya
31
Bima & Sarah
32
Bima & Sarah
33
Masalah Baru ?
34
Khawatir
35
Ku Kan selalu ada untukmu
36
Menyusun Rencana
37
Beraksi
38
Balas dendam Bang Iwan
39
Dia bukan ibu ku
40
Asa Yang Terbuang
41
POV Lona
42
Kemunculan Ika cs
43
Ikatan Batin
44
Soffie Maradheta
45
Soffie & Hendra
46
Soffie & Hendra
47
Pertemuan pertama Soffie & Surya
48
Surya melamar Soffie
49
Pernikahan Surya & Soffie
50
Kembali nya Hendra
51
Kepergok Selingkuh
52
Penyesalan
53
Putri
54
Meniti Asa Yang Sempat Terbuang
55
Memulai Hidup Baru
56
Kebenaran dibalik semuanya..
57
Penyesalan Surya
58
Lona & Rena
59
Dua Cahaya Lentera
60
Soffie dan putri nya
61
Pelangi di saat Badai
62
Nanang & Eka
63
BARA DALAM HATI​
64
Pernikahan Surya & Asih
65
Hendrik ?
66
......
67
Munculnya Mentari Yang Tenggelam (1)
68
Munculnya Mentari Yang Tenggelam (2)
69
OTW
70
Penyakit Soffie
71
Penyesalan Surya & Soffie
72
Ajakan Hidup Bersama
73
Poligami
74
HILANGNYA AKAL SEHAT (1)
75
HILANGNYA AKAL SEHAT (2)
76
Penyesalan Rainer
77
Bangkit Di Atas Penyesalan
78
SECERCAH HARAPAN
79
Kembalinya Keluarga Surya
80
Pulang
81
Pengantin Baru
82
MELEPAS IMPIAN MERAIH HARAPAN
83
Rencana Rainer
84
BIAR CINTA YANG MEMILIH (1)
85
Strategi Sakti Cs
86
BIAR CINTA YANG MEMILIH (2)
87
BIAR CINTA YANG MEMILIH (3)
88
Kecemburuan IKA
89
Masa lalu Rainer & Lona (1)
90
Masa Lalu Rainer & Lona (2)
91
Masa Lalu Ika yang Kelam
92
BUNGA MIMPI ?
93
....
94
Roni Bedul di Ringkus
95
.....
96
......
97
Interogasi Guntur ke Ika
98
Ratapan Ika
99
Cowok Masa Kecil Ika
100
Siasat Bang Iwan
101
Yongki masuk Perangkap
102
Pilihan Kematian Yongki
103
...
104
....
105
Ika Pradita
106
....
107
Pembalasan sadis Arief
108
....
109
Perasaan Renata
110
....
111
....
112
....
113
.....
114
Kebenaran dibalik sosok Ika
115
Ika Meninggal
116
Pemakaman Ika
117
Surat Untuk Rainer
118
.....
119
TERPAAN PUNCAK GELOMBANG BADAI
120
.....
121
....
122
.....
123
....
124
POV Andi
125
....
126
.....
127
.....
128
.....
129
......
130
.....
131
Putri di selamatkan
132
.....
133
KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (1)
134
KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (2)
135
Shen Chen
136
....
137
....
138
.....
139
.....
140
Balas dendam Joko (1)
141
Balas dendam Joko (2)
142
Balas dendam Jamal
143
.....
144
....
145
Rencana Hendrik gagal
146
....
147
....
148
FINAL REVENGE (1)
149
FINAL REVENGE (2)
150
FINAL REVENGE (3)
151
FINAL REVENGE (4)
152
FINAL REVENGE (5)
153
FINAL REVENGE (6)
154
FINAL REVENGE (7)
155
FINAL REVENGE (8)
156
FINAL REVENGE (9)
157
FINAL REVENGE (10)
158
FINAL REVENGE (11)
159
FINAL REVENGE (12)
160
FINAL REVENGE (13)
161
FINAL REVENGE (14)
162
FINAL REVENGE (15)
163
FINAL REVENGE (16)
164
FINAL REVENGE (17)
165
FINAL REVENGE (18)
166
FINAL REVENGE (19)
167
FINAL REVENGE (20)
168
FINAL REVENGE (21)
169
FINAL REVENGE (22)
170
FINAL REVENGE (23)
171
FINAL REVENGE (24)
172
FINAL REVENGE (25)
173
KU KAN SELALU MENUNGGU MU...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!