" Anisha.. ayah akan ngasih waktu untuk kamu.. menyiapkan diri untuk menikah nak.. " ucap ayah dimas
anisha menundukkan kepala dengan air mata yang terus mengalir
Anisha merasa sesak di dada nya karena emosi yang tidak tersalurkan
Dia langsung berlari ke kamar mandi untuk mengambil air wudhu
dan masuk ke dalam kamar nya dan mengambil AL-QUR'AN di dalam lemari dan duduk di atas ranjang nya
anisha mulai melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran dengan lemah lembut dengan kehangatan
karena itu adalah satu-satunya obat untuk menenangkan Emosi yang ada di dadanya dia menangis sejadi-jadinya sembari terus melantunkan ayat demi ayat suci Al-Quran
Anisha berhasil melantunkan ayat suci Al-Quran sampai 2 Juz dia merasa puas Anisha tersenyum karena merasa emosi nya sudah tersalurkan
Tak lama terdengar lah suara Adzan zuhur anisha kembali mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat zuhur
setelah melaksanakan sholat zuhur anisha keluar kamar dan menuju ke dapur untuk memasak karena dia tak melihat ada makanan di atas meja makan
setelah selesai memasak anisha mengambil kan makanan untuk bundanya dan membawa makanan dan air menggunakan nampan
dia berjalan mendekati kamar bunda nya dia mengetuk pintu kamar di bukakan oleh zahra
" Mbak anisha " ucap zahra
anisha tersenyum " dek.. kamu kalo mau makan di dapur ada makanan di meja makan.. ini untuk bunda.. " ucap anisha
" mbak anisha masak..? " tanya zahra
anisha mengangguk " ya udah mbak masuk aja zahra mau sholat dulu dan makan baru nanti ke sini lagi " ucap zahra
anisha masuk ke dalam kamar bunda nya sedangkan zahra keluar dan kembali menutup pintu kamar nya
anisha berjalan mendekati sang bunda sambil membawa nampan berisi makanan
" Bunda.. makan siang dulu bund.. " ucap anisha sambil memegang bahu Bunda lia
bunda lia menatap anisha dengan iba dan rasa bersalah
" Bunda nggak laper nish " jawab bunda lia
" Bunda.. makan dulu bund.. " bujuk anisha
bunda lia menggeleng dan menatap nampan yang di bawa anisha
" bunda nanti sakit? siapa yang susah? aku kan.. aku harus mengurus bunda yang sakit yang lemah yang tak berdaya ya kan? aku nggak mau.. Bunda makan yah " masih mencoba membujuk
anisha mengarahkan sendok berisi makanan ke mulut bunda lia
akhirnya bunda lia mau membuka mulutnya dan menerima suapan anaknya
anisha tersenyum bahagia melihat bunda lia yang begitu menyayangi dirinya
tak lama makanan sudah habis anisha menaruh nampan itu ke atas nakas dekat tempat tidur
" Bunda udah sholat belum? " tanya anisha
" bunda belum sholat nisha " jawab bunda lia
anisha tersenyum " lebih baik bunda sholat dulu.. biar hati dan fikiran bunda lebih tenang " ucap anisha
" Anisha keluar ya bund.. bunda sholat terus istirahat.. anisha di luar " ucap anisha beranjak keluar kamar
dia berjalan ke arah dapur untuk meletakkan nampan makanan di dapur
kemudian dia mengambil satu piring nasi juga satu ikan dan air lalu meletakkan di atas nampan
dia berjalan menuju ruang tamu ayahnya masih di sana
" Ayah.. " ucap anisha
ayah dimas mendongak menatap anisha dengan nampan makanan anisha duduk di sebelah ayah dimas
" ayah makan dulu yah.. nanti ayah sakit.. siapa yang akan menikahkan anisha nanti jika ayah sakit " ucap anisha
ayah dimas menganguk dan mengambil nampan makanan yang dibawa anisha
" anisha tinggal dulu ya yah.. mau makan ke dapur " ucap anisha
ayah dimas hanya menganguk dan anisha langsung berjalan menuju dapur
dia melihat zahra makan di meja makan anisha lalu duduk di depan adiknya itu dia mengambil nasi dan ikan untuk dirinya
" Mbak.. " ucap zahra
" ya dek.. " jawab anisha
" Nggak papa.. mbak makan aja " ucap zahra
Anisha menganguk dan memakan makanan yang ada di piring nya
" Mbak sini biar aku yang cuci " ucap zahra dan mengambil piring kotor dia berjalan menuju wastafel untuk mencuci piring nya
sedangkan anisha membersihkan meja makan dan meletakkan sisa ikan dan sayur ke dalam lemari
setelah selesai anisha duduk di kursi meja makan begitu juga dengan zahra
" Mbak.. " ucap zahra
" iya dek... "
" Mbak yakin mau nurutin apa kata ayah..? " tanya zahra
" iya sayang.. " jawab anisha ragu-ragu
" Tuhkan mbak masih ragu untuk menjawab pertanyaan zahra barusan " ucap zahra
" tapi nggak sekarang kok sayang " ucap anisha
" Ya Alhamdulillah kalo nggak sekarang.. tapi kalo dadakan lagi gimana? " tanya zahra
" hadapin aja sayang " jawab anisha
" terus mbak mau gitu.. nikah muda.. " tanya zahra
Anisha mengendikan bahu nya zahra hanya bisa membuang nafas kasar
" Mbak nanya dulu sama hati mbak.. siapkah mbak menjadi seorang istri? siapkah mbak menghadapi suami bajin*an itu? " ucap zahra
anisha hanya menganguk dan membuang nafas pelan
" Mbak besok aku mau ke supermarket mama nya nikita.. aku masih kerja di sana.. " ucap zahra
" mbak ikut zahra.. mbak mau nemenin kamu.. " jawab anisha
" beneran mbak mau ikut.. capek loh mbak kerja.. " jawab zahra
" iya! nggak papa capek asal menghasilkan uang supaya kita bisa makan.. " ucap anisha
" Baiklah mbak.. besok jam tujuh pagi yah.. " ucap zahra
anisha menganguk sambil tersenyum menatap adiknya itu dengan hangat
" Mbak kenapa? Menatap zahra segitunya banget.. " ucap zahra
" Segitunya apa? " tanya anisha
" ya segitunya lah.. " ucap zahra sayang tingkah
" Hahahaha " anisha tertawa geli melihat reaksi adiknya
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 145 Episodes
Comments
Shio Kelinci 🐰
5 like dulu ya 😂
2021-01-09
1