Part 8

Malam itu aku tidak bisa tidur. Aku teringat omongan Pak Agung. Papa menikahi mama yang sudah mengandung, tapi siapa? Apa mungkin aku bukan anak Papa? Lalu, aku anak siapa? Pak Agung mantan calon suami Mama, apa mungkin dia? Aarrrgg!!!! Tidak! Itu tidak mungkin. Otakku berdebat sendiri sampai aku tidak sadar kapan aku mulai tertidur.

Dengan bantuan G-Maps aku bisa sampai ke desa Pak Agung. Aku sengaja tidak membawa mobil, karena akses jalan yang tidak mendukung. Daripada merepotkan, akhirnya aku memilih mengendarai sepeda motor.

"Ternyata gak jauh yaa," ujarku ketika aku baru sampai di sana.

"Yah, memang. Hanya akses mobil aja yang membuatnya jadi terlihat lebih jauh." Lalu Irvan meletakkan segelas teh hangat.

"Ibu Bapak ke mana? Kok sepi?"

"Lagi kondangan, mungkin sebentar lagi pulang."

"Ahh, begitu," jawabku sembari mengangguk-angguk.

"Bagaimana keadaanmu? Apa sudah membaik?" tanyanya.

"Hmm ...." Aku baru meneguk teh hangat. Kemudian kuletakkan lagi gelasnya. "Udah jauh lebih baik, terima kasih sarannya. Aku memang belum memaafkan sepenuhnya, tapi aku juga gak bisa kalau harus dendam terlalu lama. Sama-sama menyiksa batin."

"Yah, setidaknya ada kedamaian tersendiri ketika kamu mencoba untuk ikhlas."

"Hmm ... ya, aku gak munafik. Memang sedikit tenang meskipun aku masih belum ikhlas mereka gak dapat ganjaran apa pun."

"Sabar, Tuhan punya rencana kok," jawabnya seraya tersenyum.

"Semoga saja, ya." Aku mengalihkan pandangan ketika terdengar suara motor yang baru saja datang.

"Eh, ada Lena." Ibu menyambutku dengan lembut, aku mencium tangannya. Begitu juga Pak Agung. "Sudah dari tadi?"

"Belum kok, Bu. Ini tehnya masih hangat." jawabku seraya menunjukkan teh yang ada di atas meja.

Kami ngobrol banyak, hanya saja aku belum memiliki kesempatan. Aku takut ibu dan Irvan tahu, aku tidak ingin merusak keluarga yang sudah bahagia jika memang Ibu belum mengetahui hubungan Mama dengan Pak Agung.

Akhirnya aku pulang dengan tangan kosong. Informasi yang aku harapkan sama sekali tidak aku dapatkan. Jika aku bertanya langsung pada Mama, apa Mama akan menceritakan padaku?

..

Minggu siang, aku janjian bertemu dengan Radit di sebuah cafe dekat kantorku. Awalnya aku enggan, namun karena ia terus memaksa akhirnya aku menyetujuinya.

"Senang, ya, rasanya bisa bertemu lagi seperti ini," ujar Radit dengan wajah yang begitu sumringah.

"Iya, sejak aku berhenti sekolah, kita gak pernah bertemu lagi," jawabku.

"Ah iya, aku cukup kehilangan waktu itu. Ditambah kamu yang menutup diri, jadi aku merasa benar-benar sudah kehilangan kamu."

"Apaan sih?" Aku merasa sedikit malu, tapi juga senang. "Pacarmu siapa sekarang?" tanyaku mengalihkan pembicaraan.

"Gak ada. Aku putus hampir dua tahun lalu, ditinggal nikah," ucapnya seraya mengaduk lemon tea-nya.

"Ah, sorry. Jadi, sampai sekarang kamu belum move on?"

"Enak aja, udah dong! Untuk apa gagal move on dari perempuan seperti dia?"

"Ya, barangkali, kan," jawabku seraya mengangkat bahu.

"Terus, kamu sendiri, mana pacarmu?" Pertanyaannya berhasil membuat darahku mengalir cepat dalam sekejap. Aku salah sudah menjebak diriku sendiri.

"Gak ada," jawabku singkat seraya mengalihkan pandangan ke luar jendela.

"Hmm? Sepertinya ada rasa sakit yang masih tertinggal. Ada apa?" Ia mulai menyelidik.

"Bukan apa-apa. Aku cuma gak pengen mengingatnya."

"Hei, ceritalah! Aku siap mendengarkan kok." Radit memegang tanganku. Hal itu membuatku sedikit kaget dan spontan menarik tanganku dari genggamannya.

"Ah, sorry! Serius, bukan apa-apa," jawabku seraya menyunggingkan senyum yang sedikit kupaksakan.

"Baiklah, aku gak akan memaksa." Tangannya kembali memegang gelas minuman dan mengaduknya. Lalu ia mengalihkan pembicaraan hingga aku lupa kalau tadi baru saja membahas Mas Robi.

"Naik apa?" tanyanya ketika kami sampai di parkiran cafe. Kami sudah memutuskan untuk pulang.

"Itu." Aku menunjuk mobilku yang terparkir di paling ujung.

"Ahh ... udah sukses rupanya ya, udah bisa beli mobil."

"Yah, itu saja masih kredit kok." Aku nyengir kuda. Sudah second, kredit pula.

"Yah, dari pada aku. Motor saja lusuh begini." Ia menunjukkan motor matic nya yang sepertinya sudah dipakai sejak SMA.

"Jangan begitu! Bersyukur dong! Daripada gak punya apa-apa, iya kan?" ujarku mengingatkan.

"Kamu selalu berpikir positif, ya," ujarnya seraya mengembangkan senyum tipis.

"Ya sudah, aku pulang ya!" pamitku. Aku sudah tidak betah berlama-lama dengannya.

"Iya, hati-hati!" pesan Radit padaku.

"Iya, kamu juga." Aku tersenyum kemudian berjalan ke arah mobilku terparkir.

'Hmm ... kukira aku masih menyukai Radit. Ternyata salah. Perasaanku udah gak sama lagi,' batinku dari balik stir mobil.

Sesampainya aku di rumah, tak kutemukan mobil Mama di depan. Ke mana lagi? Semenjak punya mobil sendiri, Mama jadi jarang di rumah. Kurebahkan diriku di sofa. Aku merasa kosong. Aku rindu momen manisku dengan Mas Robi, tapi rasa rindu itu hilang seketika saat ingatan rasa sakit itu muncul.

Kupejamkan mata dan membayangkan Papa ada di sampingku.

'Pa, maaf ya, Lena salah pilih pasangan. Lena kira Mas Robi beneran cinta sama Lena, tapi ternyata enggak. Pa, Papa marah sama Mama gak? Oh iya, Lena ini anak siapa, Pa?' aku bermonolog dalam hati.

Setelah merasa cukup, aku beranjak dari sofa dan masuk ke kamar. Tak lama kemudian Mama pulang. Terdengar suara ribut 2 manusia di sana. Aku langsung memasang telingaku di balik pintu, berharap suara bisa terdengar lebih jelas.

"Bagaimana mungkin kamu gak mau menikahi aku, Rob!" Mama bicara dengan nada tinggi.

"Aku gak mungkin menikahimu, Maya!" Mas Robi membalas dengan nada yang jauh lebih tinggi dan kasar. Aku belum pernah mendengar Mas Robi sekasar itu.

"Ini hasil tes sudah jelas! Mau mengelak apa lagi?" ucap Mama setelah terdengar suara berkas dibanting di atas meja.

"Itu bukan anakku!" ucapnya dengan nada penolakan yang sangat tegas.

"Beraninya kamu bilang begitu? Kamu kira aku ini perempuan murahan?"

"Bahkan Alena saja jauh lebih bermartabat dari pada ibunya!" bentak Mas Robi lagi.

Deg! Meskipun aku belum memaafkan Mama, tapi rasanya tidak terima mamaku direndahkan seperti itu. Mama hamil? Anak Mas Robi? Kenyataan macam apalagi ini?

"Kalau kamu gak mau tanggung jawab, hati-hati saja! Kupastikan nama baikmu rusak!" Mama mulai mengancam.

"Perempuan jal*ng!" umpat Mas Robi yang kemudian keluar rumah dan membanting pintu. Setelah kupastikan Mas Robi pergi, aku memberanikan membuka pintu kamar. Terlihat Mama sedang duduk di sofa dan membuka beberapa berkas.

"Ma ...."

"Hm?" jawab Mama. Aku duduk disebelah Mama dan mengamati seksama. Tidak ada bekas air mata di wajahnya. "Lihat apa? Kamu tadi dengar obrolan kami, kan?"

"Mama hamil?" tanyaku terus terang.

"Lihat aja sendiri!" Mama memberikan berkas itu padaku. Terlihat jelas tulisan POSITIF di sana.

Aku sedikit tidak percaya dan juga tidak tahu harus merespon bagaimana. Pikiranku saling beradu. Antara amarahku, sedih, juga kasihan.

"Udah lihat, kan, kalau Robi itu breng*ek?"

"Tapi bagaimana mungkin Mama bisa hamil?"

"Ya namanya orang berbuat, pasti ada hasilnya, Len!" Mama tampak emosi dan meninggalkanku sendiri di ruang tamu.

Mama benar-benar hamil? Bagaimana mungkin, sih? Aku hampir 25 tahun dan akan punya adik? Apa ini bisa menjadi sebuah judul serial TV? Adikku adalah anak dari mantan pacarku? Apa-apaan itu? Lalu, apa Mama benar-benar akan menikah dengan Mas Robi? Membayangkan saja rasanya sakit.

Terpopuler

Comments

Neneng Mahmud

Neneng Mahmud

ngeri ngeri sedaap bagitu adiku adalah anak dari mantan pacar...

2020-10-23

1

indlezz

indlezz

Adiku adalah anak dari mantan pacarku,,,entah knpa lucu

2020-09-15

3

*

*

gilaaa

2020-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 Pengumuman
45 Season 2 #Part 1
46 Season 2 #Part 2
47 Season 2 #Part 3
48 Season 2 #Part 4
49 Season 2 #Part 5
50 Season 2 #Part 6
51 Season 2 #Part 7
52 Season 2 #Part 8
53 Season 2 #Part 9
54 Season 2 #Part 10
55 Visual Cast
56 Season 2 #Part 11
57 Season 2 #Part 12
58 Season 2 #Part 13
59 Season 2 #Part 14
60 Season 2 #Part 15
61 Season 2 #Part 16
62 Season 2 #Part 17
63 Season 2 #Part 18
64 Season 2 #Part 19
65 Season 2 #Part 20
66 Season 2 #Part 21
67 Season 2 #Part 22
68 Season 2 #Part 23
69 Season 2 #Part 24
70 Season 2 #Part 25
71 Season 2 #Part 26
72 Season 2 #Part 27
73 Season 2 #Part 28
74 Season 2 #Part 29
75 Season 2 #Part 30
76 Season 2 #Part 31
77 Season 2 #Part 32
78 Season 2 #Part 33
79 Season 2 #Part 34
80 Season 2 #Part 35
81 Season 2 #Part 36
82 Season 2 #Part 37
83 Season 2 #Part 38
84 Season 2 #Part 39
85 Season 2 #Part 40
86 Cuap-cuap Author
87 Season 2 #Part 41
88 Season 2 #Part 42
89 Season 2 #Part 43
90 Season 2 #Part 44
91 Season 2 #Part 45
92 Haiiiiiii!!!!
93 Season 2 #Part 46
94 Season 2 #Part 47
95 Season 2 #Part 48
96 Pengumuman Hiatus
97 Haloo!!
98 Season 2 #Part 49
99 Season 2 #Part 50
100 Season 2 #Part 51
101 Season 2 #Part 52
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
Pengumuman
45
Season 2 #Part 1
46
Season 2 #Part 2
47
Season 2 #Part 3
48
Season 2 #Part 4
49
Season 2 #Part 5
50
Season 2 #Part 6
51
Season 2 #Part 7
52
Season 2 #Part 8
53
Season 2 #Part 9
54
Season 2 #Part 10
55
Visual Cast
56
Season 2 #Part 11
57
Season 2 #Part 12
58
Season 2 #Part 13
59
Season 2 #Part 14
60
Season 2 #Part 15
61
Season 2 #Part 16
62
Season 2 #Part 17
63
Season 2 #Part 18
64
Season 2 #Part 19
65
Season 2 #Part 20
66
Season 2 #Part 21
67
Season 2 #Part 22
68
Season 2 #Part 23
69
Season 2 #Part 24
70
Season 2 #Part 25
71
Season 2 #Part 26
72
Season 2 #Part 27
73
Season 2 #Part 28
74
Season 2 #Part 29
75
Season 2 #Part 30
76
Season 2 #Part 31
77
Season 2 #Part 32
78
Season 2 #Part 33
79
Season 2 #Part 34
80
Season 2 #Part 35
81
Season 2 #Part 36
82
Season 2 #Part 37
83
Season 2 #Part 38
84
Season 2 #Part 39
85
Season 2 #Part 40
86
Cuap-cuap Author
87
Season 2 #Part 41
88
Season 2 #Part 42
89
Season 2 #Part 43
90
Season 2 #Part 44
91
Season 2 #Part 45
92
Haiiiiiii!!!!
93
Season 2 #Part 46
94
Season 2 #Part 47
95
Season 2 #Part 48
96
Pengumuman Hiatus
97
Haloo!!
98
Season 2 #Part 49
99
Season 2 #Part 50
100
Season 2 #Part 51
101
Season 2 #Part 52

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!