10. Rumah Sakit.

Setelah mengobati bibirku, dokter wanita itu menyuruhku berbaring di ranjang pasien. Kulihat dia mengeluarkan sesuatu dari tempat peralatan medisnya, dengan sopan meminta izin menyingkap pakaianku, lalu mengoles jel di permukaan perutku.

Seluruh tubuhku meremang, menahan geli yang tidak tertahankan, saat dokter mulai menggulir transduser kesana kemari dipermukaan perutku bagian bawah.

Setelah beberapa saat, akhirnya aku mulai terbiasa, tidak tertawa dan bergerak rusuh lagi.

"Rahim Nona bersih, tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan," ucapnya, aku turut melihat kearah layar yang menggantung, memperlihatkan gambar tiga dimensi dalam perutku. Aku tidak mengerti apa maksudnya dilakukan pemeriksaan ini untukku.

...***...

"Kakak, adek mau makan itu?" Vaniza menunjuk gerobak bakso yang sedang nangkring didepan pagar.

Vino menatap kotak makanan adiknya yang sudah licin. Sudah tidak bersisa nasi, tumis jagung-wortel-kacang merah-buncis, dan dua potong paha ayam kecap yang dibekali oleh bude Romlah tadi pagi.

"Adek masih laper?" Vino beralih pada wajah adiknya yang menatap penuh minat pada gerobak bakso yang diserbu beberapa murid di jam istirahat ini.

"Iya, perut adek belum penuh kak," Vaniza mengusap perutnya.

"Uang jajan yang di kasih Bude belum adek belanjakan kok. Ini," Vaniza mengeluarkan uang pecahan sepuluh ribuan miliknya pada sang kakak.

"Sudah, simpan aja. Anggap kak Vino traktiri adek," Vino beranjak dari kursi bermeja dibawah pohon ketapang, tempat mereka menikmati bekal.

"Terima kasih Kakak," Vaniza kegirangan, kembali menyimpan uang jajannya kedalam saku.

"Sekalian es serut rasa buah naga ya kak Vino!" Teriak Vaniza

"Iya!" Vino balas berteriak dari kejauhan, bocah laki-laki itu tertawa sendiri mendapat tambahan pesanan.

"Pak Lek, bakso semangkok ya, juga es serut rasa buah naganya dua gelas," setelah gilirannya tiba.

"Baik Den, di tunggu ya," sang penjual buru-buru menyiapkan pesanan yang Vino minta, sesekali mengusap keringat dengan handuk kecilnya yang tersampir dileher.

"Ini Den," menyodorkan pesanan.

"Berapa?" Vino menatap sang penjual.

"Sembilan ribu saja Den."

Vino langsung menyodorkan uangnya.

"Ini Den kembaliannya."

Vino segera beranjak membawa semangkok bakso dan dua gelas berbahan plastik es serut ditangannya dengan sangat hati-hati, setelah mengambil kembalian dan mengucapkan terima kasih pada sang penjual.

...***...

"Ngapain aja sih dia didalam, lama banget?" gerutuku yang baru keluar dari pemeriksaan dokter kandungan, sambil memandangi tulisan diatas ruangan tepat didepanku yang bertuliskan,'Spesialis Andrologi, Dr. Jimmy Khairil, Sp. And.'

Karena penasaran aku segera searching.

Aku ternganga, lalu gegas membekap mulutku sendiri setelah tahu apa yang ditangani oleh seorang Dokter Spesialis Andrologi.

Cklek.

Aku buru-buru mematikan layar ponsel baru berwarna pink-ku, lalu menyimpannya didalam tas, saat pintu ruangan pemeriksaan terbuka lebar.

Walau sedikit samar, aku masih dapat mendengar dengan jelas sisa pembahasan mereka, saat dokter Jimmy mengantar tuan Bimo hingga didepan pintu. Wajahku memerah, merasa malu sendiri mendengar bahasan tabu seperti itu.

"Tuan Bimo, apa ini nona Vina yang anda ceritakan tadi?" dokter Jimmy menatap kearahku, terlihat tampan dan jauh lebih muda dari tuan Bimo.

"Iya, tapi maaf, saya tidak mengijinkan dokter berjabat tangan dengannya," tuan Bimo melirik kearahku.

Aku mendengar sang dokter muda itu tergelak, lalu kembali memberi pesan sebelum tuan Bimo membawaku pergi dari sana.

"Tongkat dewanya jangan dulu dipakai sesuai fungsinya ya Tuan, berbahaya, tunggu benar-benar sehat. Usahakan hindari nikotin dan alkohol supaya proses kesembuhannya cepat."

"Sudah cukup, jangan bicara lagi!" tuan Bimo terlihat sangat tidak suka dengan mulut sang dokter yang tidak berhenti berceloteh. Tangannya menarikku menuju kasir, untuk menyelesaikan administrasi.

"Vina? Ngapain disini?"

Pandanganku segera mengedar, mencari sumber suara yang tidak asing ditelingaku.

"Eh, k-kak Heru..." aku tergagap, menemukan presisi kakak tingkatku itu ada didalam ruang kasir, tepat dibelakang kasir yang sedang memproses pembayaran tuan Bimo.

Bingung, tidak tahu harus menjawab apa, bila jujur mengatakan hal yang sebenarnya, tentu saja aku malu pada kak Heru.

"Sebagai pasangan, kami sedang memeriksa alat reproduksi kami, puas? Kamu bisa memastikannya di pembayaran kami, bukankah kamu berkerja disini?" sela pak Bimo memasang wajah garang.

Oh my God, help me!

Aku hampir menangis histeris dibuat tuan Bimo. Bisa-bisanya dia malah memperjelas apa yang aku sembunyikan. Rasanya, inginku cakar-cakar dia dengan kuku-kuku panjangku, grrrrr!

"Ah, iya, saya memang sedang magang disini, menggantikan salah satu accounting yang sedang berhalangan," jelas kak Heru, kulihat dirinya sedikit salah tingkah, wajahnya juga memerah.

Belum sempat aku bicara lebih lanjut pada kak Heru untuk menanggapi ucapannya, tuan Bimo sengaja merangkul pundakku dan membawaku pergi tanpa memperdulikan Heru yang masih memandangi kami dengan tatapan nanar.

Bersambung...✍️

Terpopuler

Comments

Zenun

Zenun

Udah mending kalian nikah aja gih

2024-12-24

2

Ikan

Ikan

Kata gue nikahin si Vina dah Bimo. Udah diperiksa begini kagak lu nikahin mah gue pukul 😡

2024-12-24

2

Ikan

Ikan

Yaaaa abiss... pendek sekali ☹️

2024-12-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Jadilah Sugar Baby-ku
2 2. Tunggakan
3 3. Diculik
4 4. Aku Sudah Melihat Semuanya.
5 5. Hanya Boleh Menelponku
6 6. Nasihat Murdiono
7 7. Licik.
8 8. Takut Sama Dia
9 9. Ditindas
10 10. Rumah Sakit.
11 11. Diremehkan.
12 12. Gadis Itu Dalam Perlindunganku.
13 13. Berusaha Kabur.
14 14. Aku Membencimu!
15 15. Insiden Kolam Pemandian
16 16. Ke Pesta
17 17. Status Bukanlah Ukuran Sejati.
18 18. Hanya Perduli Kamu
19 19. Jaminan
20 20. Berondong Kaya
21 21. Berondong Kaya si Pembuat Masalah
22 22. Ada Syaratnya
23 23. Belanja Sembako Untuk Yatim Piatu
24 24. Hukuman Untuk Riska
25 25. Kebodohan Yang Memabukan
26 26. Terserah!
27 27. Bergemuruh
28 28. Insiden Anggi
29 29. Sakit
30 30. Izinkan Aku Pulang
31 31. Hanya Ingin Mendapat Bukti
32 32. Pria Matang Penuh Pesona
33 33. Bimo dan Heru
34 34. Jauhi Gadis Itu
35 35. Presidential Suite Viktoria Hotel
36 36. Protes Tentang Dekorasi Kamar
37 37. Mengharapkan Kebaikan
38 38. Penasaran
39 39. Ketiduran
40 40. Daddy!
41 41. Alibi
42 42. Calon Isteri
43 43. Jawabannya Harus Pilihan Yang Pertama
44 44. Rewelnya Bimo
45 45. Pertemuan Pertama
46 46. Menu Makan Malam
47 47. Ada Syaratnya.
48 48. Viktoria Hills
49 49. Rusuhnya Anggi
50 50. Mengungkap
51 51. Tulusnya Marawing
52 52. Tidak Sabar
53 53. Ancaman Marawing
54 Lamaran
55 55. Jatuh Cinta Lagi Di Usia Tua
56 56. Menuai Didikan Sendiri
57 Hari Pernikahan
58 58. Mau Adik Bayi?
59 59. Takut, Tapi Mau
60 60. Berbadan Dua
61 61. Tua
62 62. Adik Bayi Lucu Mau Launching!
63 63. Alvira Dan Alvaro Hardi Dinata
64 64. End
Episodes

Updated 64 Episodes

1
1. Jadilah Sugar Baby-ku
2
2. Tunggakan
3
3. Diculik
4
4. Aku Sudah Melihat Semuanya.
5
5. Hanya Boleh Menelponku
6
6. Nasihat Murdiono
7
7. Licik.
8
8. Takut Sama Dia
9
9. Ditindas
10
10. Rumah Sakit.
11
11. Diremehkan.
12
12. Gadis Itu Dalam Perlindunganku.
13
13. Berusaha Kabur.
14
14. Aku Membencimu!
15
15. Insiden Kolam Pemandian
16
16. Ke Pesta
17
17. Status Bukanlah Ukuran Sejati.
18
18. Hanya Perduli Kamu
19
19. Jaminan
20
20. Berondong Kaya
21
21. Berondong Kaya si Pembuat Masalah
22
22. Ada Syaratnya
23
23. Belanja Sembako Untuk Yatim Piatu
24
24. Hukuman Untuk Riska
25
25. Kebodohan Yang Memabukan
26
26. Terserah!
27
27. Bergemuruh
28
28. Insiden Anggi
29
29. Sakit
30
30. Izinkan Aku Pulang
31
31. Hanya Ingin Mendapat Bukti
32
32. Pria Matang Penuh Pesona
33
33. Bimo dan Heru
34
34. Jauhi Gadis Itu
35
35. Presidential Suite Viktoria Hotel
36
36. Protes Tentang Dekorasi Kamar
37
37. Mengharapkan Kebaikan
38
38. Penasaran
39
39. Ketiduran
40
40. Daddy!
41
41. Alibi
42
42. Calon Isteri
43
43. Jawabannya Harus Pilihan Yang Pertama
44
44. Rewelnya Bimo
45
45. Pertemuan Pertama
46
46. Menu Makan Malam
47
47. Ada Syaratnya.
48
48. Viktoria Hills
49
49. Rusuhnya Anggi
50
50. Mengungkap
51
51. Tulusnya Marawing
52
52. Tidak Sabar
53
53. Ancaman Marawing
54
Lamaran
55
55. Jatuh Cinta Lagi Di Usia Tua
56
56. Menuai Didikan Sendiri
57
Hari Pernikahan
58
58. Mau Adik Bayi?
59
59. Takut, Tapi Mau
60
60. Berbadan Dua
61
61. Tua
62
62. Adik Bayi Lucu Mau Launching!
63
63. Alvira Dan Alvaro Hardi Dinata
64
64. End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!