Bab 5 Sama-sama terluka

Selamat membaca

Sorot mata Wisnu meredup. Bahkan dia bisa merasakan detak jantungnya sendiri, keheningan malam dengan suara detikan jarum jam mendominasi suara sekitar.

Maaf, aku tidak kuat.

Mata Wisnu tertutup dengan badan lunglai jatuh ke lantai dan pecahan gelasnya terjatuh memberi dentingan nyaring di telinganya yang menempel di lantai.

Kesadarannya masih ada saat dia merasakan ada suara kepanikan saat pintu terbuka dan menggoyang tubuhnya.

"Bangun ... kenapa kau berbuat bodoh begini?" Sayup-sayup terdengar suara wanita panik di sampingnya, terasa tangan lembutnya meraih pipinya.

Wisnu tersenyum lemah membuang halusinasinya.

"Pak Wisnu, bangun pak!" Suara laki-laki yang bisa Wisnu bayangkan suara Ihsan.

Aku mau menyerah.

Jawaban dalam hati Wisnu seolah menolak perintah seseorang yang menggoyang tubuhnya agar terbangun. Setelah itu, dia tidak merasakan apa-apa lagi.

*****

Rumah Sakit.

Kepanikan melanda sebuah rumah sakit, mobil ambulan membawa tubuh Wisnu yang sudah tidak sadarkan diri karena kehilangan banyak darah. Paramedis segera menarik stretcher dari dalam mobil ambulan dan mendorong cepat ke dalam ruangan IGD di Rumah Sakit.

Beberapa pengawal yang bekerja untuk Wisnu terlihat ikut panik mondar mandir di depan pintu kaca penutup ruangan itu. Terlihat Ihsan dan Almira duduk lesu di ruang tunggu dengan pikiran berkecambuk.

"Pak Wisnu orang yang baik," ungkap Ihsan membuka suara. Terlihat matanya memerah menahan tangis sedihnya. Dia sangat takut kehilangan bosnya.

Almira masih membisu tidak mau menjawab, dirinya sangat terluka dengan apa yang baru saja dialaminya, kenapa dia harus bersedih juga untuk pria yang jelas-jelas sudah merenggut kesuciannya.

"Bukannya aku memintamu memaafkannya, tapi jangan membencinya karena ini juga bukan sepenuhnya karena keinginannya," tambah Ihsan dengan helaan napas berat. Dia merasa serba salah menjelaskan.

"Aku tidak mau mendengar apapun tentang kebaikannya, dia hanyalah pria yang membuatku jijik bila harus melihatnya," sahut Almira membuang muka.

Ihsan hanya bisa mendesah dalam hati, bagaimana agar bisa menyelamatkan bos sekaligus orang yang dia anggap pria idolanya itu dari jeratan hukum.

Ihsan segera berdiri saat tim dokter keluar dari ruang IGD. Dia berjalan di ikuti Almira dibelakangnya. Beberapa pengawal juga mengerubuti para dokter itu.

"Dokter, pak Wisnu baik-baik saja 'kan?" serobot Ihsan merangsek ke tengah dan berhadapan dengan dokter itu langsung.

"Pasien selamat, keadaannya sudah stabil setelah mendapat penanganan tim medis," terang dokter itu menenangkan.

"Tapi, darahnya tadi banyak sekali, dokter," sela Almira membuat Ihsan menoleh.

"Kalian tidak perlu khawatir ya, tim dokter sudah mengatasi pendarahannya dengan baik." Dokter itu tersenyum memandang Almira. "Saya ingin berbicara dengan wali pasien, bisa ikuti saya?" ucapnya segera di beri anggukan Ihsan dan berjalan mengikuti dokter itu.

Almira memandang Wisnu yang masih tergolek lemah dari kaca luar IGD, antara kasihan dan kemarahan melebur jadi satu. Dengan tubuh menempel dinding dia merosot dengan buliran air mata kembali membasahi pipinya.

Harusnya aku yang mencoba melukai diri, kenapa malah kau yang melakukannya? Bodoh! Aku yang rugi dan terpuruk dan bukan kamu ... kenapa malah seperti aku yang melakukan dosa padamu? Harusnya aku memukul dan mengumpatmu, menjebloskanmu ke penjara. Tapi apa? Kau malah mengejutkanku dengan tingkah nekadmu mengakhiri dosamu dengan meninggalkanku, menerima semua perbuatanmu ini sendirian.

Almira terduduk letih dengan tangisnya, merasa tidak percaya bahwa orang yang menodainya sama-sama merasa terluka juga. Dengan keberanian Almira melangkah masuk ke dalam ruangan IGD saat ada perawat masuk lupa tidak menutup kembali pintunya.

Dengan langkah pelan dia mendekati bangsal tempat Wisnu dirawat. Almira melihat raut wajah pria itu sangat pucat dan keningnya berkeringat.

"Kau pikir aku akan memaafkanmu setelah melihatmu begini?" gumam Almira lirih menatap Wisnu dengan perasaan gundah. Rasa iba dan benci kembali hadir, dengan hembusan napas dia memandang tangan kiri pria itu yang berbalut perban. Tangan kanannya juga dengan jemari di bebat perban.

"Hiduplah, jangan berpikir untuk mati. Kau harus menerima hukumanmu dariku, Pria kurang ajar. Cepat sembuh, Bodoh," lontar Almira dengan nada kesal.

Dengan dada sesak Almira masih menatap raut wajah Wisnu yang sejenak membuatnya bisa merasakan bahwa pria di depannya itu sangat rapuh.

"Mbak, biar pasien istirahat dulu, ya? Nanti kalau sudah sadar kami akan memanggil anda," ucap ramah seorang perawat menghampiri Almira sekaligus mengecek suhu tubuh dan infus di lengan Wisnu.

"Euhm, jangan biarkan dia mati ya, Sus," lontar Almira membalik badan.

"Dia bukan ayam, Mbak. Masa mati nyebutnya," seloroh perawat itu sambil mengulas senyuman.

"Maaf, saya sedang kesal," jawab Almira menoleh ke arah perawat itu dengan canggung.

"Biasanya bila pasangan sedang marahan, yang menyakiti diri wanitanya, ini malah yang laki. Hebat, berarti laki-laki ini begitu halus perasaannya, pasti dia begitu mencintaimu, Mbak," lontar perawat itu sambil berjalan mendekati Almira dan menepuk pundak gadis itu.

"Euhm?!" Almira terhenyak dan mendengus kesal dalam hati.

Dia penjahat, asal kau tahu!

Perawat itu tidak menggubris Almira dan menarik pelan lengan gadis itu agar ikut keluar dari sana bersamanya.

Almira menurut saja, sesekali menoleh ke belakang dan melanjutkan langkahnya menuju pintu, menutup perlahan dan kembali murung di kursi tunggu.

Bodoh! Apa yang ku lakukan di sini? Menunggu dan menghawatirkan pria busuk yang sudah merusakku? Apa aku orang bodoh?

Almira menggelengkan kepalanya pelan, merasa bahwa malam ini sebagai malam terburuk baginya, menerima dua hal yang mengguncang jiwanya secara bersamaan.

"Nona, anda sudah siap?" tanya Ihsan mengejutkannya dari lamunan.

"Siap?" tanyanya balik.

"Saya akan membantu anda untuk melaporkan tindakan pak Wisnu, jadi anda akan menjalani tes visum untuk menguatkan laporan anda nantinya, mari silahkan ikuti saya," ucap Ihsan mengejutkan Almira.

"Anda … anda akan membantu saya?" ucap Almaira terkejut tidak percaya.

"Sebenarnya pak Wisnu orang yang baik, Nona. Hal seperti ini tidak akan mungkin terjadi bila tidak ada sesuatu," ungkap Ihsan kembali memandang Almira.

"Berhenti bicara baik tentangnya. Kau seharusnya memihakku, dia ... dia mengambil hal yang berharga dari hidupku," lontar Almira dengan bibir bergetar. Almira membuang muka merasa sangat malu dan hina.

Ihsan terdiam tidak membantah, merasa serba salah harus memihak siapa. Walau tetap dalam hatinya dia percaya sepenuhnya kepada Wisnu, bos sekaligus pria yang sikapnya selalu dia idolakan tapi apa yang terjadi pada gadis ini sama-sama mengiris hatinya.

"Bisa-bisanya dia mencoba bunuh diri, harusnya aku yang melakukannya," desis Almira melirik Ihsan. "Kenapa malah dia seolah yang menjadi korban."

"Dia hanya sedang melukai dirinya, meledakkan isi perasaannya, sayangnya dengan cara yang salah."

"Aku tidak peduli padanya. Dia tetap orang jahat bagiku," ucap Almira berdiri dan berjalan ke arah Ihsan melambaikan tangannya menunjukkan jalan.

Mereka berdua menyusuri koridor rumah sakit, berjalan dengan saling membisu. Hanya suara sepatu mereka yang terdengar. Waktu masih pagi dan suasana terasa sepi.

"Saya sudah menghubungi dokter untuk memeriksa keadaan Anda, dia dokter spesialis yang menangani kasus-kasus seperti yang Anda alami," terang Ihsan berbicara sopan tanpa memandang Almira.

"Ehm," jawab Almira singkat sambil mengangguk.

"Setelah pemeriksaan selesai dan hasilnya keluar, apa Anda benar-benar akan menuntut pak Wisnu ke pengadikan dan memasukkan dirinya ke penjara, bukan menyelesaikan dengan cara yang lain?" tanya Ihsan dengan nada hati-hati serius, bersikap profesional.

"Apa maksudmu?" tanya Almira menghentikan langkahnya.

"Anda bisa meminta uang kompensasi kepada pak Wisnu berapapun yang Anda minta, kami akan mencoba untuk memenuhinya, asalkan anda tidak menyebarkan berita ini ataupun membawa masalah ini ke ranah hukum?" tawar Ihsan dengan gaya bahasa serius membuat bola mata Almira melebar.

Mereka berdua berdiri saling menghadap di tengah koridor Rumah Sakit, saling memandang dengan jalan pikiran masing-masing.

Bersambung …

Kira-kira Almira mau menerima kompensasi atau tetap pada keinginannya untuk melaporkan Wisnu ke kantor polisi ya??

Ikuti terus kisahnya.

Berikan like, komentarmu dan juga vote seikhlasnya yaa teman-teman ^_^

Salam segalanya dariku ~Syala Yaya

Terpopuler

Comments

VANESHA ANDRIANI

VANESHA ANDRIANI

nikah aja lah nanti kalo nikah ma org lain di sangka cewe g bener

2021-11-01

0

💖 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓲𝓵 𝓐𝓫𝓼𝓱𝓸𝓻

💖 𝓝𝓪𝓫𝓲𝓲𝓵 𝓐𝓫𝓼𝓱𝓸𝓻

syuka...👍👍👍

2021-05-07

0

Uncu Ce

Uncu Ce

minta tanggung jawab ajalah,melaporkan sama aja buka aib....

2021-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Awal
2 Bab 2 Mengulang pertemuan
3 Bab 3 Membayar Mahal 19+
4 Bab 4 Melukai Diri
5 Bab 5 Sama-sama terluka
6 Bab 6 Mendapat Kunjungan
7 Bab 7 Mengatur Langkah
8 Bab 8 Pulang Kampung
9 Bab 9 Mencoba Memasuki Hidupmu
10 Bab 10 Ancaman berakhir Manis
11 Bab 11 Langit Pun Mendukung
12 Bab 12 Kebersamaan Keluarga
13 Bab 13 Berbeda Keyakinan
14 Bab 14 Menyelami hati
15 Bab 15 Jalan Menuju Terang
16 Bab 16 Langkah Awal menjadi Muslim
17 Bab 17 Menggoda Pak Bos
18 Bab 18 Wisnu Vs Arjuna
19 Bab 19 Ungkapan Simpati Tanpa Kata
20 Bab 20 Sudut Pandang Tidak Biasa
21 Bab 21 Menepati Janji
22 Bab 22 Kita Sah!
23 Bab 23 Disayang Mertua
24 Bab 24 Ucapanku adalah Do'aku
25 Bab 25 Mengatasi Trauma Bersama
26 Bab 26 Kekonyolan Di Pagi Hari
27 Bab 27 Pulang Ke Kota
28 Bab 28 Impian Disambut Istri Di Rumah
29 Bab 29 Menghadapimu Dengan Caraku
30 Bab 30 Indahnya Belajar Bersama
31 Bab 31 Menggodamu, Menggelitik Hatimu
32 Bab 32 Pertemuan Menguji Rasa
33 Bab 33 Kesempatan Indah
34 Bab 34 Bagaimana Perasaanmu?
35 Bab 35 Perseteruan Terbuka
36 Bab Menghempas Hatiku
37 Bab 37 Kenyataan Yang harus dihadapi
38 Bab 38 Jujur Saja
39 Bab 39 Kemarahan Wisnu
40 Bab 40 Membalasmu Dengan Caraku
41 Bab 41 Rasanya Diabaikan
42 Bab 42 Mengabaikan Rayuanku
43 Bab 43 Aku atau Kamu yang merayu?
44 Bab 44 Pagi Yang Nanggung!
45 Bab 45 Tamu Agung datang berkunjung
46 Bab 46 Dibalik sebuah kata
47 Bab 47 Kencan yang Aneh
48 Bab 48 Pertemuan tidak sengaja
49 Bab 49 Pilih Siapa?
50 Bab 50 Bolehkah Aku Mengenalmu Secara Utuh?
51 Bab 51 Cantikmu Hanya Untukku
52 Bab 52 Menguji Sabarku
53 Bab 53 Bercanda Sejenak
54 Bab 54 Ajakan Kencan
55 Bab 55 Bukan Istri Simpanan
56 Bab 56 Menatapmu lebih mendebarkan bagiku
57 Bab 57 Masih Melanjutkan Kencan
58 Bab 58. Aku Terlambat
59 Bab 59. Bingung Menyikapi
60 Bab 60. Alasan Kesedihan
61 Bab 61. Tamu Langganan
62 Bab 62 Kabar Bahagia
63 Bab 63 Kunjungan pertama
64 Bab 64 Mendengar Cerita Masa Lalumu
65 Bab 65 Makan Bakso
66 Bab 66 Berani Bersikap
67 Bab 67 Masalah Terurai
68 Bab 68 Mengurai Masalah
69 Bab 69 Mengakui Ketulusanmu
70 Bab 70 Saling Memahami, Saling menerima
71 Bab 71 Resepsi Pernikahan dan Ucapan Terimakasih
72 Bab 72 Extra Part Memperbaiki Hubungan Masa Lalu
73 Bab 73 Ektra Part Wisnu Almira
74 Bab 74 Extra Part Dhepe & Ihsan
75 Bab 75 Extra Part Wisnu & Almira
76 Bab 76 Extra Part Wisnu&Almira (menceritakan kisah klasik)
77 Bab 77 Extra Part Wisnu & Almira (Jejak Masa Lalu)
78 Bab 78 Radius Satu Meter
79 Bab 79 Makna Dari Kata Bagus
80 Bab 80 Penyesalan
81 Bab 81 Ciihh Mantan! (Aku Sudah Bahagia)
82 Bab 82 Aku Bahagia
83 Bab 83. Extra Part (Somplak berkumpul)
84 Bab 84 Extra Part Somplak Berkumpul bag. 2
85 Bab 85 Extra Part Lanjutan
86 Bab 86. Extra Part Lanjutan
87 Bab 87. Extra Part (Spesial Yashna & Alan)
88 Bab 88 (Spesial part duo Couples)
89 Bab 89 Menjemput Mantan Rival
90 Bab 90 Gendhutku, Sayangku.
91 Bab 91 Cinta yang Sederhana
92 Bab 92 Bukan Membalas, Hanya Meniru
93 Bab 93 Cinta dan Kecemburuannya
94 Bab 94 Solusi Cantik Dari Almira
95 Bab 95 Pertemuan Bagian Dari Jodoh
96 Bab 96 Cinta dan Kekhawatiran (Wisnu&Almira)
97 Bab 97 Rinai Hujan
98 Bab 98 Kelahiran Buah Hati
99 Bab 99. Good Job, Ayah!
100 Bab 100 Kegundahan Hati Yashna
101 Bab 101. Memahamimu
102 Bab 102 Persaingan Terbuka
103 Bab 103 Riak Rasa
104 Bab 104 Mengolah Rasa
105 Bab 105 Hadapi Dengan Santai (K&Y)
106 Bab 106. Menyamakan Cara Pandang
107 Bab 107. Bersandarlah Pada Tuhan
108 Bab 108 Kerinduan
109 Bab 109 Memainkan Hati
110 Bab 110 Terbawa Suasana
111 Bab 111 Ide Gila Paman
112 Bab 112 Campur Tangan Malaikat?
113 Bab 113 Mengusik Hati Yashna
114 Bab 114 Bagaimana Menurutmu?
115 Bab 115 Serangan Indah Julia
116 Bab 116 Fitting Baju Pengantin
117 Bab 117 Pesan Tuan Putri
118 Bab 118 Menghabiskan Waktu Denganmu
119 Bab 119 Kuukir Sejarah
120 Bab 120 Nostalgia
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Awal
2
Bab 2 Mengulang pertemuan
3
Bab 3 Membayar Mahal 19+
4
Bab 4 Melukai Diri
5
Bab 5 Sama-sama terluka
6
Bab 6 Mendapat Kunjungan
7
Bab 7 Mengatur Langkah
8
Bab 8 Pulang Kampung
9
Bab 9 Mencoba Memasuki Hidupmu
10
Bab 10 Ancaman berakhir Manis
11
Bab 11 Langit Pun Mendukung
12
Bab 12 Kebersamaan Keluarga
13
Bab 13 Berbeda Keyakinan
14
Bab 14 Menyelami hati
15
Bab 15 Jalan Menuju Terang
16
Bab 16 Langkah Awal menjadi Muslim
17
Bab 17 Menggoda Pak Bos
18
Bab 18 Wisnu Vs Arjuna
19
Bab 19 Ungkapan Simpati Tanpa Kata
20
Bab 20 Sudut Pandang Tidak Biasa
21
Bab 21 Menepati Janji
22
Bab 22 Kita Sah!
23
Bab 23 Disayang Mertua
24
Bab 24 Ucapanku adalah Do'aku
25
Bab 25 Mengatasi Trauma Bersama
26
Bab 26 Kekonyolan Di Pagi Hari
27
Bab 27 Pulang Ke Kota
28
Bab 28 Impian Disambut Istri Di Rumah
29
Bab 29 Menghadapimu Dengan Caraku
30
Bab 30 Indahnya Belajar Bersama
31
Bab 31 Menggodamu, Menggelitik Hatimu
32
Bab 32 Pertemuan Menguji Rasa
33
Bab 33 Kesempatan Indah
34
Bab 34 Bagaimana Perasaanmu?
35
Bab 35 Perseteruan Terbuka
36
Bab Menghempas Hatiku
37
Bab 37 Kenyataan Yang harus dihadapi
38
Bab 38 Jujur Saja
39
Bab 39 Kemarahan Wisnu
40
Bab 40 Membalasmu Dengan Caraku
41
Bab 41 Rasanya Diabaikan
42
Bab 42 Mengabaikan Rayuanku
43
Bab 43 Aku atau Kamu yang merayu?
44
Bab 44 Pagi Yang Nanggung!
45
Bab 45 Tamu Agung datang berkunjung
46
Bab 46 Dibalik sebuah kata
47
Bab 47 Kencan yang Aneh
48
Bab 48 Pertemuan tidak sengaja
49
Bab 49 Pilih Siapa?
50
Bab 50 Bolehkah Aku Mengenalmu Secara Utuh?
51
Bab 51 Cantikmu Hanya Untukku
52
Bab 52 Menguji Sabarku
53
Bab 53 Bercanda Sejenak
54
Bab 54 Ajakan Kencan
55
Bab 55 Bukan Istri Simpanan
56
Bab 56 Menatapmu lebih mendebarkan bagiku
57
Bab 57 Masih Melanjutkan Kencan
58
Bab 58. Aku Terlambat
59
Bab 59. Bingung Menyikapi
60
Bab 60. Alasan Kesedihan
61
Bab 61. Tamu Langganan
62
Bab 62 Kabar Bahagia
63
Bab 63 Kunjungan pertama
64
Bab 64 Mendengar Cerita Masa Lalumu
65
Bab 65 Makan Bakso
66
Bab 66 Berani Bersikap
67
Bab 67 Masalah Terurai
68
Bab 68 Mengurai Masalah
69
Bab 69 Mengakui Ketulusanmu
70
Bab 70 Saling Memahami, Saling menerima
71
Bab 71 Resepsi Pernikahan dan Ucapan Terimakasih
72
Bab 72 Extra Part Memperbaiki Hubungan Masa Lalu
73
Bab 73 Ektra Part Wisnu Almira
74
Bab 74 Extra Part Dhepe & Ihsan
75
Bab 75 Extra Part Wisnu & Almira
76
Bab 76 Extra Part Wisnu&Almira (menceritakan kisah klasik)
77
Bab 77 Extra Part Wisnu & Almira (Jejak Masa Lalu)
78
Bab 78 Radius Satu Meter
79
Bab 79 Makna Dari Kata Bagus
80
Bab 80 Penyesalan
81
Bab 81 Ciihh Mantan! (Aku Sudah Bahagia)
82
Bab 82 Aku Bahagia
83
Bab 83. Extra Part (Somplak berkumpul)
84
Bab 84 Extra Part Somplak Berkumpul bag. 2
85
Bab 85 Extra Part Lanjutan
86
Bab 86. Extra Part Lanjutan
87
Bab 87. Extra Part (Spesial Yashna & Alan)
88
Bab 88 (Spesial part duo Couples)
89
Bab 89 Menjemput Mantan Rival
90
Bab 90 Gendhutku, Sayangku.
91
Bab 91 Cinta yang Sederhana
92
Bab 92 Bukan Membalas, Hanya Meniru
93
Bab 93 Cinta dan Kecemburuannya
94
Bab 94 Solusi Cantik Dari Almira
95
Bab 95 Pertemuan Bagian Dari Jodoh
96
Bab 96 Cinta dan Kekhawatiran (Wisnu&Almira)
97
Bab 97 Rinai Hujan
98
Bab 98 Kelahiran Buah Hati
99
Bab 99. Good Job, Ayah!
100
Bab 100 Kegundahan Hati Yashna
101
Bab 101. Memahamimu
102
Bab 102 Persaingan Terbuka
103
Bab 103 Riak Rasa
104
Bab 104 Mengolah Rasa
105
Bab 105 Hadapi Dengan Santai (K&Y)
106
Bab 106. Menyamakan Cara Pandang
107
Bab 107. Bersandarlah Pada Tuhan
108
Bab 108 Kerinduan
109
Bab 109 Memainkan Hati
110
Bab 110 Terbawa Suasana
111
Bab 111 Ide Gila Paman
112
Bab 112 Campur Tangan Malaikat?
113
Bab 113 Mengusik Hati Yashna
114
Bab 114 Bagaimana Menurutmu?
115
Bab 115 Serangan Indah Julia
116
Bab 116 Fitting Baju Pengantin
117
Bab 117 Pesan Tuan Putri
118
Bab 118 Menghabiskan Waktu Denganmu
119
Bab 119 Kuukir Sejarah
120
Bab 120 Nostalgia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!