Bab 4 Melukai Diri

Selamat membaca

Wisnu berdiri mematung di depan jendela kaca Hotel, memandang suasana kota dari lantai atas Hotelnya berada. Kini dirinya sudah memakai kembali celananya. Tanpa kemeja, Wisnu menampakkan tubuhnya yang atletis. Almira berdecak penuh amarah memandangnya.

Jam sudah menunjukkan pukul 2 dini hari, tapi apa yang terjadi malam ini seolah membawa malam panjang tak segera berganti pagi.

Suara dentingan ponsel mengalihkan perhatiannya. Sambil berjalan ke arah dimana ponsel dia letakkan dia menatap Almira yang belum beranjak dari tempatnya. Wisnu sejenak menatap layar ponselnya dan mengangkat panggilan.

"San, ehm! baiklah."

Wisnu segera berjalan melewati ranjang dimana Almira masih terdiam, dia hanya bisa menghembus napasnya frustasi memandang gadis itu sekilas.

Wisnu segera melanjutkan langkahnya ke arah pintu dan membukanya perlahan. Napasnya lega melihat Ihsan sudah datang dan membawa pesanannya. Assisten pribadinya itu sudah berada di depan pintu dengan wajah cemas bertanya-tanya.

Wisnu segera menyeretnya masuk sebelum pria seumuran dengannya itu banyak bicara dan banyak bertanya. Menyeret langkahnya masuk ke dalam kamar hotel dan menutup pintunya rapat.

"Pak Wisnu, Anda ...."

Ihsan memutar kepalanya menghadap Wisnu dan Almira bergantian dengan bingung dan pikiran buruk melanda. Saat dirinya melihat seorang wanita duduk menekuk lututnya di atas kasur dengan memakai kemeja milik bosnya.

"Aku merusaknya secara tidak sadar," aku Wisnu dengan suara lemah. "Aku sudah melakukan kesalahan yang fatal."

Ihsan memandang Wisnu dengan pandangan yang tidak bisa dia ungkapkan. Bosnya, bos super baik dan hati-hati setiap bertindak kenapa bisa terjebak masalah kriminal seperti ini.

Ihsan menyugar rambutnya merasa terkejut dan ikut prihatin. Dia tatap gadis yang menunduk dalam tangisan yang sudah tidak bersuara sambil sesekali melirik ke arah Wisnu yang murung.

"Pakai ini dulu, kita selesaikan dengan kepala dingin." Ihsan menyerahkan paperbag di tangannya kepada Wisnu.

Wisnu meraihnya dengan lesu, segera mengambil kaos untuknya dan berjalan menyerahkan isi sisanya kepada Almira.

"Ganti bajumu, kita bicarakan masalah kita setelah ini," ucap Wisnu mencoba bersikap berani dan berbicara lembut.

"Tidak ada yang bisa dibicarakan!" jawab Almira ketus dengan napasnya yang tak beraturan.

"Nona ... jangan begini," sela Ihsan ikut bicara.

"Akan aku buat kau membusuk di penjara!"

Dengan menyambar kasar paperbag itu Almira menampakkan kemarahan. Dia segera berdiri dengan susah payah dari ranjang. Dia kembali melelehkan air matanya, melirik sinis ke arah dua pria di sampingnya itu dan segera melangkah tertatih pelan ke arah kamar mandi.

Wisnu merosot ke lantai dengan lutut ditekuk, dia benamkan kepalanya dengan lengan melingkar menutupi wajahnya. Ponsel di tangannya terjatuh ke lantai.

"Aku hancur, San. Nasib buruk ini menimpaku dengan kejam," keluhnya dengan suara nampak menahan diri dan bergolak. "Aku tidak bisa memperbaikinya."

"Bar di Hotel kita juga porak poranda, Pak." Ihsan menghela napas. "Banyak polisi datang membantu melerai pertengkaran yang meluber menjadi kerusuhan."

Ihsan ikut terduduk lemas di samping Wisnu. Menepuk pundak Wisnu dan mencoba menguatkan atasannya yang terlihat sedang menampilkan sisi lemahnya.

Hening. Mereka diam tak bersuara.

Wisnu dan Ihsan segera menoleh ke arah pintu kamar mandi yang terbuka. Sosok Almira sudah terlihat keluar dari sana memakai pakaian lengkap. Memandang Wisnu dan Ihsan masih dengan tatapan kesedihan bercampur kemarahan.

"Aku akan mengantarmu pulang," kata Wisnu segera berdiri diikuti Ihsan yang menatap Almira dengan bingung harus bersikap bagaimana. Antara kasihan dan masih percaya kalau bosnya tidak sepenuhnya bersalah dan sengaja. Dia bingung menempatkan dirinya di sisi siapa.

"Aku tidak sudi melihatmu lagi," tolak Almira, "Antarkan aku ke kantor polisi," ucap Almira mengalihkan pandangannya kepada Ihsan.

Ihsan gelagapan, menatap Wisnu dan Almira bergantian. Batinnya merutuk kesal, kenapa bisa berada di antara masalah pelik begini. Ihsan menjadi bingung menghadapinya dan hanya mematung tidak menjawab.

"Tantu saja, kau akan membelanya, kan?" lontar Almira sinis.

"Antarkan kemana saja sesuai kemauan gadis ini, San. Aku siap kalau harus bertanggung jawab pada semua yang telah aku lakukan." Wisnu memandang Almira dengan serius.

Pikirannya melayang jauh, memutar kembali memori ingatannya. Dengan cepat dia raih ponsel yang tergeletak di lantai bawah samping kakinya dan menekan kontak di sana. Hanya butuh beberapa detik panggilan itu diangkat pemilik nomornya.

"Kau dimana Br*ngs*k?!" sambar Wisnu ketus dengan pandangan kemarahan dari sorot matanya.

"Kita bertemu sekarang atau aku akan membunuhmu!" lontar Wisnu dengan suara tegas dan ketus.

Almira memandang Wisnu dengan cengkeraman tangan ke gaun yang dikenakannya, Wisnu terlihat kembali menakutkan baginya.

"San, antar dia pulang." Wisnu memandang Ihsan serius. "Dan selidiki juga laporkan padaku, semua rekaman cctv yang terjadi malam ini. Di Bar dan mana saja dimana ada aku dan gadis ini. Jadikan itu semua bukti untuk menyeretku ke penjara," tegas Wisnu masih menahan dirinya dari kemarahan.

"Dan kau Dirga, kalau sampai kau terbukti memberiku minuman dengan obat terlarang, aku akan membunuhmu sebelum polisi menangkapku!" tegas Wisnu masih menempatkan ponselnya di telinga.

Almira melangkah memandang Wisnu sesaat disusul Ihsan dengan anggukan kepalanya, pamit kepada Wisnu.

Wisnu hanya bisa memandang kepergian mereka berdua dengan sorot mata penuh rasa ketidakadilan. Sebuah rasa yang membuatnya meledak tangis dalam hati saat pintu tertutup rapat dari luar.

Luar biasa ... bahkan aku punya bakat menghancurkan hidup orang. Apa aku mati saja?

Malam ini, tanggal ini, aku selalu mengingatnya sebagai hari kejam. Dimana ini malam peringatan saat orang tuaku menghancurkan keluarga Isna, dihancurkan oleh Aswa Tama. Kini, aku, seorang Wisnu yang lolos oleh maut malah menghancurkan hidup seorang gadis dengan kejam. Malam itu ataupun malam ini sama saja, menyisa kenangan buruk. Aku akan mengakhirinya saja. Aku sudah lelah memendam ini semua. Aku tidak berbeda dengan keluargaku, penghancur kebahagaiaan orang lain.

Pyarrr! Wisnu meraih gelas dan membenturkannya ke lantai.

Pecahan gelas sudah berada di tangannya, dengan air mata meleleh perlahan dan telinga serta wajah memerah menahan kesedihan, Wisnu menatap tetesan darah yang mengalir dari genggaman tangan kanannya.

Siapapun yang menyelamatkan hidupku, sumpahku ... aku akan membayarmu dengan hidupku. Tapi bila aku mati, semoga tidak ada yang bersedih hati.

Slap ... Wisnu menggoreskan pecahan itu di pergelangan tangan kirinya, darah segar mengucur deras ke lantai.

Bersambung ...

(Disarankan membaca kisah Wisnu di IKT Krisna agar tidak bingung dengan luka batin yang dideritanya😍)

Hai semua ikuti terus ya kisah Wisnu. Tap jempolmu untuk memberi semangat Wisnu agar tetap bertahan dengan ketik Like Komen juga Vote seikhlasnya ^_^

Salam segalanya dariku ~Syala Yaya🌷🌷

Terpopuler

Comments

VANESHA ANDRIANI

VANESHA ANDRIANI

banyak amat gelasnya thorrr

2021-11-01

0

Nur Hasanah

Nur Hasanah

laki" kok bunuh diri kayak gak ada cara lagi untuk memperbaikinya

2021-01-31

2

💞Adinda Tya💞

💞Adinda Tya💞

wisnuuuuuuuuuuu tiiddaaakkkkkkkkk 😭😭😭😭

2021-01-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Awal
2 Bab 2 Mengulang pertemuan
3 Bab 3 Membayar Mahal 19+
4 Bab 4 Melukai Diri
5 Bab 5 Sama-sama terluka
6 Bab 6 Mendapat Kunjungan
7 Bab 7 Mengatur Langkah
8 Bab 8 Pulang Kampung
9 Bab 9 Mencoba Memasuki Hidupmu
10 Bab 10 Ancaman berakhir Manis
11 Bab 11 Langit Pun Mendukung
12 Bab 12 Kebersamaan Keluarga
13 Bab 13 Berbeda Keyakinan
14 Bab 14 Menyelami hati
15 Bab 15 Jalan Menuju Terang
16 Bab 16 Langkah Awal menjadi Muslim
17 Bab 17 Menggoda Pak Bos
18 Bab 18 Wisnu Vs Arjuna
19 Bab 19 Ungkapan Simpati Tanpa Kata
20 Bab 20 Sudut Pandang Tidak Biasa
21 Bab 21 Menepati Janji
22 Bab 22 Kita Sah!
23 Bab 23 Disayang Mertua
24 Bab 24 Ucapanku adalah Do'aku
25 Bab 25 Mengatasi Trauma Bersama
26 Bab 26 Kekonyolan Di Pagi Hari
27 Bab 27 Pulang Ke Kota
28 Bab 28 Impian Disambut Istri Di Rumah
29 Bab 29 Menghadapimu Dengan Caraku
30 Bab 30 Indahnya Belajar Bersama
31 Bab 31 Menggodamu, Menggelitik Hatimu
32 Bab 32 Pertemuan Menguji Rasa
33 Bab 33 Kesempatan Indah
34 Bab 34 Bagaimana Perasaanmu?
35 Bab 35 Perseteruan Terbuka
36 Bab Menghempas Hatiku
37 Bab 37 Kenyataan Yang harus dihadapi
38 Bab 38 Jujur Saja
39 Bab 39 Kemarahan Wisnu
40 Bab 40 Membalasmu Dengan Caraku
41 Bab 41 Rasanya Diabaikan
42 Bab 42 Mengabaikan Rayuanku
43 Bab 43 Aku atau Kamu yang merayu?
44 Bab 44 Pagi Yang Nanggung!
45 Bab 45 Tamu Agung datang berkunjung
46 Bab 46 Dibalik sebuah kata
47 Bab 47 Kencan yang Aneh
48 Bab 48 Pertemuan tidak sengaja
49 Bab 49 Pilih Siapa?
50 Bab 50 Bolehkah Aku Mengenalmu Secara Utuh?
51 Bab 51 Cantikmu Hanya Untukku
52 Bab 52 Menguji Sabarku
53 Bab 53 Bercanda Sejenak
54 Bab 54 Ajakan Kencan
55 Bab 55 Bukan Istri Simpanan
56 Bab 56 Menatapmu lebih mendebarkan bagiku
57 Bab 57 Masih Melanjutkan Kencan
58 Bab 58. Aku Terlambat
59 Bab 59. Bingung Menyikapi
60 Bab 60. Alasan Kesedihan
61 Bab 61. Tamu Langganan
62 Bab 62 Kabar Bahagia
63 Bab 63 Kunjungan pertama
64 Bab 64 Mendengar Cerita Masa Lalumu
65 Bab 65 Makan Bakso
66 Bab 66 Berani Bersikap
67 Bab 67 Masalah Terurai
68 Bab 68 Mengurai Masalah
69 Bab 69 Mengakui Ketulusanmu
70 Bab 70 Saling Memahami, Saling menerima
71 Bab 71 Resepsi Pernikahan dan Ucapan Terimakasih
72 Bab 72 Extra Part Memperbaiki Hubungan Masa Lalu
73 Bab 73 Ektra Part Wisnu Almira
74 Bab 74 Extra Part Dhepe & Ihsan
75 Bab 75 Extra Part Wisnu & Almira
76 Bab 76 Extra Part Wisnu&Almira (menceritakan kisah klasik)
77 Bab 77 Extra Part Wisnu & Almira (Jejak Masa Lalu)
78 Bab 78 Radius Satu Meter
79 Bab 79 Makna Dari Kata Bagus
80 Bab 80 Penyesalan
81 Bab 81 Ciihh Mantan! (Aku Sudah Bahagia)
82 Bab 82 Aku Bahagia
83 Bab 83. Extra Part (Somplak berkumpul)
84 Bab 84 Extra Part Somplak Berkumpul bag. 2
85 Bab 85 Extra Part Lanjutan
86 Bab 86. Extra Part Lanjutan
87 Bab 87. Extra Part (Spesial Yashna & Alan)
88 Bab 88 (Spesial part duo Couples)
89 Bab 89 Menjemput Mantan Rival
90 Bab 90 Gendhutku, Sayangku.
91 Bab 91 Cinta yang Sederhana
92 Bab 92 Bukan Membalas, Hanya Meniru
93 Bab 93 Cinta dan Kecemburuannya
94 Bab 94 Solusi Cantik Dari Almira
95 Bab 95 Pertemuan Bagian Dari Jodoh
96 Bab 96 Cinta dan Kekhawatiran (Wisnu&Almira)
97 Bab 97 Rinai Hujan
98 Bab 98 Kelahiran Buah Hati
99 Bab 99. Good Job, Ayah!
100 Bab 100 Kegundahan Hati Yashna
101 Bab 101. Memahamimu
102 Bab 102 Persaingan Terbuka
103 Bab 103 Riak Rasa
104 Bab 104 Mengolah Rasa
105 Bab 105 Hadapi Dengan Santai (K&Y)
106 Bab 106. Menyamakan Cara Pandang
107 Bab 107. Bersandarlah Pada Tuhan
108 Bab 108 Kerinduan
109 Bab 109 Memainkan Hati
110 Bab 110 Terbawa Suasana
111 Bab 111 Ide Gila Paman
112 Bab 112 Campur Tangan Malaikat?
113 Bab 113 Mengusik Hati Yashna
114 Bab 114 Bagaimana Menurutmu?
115 Bab 115 Serangan Indah Julia
116 Bab 116 Fitting Baju Pengantin
117 Bab 117 Pesan Tuan Putri
118 Bab 118 Menghabiskan Waktu Denganmu
119 Bab 119 Kuukir Sejarah
120 Bab 120 Nostalgia
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Awal
2
Bab 2 Mengulang pertemuan
3
Bab 3 Membayar Mahal 19+
4
Bab 4 Melukai Diri
5
Bab 5 Sama-sama terluka
6
Bab 6 Mendapat Kunjungan
7
Bab 7 Mengatur Langkah
8
Bab 8 Pulang Kampung
9
Bab 9 Mencoba Memasuki Hidupmu
10
Bab 10 Ancaman berakhir Manis
11
Bab 11 Langit Pun Mendukung
12
Bab 12 Kebersamaan Keluarga
13
Bab 13 Berbeda Keyakinan
14
Bab 14 Menyelami hati
15
Bab 15 Jalan Menuju Terang
16
Bab 16 Langkah Awal menjadi Muslim
17
Bab 17 Menggoda Pak Bos
18
Bab 18 Wisnu Vs Arjuna
19
Bab 19 Ungkapan Simpati Tanpa Kata
20
Bab 20 Sudut Pandang Tidak Biasa
21
Bab 21 Menepati Janji
22
Bab 22 Kita Sah!
23
Bab 23 Disayang Mertua
24
Bab 24 Ucapanku adalah Do'aku
25
Bab 25 Mengatasi Trauma Bersama
26
Bab 26 Kekonyolan Di Pagi Hari
27
Bab 27 Pulang Ke Kota
28
Bab 28 Impian Disambut Istri Di Rumah
29
Bab 29 Menghadapimu Dengan Caraku
30
Bab 30 Indahnya Belajar Bersama
31
Bab 31 Menggodamu, Menggelitik Hatimu
32
Bab 32 Pertemuan Menguji Rasa
33
Bab 33 Kesempatan Indah
34
Bab 34 Bagaimana Perasaanmu?
35
Bab 35 Perseteruan Terbuka
36
Bab Menghempas Hatiku
37
Bab 37 Kenyataan Yang harus dihadapi
38
Bab 38 Jujur Saja
39
Bab 39 Kemarahan Wisnu
40
Bab 40 Membalasmu Dengan Caraku
41
Bab 41 Rasanya Diabaikan
42
Bab 42 Mengabaikan Rayuanku
43
Bab 43 Aku atau Kamu yang merayu?
44
Bab 44 Pagi Yang Nanggung!
45
Bab 45 Tamu Agung datang berkunjung
46
Bab 46 Dibalik sebuah kata
47
Bab 47 Kencan yang Aneh
48
Bab 48 Pertemuan tidak sengaja
49
Bab 49 Pilih Siapa?
50
Bab 50 Bolehkah Aku Mengenalmu Secara Utuh?
51
Bab 51 Cantikmu Hanya Untukku
52
Bab 52 Menguji Sabarku
53
Bab 53 Bercanda Sejenak
54
Bab 54 Ajakan Kencan
55
Bab 55 Bukan Istri Simpanan
56
Bab 56 Menatapmu lebih mendebarkan bagiku
57
Bab 57 Masih Melanjutkan Kencan
58
Bab 58. Aku Terlambat
59
Bab 59. Bingung Menyikapi
60
Bab 60. Alasan Kesedihan
61
Bab 61. Tamu Langganan
62
Bab 62 Kabar Bahagia
63
Bab 63 Kunjungan pertama
64
Bab 64 Mendengar Cerita Masa Lalumu
65
Bab 65 Makan Bakso
66
Bab 66 Berani Bersikap
67
Bab 67 Masalah Terurai
68
Bab 68 Mengurai Masalah
69
Bab 69 Mengakui Ketulusanmu
70
Bab 70 Saling Memahami, Saling menerima
71
Bab 71 Resepsi Pernikahan dan Ucapan Terimakasih
72
Bab 72 Extra Part Memperbaiki Hubungan Masa Lalu
73
Bab 73 Ektra Part Wisnu Almira
74
Bab 74 Extra Part Dhepe & Ihsan
75
Bab 75 Extra Part Wisnu & Almira
76
Bab 76 Extra Part Wisnu&Almira (menceritakan kisah klasik)
77
Bab 77 Extra Part Wisnu & Almira (Jejak Masa Lalu)
78
Bab 78 Radius Satu Meter
79
Bab 79 Makna Dari Kata Bagus
80
Bab 80 Penyesalan
81
Bab 81 Ciihh Mantan! (Aku Sudah Bahagia)
82
Bab 82 Aku Bahagia
83
Bab 83. Extra Part (Somplak berkumpul)
84
Bab 84 Extra Part Somplak Berkumpul bag. 2
85
Bab 85 Extra Part Lanjutan
86
Bab 86. Extra Part Lanjutan
87
Bab 87. Extra Part (Spesial Yashna & Alan)
88
Bab 88 (Spesial part duo Couples)
89
Bab 89 Menjemput Mantan Rival
90
Bab 90 Gendhutku, Sayangku.
91
Bab 91 Cinta yang Sederhana
92
Bab 92 Bukan Membalas, Hanya Meniru
93
Bab 93 Cinta dan Kecemburuannya
94
Bab 94 Solusi Cantik Dari Almira
95
Bab 95 Pertemuan Bagian Dari Jodoh
96
Bab 96 Cinta dan Kekhawatiran (Wisnu&Almira)
97
Bab 97 Rinai Hujan
98
Bab 98 Kelahiran Buah Hati
99
Bab 99. Good Job, Ayah!
100
Bab 100 Kegundahan Hati Yashna
101
Bab 101. Memahamimu
102
Bab 102 Persaingan Terbuka
103
Bab 103 Riak Rasa
104
Bab 104 Mengolah Rasa
105
Bab 105 Hadapi Dengan Santai (K&Y)
106
Bab 106. Menyamakan Cara Pandang
107
Bab 107. Bersandarlah Pada Tuhan
108
Bab 108 Kerinduan
109
Bab 109 Memainkan Hati
110
Bab 110 Terbawa Suasana
111
Bab 111 Ide Gila Paman
112
Bab 112 Campur Tangan Malaikat?
113
Bab 113 Mengusik Hati Yashna
114
Bab 114 Bagaimana Menurutmu?
115
Bab 115 Serangan Indah Julia
116
Bab 116 Fitting Baju Pengantin
117
Bab 117 Pesan Tuan Putri
118
Bab 118 Menghabiskan Waktu Denganmu
119
Bab 119 Kuukir Sejarah
120
Bab 120 Nostalgia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!