17. Status Bukanlah Ukuran Sejati.

"Vi-Vina..." Heru terpaku, melihat gadis yang ia sukai sejak lama menggandeng pria yang sudah berumur, sahabat ayahnya, hatinya cemburu.

Pemuda itu merasa sakit yang tak terhingga. Pertemuan di rumah sakit dulu sudah memupus harapannya. Kini, malam ini, dirinya harus melihat kebersamaan mereka lagi.

"Sekarang loe percaya kan? Kalau si Vina itu memang seorang ayam kampus murahan!" Riska tertawa pelan ditelinga Heru, sengaja memancing di air keruh.

"Ngapain loe kemari? Loe tidak diundang!" hardik Heru dengan tulang rahangnya yang mengeras, tanpa menoleh sedikitpun pada Riska yang tiba-tiba muncul di sebelahnya.

"Jangan lupa, gue adalah putri dari Manager Operasional, tuan Harry Gunawan yang terhormat di hotel Viktoria ini. Jadi, gue datang tanpa di undang sama kakak ipar loe pun sah-sah aja," Riska tersenyum sombong.

Heru tidak menggubris, pandangannya masih mengawasi sepasang mempelai menyambut ramah penuh hormat bos dari sang kakak iparnya itu.

"Gue akui, si Vina pintar juga menggunakan kecantikan dan pura-pura lugunya itu menjerat pria kaya berkantong tebal sekelas tuan Bimo. Yah, walaupun usia tuan Bimo seumuran dengan ayah-ayah kita," Riska kembali tertawa dengan nada mengejek.

Heru membalikkan badannya, matanya menyala marah.

"Cukup! Tutup mulut loe!" katanya keras tanpa menoleh. Hatinya masih terbakar oleh rasa cemburu yang belum mereda sejak melihat Bimo dan Vina bersama di rumah sakit. Kini, melihat keduanya tampil bersama secara terang-terangan di depan umum, ditambah ucapan Riska yang memancing emosinya, membuatnya semakin marah.

Ballroom yang gemerlap dipenuhi tawa bahagia oleh undangan terhenti sejenak, mendengar teriakan Heru. Atensi mereka sekarang terfokus pada pemuda itu, termasuk Vina dan Bimo.

Riska tersenyum licik, menikmati drama yang berhasil ia ciptakan, memandangi punggung Heru yang berlalu pergi, setelah menerima tatapan tajam dari kedua orang tuannya, seolah menuntut penjelasan.

Suasana menjadi canggung setelah insiden Heru.

"Maafkan adik saya, Tuan. Dia memang mudah emosi, tapi dia anak yang baik." Robi, sang mempelai laki-laki, berusaha memperbaiki situasi.

Bimo menatapnya dengan keheranan, lalu memandang Anderson mencari penjelasan.

Anderson mengangguk. "Heru Mardani, putraku juga, seorang aktivis kampus. Kegiatannya padat, jarang kumpul bersama keluarga."

Bimo mengangguk pelan dengan ekspresi datar.

"Oh, begitu," ucapnya, nada suaranya tidak berubah.

Ia memikirkan kembali percakapan telepon yang tidak terduga dari Heru beberapa waktu lalu, melalui ponsel jadul Vina, ada penyesalan karena tidak menyelidiki lebih lanjut tentang pemuda misterius itu, apa lagi mengetahui bila pemuda itu adalah orang yang sama dengan laki-laki yang mengenali Vina dirumah sakit waktu itu.

"Tuan, terima kasih banyak. Ini luar biasa!"

Ucapan Tania membuyarkan lamunan Bimo, mempelai wanita itu menunjukan set kunci rumah yang berkilauan ditangannya, suaranya terdengar bergetar menahan rasa haru.

"Sebanding dengan kerja kerasmu Tania, jangan sungkan," Bimo tersenyum tipis.

Vina menatap Bimo dengan takjub, berusaha menelan ludah yang terasa menggumpal. Ternyata pria itu tidak sekedar bertanya padanya waktu itu, benar-benar mewujudkan apa yang ia katakan mengenai memberi hadiah buat sekretarisnya.

"Bimo, bisa ikut aku sebentar? Penting!" Anderson serupa anak kecil menarik tangan sahabatnya itu.

"Tidak bisa, kamu lupa aku sudah tidak sendiri," Bimo mengencangkan ototnya, berusaha berdiri stabil, khawatir Vina yang memeluk lengannya bisa terjatuh.

Anderson menatap Vina, dalam hati menyimpan rasa takjubnya, terpesona akan kecantikan gadis itu.

"Maaf Nona, boleh pinjam Bimo sebentar?"

Vina menatap Bimo dengan mata yang polos, lalu melepaskan lengan pria itu dengan perlahan, setelah mendapat izinnya.

"Sayang, tolong temani nona Vina, aku ada urusan sebentar dengan Bimo," Anderson berucap lembut pada Diana, isterinya.

"Jadi, dia gadis itu? Yang sudah menggigit dada dan lidahmu?" berondong Anderson penasaran, begitu dirinya dan Bimo sudah cukup jauh dari Vina.

"Dia benar-benar cantik, dan sangat patuh padamu," imbunya, tanpa memberi kesempatan Bimo menjawab.

"Benar-benar unik," tambahnya lagi, "Kamu biasanya tidak sabar dengan wanita yang menyakitimu."

"Jangan katakan kamu juga terjebak dalam pesonanya?" Bimo menatap Anderson dengan mata tajam.

Anderson mengangkat tangan, membela diri.

"Jangan salah faham, Bimo. Aku pikir Vina lebih cocok untuk Heru."

Bola mata Bimo memerah, menarik dasi Anderson. "Jadi aku terlalu tua? Tidak pantas untuknya? Begitu?!"

...***...

"Diana, boleh aku bergabung?"

Diana menoleh, begitu pula halnya Vina.

"Siapa yang mengundangmu?" Diana memperlihatkan wajah tidak ramahnya begitu mengenali wanita itu adalah Regina.

Regina tertawa, melirik sekitarnya, para undangan begitu sibuk dengan pasangan mereka masing-masing di pesta itu.

"Kita berbesanan Diana. Aku tantenya Tania, apa keponakanku itu tidak mengatakannya padamu? Mungkin dia lupa, atau sengaja tidak mengatakannya pada kalian karena takut pernikahannya dengan Robi putramu gagal," ucapnya masih tertawa pelan dengan gaya elegan.

"Melihatmu yang begitu berkilauan malam ini, sepertinya Bimo sangat mengistimewakanmu gadis kecil," Regina beralih pada Vina. Memandanginya dari ujung kepala hingga ujung kakinya dengan pandangan iri.

"Jangan mengganggunya!" peringat Diana penuh penekanan pada Regina.

Regina tidak menggubris, wanita itu tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Vina, yang kini berubah menjadi sosok anggun dan menawan. Perubahan itu membuatnya merasa heran dan sedikit cemburu.

Sejak pertemuan di klinik kecantikan, Vina telah bertransformasi menjadi gadis yang sangat menarik.

"Mungkin kamu bisa tampil cantik dan berkilau dengan berlian-berlian itu," Regina melirik mahkota, anting-anting, dan kalung yang melingkar indah dileher Vina. Sebagai isteri konglomerat, dirinya bisa menaksir berapa nilai dari perhiasan-perhiasan itu.

"Belum tentu kamu bisa mengimbangi gaya hidup Bimo. Aku tahu kamu berasal kalangan bawah, yang hanya menempel dan jadi benalu--"

"Pergi!" usir Diana geram, kesal melihat sikap Regina yang tidak pernah berubah, suka merendahkan.

Regina kembali tertawa pelan.

"Aku mau kita bersulang," menyodorkan segelas minuman beralkohol pada Vina yang hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Gadisku tidak bisa minum alkohol sepertimu," Bimo muncul, sementara Anderson berjalan dibelakangnya.

Regina tersenyum sarkastis, matanya berkilauan penuh ejekan.

"Bimo, kamu benar-benar kehilangan selera setelah aku pergi. Vina-mu ini... tidak sepadan. Tidak sesuai status sosial kita."

"Status bukanlah ukuran sejati. Aku mencari wanita dengan etika dan moral yang tinggi, yang berintegritas." Bimo menjawab dengan nada dingin.

Wajah Regina berubah masam.

"Kita lihat saja nanti! Gadis polos-mu itu tidak akan bertahan lama, dia akan bernasib sama dengan para wanita-wanitamu dulu!" Tanpa berpamitan, wanita itu segera bergegas pergi dari sana.

"Ayo bersulang," Bimo mengangkat gelasnya, memantulkan pelan gelas miliknya pada gelas jus buah milik Vina.

Anderson dan Diana saling pandang.

"Kamu melupakanku dan isteriku?" Anderson menginterupsi.

"Maaf, kadang aku lupa pada sekitarku saat bersamanya," Bimo lalu bersulang dengan keduanya.

"Tua-tua keladi!" Diana menimpali, tidak tahan melihat Bimo yang tidak tahu malu memperlihatkan kebucinannya yang tidak sesuai usia itu.

Bersambung...✍️

✍️Pesan moral : Never ever judge the book from it cover. (By : Author Tenth_Soldier)

Terpopuler

Comments

F.T Zira

F.T Zira

sepertinya kaka Tenth Soldier ini gudang ilmu ya. kata bijaknya nyess bange🥰

2025-01-02

2

Tenth_Soldier

Tenth_Soldier

PM: Never ever judge the book from it cover /Casual/

2025-01-01

7

Ikan

Ikan

Weleh, weleh... rumit juga, saling berhubungan

2025-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. Jadilah Sugar Baby-ku
2 2. Tunggakan
3 3. Diculik
4 4. Aku Sudah Melihat Semuanya.
5 5. Hanya Boleh Menelponku
6 6. Nasihat Murdiono
7 7. Licik.
8 8. Takut Sama Dia
9 9. Ditindas
10 10. Rumah Sakit.
11 11. Diremehkan.
12 12. Gadis Itu Dalam Perlindunganku.
13 13. Berusaha Kabur.
14 14. Aku Membencimu!
15 15. Insiden Kolam Pemandian
16 16. Ke Pesta
17 17. Status Bukanlah Ukuran Sejati.
18 18. Hanya Perduli Kamu
19 19. Jaminan
20 20. Berondong Kaya
21 21. Berondong Kaya si Pembuat Masalah
22 22. Ada Syaratnya
23 23. Belanja Sembako Untuk Yatim Piatu
24 24. Hukuman Untuk Riska
25 25. Kebodohan Yang Memabukan
26 26. Terserah!
27 27. Bergemuruh
28 28. Insiden Anggi
29 29. Sakit
30 30. Izinkan Aku Pulang
31 31. Hanya Ingin Mendapat Bukti
32 32. Pria Matang Penuh Pesona
33 33. Bimo dan Heru
34 34. Jauhi Gadis Itu
35 35. Presidential Suite Viktoria Hotel
36 36. Protes Tentang Dekorasi Kamar
37 37. Mengharapkan Kebaikan
38 38. Penasaran
39 39. Ketiduran
40 40. Daddy!
41 41. Alibi
42 42. Calon Isteri
43 43. Jawabannya Harus Pilihan Yang Pertama
44 44. Rewelnya Bimo
45 45. Pertemuan Pertama
46 46. Menu Makan Malam
47 47. Ada Syaratnya.
48 48. Viktoria Hills
49 49. Rusuhnya Anggi
50 50. Mengungkap
51 51. Tulusnya Marawing
52 52. Tidak Sabar
53 53. Ancaman Marawing
54 Lamaran
55 55. Jatuh Cinta Lagi Di Usia Tua
56 56. Menuai Didikan Sendiri
57 Hari Pernikahan
58 58. Mau Adik Bayi?
59 59. Takut, Tapi Mau
60 60. Berbadan Dua
61 61. Tua
62 62. Adik Bayi Lucu Mau Launching!
63 63. Alvira Dan Alvaro Hardi Dinata
64 64. End
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Jadilah Sugar Baby-ku
2
2. Tunggakan
3
3. Diculik
4
4. Aku Sudah Melihat Semuanya.
5
5. Hanya Boleh Menelponku
6
6. Nasihat Murdiono
7
7. Licik.
8
8. Takut Sama Dia
9
9. Ditindas
10
10. Rumah Sakit.
11
11. Diremehkan.
12
12. Gadis Itu Dalam Perlindunganku.
13
13. Berusaha Kabur.
14
14. Aku Membencimu!
15
15. Insiden Kolam Pemandian
16
16. Ke Pesta
17
17. Status Bukanlah Ukuran Sejati.
18
18. Hanya Perduli Kamu
19
19. Jaminan
20
20. Berondong Kaya
21
21. Berondong Kaya si Pembuat Masalah
22
22. Ada Syaratnya
23
23. Belanja Sembako Untuk Yatim Piatu
24
24. Hukuman Untuk Riska
25
25. Kebodohan Yang Memabukan
26
26. Terserah!
27
27. Bergemuruh
28
28. Insiden Anggi
29
29. Sakit
30
30. Izinkan Aku Pulang
31
31. Hanya Ingin Mendapat Bukti
32
32. Pria Matang Penuh Pesona
33
33. Bimo dan Heru
34
34. Jauhi Gadis Itu
35
35. Presidential Suite Viktoria Hotel
36
36. Protes Tentang Dekorasi Kamar
37
37. Mengharapkan Kebaikan
38
38. Penasaran
39
39. Ketiduran
40
40. Daddy!
41
41. Alibi
42
42. Calon Isteri
43
43. Jawabannya Harus Pilihan Yang Pertama
44
44. Rewelnya Bimo
45
45. Pertemuan Pertama
46
46. Menu Makan Malam
47
47. Ada Syaratnya.
48
48. Viktoria Hills
49
49. Rusuhnya Anggi
50
50. Mengungkap
51
51. Tulusnya Marawing
52
52. Tidak Sabar
53
53. Ancaman Marawing
54
Lamaran
55
55. Jatuh Cinta Lagi Di Usia Tua
56
56. Menuai Didikan Sendiri
57
Hari Pernikahan
58
58. Mau Adik Bayi?
59
59. Takut, Tapi Mau
60
60. Berbadan Dua
61
61. Tua
62
62. Adik Bayi Lucu Mau Launching!
63
63. Alvira Dan Alvaro Hardi Dinata
64
64. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!