Selamat Membaca.
Malam ini, disaat banyak polisi patroli datang dan berada di dalam Mini Bar Hotel Sentosa berjibaku mengamankan dan melerai pertikaian yang malah meluber hingga terjadi kerusuhan. Wisnu sebagai pemiliknya malah berjibaku mengatasi gejolak kuat ditubuhnya. Dia melampiaskan semuanya pada gadis yang tidak dikenalnya, Almira.
Dengan kasar dia tarik tubuh gadis yang mencoba melawannya dengan ketakutan tanpa kesadaran. Akal sehatnya seolah musnah malam ini.
“Tolong … jangan lakukan ini padaku!” teriak gadis itu menyadari bahwa pria ini tidak hanya mabuk saja tapi hendak berbuat jahat padanya.
Dengan sekuat tenaga gadis itu menahan bobot tubuh Wisnu dengan menendang, memukul pria tidak dikenalnya ini semampunya saat bwrusaha menindih dan menarik pakaiannya dengan paksa.
“Lepas, dasar br*ngs*k!” teriak Almira meradang. “Kau mau apa!” bentaknya
Almira masih mencoba melawan dengan cakaran dan teriakan, tapi sungguh Wisnu tidak bisa mendengar ataupun menguasai tubuh dan pikirannya, dia ingin segera menuntaskan geloranya. Dia menggila, memaksakan kehendaknya.
Dengan cepat Wisnu bisa menguasai tubuh wanita yang sangat diinginkan dan dibutuhkannya saat ini untuk mengurai pikiran liarnya. Mengunci bibir gadis itu dengan pagutan dan melum*tnya kasar sehingga menghentikan teriakan dari gadis yang sangat mengusiknya itu.
Malam ini, Almira harus mengakui bahwa tenaganya tidak sebanding. Dia harus kehilangan kehormatan yang dia jaga selama ini oleh pria yang Almira ingat sebagai pria yang dia temui di malam itu. Malam sial yang menderanya.
Dengan isakan tangis kepiluan Almira membiarkan pria itu memeluknya setelah pergolakan mereka selesai, dia tidak punya tenaga lagi untuk melawan. Tubuhnya terasa lemas kehabisan tenaga. Nafasnya tersengal dengan dada sesak susah bernapas.
“Apa ini, yang kamu maksud dengan membayar mahal bila kita bertemu lagi?” desah Almira selalu terngiang ucapan Wisnu malam itu. Dia merasakan bahwa pria yang masih bertahan berada diatas tubuhnya itu perlahan mulai tertidur.
Almira mendorong kasar tubuh Wisnu dengan sisa-sisa tenaganya, hingga badan pria itu berhasil terguling di sisinya. Gadis itu hanya bisa meremas sprei dengan kuat seraya menegakkan tubuhnya dengan susah payah. Almira meringis, lagi-lagi dia harus merasakan sakit pada bagian inti tubuhnya, perasaannya dan juga kehidupannya.
Dengan tubuh terguncang dia menangis sejadi jadinya disamping Wisnu. Meratapi nasib buruk yang bertubi-tubi harus dia terima di dalam hidupnya.
Almira segera berupaya untuk turun dari ranjang dan berjalan tertatih mencari pakaiannya. Dengan perasaan kacau dia mengisak tangis menjumputi pakaian yang berserak di lantai dalam keadaan sobek. Dengan bersimpuh di lantai dia menatap Wisnu dengan tatapan kebencian yang menggunung.
Memakai kemeja Wisnu untuk menutupi tubuhnya, Almira segera mengambil gelas dan memecahkannya, dengan gemuruh kemarahan dia mendekati ranjang dimana Wisnu masih tertidur pulas berlapis selimut. Dia acungkan pecahan gelas ke arah pria yang menghancurkan hidupnya itu dengan sorot mata penuh kebencian.
Mencoba mendekati ranjang dengan kaki dan tangan gemetar hebat. Matanya fokus menatap Wisnu. Ingin sekali dia merusak wajah polos tertidur pulas itu agar perasaannya membaik, tapi entahlah, dia merasa bukan orang sekejam itu.
“Kau pria paling Br*ngs*k yang yang pernah kutemui,” desis Almira penuh dendam, segera dia ayunkan botol itu tepat lurus ke arah tubuh Wisnu dengan tekad.
Pyarrr!
Suara dentingan gelas yang terlempar ke samping mengenai tembok dan terberai kelantai membuat Almira terkejut.
Dengan bulatan mata terkejut dia memandang pecahan gelas itu dan Wisnu secara bergantian. Bibirnya bergetar, tangan kakinya juga. Dengan segera ingin beringsut menjauh dari sana.
Dengan cepat Wisnu menarik tangan Almira kembali ke atas kasur dan membantingnya, dengan gerakan cepat kembali menindih tubuh itu dan memberi tatapan tajamnya.
“Pergi! Br*ngs*k, lepasin aku!”
Almira kembali meronta, hingga Wisnu harus mencekal lengannya agar kembali tenang.
“Tenang! kenapa kau mau menyakitiku?” tanya Wisnu ketus, kesadarannya mulai kembali.
Almira menatap tajam Wisnu dan meludah tepat mengenai pipi kiri pria itu. Wisnu mendengus dan menarik tangan Almira ke atas kepalanya dengan kasar. Dia mengusap air ludah itu dengan lengannya penuh geram kekesalan.
“Katakan kenapa kau bisa disini dan menyerangku!” hardik Wisnu dengan suara ketus.
“Kau tidak mengingatnya? atau kau memang pria br*ngs*k?” desis Almira deng tatapan sinis. “Lepaskan aku! Pria menjijikkan.”
Dengan kesadaran yang mulai penuh, Wisnu melihat keadaannya yang tanpa busana. Segera turun dari tubuh Almira dia menatap seantero ruangan yang bukan kamarnya dengan raut wajah bingung.
Perihnya kulit tubuh bagian punggungnya juga dia rasakan, dengan perasaan yang kacau dia pandangi gadis yang belum pernah dia kenal ini sedang memakai kemeja miliknya, mata sembab dan banyaknya tanda merah di lehernya memberinya tanda yang menyesakkan dada Wisnu
Tuhan, apa yang telah aku lakukan? Apa aku sudah merusaknya?
Wisnu menatap Almira dengan ekspresi kebingungan dan penyesalan yang mendalam tapi reaksi dari gadis itu berbeda dengannya, memberinyau sorotan mata terluka.
“Aku … apa aku telah berbuat salah padamu?” tanya Wisnu dengan pandangan ke arah ceceran pakaian di lantai dan kembali menatap almira.
“Kau pria jahat!” hardik Almira kembali tergugu.
Dengan cepat Almira bangun dan menekuk lututnya dengan wajah membenam di sana. Wisnu terduduk semakin lesu.
“Bagaimana caraku, menebus dosa itu?” tanya Wisnu lemah menunduk dalam.
“Mati, mati saja kau!” jawab Almira ketus menatap Wisnu dengan mata sembab.
Sial, kenapa bisa begini? Kenapa aku bisa lepas kendali. Dirga, minuman apa yang kau berikan padaku?
Wisnu menekan pangkal hidungnya. Kepalanya berdenyut pening. Seumur hidup baru kali ini dia menghadapi hal yang tidak mampu membuatnya berani mengangkat kepala.
~Aku membencimu dengan segenap hatiku, hingga segenap hati ini seakan ingin menyerangmu dan menghancurkan bukan hanya tubuhmu tapi selipan kenangan dan juga mimpi.~ [Almira]
Bersambung …
Terimakasih sudah mencintai Wisnu. Saatnya sejenak membenci kelakuan tokohnya yaa … kalian siap??
Tinggalkan jejak like komentar dan juga Vote seikhlasnya ya ^_^
Salam cinta dariku ~Syala Yaya🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments
❤ yüñdâ ❤
keren thor ceritanya 👍👍👍
2021-04-14
0
Defi Oktavia
tragis cinta wisnu
2021-03-13
0
💞Adinda Tya💞
oh bang wisnu kena dech jebakan
2021-01-29
0