POV Rainer

“Kakak mau minum apa?”

“Apa aja.”

“Ya udah, aku ambil dulu ya kak. Tapi, kalau aku ganti baju dulu gak apa kan kak?”

“Silahkan.”

Aku hanya bisa melihat Lona yang sedang mengambil pakaian di lemarinya, lalu masuk ke kamar mandi yang memang berada di dalam kamarnya ini. Saat Lona dalam kamar mandi, pandanganku menerawang apapun yang berada di kamar ini. Aku melihat foto fotonya yang terpajang di beberapa dinding, membuat aku berdiri dari dudukku.

”Kak.. cuma nya ada ini. Gak apa kan kak?”

Rupanya, Lona sudah selesai menukar bajunya. Saat aku memutar badanku menghadapnya, aku cukup kaget dengan keadaan Lona sekarang. Dengan pakaian yang bisa dibilang minim, membuatku cukup bergeming. Baju kaos putih dan celana pendek sama berwarna putih, membuat tubuh sexy Lona terpancar. Apalagi dengan dua gelas sirup berwarna orange yang berada di tangannya, membuat pandanganku semakin tak karuan.

Aku pun yang masih bisa menahan nafsuku berbicara panjang lebar dengan Lona. Tak ku sangka pertemuan kami yang memang selalu tak sengaja tersebut, membuat dia semakin terbuka denganku. Apapun kami bicarakan sampai akhirnya ia melirik tajam ke arah leherku.

“Apaan? Iniii?” pertanyaanku memegang kalung yang memang selalu ada di leherku ini. Lona pun hanya mengangguk menanggapi pertanyaanku. Akupun langsung mencopot kalung tersebut dan kini sudah berada di genggamanku. Kalung yang bermainkan anak kunci tersebut sesuatu yang sangat berharga bagiku.

“Ini adalah barang yang sangat berharga bagiku Na. Dari Zaman TK kalung ini melingkar di leherku.”

“Hmmm… karena apa kak? Kalau boleh aku tahu.”

“Ya.. ini adalah bukti aku masih memegang janji itu Na. Janjiku sama seseorang yang kini aku tak tahu keberadaannya.”

“Hmmm.. ternyata Kak Rainer itu orangnya sweet juga ya. dibalik kakak yang dikenal berangasan, kakak bisa romantic juga. Hihihi…”

“Bisa saja kamu. Ya udah.. udah malam juga. Gak enak sama tetangga kosan kamu. Aku balik ya. kalau kamu kenapa napa. Hubungi aja aku.”

“Hmmm… makasih ya kak. Dari awal kuliah, kakak selalu bela dan nolongin aku.”

“Hmmmm…”

...----------------...

Flashback..

“Heeeiii Cing.. malah lo bengong. Ya udah, gue ambilin minum dulu di pos ya. lo mau minum apaan?”

Tanya Badai mengagetkanku dari lamunan panjangku yang memang tidak menghiraukan dia disampingku.

“Apa aja deh Dai. Makasih ya.”

“Yoi…”

Aku yang kembali ditinggalkan sendirian di bawah pohon ini oleh Badai, kembali mengingat masa dimana aku dan Lona bisa memulai hubungan pacaran. Tepat dua bulan semenjak kejadian di toilet itu, aku dan Lona makin intens untuk bertemu dan jalan. Sampai ada beberapa kabar yang menyebutkan kalau kami berdua sudah pacaran. Sampai akhirnya, waktu itu tiba. Waktu dimana Lona menyatakan rasa sayang dan cintanya kepadaku. Seorang cewek cantik yang mengutarakan cintanya kepadaku.

“Kak. Kakak mau gak jadi pacar Lona? Lona suka dan sayang sama kak Rainer .” Pertanyaan Lona saat aku berdua dengannya yang memang sedang menikmati makan siang di suatu kafe yang memang dekat kampus dan terletak di bawah pohon besar yang membuat rindangnya tempat ini.

“ Ga tau lah Na, kakak lom bisa ngejawabnya tapi yang jelas kakak sayang kok ke kamu” aku menjawab yang masih merasakan hal yang aneh dari jawabanku itu. entah apa yang aku pikirkan saat menjawab pertanyaan Lona tersebut.

“Hufft kenapa kak? Apa Lona kurang cantik, atau ada yg lain?”

“Gak, hanya cuma terlalu cepat aja.”

“Tapi Lona ngerasa kak, beda kok perasaan Lona pada kak Rainer , nyaman banget kalau deket kakak. Please ya kak mau pacaran sama Lona.”. Ujar Lona manja sambil memeluk lenganku.

”Oke kita coba Na.. Tapi kakak minta kamu jaga kepercayaan kakak, jangan sia siakan itu dan kakak pun berjanji akan mencoba jadi yang terbaik buat Lona.” Entah kenapa hati ini setengah tidak rela jawaban itu keluar dari mulutku.

“Nih Cing, minuman lo. Bengong lagi kan lo. Ada apa sih? Lona?” Tanya Badai dengan memberikan cola kepadaku.

“Ntah lah Dai. Tapi santai aja Dai. Gue bisa ngatasin nya kok. Dan gue bakalan cerita pada waktunya kok. Tenang aja ya. Eh iya, sudah jam berapa?”

“Jam 5.”

“Haduuhh.. mampus gue.”

“Kenapa lo?”

“Gue janji sama bokap untuk nganterin doi ke dokter.”

“Dah, pergi sana.”

“Makasih ya Bro..”

“Iya santaaaiii.. kayak baru kenal aja.”

Setelah meminum lagi cola pemberian Badai, aku langsung menuju Jeep ku yang terparkir tak jauh dari tempat dudukku. Setelah bersalaman khas kami berlima dengan Badai, aku masuk ke mobilku dengan tujuan rumahku. Masalahku melupakan janjiku mengantarkan ayah berobat ke dokter. Dengan itu, aku langsung tancap gas Jeep ku. Sampai akhirnya aku keluar dari wilayah kekuasaan Badai tersebut.

CIIIIIITTTTT

Aku mengerem mendadak Jeep ku karena seseorang menyebrang tanpa melihat kiri kanan terlebih dahulu.

Untung saja aku berhasil mengendalikan si Jeep. Kalau tidak, masalah baru akan menimpaku di hari yang sama.

“Oiiii.. kalo nyebrang, hati hati dong..”

Seorang wanita terdiam karena kaget hampir saja tertubruk mobil. Dengan tergagap wanita itu berkata "Maaa.. Maaaff saya buru-buru.!!"

Rainer terpaku terdiam menatap gadis terpesona akan kecantikannya, sekilas Rainer mengingat seperti mengenal wajah gadis itu.

Gadis itu tanpa bicara lagi langsung berlari meninggalkan Rainer yang terlihat diam melamun.

"Heeyyy.. Jangan lari loe.."

Rainer tersadar bahwa gadis itu telah meninggalkan dia.

"Shiiit apes banget nih gue hari ini dah mah pacar selingkuh sampe ml segala.. Berkelahi.. Sampe mo nubruk segala.. Tapi gue perasaan kenal tuh cewek tapi dimana ya..??"

Drrttt...drrtttt...

📲Bimbim

"Halo bim.. Ada apa.."

"Akh ga da papa.."

"Beneran ?"

"Haha kangen aje gue pengen ngumpul-ngumpul lagi ama kalian.. Gimana ada waktu?"

"Oke nanti malam jam 7 gue tunggu di rumah"

Ternyata kabar Rainer berkelahi dah nyampe ke sohib lainnya, tapi karena Rainer bukan orang yg suka mengumbar masalah dia ga mau bercerita semua kejadian yg dia alami hari ini.

Rainer langsung melanjutkan perjalanannya ke arah pulang kerumahnya.

.. Bruuuk... Rainer menghempaskan tubuhnya ke sofa di ruang tengah, saat ini Rainer tinggal sendiri dirumahnya,

Ayah Rainer bernama Surya Prayogo, dia adalah seorang petinggi di institusi kepolisian yang sekarang sedang bertugas di luar kota, dan ibunya Rainer pergi entah kemana. Sebenernya Rainer mempunyai adik tapi tidak se ayah

(mungkin nanti kita bahas kehidupan keluarga Rainer)

Sambil beristirahat di sofa tanpa disadari Rainer memainkan kalung yg berliontin perak berbentuk kunci.. Kembali Rainer menerawang pikirannya ke 15 tahun lalu disaat Rainer menginjak bangku SD kelas 5..

...----------------...

15 tahun yang lalu...

Rainer kecil sedang memperhatikan teman sekelasnya yg sedang bermain sepak bola dia hanya menunggu giliran dia bermain..

Terdengar teriakan yel yel dari anak perempuan menyemangati teamnya masing-masing dipinggir lapangan. Di acara pekan olahraga antar sekolah.

"Hey kok kamu ga main sih?" Seseorang tiba tiba menyapa Rainer

Rainer melirik ketika seseorang menyapa dia, ternyata seorang gadis cilik berkacamata tersenyum manis padanya.

"Eh kamu mut. Ga tau tuh.. Nunggu disuruh aja sama pa ibnu."

Gadis cilik berkacamata bernama Renata.Dia dipanggil imut oleh Rainer karena postur tubuhnya yang kecil, manis dan menggemaskan, Renata sendiri teman Rainer semasa TK dan teman sepermainan karena rumahnya bersebelahan, Sekarang satu SD pula.

"Nih makan rotinya pasti kamu belum makan yah?"

Renata dari jaman TK sangat perhatian apalagi semenjak Rainer ditinggal pergi ibunya, Renata semakin memperhatikan makan, sampai-sampai baju pun yang akan Rainer pakai kadang dia persiapkan.

Surya Prayogo ayah Rainer pun mengetahuinya bahwa renata sangat dekat dengan Rainer.

"Makasih mut kamu kok selalu bikinin aku makan hampir 3x sehari kayak makan obat aja., Apa ga ngerepotin kamu?"

"Akh kamu kayak siapa aja kita kan temenan, dah yah aku mau ke sana dulu gabung sama yang lain buat kasih semangat, nanti aku nyemangatin kamu, maennya yang semangat yah.."

"Yah deh makasih rotinya.. Nanti kalo aku nge goolin selebrasinya buat kamu" Sambil bergaya selebrasi.

"Hihi.. Kok gitu gayanya kayak monyet ngeden"

"Yee.. Kan musti beda dong"

"Yuu akh.."

Baru sepuluh langkah sebuah bola meluncur ke arah Renata dan mengenai kepala Renata hingga terjatuh pingsan.

"Imuuutt.. "

Jerit Rainer sambil berlari kearah jatuhnya Renata. Rainer langsung memeluk dan menggoyang-goyangkan badannya agar renata segera pulih.

Matanya memerah sambil melihat ke arah dimana bola itu datang. Matanya tertuju pada satu orang yg diam terpaku.

Episodes
1 Prolog
2 POV Rainer
3 POV Rainer
4 POV Rainer
5 POV Rainer
6 POV Rainer
7 POV Lona
8 POV Lona
9 POV Lona
10 Lona Hamil
11 Penggerebekan
12 Lona hampir bunuh diri
13 Pindah Rumah
14 Siapa kah Renata ?
15 Rencana Liburan
16 POV Renata. Janji Temu
17 POV Rainer. Janji Temu
18 Masa Lalu Keluarga Rainer
19 Kenangan Pahit
20 Up
21 Renata Cilik
22 Kedatangan Pak Surya
23 Kasih sayang seorang ibu
24 Wanita Misterius
25 15 JULI
26 Pertemuan Rainer & Renata
27 Ciuman hangat
28 Kepercayaan
29 Guntur & Vidya
30 Guntur & Vidya
31 Bima & Sarah
32 Bima & Sarah
33 Masalah Baru ?
34 Khawatir
35 Ku Kan selalu ada untukmu
36 Menyusun Rencana
37 Beraksi
38 Balas dendam Bang Iwan
39 Dia bukan ibu ku
40 Asa Yang Terbuang
41 POV Lona
42 Kemunculan Ika cs
43 Ikatan Batin
44 Soffie Maradheta
45 Soffie & Hendra
46 Soffie & Hendra
47 Pertemuan pertama Soffie & Surya
48 Surya melamar Soffie
49 Pernikahan Surya & Soffie
50 Kembali nya Hendra
51 Kepergok Selingkuh
52 Penyesalan
53 Putri
54 Meniti Asa Yang Sempat Terbuang
55 Memulai Hidup Baru
56 Kebenaran dibalik semuanya..
57 Penyesalan Surya
58 Lona & Rena
59 Dua Cahaya Lentera
60 Soffie dan putri nya
61 Pelangi di saat Badai
62 Nanang & Eka
63 BARA DALAM HATI​
64 Pernikahan Surya & Asih
65 Hendrik ?
66 ......
67 Munculnya Mentari Yang Tenggelam (1)
68 Munculnya Mentari Yang Tenggelam (2)
69 OTW
70 Penyakit Soffie
71 Penyesalan Surya & Soffie
72 Ajakan Hidup Bersama
73 Poligami
74 HILANGNYA AKAL SEHAT (1)
75 HILANGNYA AKAL SEHAT (2)
76 Penyesalan Rainer
77 Bangkit Di Atas Penyesalan
78 SECERCAH HARAPAN
79 Kembalinya Keluarga Surya
80 Pulang
81 Pengantin Baru
82 MELEPAS IMPIAN MERAIH HARAPAN
83 Rencana Rainer
84 BIAR CINTA YANG MEMILIH (1)
85 Strategi Sakti Cs
86 BIAR CINTA YANG MEMILIH (2)
87 BIAR CINTA YANG MEMILIH (3)
88 Kecemburuan IKA
89 Masa lalu Rainer & Lona (1)
90 Masa Lalu Rainer & Lona (2)
91 Masa Lalu Ika yang Kelam
92 BUNGA MIMPI ?
93 ....
94 Roni Bedul di Ringkus
95 .....
96 ......
97 Interogasi Guntur ke Ika
98 Ratapan Ika
99 Cowok Masa Kecil Ika
100 Siasat Bang Iwan
101 Yongki masuk Perangkap
102 Pilihan Kematian Yongki
103 ...
104 ....
105 Ika Pradita
106 ....
107 Pembalasan sadis Arief
108 ....
109 Perasaan Renata
110 ....
111 ....
112 ....
113 .....
114 Kebenaran dibalik sosok Ika
115 Ika Meninggal
116 Pemakaman Ika
117 Surat Untuk Rainer
118 .....
119 TERPAAN PUNCAK GELOMBANG BADAI
120 .....
121 ....
122 .....
123 ....
124 POV Andi
125 ....
126 .....
127 .....
128 .....
129 ......
130 .....
131 Putri di selamatkan
132 .....
133 KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (1)
134 KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (2)
135 Shen Chen
136 ....
137 ....
138 .....
139 .....
140 Balas dendam Joko (1)
141 Balas dendam Joko (2)
142 Balas dendam Jamal
143 .....
144 ....
145 Rencana Hendrik gagal
146 ....
147 ....
148 FINAL REVENGE (1)
149 FINAL REVENGE (2)
150 FINAL REVENGE (3)
151 FINAL REVENGE (4)
152 FINAL REVENGE (5)
153 FINAL REVENGE (6)
154 FINAL REVENGE (7)
155 FINAL REVENGE (8)
156 FINAL REVENGE (9)
157 FINAL REVENGE (10)
158 FINAL REVENGE (11)
159 FINAL REVENGE (12)
160 FINAL REVENGE (13)
161 FINAL REVENGE (14)
162 FINAL REVENGE (15)
163 FINAL REVENGE (16)
164 FINAL REVENGE (17)
165 FINAL REVENGE (18)
166 FINAL REVENGE (19)
167 FINAL REVENGE (20)
168 FINAL REVENGE (21)
169 FINAL REVENGE (22)
170 FINAL REVENGE (23)
171 FINAL REVENGE (24)
172 FINAL REVENGE (25)
173 KU KAN SELALU MENUNGGU MU...
Episodes

Updated 173 Episodes

1
Prolog
2
POV Rainer
3
POV Rainer
4
POV Rainer
5
POV Rainer
6
POV Rainer
7
POV Lona
8
POV Lona
9
POV Lona
10
Lona Hamil
11
Penggerebekan
12
Lona hampir bunuh diri
13
Pindah Rumah
14
Siapa kah Renata ?
15
Rencana Liburan
16
POV Renata. Janji Temu
17
POV Rainer. Janji Temu
18
Masa Lalu Keluarga Rainer
19
Kenangan Pahit
20
Up
21
Renata Cilik
22
Kedatangan Pak Surya
23
Kasih sayang seorang ibu
24
Wanita Misterius
25
15 JULI
26
Pertemuan Rainer & Renata
27
Ciuman hangat
28
Kepercayaan
29
Guntur & Vidya
30
Guntur & Vidya
31
Bima & Sarah
32
Bima & Sarah
33
Masalah Baru ?
34
Khawatir
35
Ku Kan selalu ada untukmu
36
Menyusun Rencana
37
Beraksi
38
Balas dendam Bang Iwan
39
Dia bukan ibu ku
40
Asa Yang Terbuang
41
POV Lona
42
Kemunculan Ika cs
43
Ikatan Batin
44
Soffie Maradheta
45
Soffie & Hendra
46
Soffie & Hendra
47
Pertemuan pertama Soffie & Surya
48
Surya melamar Soffie
49
Pernikahan Surya & Soffie
50
Kembali nya Hendra
51
Kepergok Selingkuh
52
Penyesalan
53
Putri
54
Meniti Asa Yang Sempat Terbuang
55
Memulai Hidup Baru
56
Kebenaran dibalik semuanya..
57
Penyesalan Surya
58
Lona & Rena
59
Dua Cahaya Lentera
60
Soffie dan putri nya
61
Pelangi di saat Badai
62
Nanang & Eka
63
BARA DALAM HATI​
64
Pernikahan Surya & Asih
65
Hendrik ?
66
......
67
Munculnya Mentari Yang Tenggelam (1)
68
Munculnya Mentari Yang Tenggelam (2)
69
OTW
70
Penyakit Soffie
71
Penyesalan Surya & Soffie
72
Ajakan Hidup Bersama
73
Poligami
74
HILANGNYA AKAL SEHAT (1)
75
HILANGNYA AKAL SEHAT (2)
76
Penyesalan Rainer
77
Bangkit Di Atas Penyesalan
78
SECERCAH HARAPAN
79
Kembalinya Keluarga Surya
80
Pulang
81
Pengantin Baru
82
MELEPAS IMPIAN MERAIH HARAPAN
83
Rencana Rainer
84
BIAR CINTA YANG MEMILIH (1)
85
Strategi Sakti Cs
86
BIAR CINTA YANG MEMILIH (2)
87
BIAR CINTA YANG MEMILIH (3)
88
Kecemburuan IKA
89
Masa lalu Rainer & Lona (1)
90
Masa Lalu Rainer & Lona (2)
91
Masa Lalu Ika yang Kelam
92
BUNGA MIMPI ?
93
....
94
Roni Bedul di Ringkus
95
.....
96
......
97
Interogasi Guntur ke Ika
98
Ratapan Ika
99
Cowok Masa Kecil Ika
100
Siasat Bang Iwan
101
Yongki masuk Perangkap
102
Pilihan Kematian Yongki
103
...
104
....
105
Ika Pradita
106
....
107
Pembalasan sadis Arief
108
....
109
Perasaan Renata
110
....
111
....
112
....
113
.....
114
Kebenaran dibalik sosok Ika
115
Ika Meninggal
116
Pemakaman Ika
117
Surat Untuk Rainer
118
.....
119
TERPAAN PUNCAK GELOMBANG BADAI
120
.....
121
....
122
.....
123
....
124
POV Andi
125
....
126
.....
127
.....
128
.....
129
......
130
.....
131
Putri di selamatkan
132
.....
133
KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (1)
134
KOKOHNYA SEBUAH BATU KARANG (2)
135
Shen Chen
136
....
137
....
138
.....
139
.....
140
Balas dendam Joko (1)
141
Balas dendam Joko (2)
142
Balas dendam Jamal
143
.....
144
....
145
Rencana Hendrik gagal
146
....
147
....
148
FINAL REVENGE (1)
149
FINAL REVENGE (2)
150
FINAL REVENGE (3)
151
FINAL REVENGE (4)
152
FINAL REVENGE (5)
153
FINAL REVENGE (6)
154
FINAL REVENGE (7)
155
FINAL REVENGE (8)
156
FINAL REVENGE (9)
157
FINAL REVENGE (10)
158
FINAL REVENGE (11)
159
FINAL REVENGE (12)
160
FINAL REVENGE (13)
161
FINAL REVENGE (14)
162
FINAL REVENGE (15)
163
FINAL REVENGE (16)
164
FINAL REVENGE (17)
165
FINAL REVENGE (18)
166
FINAL REVENGE (19)
167
FINAL REVENGE (20)
168
FINAL REVENGE (21)
169
FINAL REVENGE (22)
170
FINAL REVENGE (23)
171
FINAL REVENGE (24)
172
FINAL REVENGE (25)
173
KU KAN SELALU MENUNGGU MU...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!