Ketulusan Cinta Wisnu

Ketulusan Cinta Wisnu

Bab 1 Pertemuan Awal

Suasana jalan raya di kota kecil yang kini mulai berkembang menjadi kota besar. Penuh sesak dengan banyaknya kendaraan berjubel saling mengantre berbaris di depan sebuah palang portal. Mereka semua sedang menunggu kereta api lewat dan mengakhiri raungan sinyal dari pos jaga pemantau jalur perlintasan kereta. Sinyal suara menandakan kereta api akan segera lewat.

Jam sudah menunjuk hampir pukul 6 sore, bahkan suara azan magrib sudah berkumandang di seluruh penjuru kota. Wisnu masih terjebak di tengah kemacetan tanpa bisa menghindar. Yang bisa dia lakukan hanya dengan sabar menunggu transportasi sejuta umat itu lewat.

Gelegar suara gerbong kereta terdengar keras disela-sela bunyi klakson saling bersahutan. Getarannya juga terasa mengentak tanah area sekitaran jalur kereta yang dilewatinya.

Wisnu menghela napas, membiarkan semua mobil dan kendaraan di sekitaran mobilnya berjalan duluan agar bisa mengurai kemacetan saat portal kembali terbuka. Beberapa pengemudi memang memilih menunggu giliran menjalankan kendaraannya daripada harus saling berebut tempat. Suasana seperti ini sudah menjadi pemandangan sehari-hari di kota ini.

Hingga Wisnu merasakan ada guncangan pada mobilnya, lebih tepatnya bagian mobil belakangnya terasa ada yang menyenggol dengan keras.

Dengan cepat dia buka kaca jendela mobil dan melongokkan kepalanya ke arah belakang. Segera memberi sorotan mata tajam ke arah gadis berhelm pink yang mengendarai motor matic berwarna coklat susu terkena pantulan dari beberapa sorot lampu yang menyala mengenai badan motor itu.

“Ma-maaf, Mas,” ucap gadis itu gugup dengan beberapa kali menundukkan kepalanya.

"Bagaimana ini?" batin gadis itu panik karena harus mengalami kekacauan itu.

Wisnu mendengkus kesal, dia bukan pria semanis itu yang diam saja menerima sebuah kesalahan.

“Hei, punya mata ditaruh di mana?!” teriak Wisnu kesal, masih menatap tajam ke arah gadis di belakang samping pojok kanan mobilnya itu.

“Tidak sengaja, Mas,” jawabnya lantang menggigit bibir bawahnya panik dan merasa bersalah, gadis itu juga sedikit menampilkan senyuman canggung.

“Dia nggak sengaja, Mas,” seloroh bapak-bapak paruh baya dengan logat khas kota itu membantu membela gadis itu. “Lagian rame juga.”

Wisnu menghela napasnya mendengar ucapan itu, dia tidak mau tahu apapun kondisinya.

Deru mesin dan klakson bersahutan menambah kebisingan, memprotes Mobil Wisnu yang belum bergerak sama sekali ditengah kemacetan. Ini salah satu hal yang sangat Wisnu tidak sukai.

Wisnu segera menatap ke belakang dan menjentikkan jemari agar gadis yang menyerempet mobilnya untuk mengikutinya.

Wisnu mulai menjalankan mobilnya dengan pelan, menyibak keramaian yang mulai bisa ia atasi. Beberapa motor dan mobil menyalip dari sisi samping kanan dan kiri mobilnya.

Wisnu merasa kesulitan mencari tempat untuk memarkir mobilnya yang paling dekat dengan lokasi dan menyelesaikan masalah dengan wanita yang menabrak bagian belakang mobilnya.

Setelah mendapat lokasi yang menurutnya nyaman, dia menepikan mobil. Tampak dari kaca spion gadis itu mengikutinya dari belakang. Wisnu tersenyum sekilas, ternyata gadis itu berani bertanggung jawab dan tidak kabur begitu saja.

Wisnu segera membuka pintu mobil dan keluar dari sana, mengamati keadaan lalu-lalang kendaraan di jalan raya yang sudah mulai sepi. Ia melangkah tegas dengan tatapan tajam ke arah gadis yang tengah memarkirkan motor di belakang mobilnya. Gadis itu segera melepas helm, menggantungnya di spion dan segera turun dari motornya

“Nggak parah lho, Mas,” komentar gadis itu dengan logat jawa kental sambil mengamati bagian mobil yang disrempetnya.

“Tetap saja lecet, kamu tahu berapa harga mobilku?” jawab Wisnu dengan nada dingin.

“Tapi nggak parah, kok. Lecet dan peyot cuma sedikit banget,” sahut gadis itu membela diri, Ia berdiri dan menatap Wisnu setelah beberapa saat berjongkok mengamati dan meraba cat mobil dengan jemari tangannya.

“Kalau kamu jadi aku, kira-kira apa tanggapanmu saat mobilmu ditabrak orang?” tanya Wisnu menyandarkan tubuhnya ke badan mobil.

“Anu, Mas. Euhm … meminta ganti rugi. Cuman, liat yang nabrak juga lah, Mas,” jawab gadis itu terbata.

“Siapa namamu, kita ke bengkel sekarang,” ajak Wisnu sambil menegakkan tubuhnya dan berjalan ke arah bagian kemudi.

“Mas, maaf saya nggak bisa. Saya kerja, Mas,” tolaknya sambil berjalan mendekat sembari berlari kecil.

“Kamu mau mencoba mencari alasan?” decak Wisnu membalik badan.

“Sumpah, Mas. Enggak bohong, udah telat ini malahan.” Gadis itu mendekat dan berdiri dihadapan Wisnu. Terlihat gadis muda itu mengecek jam yang melingkar di pergelangan tangannya.

“Kerjamu apa?” tanya Wisnu menatap gadis itu dengan cermat.

“Ehm, ngelesin, Mas.” Gadis itu tersenyum tipis.

“Ngeles? Pintar menghindari orang?” tanya Wisnu serius.

“Bukan ... bukan itu maksudnya,” tegas gadis itu mengibaskan tangannya dengan menggeleng kepalanya cepat, “Guru les, Mas,” jelasnya serius.

“Ck! Siapa namamu?” tanya Wisnu memasang wajah dingin kesal, merasa gadis ini cuma mencari alasan untuk menghindari masalah.

“Almira, Mas.”

“Umur?” tanya Wisnu lagi menampilkan wajah seriusnya.

“Huh?” Almira menatap bingung.

"Apa hubungannya antara umurku dengan masalah ini?" gerutu Almira dalam hati merasa kesal sendiri.

Gadis itu terdiam tidak mau menyahut saat mendapat pertanyaan yang jelas tidak ada sangkut pautnya dengan masalah mereka saat ini.

“Umur?!” tanya Wisnu lagi dengan nada ketus.

“40 tahun!” sahut gadis itu tak kalah ketus.

“Pantas wajahmu seperti nenek peyot,” desis Wisnu dingin dan berbalik badan melangkah menuju ke arah pintu mobilnya.

Wisnu merasa sangat kesal mendapat jawaban asal-asalan dari gadis yang jelas dilihat dari sisi manapun pasti usianya belum genap dua puluh lima tahun. Dia memilih pergi meninggalkannya begitu saja. Lagipula dia juga merasa aneh, kenapa harus menanyakan umur yang jelas terlihat sangat memalukan juga baginya.

“Lalu, urusan kita bagaimana?” teriak Almira menatap punggung Wisnu berjalan menjauhinya.

“Kali ini kamu selamat,” jawab Wisnu menoleh, “Tapi ingat! Jangan sampai kita bertemu lagi, atau kamu akan membayar mahal dipertemuan kita selanjutnya,” tambah Wisnu menipiskan bibirnya masih memandang kesal Almira.

“Mem-mbayar mahal?” tanya Almira gugup, ia merasa tidak jelas dengan ucapan pria yang sebenarnya membuatnya cukup terkejut dengan pertemuan lagi secara tidak sengaja ini.

“Iya, kamu akan membayar mahal pertemuan kita selanjutnya. Jadi berhati-hatilah, jangan lagi berurusan denganku setelah ini, atau kamu tidak akan bisa lepas dan akan berurusan denganku selamanya,” ancam Wisnu menatap tajam, ia berusaha menakut-nakuti gadis dihadapannya ini.

Wisnu bisa melihat wajah gadis itu berubah menjadi pias. Wajah pucat Almira terlihat sangat jelas dalam memahami ancamannya.

Almira memandang Wisnu dengan kerjapan mata seakan tidak percaya dengan sikapnya yang mendadak menjadi pria yang kejam.

“Apa dia bukan orang itu? Aku bersyukur kalau benar aku sudah salah orang,” ucap Almira dalam hati.

Perasaan Almira menjadi sangat tidak enak, jantungnya berdebar lebih kencang. Dia berharap pria ini bukan pria dingin dan kaku yang dia temui di masa itu.

“Semoga aku salah orang,” ucapnya lagi menenangkan perasaannya.

Tiba-tiba tetesan air hujan datang membasahi bumi, derasnya air yang turun mampu menyakiti kulit, juga terasa sakit saat mengenai tubuh. Kedua orang itu segera berpisah. Wisnu segera naik ke dalam mobil dan menutup pintunya dengan cepat. Sedangkan Almira segera berlari kecil menuju ke arah motornya dan segera menyalakan mesinnya.

Hujan deras tidak bisa dia lawan, dengan cepat Almira meninggalkan tempat itu dan mencari emperan toko-toko di pinggir jalan untuk berteduh.

Wisnu mengusap wajahnya yang basah dengan telapak tangannya. Memandang dari spion ke arah belakang, terlihat motor gadis itu sudah berjalan melewatinya. Sambil menjalankan mobilnya kembali, Wisnu menyalakan radio dan memilih chanel favoritnya.

Sudah hampir bait akhir lagu telah diputar, dan suara DJ-nya terdengar merdu menyapa para pendengar setia radio itu termasuk dirinya. Wisnu tersenyum sendiri mendengarkan. Inilah salah satu caranya untuk mengusir kesepian.

“Masih bersama Melody FM. Kalian terjebak hujan? Luar biasa ya … terkena tetesan air hujan berdua? Uhui … romantis.” Terdengar suara penyiar radio yang ceria seolah memaksa Wisnu untuk melengkungkan bibirnya, tersenyum merasa konyol.

“Saat hujan, saatnya berdo'a. Banyak do'a terkabul dikala hujan turun. Yang baik-baik ya do'a kalian, para sobat Melody FM. Jangan sampai do'a yang buruk terkabul gara-gara hujan malam ini. Ucapan adalah do'a ya sobat, jadi berhati-hatilah dalam berucap. Okey, satu lagu spesial buat kalian semua … dari Efek Rumah Kaca berjudul Desember, selamat mendengarkan. Stay tune, ya … di Chanel kesayangan kita semua, Melody FM.”

Alunan lagu mengiringi perjalanan Wisnu menuju ke rumahnya. Rumah sepi, sesunyi hatinya.

“Ucapan adalah Do'a? ucapanku tentang membayar mahal pada pertemuan selanjutnya dengan gadis itu, apa juga bisa disebut dengan do'a?" gumamnya mengingat lembali ancamannya kepada gadis yang baru saja dia temui tadi.

Wisnu tersenyum tipis dan segera menggeleng pelan, menghalau pikiran tidak masuk akal baginya.

Karakter tokoh WISNU TAMA (27 tahun)

Karakter tokoh ALMIRA PUTRI (22 tahun)

Bersambung …

Hai semua, ini novel keduaku dengan kisah cinta Wisnu spin off dari Novel Istri Kedua Tuan Krisna. Disarankan membacanya lebih dulu agar tidak bingung dengan beberapa karakter tokoh yang nantinya dimunculkan di novel kedua ini.

Ikuti terus kisah ini ya. Jangan lupa favorite, like/babnya+ komen juga votenya.

Salam segalanya dariku ~Syala Yaya🌹🌹

Terpopuler

Comments

Yudhi Nita

Yudhi Nita

Jan2 bener itu orang yg dimaksud Almira. iya, itu Ji Chang Wook, suamikuuu 😍😍😍

2022-01-25

1

wonder mom

wonder mom

suka visual Wisnu.😍😍😍

2021-11-01

0

Mien Mey

Mien Mey

ganteng putih tinggi tajir ktmu cwe medok jawa 😄bangblas angine..😂

2021-09-16

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Pertemuan Awal
2 Bab 2 Mengulang pertemuan
3 Bab 3 Membayar Mahal 19+
4 Bab 4 Melukai Diri
5 Bab 5 Sama-sama terluka
6 Bab 6 Mendapat Kunjungan
7 Bab 7 Mengatur Langkah
8 Bab 8 Pulang Kampung
9 Bab 9 Mencoba Memasuki Hidupmu
10 Bab 10 Ancaman berakhir Manis
11 Bab 11 Langit Pun Mendukung
12 Bab 12 Kebersamaan Keluarga
13 Bab 13 Berbeda Keyakinan
14 Bab 14 Menyelami hati
15 Bab 15 Jalan Menuju Terang
16 Bab 16 Langkah Awal menjadi Muslim
17 Bab 17 Menggoda Pak Bos
18 Bab 18 Wisnu Vs Arjuna
19 Bab 19 Ungkapan Simpati Tanpa Kata
20 Bab 20 Sudut Pandang Tidak Biasa
21 Bab 21 Menepati Janji
22 Bab 22 Kita Sah!
23 Bab 23 Disayang Mertua
24 Bab 24 Ucapanku adalah Do'aku
25 Bab 25 Mengatasi Trauma Bersama
26 Bab 26 Kekonyolan Di Pagi Hari
27 Bab 27 Pulang Ke Kota
28 Bab 28 Impian Disambut Istri Di Rumah
29 Bab 29 Menghadapimu Dengan Caraku
30 Bab 30 Indahnya Belajar Bersama
31 Bab 31 Menggodamu, Menggelitik Hatimu
32 Bab 32 Pertemuan Menguji Rasa
33 Bab 33 Kesempatan Indah
34 Bab 34 Bagaimana Perasaanmu?
35 Bab 35 Perseteruan Terbuka
36 Bab Menghempas Hatiku
37 Bab 37 Kenyataan Yang harus dihadapi
38 Bab 38 Jujur Saja
39 Bab 39 Kemarahan Wisnu
40 Bab 40 Membalasmu Dengan Caraku
41 Bab 41 Rasanya Diabaikan
42 Bab 42 Mengabaikan Rayuanku
43 Bab 43 Aku atau Kamu yang merayu?
44 Bab 44 Pagi Yang Nanggung!
45 Bab 45 Tamu Agung datang berkunjung
46 Bab 46 Dibalik sebuah kata
47 Bab 47 Kencan yang Aneh
48 Bab 48 Pertemuan tidak sengaja
49 Bab 49 Pilih Siapa?
50 Bab 50 Bolehkah Aku Mengenalmu Secara Utuh?
51 Bab 51 Cantikmu Hanya Untukku
52 Bab 52 Menguji Sabarku
53 Bab 53 Bercanda Sejenak
54 Bab 54 Ajakan Kencan
55 Bab 55 Bukan Istri Simpanan
56 Bab 56 Menatapmu lebih mendebarkan bagiku
57 Bab 57 Masih Melanjutkan Kencan
58 Bab 58. Aku Terlambat
59 Bab 59. Bingung Menyikapi
60 Bab 60. Alasan Kesedihan
61 Bab 61. Tamu Langganan
62 Bab 62 Kabar Bahagia
63 Bab 63 Kunjungan pertama
64 Bab 64 Mendengar Cerita Masa Lalumu
65 Bab 65 Makan Bakso
66 Bab 66 Berani Bersikap
67 Bab 67 Masalah Terurai
68 Bab 68 Mengurai Masalah
69 Bab 69 Mengakui Ketulusanmu
70 Bab 70 Saling Memahami, Saling menerima
71 Bab 71 Resepsi Pernikahan dan Ucapan Terimakasih
72 Bab 72 Extra Part Memperbaiki Hubungan Masa Lalu
73 Bab 73 Ektra Part Wisnu Almira
74 Bab 74 Extra Part Dhepe & Ihsan
75 Bab 75 Extra Part Wisnu & Almira
76 Bab 76 Extra Part Wisnu&Almira (menceritakan kisah klasik)
77 Bab 77 Extra Part Wisnu & Almira (Jejak Masa Lalu)
78 Bab 78 Radius Satu Meter
79 Bab 79 Makna Dari Kata Bagus
80 Bab 80 Penyesalan
81 Bab 81 Ciihh Mantan! (Aku Sudah Bahagia)
82 Bab 82 Aku Bahagia
83 Bab 83. Extra Part (Somplak berkumpul)
84 Bab 84 Extra Part Somplak Berkumpul bag. 2
85 Bab 85 Extra Part Lanjutan
86 Bab 86. Extra Part Lanjutan
87 Bab 87. Extra Part (Spesial Yashna & Alan)
88 Bab 88 (Spesial part duo Couples)
89 Bab 89 Menjemput Mantan Rival
90 Bab 90 Gendhutku, Sayangku.
91 Bab 91 Cinta yang Sederhana
92 Bab 92 Bukan Membalas, Hanya Meniru
93 Bab 93 Cinta dan Kecemburuannya
94 Bab 94 Solusi Cantik Dari Almira
95 Bab 95 Pertemuan Bagian Dari Jodoh
96 Bab 96 Cinta dan Kekhawatiran (Wisnu&Almira)
97 Bab 97 Rinai Hujan
98 Bab 98 Kelahiran Buah Hati
99 Bab 99. Good Job, Ayah!
100 Bab 100 Kegundahan Hati Yashna
101 Bab 101. Memahamimu
102 Bab 102 Persaingan Terbuka
103 Bab 103 Riak Rasa
104 Bab 104 Mengolah Rasa
105 Bab 105 Hadapi Dengan Santai (K&Y)
106 Bab 106. Menyamakan Cara Pandang
107 Bab 107. Bersandarlah Pada Tuhan
108 Bab 108 Kerinduan
109 Bab 109 Memainkan Hati
110 Bab 110 Terbawa Suasana
111 Bab 111 Ide Gila Paman
112 Bab 112 Campur Tangan Malaikat?
113 Bab 113 Mengusik Hati Yashna
114 Bab 114 Bagaimana Menurutmu?
115 Bab 115 Serangan Indah Julia
116 Bab 116 Fitting Baju Pengantin
117 Bab 117 Pesan Tuan Putri
118 Bab 118 Menghabiskan Waktu Denganmu
119 Bab 119 Kuukir Sejarah
120 Bab 120 Nostalgia
Episodes

Updated 120 Episodes

1
Bab 1 Pertemuan Awal
2
Bab 2 Mengulang pertemuan
3
Bab 3 Membayar Mahal 19+
4
Bab 4 Melukai Diri
5
Bab 5 Sama-sama terluka
6
Bab 6 Mendapat Kunjungan
7
Bab 7 Mengatur Langkah
8
Bab 8 Pulang Kampung
9
Bab 9 Mencoba Memasuki Hidupmu
10
Bab 10 Ancaman berakhir Manis
11
Bab 11 Langit Pun Mendukung
12
Bab 12 Kebersamaan Keluarga
13
Bab 13 Berbeda Keyakinan
14
Bab 14 Menyelami hati
15
Bab 15 Jalan Menuju Terang
16
Bab 16 Langkah Awal menjadi Muslim
17
Bab 17 Menggoda Pak Bos
18
Bab 18 Wisnu Vs Arjuna
19
Bab 19 Ungkapan Simpati Tanpa Kata
20
Bab 20 Sudut Pandang Tidak Biasa
21
Bab 21 Menepati Janji
22
Bab 22 Kita Sah!
23
Bab 23 Disayang Mertua
24
Bab 24 Ucapanku adalah Do'aku
25
Bab 25 Mengatasi Trauma Bersama
26
Bab 26 Kekonyolan Di Pagi Hari
27
Bab 27 Pulang Ke Kota
28
Bab 28 Impian Disambut Istri Di Rumah
29
Bab 29 Menghadapimu Dengan Caraku
30
Bab 30 Indahnya Belajar Bersama
31
Bab 31 Menggodamu, Menggelitik Hatimu
32
Bab 32 Pertemuan Menguji Rasa
33
Bab 33 Kesempatan Indah
34
Bab 34 Bagaimana Perasaanmu?
35
Bab 35 Perseteruan Terbuka
36
Bab Menghempas Hatiku
37
Bab 37 Kenyataan Yang harus dihadapi
38
Bab 38 Jujur Saja
39
Bab 39 Kemarahan Wisnu
40
Bab 40 Membalasmu Dengan Caraku
41
Bab 41 Rasanya Diabaikan
42
Bab 42 Mengabaikan Rayuanku
43
Bab 43 Aku atau Kamu yang merayu?
44
Bab 44 Pagi Yang Nanggung!
45
Bab 45 Tamu Agung datang berkunjung
46
Bab 46 Dibalik sebuah kata
47
Bab 47 Kencan yang Aneh
48
Bab 48 Pertemuan tidak sengaja
49
Bab 49 Pilih Siapa?
50
Bab 50 Bolehkah Aku Mengenalmu Secara Utuh?
51
Bab 51 Cantikmu Hanya Untukku
52
Bab 52 Menguji Sabarku
53
Bab 53 Bercanda Sejenak
54
Bab 54 Ajakan Kencan
55
Bab 55 Bukan Istri Simpanan
56
Bab 56 Menatapmu lebih mendebarkan bagiku
57
Bab 57 Masih Melanjutkan Kencan
58
Bab 58. Aku Terlambat
59
Bab 59. Bingung Menyikapi
60
Bab 60. Alasan Kesedihan
61
Bab 61. Tamu Langganan
62
Bab 62 Kabar Bahagia
63
Bab 63 Kunjungan pertama
64
Bab 64 Mendengar Cerita Masa Lalumu
65
Bab 65 Makan Bakso
66
Bab 66 Berani Bersikap
67
Bab 67 Masalah Terurai
68
Bab 68 Mengurai Masalah
69
Bab 69 Mengakui Ketulusanmu
70
Bab 70 Saling Memahami, Saling menerima
71
Bab 71 Resepsi Pernikahan dan Ucapan Terimakasih
72
Bab 72 Extra Part Memperbaiki Hubungan Masa Lalu
73
Bab 73 Ektra Part Wisnu Almira
74
Bab 74 Extra Part Dhepe & Ihsan
75
Bab 75 Extra Part Wisnu & Almira
76
Bab 76 Extra Part Wisnu&Almira (menceritakan kisah klasik)
77
Bab 77 Extra Part Wisnu & Almira (Jejak Masa Lalu)
78
Bab 78 Radius Satu Meter
79
Bab 79 Makna Dari Kata Bagus
80
Bab 80 Penyesalan
81
Bab 81 Ciihh Mantan! (Aku Sudah Bahagia)
82
Bab 82 Aku Bahagia
83
Bab 83. Extra Part (Somplak berkumpul)
84
Bab 84 Extra Part Somplak Berkumpul bag. 2
85
Bab 85 Extra Part Lanjutan
86
Bab 86. Extra Part Lanjutan
87
Bab 87. Extra Part (Spesial Yashna & Alan)
88
Bab 88 (Spesial part duo Couples)
89
Bab 89 Menjemput Mantan Rival
90
Bab 90 Gendhutku, Sayangku.
91
Bab 91 Cinta yang Sederhana
92
Bab 92 Bukan Membalas, Hanya Meniru
93
Bab 93 Cinta dan Kecemburuannya
94
Bab 94 Solusi Cantik Dari Almira
95
Bab 95 Pertemuan Bagian Dari Jodoh
96
Bab 96 Cinta dan Kekhawatiran (Wisnu&Almira)
97
Bab 97 Rinai Hujan
98
Bab 98 Kelahiran Buah Hati
99
Bab 99. Good Job, Ayah!
100
Bab 100 Kegundahan Hati Yashna
101
Bab 101. Memahamimu
102
Bab 102 Persaingan Terbuka
103
Bab 103 Riak Rasa
104
Bab 104 Mengolah Rasa
105
Bab 105 Hadapi Dengan Santai (K&Y)
106
Bab 106. Menyamakan Cara Pandang
107
Bab 107. Bersandarlah Pada Tuhan
108
Bab 108 Kerinduan
109
Bab 109 Memainkan Hati
110
Bab 110 Terbawa Suasana
111
Bab 111 Ide Gila Paman
112
Bab 112 Campur Tangan Malaikat?
113
Bab 113 Mengusik Hati Yashna
114
Bab 114 Bagaimana Menurutmu?
115
Bab 115 Serangan Indah Julia
116
Bab 116 Fitting Baju Pengantin
117
Bab 117 Pesan Tuan Putri
118
Bab 118 Menghabiskan Waktu Denganmu
119
Bab 119 Kuukir Sejarah
120
Bab 120 Nostalgia

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!