BAB 5 : Terjebak Masa Lalu

Di dalam mobil, Elvano dan Alfaro duduk di kursi belakang, sementara supir mengemudikan mobil dengan tenang menuju kantor. Suasana di dalam mobil nyaman, tetapi pikiran Elvano terus melayang kepada perkataan Shereny.

Elvano menatap keluar jendela "Terkadang saya merasa sulit untuk bersikap lebih hangat, terutama setelah semua yang terjadi."

Alfaro yang duduk di sampingnya, mendengarkan dengan seksama "Saya mengerti, Pak. Kadang, kita terjebak dalam masa lalu sehingga mengubah segalanya."

"Shereny mengatakan bahwa Arga butuh melihat sisi lembut saya. Saya tidak tahu bagaimana cara melakukannya."

"Cobalah untuk melihatnya dari sudut pandang Arga. Dia hanya ingin merasakan kehadiran dan kasih sayang dari ayahnya." Ucap Alvaro dengan nada lembut.

Elvano pun sedikit berpikir "Saya tahu. Tapi saya khawatir jika saya menunjukkan sisi itu, orang lain mungkin menganggap saya lemah."

"Menunjukkan emosi bukan berarti Anda lemah, Pak. Justru itu menunjukkan bahwa Anda memiliki keberanian untuk membuka diri." Ucap Alfaro dengan sikap menenangkan."

Elvano pun mendengus "Mudah bagi kamu untuk mengatakan itu. Kamu tidak tahu betapa sulitnya bagi saya."

Alfaro pun merapikan berkasnya dan menatap Elvano "Saya tidak bisa membayangkan apa yang Anda rasakan. Tapi saya percaya Anda bisa melakukan ini. Anda hanya perlu langkah pertama."

"Mungkin kamu benar. Saya harus mencoba, terutama untuk Arga."

"Itu sikap yang bagus, Pak. Cobalah untuk mulai dengan hal-hal kecil, seperti menghabiskan lebih banyak waktu bersamanya dan mendengarkan ceritanya."

Elvano pun menghela nafas "Saya akan berusaha. Terima kasih, Alfaro. Kamu selalu tahu cara untuk memberikan perspektif yang berbeda."

"Itu yang saya lakukan. Saya ingin melihat Anda bahagia dan sukses, baik dalam pekerjaan maupun kehidupan pribadi." Ucap Alvaro dengan senyuman hangat.

Selama perjalanan di dalam mobil, Elvano merasakan dukungan dari Alfaro. Meskipun ia merasa terbebani oleh harapan untuk berubah, kata-kata Alfaro memberinya semangat baru. Ia bertekad untuk membuka hatinya dan berusaha menjadi ayah yang lebih baik bagi Arga, mengambil langkah pertama menuju perubahan yang lebih positif.

...****************...

Di dalam pusat perbelanjaan yang ramai, Reynold sedang berjalan-jalan sambil menikmati suasana. Tiba-tiba, ia melihat Shereny sedang berbelanja bersama seorang anak kecil. Mereka tampak akrab dan bahagia, dikelilingi oleh beberapa barang belanjaan. Di samping mereka, ada seorang pria yang tampak seperti pengawal, menjaga jarak namun tetap waspada.

Reynold berhenti sejenak, mengamati "Siapa anak itu? Dia terlihat sangat dekat dengan Shereny." Reynold berbisik pada dirinya sendiri "Apakah itu anaknya? Atau mungkin anak dari seseorang yang dia kenal?" Reynold mendekat sedikit, mencoba mendengar percakapan mereka "Mereka tampak sangat akrab. Shereny terlihat sangat bahagia."

Setelah melihat Shereny bersama Arga, Reynold merasa hatinya tertekan. Ia menjauh dari keramaian pusat perbelanjaan, berusaha menenangkan pikirannya. Dalam perjalanan pulang, ia mulai menyusun rencana untuk kembali bersama Shereny, meskipun ia tahu bahwa itu mungkin sangat sulit.

Reynold berbicara pada diri sendiri "Aku tidak bisa membiarkan ini berakhir seperti ini. Shereny adalah orang yang sangat berarti bagiku." Reynold pun merenung "Meskipun aku pernah selingkuh, aku harus menemukan cara untuk membuktikan bahwa aku bisa berubah. Dia harus tahu bahwa aku masih mencintainya."

Sejak perpisahan mereka, Reynold merasa terjebak dalam kenangan tentang Shereny. Setiap hari, pikirannya selalu kembali padanya, dan ia merasa sulit untuk melanjutkan hidup.

Reynold sering kali teringat momen-momen indah yang mereka habiskan bersama. Ia mengingat tawa Shereny, cara dia berbicara, dan bagaimana mereka saling mendukung satu sama lain. Kenangan ini terus menghantuinya, membuatnya merasa seolah-olah ia tidak bisa melupakan Shereny. Reynold berbicara pada diri sendiri "Kenapa aku tidak bisa berhenti memikirkan dia? Setiap kali aku melihat sesuatu yang mengingatkanku padanya, hatiku terasa sakit."

Obsesi Reynold semakin dalam ketika ia melihat Shereny bersama Arga. Melihatnya bahagia dengan anak lain membuatnya merasa cemburu dan putus asa. Ia merasa seolah-olah ia telah kehilangan kesempatan untuk memiliki kehidupan yang seharusnya mereka jalani bersama.

Reynold mulai mencari cara untuk tetap terhubung dengan Shereny, meskipun ia tahu bahwa itu mungkin tidak sehat. Ia mengikuti akun media sosialnya, mencoba mencari tahu tentang aktivitasnya, dan bahkan bertanya kepada teman-teman mereka tentang kabar Shereny.

...****************...

Malam hari tiba dengan suasana yang tenang, namun hati Shereny merasa cemas. Setelah hari yang penuh ketegangan, ia memutuskan untuk menghubungi ibunya yang tinggal di apartemen dekat rumah Elvano.

Shereny mengambil ponsel dan menekan nomor ibunya "Semoga ibu baik-baik saja." Ucapnya dalam hati.

Ibunya pun menjawab dengan suara lemah "Halo, Shereny. Apa kabar, sayang?"

"Ibu, aku baik-baik saja. Tapi aku ingin memastikan ibu juga baik. Bagaimana keadaan ibu hari ini?" Tanya Shereny dengan rasa khawatir.

Sang Ibu menyusun kata-kata "Aku merasa sedikit lelah, tapi orang kepercayaan dari paman sahabatmu ada di sini menjagaku. Dia sangat membantu."

"Syukurlah kalau ada yang menjaga ibu. Jika ada yang perlu, jangan ragu untuk menghubungiku, ya?" Ucap Shereny dengan rasa lega.

"Tentu, sayang. Aku tahu kamu sedang sibuk. Jaga dirimu baik-baik, ya." Balas sang ibu dengan nada yang lembut.

Sebenarnya, Shereny mengetahui kondisi sang ibu. "Ibu, aku khawatir dengan keadaanmu. Aku ingin segera pulang dan menjenguk ibu."

"Tidak perlu terburu-buru. Fokuslah pada dirimu dulu. Aku bisa mengatasi ini sementara waktu." Ucap sang ibu dengan maksud untuk menenangkan.

...****************...

Suatu malam, setelah seharian berusaha melupakan Reynold, Shereny tertidur dengan perasaan campur aduk. Dalam tidurnya, dia terjebak dalam sebuah mimpi yang membawa kembali kenangan indah bersama Reynold. Dalam mimpinya, mereka berada di tempat favorit mereka, taman yang dipenuhi bunga-bunga berwarna-warni.

Di tengah taman, Reynold mendekatinya dengan senyuman yang familiar. "Shereny," katanya lembut, "aku merindukanmu." Mimpi itu terasa begitu nyata, dan Shereny merasakan kembali kehangatan dari pelukan Reynold. Namun, perasaan bahagia itu segera dihantui oleh bayang-bayang pengkhianatan.

Ketika Shereny terbangun dari tidurnya, dia merasa bingung dan berdebar. Mimpinya membawa kembali semua kenangan, baik dan buruk. Dia menyadari bahwa meskipun dia masih mencintai Reynold, kepercayaannya telah hancur. Dengan tekad yang baru, Shereny berjanji untuk tidak membiarkan masa lalunya mengendalikan masa depannya.

Dari mimpinya, dia belajar bahwa meskipun cinta itu indah, kejujuran dan kepercayaan adalah fondasi yang jauh lebih penting. Shereny kemudian memutuskan untuk fokus pada dirinya sendiri, membangun kembali kepercayaan diri dan menemukan kebahagiaan di dalam dirinya.

Setelah malam yang penuh mimpi indah dan melankolis tentang Reynold, Shereny merasa sedikit tidak menentu ketika bangun di pagi hari. Dia mengusap matanya dan mencoba menyingkirkan bayang-bayang kenangan yang menghantui pikirannya. Dengan tekad untuk melanjutkan hari, dia beranjak dari tempat tidur dan bersiap untuk bekerja sebagai babysitter di rumah Elvano, majikannya yang dikenal memiliki sikap dingin.

Shereny turun ke lantai satu, berniat untuk mengambil segelas air. Saat memasuki dapur yang luas dan modern, suasana sunyi menyambutnya. Elvano berdiri di dekat meja makan, sibuk dengan beberapa berkas. Shereny membuka lemari es dan mengambil sebotol air mineral. Tiba-tiba, suara Elvano memecah keheningan. "Shereny," sapanya dengan nada datar. Shereny terkejut, tetapi berusaha terlihat tenang. "Oh, selamat pagi, Tuan Elvano. Saya hanya mengambil air."

Elvano kembali fokus pada berkas-berkasnya, tetapi pandangannya sesekali melirik ke arah Shereny. Dia tidak bisa menahan diri untuk tidak memperhatikan betapa cantiknya Shereny dalam kesederhanaannya. Namun, sikap dinginnya tetap tidak berubah. “Kau seharusnya lebih memperhatikan penampilanmu saat bekerja,” katanya, nada suaranya tetap cuek.

Shereny merasa sedikit tersinggung, tetapi dia tahu bahwa Elvano tidak bermaksud jahat. “Saya hanya ingin merasa nyaman, Tuan,” jawabnya, berusaha menjaga nada suaranya tetap tenang.

Elvano mengangguk, tetapi tidak memberikan respons lebih lanjut. Dia kembali ke berkasnya, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Namun, Shereny bisa merasakan ketegangan di antara mereka, meskipun Elvano berusaha untuk tidak menunjukkan perasaannya.

Episodes
1 BAB 1 : Hilang Arah
2 BAB 2 : Hari Pertama Menjadi Baby Sitter
3 BAB 3 : Kehangatan Bersama Arga
4 BAB 4 : Sikap Dingin Memancing Emosi
5 BAB 5 : Terjebak Masa Lalu
6 BAB 6 : Mulai Tumbuh Rasa
7 BAB 7 : Ketidaksengajaan?
8 BAB 8 : Perhatian
9 BAB 9 : Alfaro dan Kayyisa
10 BAB 10 : Selamat Tinggal Ibu
11 BAB 11 : Kedekatan Alfaro dan Kayyisa
12 BAB 12 : Pembicaraan Panjang Alfaro dan Kayyisa
13 BAB 13 : Penculikan
14 BAB 14 : Penyelamatan Shereny
15 BAB 15 : Kehamilan Shereny
16 BAB 16 : Tuan David
17 BAB 17 : Lolos
18 BAB 18 : Trauma
19 BAB 19 : Rumah
20 BAB 20 : Fahira
21 BAB 21 : Kebahagiaan
22 BAB 22 : Cemburu Buta
23 BAB 23 : Bunga di Sela Retak
24 BAB 24 : Bara dan Kayyisa
25 BAB 25 : Romansa Kantor
26 BAB 26 : Hati Shereny
27 BAB 27 : Masa Lalu
28 BAB 28 : Masih Cinta?
29 BAB 29 : Keterbukaan antar Sahabat
30 BAB 30 : Nasihat dari Sahabat
31 BAB 31 : Mengapa?
32 BAB 32 : Ungkapkan Apa yang Terjadi
33 BAB 33 : Tidak Bisa Lupa
34 BAB 34 : Mencoba Menerima
35 BAB 35 : Bersaing Bersama Kenangan
36 BAB 36 : Apakah bisa diperbaiki?
37 BAB 37 : Titik Awal
38 BAB 38 : Mampukah Kamu Memberikan Cinta Tulus?
39 BAB 39 : Penyesalan Tak Ada Ujung
40 BAB 40 : Penyesalan Tak Ada Ujung (2)
41 BAB 41 : Retak hampir Pecah
42 BAB 42 : Tak Semudah yang Dikira
43 BAB 43 : Penolakan Perjodohan
44 BAB 44 : Jangan Khawatir
45 BAB 45 : Malam Manis Kayyisa dan Alfaro
46 BAB 46 : Cemburu
47 BAB 47 : Awal Mula Kehadiran Ghina
48 BAB 48 : Ternyata Kau...
49 BAB 49 : Tidak Terungkap
50 BAB 50 : Tak Pernah Tenang
51 BAB 51 : Pergi Tanpa Kabar
52 BAB 52 : Kepedihan Elvano
53 BAB 53 : Negoisasi Hampir Berhasil
54 BAB 54 : Bintang
55 Bab 55 : Kejujuran
56 BAB 56 : Mimpi
57 BAB 57 : Bukti
58 BAB 58 : Wanita Villa
59 BAB 59 : Mira
60 BAB 60 : Jangan Pergi
61 BAB 61 : Mengapa Terjadi?
62 BAB 62 : Cinta = Rela
63 BAB 63 : Kau yakin?
64 BAB 64 : Permintaan Berpisah
65 BAB 65 : Benar-benar Berpisah
Episodes

Updated 65 Episodes

1
BAB 1 : Hilang Arah
2
BAB 2 : Hari Pertama Menjadi Baby Sitter
3
BAB 3 : Kehangatan Bersama Arga
4
BAB 4 : Sikap Dingin Memancing Emosi
5
BAB 5 : Terjebak Masa Lalu
6
BAB 6 : Mulai Tumbuh Rasa
7
BAB 7 : Ketidaksengajaan?
8
BAB 8 : Perhatian
9
BAB 9 : Alfaro dan Kayyisa
10
BAB 10 : Selamat Tinggal Ibu
11
BAB 11 : Kedekatan Alfaro dan Kayyisa
12
BAB 12 : Pembicaraan Panjang Alfaro dan Kayyisa
13
BAB 13 : Penculikan
14
BAB 14 : Penyelamatan Shereny
15
BAB 15 : Kehamilan Shereny
16
BAB 16 : Tuan David
17
BAB 17 : Lolos
18
BAB 18 : Trauma
19
BAB 19 : Rumah
20
BAB 20 : Fahira
21
BAB 21 : Kebahagiaan
22
BAB 22 : Cemburu Buta
23
BAB 23 : Bunga di Sela Retak
24
BAB 24 : Bara dan Kayyisa
25
BAB 25 : Romansa Kantor
26
BAB 26 : Hati Shereny
27
BAB 27 : Masa Lalu
28
BAB 28 : Masih Cinta?
29
BAB 29 : Keterbukaan antar Sahabat
30
BAB 30 : Nasihat dari Sahabat
31
BAB 31 : Mengapa?
32
BAB 32 : Ungkapkan Apa yang Terjadi
33
BAB 33 : Tidak Bisa Lupa
34
BAB 34 : Mencoba Menerima
35
BAB 35 : Bersaing Bersama Kenangan
36
BAB 36 : Apakah bisa diperbaiki?
37
BAB 37 : Titik Awal
38
BAB 38 : Mampukah Kamu Memberikan Cinta Tulus?
39
BAB 39 : Penyesalan Tak Ada Ujung
40
BAB 40 : Penyesalan Tak Ada Ujung (2)
41
BAB 41 : Retak hampir Pecah
42
BAB 42 : Tak Semudah yang Dikira
43
BAB 43 : Penolakan Perjodohan
44
BAB 44 : Jangan Khawatir
45
BAB 45 : Malam Manis Kayyisa dan Alfaro
46
BAB 46 : Cemburu
47
BAB 47 : Awal Mula Kehadiran Ghina
48
BAB 48 : Ternyata Kau...
49
BAB 49 : Tidak Terungkap
50
BAB 50 : Tak Pernah Tenang
51
BAB 51 : Pergi Tanpa Kabar
52
BAB 52 : Kepedihan Elvano
53
BAB 53 : Negoisasi Hampir Berhasil
54
BAB 54 : Bintang
55
Bab 55 : Kejujuran
56
BAB 56 : Mimpi
57
BAB 57 : Bukti
58
BAB 58 : Wanita Villa
59
BAB 59 : Mira
60
BAB 60 : Jangan Pergi
61
BAB 61 : Mengapa Terjadi?
62
BAB 62 : Cinta = Rela
63
BAB 63 : Kau yakin?
64
BAB 64 : Permintaan Berpisah
65
BAB 65 : Benar-benar Berpisah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!