13

"Terima kasih ya, Pak," ucapku begitu turun dari motor.

"Sama-sama. Oh iya, besok mau saya jemput lagi?" Pak Dwi menawarkan.

"Ah, gak perlu, Pak. Saya ada motor kok."

"Saya gak--"

Tin!

Suara klakson mobil mengagetkan kami berdua. Ucapan Pak Dwi juga terpotong. Kami berdua spontan menengok ke sumber suara. Mobil Mas Robi ternyata. Dia keluar dari mobilnya dan menghampiri kami. Kenapa dia harus datang di saat seperti ini, sih?

"Ini pacar barumu, Len?" tanya Mas Robi. Aku menunduk, teringat kejadian beberapa hari lalu. Rasa takutku meningkatkan drastis. Mata Mas Robi menyelidik Pak Dwi.

"Cih! Gak bisa cari yang lebih baik apa?" ucapnya lagi merendahkan Pak Dwi. Aku hanya bisa menunduk, kedua tanganku saling meremas. Pak Dwi pasti sakit hati direndahkan seperti itu.

"Kenapa diam saja?" tanyanya seraya menarik tanganku dengan kasar.

"Lepas!" Kuhentakkan tanganku dari genggamannya.

"Sudah berani?" Mas Robi kembali emosi seperti waktu itu membuat tubuhku semakin gemetar.

"Emm ... maaf, saya bisa meluruskan." Pak Dwi turun dari motornya dan berdiri di sebelahku.

"Meluruskan apa? Kamu tidak tahu saya siapa, kan?" tantang Mas Robi.

"Siapapun kamu, saya tidak suka ada yang memperlakukan wanita dengan kasar," ucap Pak Dwi.

"Cih! Menjijikan! Sok pahlawan sekali."

"Pak Dwi, pulang saja! Biar ini saya yang urus," pintaku. Aku tidak ingin ada orang lain lagi yang terlibat.

"Pak? Ohh ... apa kamu bosnya Lena? Apa Lena sudah memberikan tubuhnya padamu?" Aku merasa sangat direndahkan dengan pertanyaan yang dilontarkan Mas Robi. Baru saja hendak kutampar wajahnya, satu pukulan mendarat di ulu hati Mas Robi.

Bugghh!!!

Mas Robi yang tidak siap langsung jatuh tersungkur. Air mataku spontan menetes. Aku sangat terkejut melihat perkelahian ini.

"Beraninya kamu menghina Lena seperti itu?" Nada bicara Pak Dwi terdengar sangat emosi.

Bughhh!!

Hantaman kembali diterima Mas Robi tepat di pipi kirinya. Darah segar keluar dari sudut bibirnya.

"Pak Dwi, sudah Pak, cukup!" Aku berusaha melerai.

"Kamu terima dengan ucapannya, Lena?" tanyanya tanpa melepaskan tangan dari kerah kemeja Mas Robi. Karena melihat ke arahku, hal itu membuat Pak Dwi sedikit lengah sehingga Mas Robi berhasil membalas tinju di pipi kiri pak Dwi dan membuatnya terjatuh.

"Sudah! Stop!" Aku berteriak sambil menangis. Teriakanku berhasil membuat Mama keluar dari rumah.

"Apa-apaan ini? Robi berhenti!" teriak Mama seraya membantu Mas Robi berdiri. Aku pun menghampiri Pak Dwi.

"Jangan sampai aku lihat wajahmu lagi!" Ancam Mas Robi yang kini diajak Mama ke dalam rumah. Aku membantu Pak Dwi berdiri.

"Pak, maaf," ucapku sambil menangis.

"Sstttt ... sudah, bukan salahmu," ucapnya menenangkan. "Dia siapa?"

"Ceritanya panjang, Pak."

"Apa kamu aman jika masuk rumah sekarang? Saya akan mengantarmu ke tempat lain kalau di sini kurang aman." Ucapan Pak Dwi seolah mengerti ketakutan yang akhir-akhir ini aku rasakan.

"Selama masih ada Mama, saya masih aman," ujarku meskipun sejujurnya aku masih takut.

"Hubungi saya kapanpun kamu butuh dan merasa dalam bahaya. Saya akan segera datang."

"Iya, terima kasih banyak, Pak."

"Sudah, jangan menangis lagi!" ujarnya seraya mengusap air mataku.

"Maafkan saya karena Bapak jadi terlibat masalah keluarga saya."

"Gak masalah. Saya akan menjagamu, Lena." Ucapan Pak Dwi berhasil membuatku tersentuh. Kurasakan kini jantungku berdegup kencang, tapi aku sangat berterimakasih ada yang masih peduli padaku di saat-saat seperti ini.

Tanpa kuobati lukanya, Pak Dwi pamit pulang. Aku masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang campur aduk.

"Lena!" bentak Mas Robi ketika aku baru saja membuka pintu. Rasanya masalah hari ini akan berbuntut panjang.

"Rob! Cukup!" Mama gantian membentak Mas Robi. Aku tak mengindahkannya dan masuk ke kamarku.

"Ingatkan orang-orang di sekitarmu! Jangan ikut campur urusanku!" Suara Mas Robi masih bisa kudengar dari kamar. Aku tidak peduli. Apa yang membuatnya masih terus menggangguku? Bukankah senang dia sudah mendapatkan Mama?

Kurebahkan diri di kasur dan membuka handphone. Tertera satu pesan masuk disana.

Radit : Hai Len! Apa kabar? Kangen nih!

Ini apa-apaan sih? Bukannya senang aku malah merasa geli. Pesan itu tidak kubuka, aku hanya membacanya dari luar kemudian kuhapus.

Aku mulai lelah. Baru beberapa hari merasa tenang, hari ini kembali begini lagi. Apa lebih baik aku keluar dari rumah ini dan tinggal sendiri? Tapi bagaimana kalau Mas Robi masih mencariku? Kalau aku sendirian akan lebih menakutkan lagi. Kuletakkan handphone dan berusaha tidur. Aku ingin istirahat.

Tok tok tok!

"Lena."

Tok tok tok tok tok!

"Len?"

Mendengar suara itu, aku mulai membuka mata.

"Ughhh ... iyaa," jawabku pelan.

"Ayo, makan dulu!" Ternyata suara Mama.

Aku kerjapkan mata beberapa kali, pandanganku mulai jelas. Kuambil handphone di sebelah bantal. Tertera angka 19.45 disana. Ternyata aku tertidur cukup lama. Kubuka pintu kamar dan duduk di salah satu kursi di ruang makan.

"Makan dulu!" Mama memberikanku sebuah piring. Nasi dan lauk sudah tersedia di atas meja.

"Iya," jawabku seperlunya. Rasanya nyawaku belum terkumpul sepenuhnya. "Mas Robi?" tanyaku pelan.

"Sudah pergi dari tadi. Sebenarnya ada apa?" tanya Mama.

"Hm ... entahlah." Aku menguap lalu mengucek mata beberapa kali.

"Laki-laki tadi siapa?"

"Pak Dwi, atasanku di kantor."

"Terus, mobilmu dimana?"

"Mobilku mogok lagi, jadi Pak Dwi menawarkan tebengan."

"Ah, begitu. Sepertinya Robi salah paham."

"Aku gak peduli," ucapku seraya mengambil nasi dari wadahnya.

"Apa kamu udah gak ada rasa sama Robi?" Aku hanya menggeleng dan masih fokus mengambil sayur.

"Kalau Mama lihat, dia menyesal sudah meninggalkan kamu, Len," ujar Mama lagi. Aku berhenti sejenak.

"Hah, menyesal juga buat apa? Toh semua gak akan kembali seperti dulu. Dan harusnya dia sadar aku ini sekarang anak tirinya. Menyesal seperti apapun juga gak akan ngubah keadaan jadi seperti semula."

"Kamu benar, Len," ucap Mama pelan. Suaranya terdengar sedih.

"Apa Mama ada perasaan untuk Mas Robi?"

"Gak ada."

"Lena masih penasaran, apa alasan Mama nekat menikah dengan Mas Robi?"

"Uang." Jawaban yang singkat dan padat.

"Hanya itu?" tanyaku masih tidak percaya.

"Mama ingin menghancurkan hidupnya."

"Kenapa? Apa karena dia selalu minta hubungan suami istri denganku?"

"Bukan. Mau melakukan itu atau gak, itu urusanmu." Pernyataan Mama membuatku semakin bingung.

"Lalu apa?"

"Dia sudah punya tunangan. Itu alasan dia gak mau menikah sama kamu, Len."

"Hah? Tunangan?" Aku sangat terkejut. Aku tidak tahu sama sekali.

"Benar, kan, kamu gak tahu apa-apa."

"Mama kata siapa?" Benar-benar aku tidak bisa mempercayai ini.

"Teman arisan. Yah, gak perlu Mama jelaskan rincinya. Intinya Mama tahu dan sekarang tunangannya ada di Singapura, masih kuliah S2."

Mendengar penjelasan Mama ada rasa sakit yang menusuk jantungku. Meskipun semua sudah berakhir, rasanya masih sakit mengetahui kalau selama ini aku dibohongi. Keinginanku untuk membunuhnya semakin besar, tapi aku sadar itu tidak mungkin.

"Aku serahkan semua pada Mama. Mau balas dendam dengan cara apapun silakan lakukan." Aku berdiri dan kembali ke kamar.

"Len, habiskan dulu makannya."

"Gak jadi lapar, Ma."

G*la! Benar-benar g*la! Apa aku sebodoh itu sampai dengan santainya mas Robi membohongiku? Dan sekarang dia menyesal lalu menggangguku jika aku dekat dengan laki-laki lain? Benar-benar tidak tahu diri.

Terpopuler

Comments

Tika

Tika

ruwet ya, keluarganya 😅😅

2020-09-11

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 Pengumuman
45 Season 2 #Part 1
46 Season 2 #Part 2
47 Season 2 #Part 3
48 Season 2 #Part 4
49 Season 2 #Part 5
50 Season 2 #Part 6
51 Season 2 #Part 7
52 Season 2 #Part 8
53 Season 2 #Part 9
54 Season 2 #Part 10
55 Visual Cast
56 Season 2 #Part 11
57 Season 2 #Part 12
58 Season 2 #Part 13
59 Season 2 #Part 14
60 Season 2 #Part 15
61 Season 2 #Part 16
62 Season 2 #Part 17
63 Season 2 #Part 18
64 Season 2 #Part 19
65 Season 2 #Part 20
66 Season 2 #Part 21
67 Season 2 #Part 22
68 Season 2 #Part 23
69 Season 2 #Part 24
70 Season 2 #Part 25
71 Season 2 #Part 26
72 Season 2 #Part 27
73 Season 2 #Part 28
74 Season 2 #Part 29
75 Season 2 #Part 30
76 Season 2 #Part 31
77 Season 2 #Part 32
78 Season 2 #Part 33
79 Season 2 #Part 34
80 Season 2 #Part 35
81 Season 2 #Part 36
82 Season 2 #Part 37
83 Season 2 #Part 38
84 Season 2 #Part 39
85 Season 2 #Part 40
86 Cuap-cuap Author
87 Season 2 #Part 41
88 Season 2 #Part 42
89 Season 2 #Part 43
90 Season 2 #Part 44
91 Season 2 #Part 45
92 Haiiiiiii!!!!
93 Season 2 #Part 46
94 Season 2 #Part 47
95 Season 2 #Part 48
96 Pengumuman Hiatus
97 Haloo!!
98 Season 2 #Part 49
99 Season 2 #Part 50
100 Season 2 #Part 51
101 Season 2 #Part 52
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
Pengumuman
45
Season 2 #Part 1
46
Season 2 #Part 2
47
Season 2 #Part 3
48
Season 2 #Part 4
49
Season 2 #Part 5
50
Season 2 #Part 6
51
Season 2 #Part 7
52
Season 2 #Part 8
53
Season 2 #Part 9
54
Season 2 #Part 10
55
Visual Cast
56
Season 2 #Part 11
57
Season 2 #Part 12
58
Season 2 #Part 13
59
Season 2 #Part 14
60
Season 2 #Part 15
61
Season 2 #Part 16
62
Season 2 #Part 17
63
Season 2 #Part 18
64
Season 2 #Part 19
65
Season 2 #Part 20
66
Season 2 #Part 21
67
Season 2 #Part 22
68
Season 2 #Part 23
69
Season 2 #Part 24
70
Season 2 #Part 25
71
Season 2 #Part 26
72
Season 2 #Part 27
73
Season 2 #Part 28
74
Season 2 #Part 29
75
Season 2 #Part 30
76
Season 2 #Part 31
77
Season 2 #Part 32
78
Season 2 #Part 33
79
Season 2 #Part 34
80
Season 2 #Part 35
81
Season 2 #Part 36
82
Season 2 #Part 37
83
Season 2 #Part 38
84
Season 2 #Part 39
85
Season 2 #Part 40
86
Cuap-cuap Author
87
Season 2 #Part 41
88
Season 2 #Part 42
89
Season 2 #Part 43
90
Season 2 #Part 44
91
Season 2 #Part 45
92
Haiiiiiii!!!!
93
Season 2 #Part 46
94
Season 2 #Part 47
95
Season 2 #Part 48
96
Pengumuman Hiatus
97
Haloo!!
98
Season 2 #Part 49
99
Season 2 #Part 50
100
Season 2 #Part 51
101
Season 2 #Part 52

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!