Part 10

Hingga detik ini aku masih belum bisa memahami apa maksud dan tujuan Mama melakukan semua ini. Menikah dengan lelaki yang jelas tidak ia cintai dan tidak hamil pula. Jika memang tujuan Mama adalah uang, rasanya Mama tidak sejahat itu hingga menyakitiku seperti kemarin.

Hari ini Mama akan menikah lagi. Tidak ada undangan apalagi perayaan. Tentu saja, pernikahan ini hanya diketahui kami bertiga. Aku, Mama dan Mas Robi. Entah mereka menikah di mana, aku tidak mau ikut ataupun menjadi saksi.

Akhirnya menjadi kenyataan, mantan pacarku menjadi ayah tiriku. Lucu sekali bukan? Iya, sangat lucu bahkan aku tertawa jika mengingatnya dan menangis setelahnya. Tak apa, dia bukan untukku. Aku bisa bahagia dengan caraku sendiri.

"Len, benar gak mau ikut?" tanya Mama yang entah sudah terlontar berapa kali. Aku hanya membalasnya dengan gelengan kepala.

Aku bungkam dan fokus menatap layar laptopku di meja makan sambil makan sereal. Rasanya Mama pasti tahu alasanku tidak ingin ikut. Memang rasa cintaku untuk Mas Robi sudah pudar, tapi tetap saja melihatnya menikah tapi bukan denganku, tentu memberikan rasa sakit tersendiri.

Ketika Mama sudah berangkat, kubuka folder fotoku bersama Mas Robi. Hanya ada senyum yang tampil disana. Ahh ... aku rindu dia yang selalu bersikap lembut padaku. Meskipun aku tak mau disentuh, dia tetap memperlakukanku dengan baik.

Aku menduga, alasan kemarin dia bisa kasar padaku karena nafsu yang tak terpuaskan adalah akal-akalan saja agar aku membenci dan melepaskannya. Eh? Apa mungkin begitu?

Ting! Satu pesan masuk ke handphoneku.

[ Alena Citra Mahendra, yang aku cintai. Maafkan Mas ya. Mungkin rasa sakit yang kuberikan tidak termaafkan. Hari ini aku akan menikah dengan mamamu. Maafkan aku. ]

Membaca pesan singkat itu, tidak terasa air mataku mengalir perlahan. Tidak masalah siapa wanita yang ia nikahi, tapi dia yang dulu banyak mengukir janji bersama dia pula yang meninggalkanku demi wanita lain.

Ting! Satu lagi pesan masuk darinya.

[ Lena, aku masih sangat mencintaimu. Maukah kita kembali seperti dulu? Aku mohon. Bantu aku membatalkan semua ini. Aku kini sadar, cinta jauh lebih penting dari pada nafsuku. Tidak ada yang aku cintai selain kamu. Jika kamu mau kesini sebelum jam 9, kamu yang akan aku nikahi, bukan mamamu. Aku tunggu kedatanganmu, Cintaku. ]

Apa-apaan ini? Benar ini Mas Robi yang mengirimkannya? Pesan ini sedikit menggoyahkanku. Ada rasa sedikit senang ketika ia bilang ia masih mencintaiku. Aku memang masih mencintainya meski tak sedalam dulu. Aku bimbang.

Aku coba mengatur napas dan emosiku, berharap bisa mendapatkan ketenangan dan bisa berpikir lebih jernih. Kalau aku tidak kesana, maka pernikahan akan berlangsung sebagaimana rencana Mama. Kalau aku kesana, aku masih tidak begitu yakin Mas Robi benar akan menikahiku. Bahkan persiapanku pun tidak ada. Sebisa mungkin kuatur ulang jalan pikiranku dan membuka banyak kemungkinan.

Dan jawabanku adalah TIDAK. Apapun yang terjadi, aku tidak akan datang kesana. Dengan perasaan yang begitu bimbang, aku terus meyakinkan diriku agar tidak lagi mengharapkannya. Semua tidak bisa kembali seperti dulu, apapun alasannya.

..

"Hei, apakah kamu lelah?" tanyanya. Aku hanya mengangguk. Kami duduk di atas sofa di sebuah balkon yang cukup tinggi.

"Kemarilah, sandarkah kepalamu di bahuku!" ucap pria itu lagi. Aku menurutinya. Aku bersandar di bahunya. Nyaman sekali. Kupejamkan mata dan menikmati deru angin yang lembut membelai wajahku.

"Menangislah jika ingin, jangan ditahan!" Ia terus bicara meskipun aku hanya diam. Aku tidak tahu dia siapa, yang aku tahu dia selalu menyayangiku. Senyumnya yang lembut, bahunya yang kokoh, bahkan tutur katanya yang halus selalu mampu menghipnotisku. Aku selalu tenang bersandar di bahunya. Kini, aku merasakan sesak yang mendalam.

"Aku takut." Aku bicara dengan sangat pelan. Air mataku mengalir, tanpa melihat ke arahku, tangannya memberikanku selembar tisu.

"Jangan khawatir, semua yang memang sudah ditakdirkan untukmu, maka ia tak akan beralih menjadi milik orang lain!" Kalimat yang sudah sangat sering kudengar darinya.

"Apa kamu pernah merasakan kehilangan?" tanyaku sembari menyeka air mata yang masih tersisa.

"Ahh, tentu saja tidak. Hanya kamu yang aku miliki," ujarnya tenang.

"Hmm." Aku menyetujui meskipun aku tidak mengerti apa maksudnya.

"Apa aku telah kehilangan?" tanyaku lagi.

"Who knows?" Ia tersenyum lagi. Meskipun aku tidak melihat wajahnya, aku bisa merasakan ia sedang tersenyum, tapi bukan padaku. Kemudian ia mengeluarkan jaket biru yang cukup besar, lalu dia menyelimutiku.

"Tidurlah, kamu perlu istirahat! Jangan dipaksa!" Mendengar ucapannya itu, aku menangis. Benar. Aku benar-benar lelah. Air mataku mengalir deras. Aku tak bisa lagi menahannya.

"Len? Alena?" Seseorang menepuk bahuku.

"Hm?" Aku terbangun. Lagi-lagi aku bermimpi. Meskipun mimpi, aku bisa merasakan kesesakan itu. Sepertinya aku terlalu lelah dengan dunia ini.

"Pindah ke kamar, jangan tidur di sini!" Menyadari Mama yang membangunkanku, aku menjadi gelagapan. Aku langsung melihat layar laptopku, syukurlah, laptopku sudah mati. Sepertinya baterainya habis.

"Mama udah pulang dari tadi?" tanyaku memastikan.

"Baru aja." Mama mengambil segelas air dingin dan meminumnya.

"Apa semuanya berjalan lancar?"

"Yah, begitulah."

"Apa Mas Robi ... terlihat senang?" tanyaku ragu-ragu.

"Mana mungkin dia senang?" Mama meletakkan gelasnya lalu berjalan ke arah kamar.

"Lalu? Gimana?"

"Apanya yang gimana?" Mama berhenti dan melihat ke arahku.

"Kalau dia gak senang, gimana dia bisa melanjutkan pernikahan?" tanyaku lagi.

"Tenang aja, semua berjalan lancar. Jangan khawatirkan apapun!" ucap Mama yang kemudian melanjutkan langkahnya ke kamar.

..

Terdengar suara mobil terparkir di depan rumahku. Suaranya sangat familiar, mobil siapa lagi kalau bukan milik Mas Robi. Aku tidak sudi membukakan pintu untuknya.

Ceklek! Dia membuka pintu rumah sendiri. Lanc*ng sekali! Dia kira ini rumah siapa?

Mama sedang keluar, ingin rasanya manusia satu ini kuusir sekarang juga, tapi melihat wajahnya saja aku malas. Aku beranjak dari kursi di ruang makan dan menuju ke kamar.

"Mau kemana?" tanyanya padaku. Yah, siapa lagi yang ia tanyakan? Karena hanya aku yang kini ada di rumah.

"Ngapain Mas masuk ke rumahku sembarangan? Mas pikir ini rumah siapa?" Aku menjawab tanpa melihat ke arahnya.

"Apa kamu lupa kalau aku ini adalah ayahmu?" kata 'ayah' dia tekankan di sana. Aku melanjutkan langkah dan membuka pintu kamarku.

"Jangan kabur!" Tiba-tiba dia sudah di belakangku dan memegang tanganku.

"Jangan macam-macam!" Aku berusaha memperingatkan.

"Berani mengancamku?" Kemudian ia menarik dan memaksaku bersandar di tembok serta membuatku menghadap ke arahnya. Kasar sekali.

"Pergi dari sini!" Aku masih berusaha mengusirnya. Sekuat tenaga kulepaskan pergelangan tanganku dari tangannya.

"Aku ini ayahmu," ucapnya lagi.

"Sampai matipun hal itu gak akan pernah terjadi!" bantahku.

"Bukankah kamu sendiri yang membiarkan semua ini terjadi? Aku sudah menawarkan untuk menikah denganku, tapi kamu mengabaikannya. SUDAH BERANI KAMU MENANTANGKU ALENA MAHENDRA?" Bentakan pertama yang kuterima dari Mas Robi. Jantungku terasa sakit. Aku hanya diam dan menunduk.

"Kenapa? Kamu takut?" tanyanya lagi. Cengkraman tangannya semakin kuat.

"Aaakk! Lepaskan aku!" pekikku keras. Pergelanganku terasa begitu sakit.

"Oh, sakit ya?" Ia meregangkan sedikit cengkeramannya, kemudian satu tangannya beralih memegang daguku.

"Wajah cantik ini munafik sekali, ya, disentuh sedikit saja tidak mau. Berapa hargamu, Alena?" ucapnya sedikit berbisik di telingaku, lalu ia tersenyum licik di hadapanku.

Aku sama sekali tak bisa melawannya. Lemah sekali. Aku gemetar, aku merasakan ketakutan yang hebat. Syukurlah, tak lama kemudian terdengar mobil Mama datang, Mas Robi melepaskan tangannya dariku.

"Kamu masih selamat hari ini," ucapnya penuh ancaman. Aku langsung berlari ke kamarku dan mengunci pintu.

Aku menangis sejadinya. Rasa takutku tak kunjung hilang. Sepertinya setelah ini hidupku tidak aman lagi. Apa yang harus kulakukan?

Terpopuler

Comments

nuy nurani

nuy nurani

ceritamu seru author bikin dag dig dug

2020-09-10

1

Verbeelding Princess

Verbeelding Princess

bagus banget novelnya. semangat ya thor👍

2020-09-04

4

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 Pengumuman
45 Season 2 #Part 1
46 Season 2 #Part 2
47 Season 2 #Part 3
48 Season 2 #Part 4
49 Season 2 #Part 5
50 Season 2 #Part 6
51 Season 2 #Part 7
52 Season 2 #Part 8
53 Season 2 #Part 9
54 Season 2 #Part 10
55 Visual Cast
56 Season 2 #Part 11
57 Season 2 #Part 12
58 Season 2 #Part 13
59 Season 2 #Part 14
60 Season 2 #Part 15
61 Season 2 #Part 16
62 Season 2 #Part 17
63 Season 2 #Part 18
64 Season 2 #Part 19
65 Season 2 #Part 20
66 Season 2 #Part 21
67 Season 2 #Part 22
68 Season 2 #Part 23
69 Season 2 #Part 24
70 Season 2 #Part 25
71 Season 2 #Part 26
72 Season 2 #Part 27
73 Season 2 #Part 28
74 Season 2 #Part 29
75 Season 2 #Part 30
76 Season 2 #Part 31
77 Season 2 #Part 32
78 Season 2 #Part 33
79 Season 2 #Part 34
80 Season 2 #Part 35
81 Season 2 #Part 36
82 Season 2 #Part 37
83 Season 2 #Part 38
84 Season 2 #Part 39
85 Season 2 #Part 40
86 Cuap-cuap Author
87 Season 2 #Part 41
88 Season 2 #Part 42
89 Season 2 #Part 43
90 Season 2 #Part 44
91 Season 2 #Part 45
92 Haiiiiiii!!!!
93 Season 2 #Part 46
94 Season 2 #Part 47
95 Season 2 #Part 48
96 Pengumuman Hiatus
97 Haloo!!
98 Season 2 #Part 49
99 Season 2 #Part 50
100 Season 2 #Part 51
101 Season 2 #Part 52
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
Pengumuman
45
Season 2 #Part 1
46
Season 2 #Part 2
47
Season 2 #Part 3
48
Season 2 #Part 4
49
Season 2 #Part 5
50
Season 2 #Part 6
51
Season 2 #Part 7
52
Season 2 #Part 8
53
Season 2 #Part 9
54
Season 2 #Part 10
55
Visual Cast
56
Season 2 #Part 11
57
Season 2 #Part 12
58
Season 2 #Part 13
59
Season 2 #Part 14
60
Season 2 #Part 15
61
Season 2 #Part 16
62
Season 2 #Part 17
63
Season 2 #Part 18
64
Season 2 #Part 19
65
Season 2 #Part 20
66
Season 2 #Part 21
67
Season 2 #Part 22
68
Season 2 #Part 23
69
Season 2 #Part 24
70
Season 2 #Part 25
71
Season 2 #Part 26
72
Season 2 #Part 27
73
Season 2 #Part 28
74
Season 2 #Part 29
75
Season 2 #Part 30
76
Season 2 #Part 31
77
Season 2 #Part 32
78
Season 2 #Part 33
79
Season 2 #Part 34
80
Season 2 #Part 35
81
Season 2 #Part 36
82
Season 2 #Part 37
83
Season 2 #Part 38
84
Season 2 #Part 39
85
Season 2 #Part 40
86
Cuap-cuap Author
87
Season 2 #Part 41
88
Season 2 #Part 42
89
Season 2 #Part 43
90
Season 2 #Part 44
91
Season 2 #Part 45
92
Haiiiiiii!!!!
93
Season 2 #Part 46
94
Season 2 #Part 47
95
Season 2 #Part 48
96
Pengumuman Hiatus
97
Haloo!!
98
Season 2 #Part 49
99
Season 2 #Part 50
100
Season 2 #Part 51
101
Season 2 #Part 52

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!