Kembali Bertemu.

Delapan bulan sudah Thalia menjalani kehidupan barunya di kota S. berbagai macam perjalanan serta rintangan hidup dilalui Thalia dengan senyum dan air mata. untungnya ada Riri yang selalu membantunya dalam banyak hal, termasuk mencarikan pekerjaan untuknya. meskipun Riri sangat baik dan menawarkan untuk tinggal bersamanya, namun Thalia lebih memilih menyewa sepetak kos-kosan sejak beberapa bulan yang lalu. dengan gajinya sebagai salah satu pegawai di perusahaan tempat Riri bekerja, Thalia merasa masih cukup untuk membiayai hidupnya serta membayar kos-kosan hingga tak harus terlalu menyusahkan sahabatnya itu.

"Rajin amat sih." Riri menghampiri meja kerja Thalia.

Thalia yang menoleh pada sahabatnya itu nampak mengulas senyum.

Riri mendaratkan bobotnya di kursi depan meja kerja Thalia. "Jangan terlalu memforsir tenaga dan pikiran Thalia_"

"Kasian bayimu jika kau sampai kelelahan." sela Thalia lalu tersenyum. sepertinya Thalia sudah hafal betul dengan nasehat yang hampir setiap hari terucap dari mulut sahabatnya itu.

Ya, setelah dua bulan menetap di kota S, Thalia merasa ada yang aneh pada dirinya. Tubuhnya mudah sekali lelah dan kepalanya pun kerap kali terasa pusing. Riri yang saat itu mencemaskan kondisinya lantas mengajak Thalia untuk memeriksakan kondisinya ke dokter. betapa terkejutnya Riri saat dokter menyatakan bahwa Thalia tengah hamil.

Thalia yang awalnya ingin menyembunyikan pernikahannya, pada akhirnya berterus terang pada Riri jika anak yang dikandungnya adalah anak suaminya. Meskipun begitu, Thalia belum bersedia bercerita banyak, termasuk mengatakan siapa sebenarnya sosok suami sekaligus ayah dari bayi dalam kandungannya. lagi pula menurut Thalia tak penting untuk mengatakan siapa sebenarnya suami sekaligus ayah dari bayinya, Karena kedepannya ia akan menjadi orang tua tunggal untuk calon anak dalam kandungannya tersebut. calon anak yang mungkin tidak diinginkan oleh suaminya.

"By the way...bersiaplah, sebentar lagi semua pegawai di minta untuk berkumpul di lobby untuk menyambut kedatangan pimpinan perusahaan yang baru!!!." peringat Riri dan Thalia meresponnya dengan anggukan. "Baiklah." ucapnya.

Setengah jam kemudian, semua pegawai telah berkumpul di lobby gedung menanti kedatangan dari pemimpin perusahaan yang baru.

Sudah hampir setengah jam mereka berkumpul, namun yang dinanti belum kunjung menunjukkan batang hidungnya, sementara Thalia yang perutnya sudah semakin membesar mudah lelah jika berdiri terlalu lama.

"Jika kau lelah berdiri terlalu lama, sebaiknya kau beristirahat dulu sebentar!!!." berhubung pimpinan baru yang dinanti belum juga tiba, Riri meminta Thalia untuk beristirahat sejenak di sofa depan meja resepsionis.

Thalia pun setuju dengan ide Riri.

Belum cukup satu menit bokong Thalia menempel di sofa sudah terdengar suara pantofel beradu nyaring dengan lantai. semua pasang mata memandang ke sumber suara, di mana saat ini seorang pria dengan stelan jas mahalnya dengan didampingi oleh beberapa petinggi perusahaan baru saja memasuki gedung, lengkap dengan kaca mata hitam yang bertengger pada hidung mancungnya.

Deg.

Saking terkejut dengan apa yang disaksikan oleh kedua matanya, ponsel ditangan Thalia terlepas begitu saja dari genggamannya hingga menciptakan suara dentingan. Dengan secepat mungkin Thalia bergerak memungut ponselnya kemudian bergabung ke dalam barisan para pegawai.

Semua mata menatap kagum pada perawakan tinggi dan tegap milik pria tampan yang kini berdiri di hadapan mereka, kecuali Thalia, karena wanita itu justru menundukkan kepalanya.

"Ya ampun... ganteng banget sih..."

"Kalau tahu pimpinan baru gantengnya kebangetan kayak gini mending dari dulu aja pimpinan perusahaan diganti sama yang baru."

Jika kebanyakan pria akan bangga bahkan tebar pesona setelah mendengar kalimat berbau pujian seperti itu, pria itu justru menampilkan wajah datarnya.

"Selamat pagi semua....perkenalkan, ini pimpinan perusahaan kita yang baru, tuan Rasya Putra Sanjaya, beliau merupakan putra kedua dari pendiri perusahaan ini." salah seorang petinggi perusahaan memperkenalkan sosok pria tampan yang berdiri di sampingnya saat ini.

Ya Tuhan... bodohnya aku, bagaimana aku bisa tidak menyadarinya...SJ Group, bukankah itu singkatan dari Sanjaya Group, dan itu artinya perusaahan tempatku mencari nafkah selama ini adalah anak cabang dari perusahaan Sanjaya Group....??!!!. Thalia.

Kedatangan Rasya pagi ini baru menyadarkan Thalia bahwa perusahaan tempatnya mencari sesuap nasi merupakan milik keluarga Sanjaya.

"Selamat pagi semua... seperti yang baru saja dikatakan oleh Pak Revan, mulai hari ini saya akan menduduki posisi pimpinan di perusahaan ini. Jadi, saya berharap kita semua bisa bekerja sama dalam meningkatkan mutu perusahaan!!!." di sela pemaparan sekaligus perkenalan yang dilakukan Rasya, pandangan pria itu menangkap ada salah seorang pegawai yang sejak tadi nampak menundukkan kepala dan itu terlihat tidak kooperatif sekaligus kurang sopan di mata Rasya.

"Hey .... anda.....!!!." menunjuk dengan dagu ke arah pegawai tersebut.

Thalia baru menyadari bahwa seseorang yang dimaksud oleh pimpinan perusahaan yang baru adalah dirinya ketika Riri menyenggol lengannya, hingga mau tak mau Thalia pun mengangkat pandangannya perlahan.

Deg

Kali ini, giliran Rasya yang terkejut dengan keberadaan wanita yang sampai detik ini masih sah secara agama dan hukum negara sebagai istrinya. bukan hanya keberadaan Thalia saja yang mampu mengejutkan pria itu, tapi perut buncit Thalia pun tak kalah mengejutkan bagi Rasya. bahkan demi memastikan pandangannya, Rasya sampai melepas kacamata hitamnya.

*

"Are you okay?? jika kau sedang kurang enak badan, sebaiknya kau pulang saja biar aku yang akan menyampaikan permintaan izin kamu pada atasan!!!."

Sejak kembali dari lobby beberapa saat yang lalu, Riri melihat ada yang berbeda dengan Thalia, dan gadis itu berpikir mungkin Thalia sedang kurang enak badan.

"Aku baik-baik saja, tidak perlu khawatir!!." Thalia berusaha menampilkan senyum di depan Riri, seakan menunjukkan pada Riri jika dirinya baik-baik saja. Thalia kembali melanjutkan pekerjaannya. bukan hanya tidak ingin sampai pekerjaannya terbengkalai akibat pikirannya saat ini, ia juga tidak ingin sampai di pecat hingga tidak memiliki tabungan yang cukup untuk membayar biaya rumah sakit saat ia bersalin nanti.

Sementara di ruangan pimpinan, Rasya terlihat tidak fokus di hari pertamanya sebagai pimpinan perusahaan. semakin ia memusatkan pikiran pada pekerjaannya, semakin organ saraf di kepalanya berpusat pada Thalia.

"Ada apa, pak?? apa ada yang membuat anda terganggu???."

Pertanyaan asisten pribadinya menyadarkan Rasya. ternyata tanpa sadar ia baru saja menutup laptopnya dengan kasar.

"Tidak ada. kau boleh kembali ke ruangan mu!!!." sepertinya Rasya membutuhkan waktu sendiri.

"Baik, tuan" pria itu pun berlalu meninggalkan ruangan tuannya.

"Ternyata di sini kau sudah menikah lagi dan bahkan tengah mengandung." entah apa yang tengah dirasakan oleh Rasya, yang jelas hari ini pria itu benar-benar kehilangan fokus untuk bekerja. bayangan Thalia dengan perut buncitnya terus menari-nari di benak dan pikirannya.

Selamat datang di karya receh ku yang baru, sayang-sayangku.... semoga kalian suka ya.....😘😘😘

Terpopuler

Comments

Kar Genjreng

Kar Genjreng

di dua bab recehannya cukup menarik dan ingin meneruskan,,, Rasya akan menyesal dulu telah membuangnya setelah menam benih di rahim Thalia. ,,,apa bila Kamu mengusir nya kembali' akan lebih banyak kamu menyesalinya,,,

2025-03-09

0

Mrs.Riozelino Fernandez

Mrs.Riozelino Fernandez

Diselidiki dulu Rasya jangan cepat ambil kesimpulan...anak itu anakmu... gimana Thalia bisa menikah sedangkan kalian belum resmi bercerai...pakai logika mu...

2024-12-20

1

lovina

lovina

knp selalau novel kek gini ketemu mantan di perusaahaan malah bertahan g resign aja, jdnya ceritanya klise dan pasaran...pdhl sudh bagus

2025-04-07

0

lihat semua
Episodes
1 Mengetahui kebenaran.
2 Kembali Bertemu.
3 Ketakutan Thalia.
4 Mirip Dengan ayahnya.
5 Berbagai macam cacian dan hinaan.
6 Mengetahui kebenaran.
7 Akal-akalan Rasya.
8 Pendarahan.
9 Koma.
10 Ungkapan Riri.
11 Siuman.
12 Sarfaras Wisatara.
13 Kebenaran tentang Rasya.
14 Keputusan Thalia.
15 Putriku Yang hilang.
16 Sandiwara ibu angkat Thalia.
17 Kemarahan Rasya.
18 Terpaksa berdusta (Dokter Arfan).
19 Pindah.
20 Pemandangan Indah.
21 Ungkapan perasaan.
22 Kangen.
23 Pertemuan Tak disengaja.
24 Pengakuan dokter Arfan.
25 Gadis di masa Lalu Rasya.
26 Perasaan Thalia.
27 Kebesaran Hati Thalia.
28 Kedatangan Ibu.
29 Keisengan yang Salah Sasaran.
30 Petaka membawa hikmah.
31 Putriku.
32 Menjadi Tersangka.
33 Saat kebenaran terkuak.
34 Gelombang Kehidupan.
35 Ancaman papa Haris.
36 Ide Gila Riri.
37 Menghadiri resepsi pernikahan mantan.
38 Pertemuan Keluarga.
39 Menikahlah denganku!!!."
40 Okta Pradika.
41 Pernikahan Okta dan Riri.
42 Perubahan sikap Okta.
43 Pria breng-sek.
44 Warung Mang Seno.
45 Ternyata Istri Orang.
46 Perhatian Kecil.
47 Kedatangan Ibu mertua.
48 Berbunga-bunga.
49 Insting.
50 Office Boy.
51 Jealous????
52 Jatuh Pingsan.
53 Pengakuan mengejutkan dari Riri.
54 Bukti yang kuat.
55 Menyambut kedatangan pewaris tunggal.
56 Mengungkapkan Jati diri Yang sebenarnya.
57 Ungkapan hati Okta.
58 Kesalahpahaman Riri.
59 Kehamilan Riri.
60 Terkejut.
61 Sekretaris baru.
62 Kecurigaan Thalia.
63 Salah Memilih Lawan.
64 Termakan Jebakan licik.
65 Terbongkarnya kelicikan Siska.
66 Tegas.
67 Sesal pun tak berguna.
68 Kembali mendapat penolakan.
69 Kembali ke rumah orang tua.
Episodes

Updated 69 Episodes

1
Mengetahui kebenaran.
2
Kembali Bertemu.
3
Ketakutan Thalia.
4
Mirip Dengan ayahnya.
5
Berbagai macam cacian dan hinaan.
6
Mengetahui kebenaran.
7
Akal-akalan Rasya.
8
Pendarahan.
9
Koma.
10
Ungkapan Riri.
11
Siuman.
12
Sarfaras Wisatara.
13
Kebenaran tentang Rasya.
14
Keputusan Thalia.
15
Putriku Yang hilang.
16
Sandiwara ibu angkat Thalia.
17
Kemarahan Rasya.
18
Terpaksa berdusta (Dokter Arfan).
19
Pindah.
20
Pemandangan Indah.
21
Ungkapan perasaan.
22
Kangen.
23
Pertemuan Tak disengaja.
24
Pengakuan dokter Arfan.
25
Gadis di masa Lalu Rasya.
26
Perasaan Thalia.
27
Kebesaran Hati Thalia.
28
Kedatangan Ibu.
29
Keisengan yang Salah Sasaran.
30
Petaka membawa hikmah.
31
Putriku.
32
Menjadi Tersangka.
33
Saat kebenaran terkuak.
34
Gelombang Kehidupan.
35
Ancaman papa Haris.
36
Ide Gila Riri.
37
Menghadiri resepsi pernikahan mantan.
38
Pertemuan Keluarga.
39
Menikahlah denganku!!!."
40
Okta Pradika.
41
Pernikahan Okta dan Riri.
42
Perubahan sikap Okta.
43
Pria breng-sek.
44
Warung Mang Seno.
45
Ternyata Istri Orang.
46
Perhatian Kecil.
47
Kedatangan Ibu mertua.
48
Berbunga-bunga.
49
Insting.
50
Office Boy.
51
Jealous????
52
Jatuh Pingsan.
53
Pengakuan mengejutkan dari Riri.
54
Bukti yang kuat.
55
Menyambut kedatangan pewaris tunggal.
56
Mengungkapkan Jati diri Yang sebenarnya.
57
Ungkapan hati Okta.
58
Kesalahpahaman Riri.
59
Kehamilan Riri.
60
Terkejut.
61
Sekretaris baru.
62
Kecurigaan Thalia.
63
Salah Memilih Lawan.
64
Termakan Jebakan licik.
65
Terbongkarnya kelicikan Siska.
66
Tegas.
67
Sesal pun tak berguna.
68
Kembali mendapat penolakan.
69
Kembali ke rumah orang tua.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!