Part 4

Pagi itu, aku berangkat bekerja seperti biasa. Mama masih sibuk di dapur. Aku enggan bertemu Mama, mataku sedikit bengkak karena banyak menangis semalam. Aku bimbang, ingin rasanya lepas dari Mas Robi karena aku tidak akan melepaskan kesucianku sampai aku menikah dengannya. Namun, aku juga sangat mencintainya meski aku tidak siap bila dia mencari wanita lain untuk pelarian nafsunya.

"Len, sarapan!" ujar Mama menawarkan.

"Gak deh, Ma. Lena sarapan di kantor aja. Lagi ada kerjaan yang belum selesai," tolakku tanpa melihat ke arah Mama.

"Hmm, ya udah." Syukurlah Mama tidak memaksa. Kemudian aku berpamitan, namun sesuatu menarik perhatianku.

"Ma, ini ponsel siapa?" Ponsel apel sepotong itu tergeletak di atas meja. Sepertinya itu seri yang Mama maksud.

"Ponsel Mama, kenapa?" jawab Mama santai sambil mengaduk sayuran yang sedang ia masak.

"Mama dapat uang dari mana? Ponsel yang Lena kasih mana?"

"Jeng Ira bagi-bagi rejeki. Suaminya baru pulang dari Jepang." Jawaban yang sangat tidak meyakinkan. Aku tahu Mama punya gengsi yang tinggi. Mustahil mau menerima barang seperti ini dari rivalnya. Rival dalam hal pamer maksudku.

"Mama lagi berusaha bohong sama Lena, ya?" tanyaku menyelidik.

"Kamu berharap apa? Berharap Mama jadi simpanan pengusaha?"

"Ah, bukan begitu. Ya udah aku percaya. Lena berangkat ya, Ma!"

"Iya, hati-hati."

Meskipun aku bilang percaya, tetap saja aku masih penasaran. Baru kemarin Mama tidak mau kalah, bagaimana mungkin Mama menerima ponsel itu cuma-cuma?

Sejak hari itu, Mas Robi tidak menghubungiku sama sekali. Aku pun enggan menghubunginya duluan. Semakin hari aku semakin ikhlas jika harus kehilangannya. Aku terfokus mengumpulkan uang untuk membayar hutangku.

"Len, malam ini ada agenda gak?" tanya Atika.

"Sepertinya gak ada, gimana?" jawabku seraya bertanya.

"Temani aku lembur, ya!"

"Ahh ... baiklah, boleh. Kenapa gak dibawa pulang aja?"

"Ada mama mertuaku, cerewet sekali. Nanti aku gak bisa fokus malah."

"Apa mertuamu menyebalkan?"

"Yah, terkadang, tapi gak jahat hanya cerewetnya aja yang membuatku gak tahan."

"Syukurlah kalau mertuamu baik," jawabku.

Akhirnya aku menemani Atika lembur. Tidak lama. Jam 7 malam kami sudah keluar dari kantor.

"Len, ayo makan dulu! Aku traktir," ajak Atika.

"Lagi banyak uang?" ledekku.

"Heh! Aku ini mau berterima kasih padamu. Ada ataupun gak ada uang, aku akan tetap mengajakmu makan."

"Kalau uangmu tipis, simpan aja! Kamu sedang banyak menabung untuk persiapan melahirkan, kan?" Atika sedang hamil sekarang, sepertinya jalan 4 bulan.

"Sssttt! Jangan berisik! Menurutlah!" Atika berjalan menuju mobilnya. Aku juga menuju mobilku dan mengikuti arah dia pergi. Kami berhenti di restoran fastfood.

"Tik, kamu hamil loh! Yakin mau makan di sini?"

"Aku itu sudah nyidam burger dari sebulan lalu. Mas Rizal gak mau beliin. Jangan bilang-bilang ya! Sekali ini aja kok."

"Kalau ada apa-apa aku gak tanggung jawab, ya!"

"Iya, tenang aja!" Dia tersenyum dan berjalan ke meja pemesanan.

Pulang dari sana, aku menemukan mobil Mas Robi terparkir di depan rumah. Aku teringat mimpi waktu itu. Apa akan menjadi kenyataan?

"Lena pulang," ucapku setelah pintu berhasil kubuka. Mama duduk di sofa dengan memainkan ponsel di hadapan wajahnya.

"Tumben sampai malam, Len?" tanya Mama.

"Iya Ma, lembur. Itu ada mobil Mas Robi, ke mana orangnya?"

"Itu di kamar mandi."

"Hm?" Alisku bertaut. Jarang sekali Mas Robi lama di rumah, jadi jarang juga dia masuk ruangan lain selain ruang tamu dan ruang makan. "Ngapain dia ke sini, Ma?"

"Ya ketemu kamu, ngapain lagi?"

"Ah, aku malas bertemu dengannya." Aku mendengus kesal lalu berjalan ke kamar.

Sebelum aku sampai di kamar, Mas Robi baru keluar dari kamar mandi. Kamar mandi di rumah letaknya bersebrangan dengan kamarku. Aku terkejut, kemeja Mas Robi sedikit kacau. Kemeja itu sudah tidak lagi dimasukkan ke dalam celananya. Padahal selama ini Mas Robi selalu rapi.

"Len ...." Terdengar pelan ia menyebut namaku.

"Jangan ganggu aku dulu, Mas!" Aku masuk dan mengunci pintu kamar. Aku benar-benar tidak ingin bertemu dengannya kali ini. Ada apa dengan penampilannya yang seperti itu? Apa mimpiku sebenarnya adalah petunjuk?

Seminggu kemudian, kantor sedang libur 2 hari karena ada perbaikan. Semua pekerjaan dibawa pulang dan rapat via online. Malam itu aku tidak mengantuk sama sekali, jadi aku lembur sampai subuh. Selepas subuh aku baru bisa terlelap dan terbangun sekitar jam 11 siang.

Sepertinya Mama tidak tahu kalau aku tidak bekerja. Aku juga tidak bilang kalau hari ini libur. Mobilku juga semalam kuantar ke bengkel karena harus ada yang diperbaiki.

Aku menuju dapur dan meminum segelas air putih. Menuju ruang tengah hendak menonton TV. Kamar Mama yang tertutup menarik perhatianku. Sejak mimpi hari itu, rasanya aku sangat sensitif jika melihat pintu kamar Mama tertutup. Sudahlah, mimpi itu tidak mungkin terjadi, pikirku.

Kubawa gelas minumku ke ruang tengah, tapi sesuatu yang menarik perhatian. Dari sela jendela, terlihat ada mobil terparkir di depan rumah. Mobil Mas Robi? Sejak kapan terparkir di sana? Jangan-jangan?

Tubuhku lemas. Aku memutuskan untuk duduk di sofa ruang tamu. Ingin aku membuka pintu kamar Mama, tapi aku tidak siap. Aku menunggu Mas Robi keluar dari sana jika memang ada. Pikiranku kacau, tanganku gemetar, jantungku berdetak tak karuan. Di satu sisi aku percaya mimpiku bisa jadi kenyataan, tapi di sisi lain aku tidak percaya hal buruk seperti ini terjadi padaku.

Berselang beberapa menit kemudian, terdengar suara orang tertawa dari dalam kamar Mama. Dadaku sakit, sesak sekali rasanya. Air mataku memberontak keluar. Aku tak bisa lagi menahannya.

Ceklek! Terdengar suara kunci kamar yang dibuka. Suara tawa itu makin jelas di telingaku. Ingin rasanya kubunuh mereka berdua.

"Lena? Sejak kapan kamu ada di rumah?" ujar Mama dengan suara yang tampaknya terkejut. Aku hanya diam dan tak bergerak sedikit pun. Terdengar langkah kaki yang mendekat ke arahku. "Lena," panggilnya lagi.

"Udah puas, Ma?" tanyaku dengan pandangan yang masih lurus ke bawah. Aku tidak melihat ke arah mereka sama sekali.

"Apa maksudmu? Mama hanya--"

"Udahlah, Ma! Lena bukan anak kecil. Mama gak perlu menjelaskan apapun." Tak apa aku menjadi durhaka, hatiku terlanjur sakit. Bisa-bisanya seorang mama tega seperti ini pada anaknya sendiri.

"Syukurlah kalau kamu udah paham," ucap Mas Robi tanpa rasa bersalah. "Udah kubilang, kan, aku ini laki-laki normal?"

"Rob, pulanglah! Biar aku yang bicara pada Lena," pinta Mama.

"Gak ada yang perlu dibicarakan lagi." Aku beranjak dari kursiku dan menatap nanar mereka berdua. "Silakan memenuhi kebutuhan nafsu kalian berdua! Dasar bin*tang!" umpatku tak lagi bisa kutahan.

"LENA!"

Plak! Mama menampar pipi kananku. Bahkan mereka yang bersalah, aku juga yang diperlakukan seperti ini?

Terpopuler

Comments

Amma Ar-Rahma

Amma Ar-Rahma

knp aku yang tegang bacanya

2020-12-15

0

Neneng Mahmud

Neneng Mahmud

ada lagi kayak gitu🙄🙄

2020-10-23

0

🍃🥀Fatymah🥀🍃

🍃🥀Fatymah🥀🍃

like like 😍😍

2020-10-20

0

lihat semua
Episodes
1 Part 1
2 Part 2
3 Part 3
4 Part 4
5 Part 5
6 Part 6
7 Part 7
8 Part 8
9 Part 9
10 Part 10
11 Part 11
12 Part 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 23
24 24
25 25
26 26
27 27
28 28
29 29
30 30
31 31
32 32
33 33
34 34
35 35
36 36
37 37
38 38
39 39
40 40
41 41
42 42
43 43
44 Pengumuman
45 Season 2 #Part 1
46 Season 2 #Part 2
47 Season 2 #Part 3
48 Season 2 #Part 4
49 Season 2 #Part 5
50 Season 2 #Part 6
51 Season 2 #Part 7
52 Season 2 #Part 8
53 Season 2 #Part 9
54 Season 2 #Part 10
55 Visual Cast
56 Season 2 #Part 11
57 Season 2 #Part 12
58 Season 2 #Part 13
59 Season 2 #Part 14
60 Season 2 #Part 15
61 Season 2 #Part 16
62 Season 2 #Part 17
63 Season 2 #Part 18
64 Season 2 #Part 19
65 Season 2 #Part 20
66 Season 2 #Part 21
67 Season 2 #Part 22
68 Season 2 #Part 23
69 Season 2 #Part 24
70 Season 2 #Part 25
71 Season 2 #Part 26
72 Season 2 #Part 27
73 Season 2 #Part 28
74 Season 2 #Part 29
75 Season 2 #Part 30
76 Season 2 #Part 31
77 Season 2 #Part 32
78 Season 2 #Part 33
79 Season 2 #Part 34
80 Season 2 #Part 35
81 Season 2 #Part 36
82 Season 2 #Part 37
83 Season 2 #Part 38
84 Season 2 #Part 39
85 Season 2 #Part 40
86 Cuap-cuap Author
87 Season 2 #Part 41
88 Season 2 #Part 42
89 Season 2 #Part 43
90 Season 2 #Part 44
91 Season 2 #Part 45
92 Haiiiiiii!!!!
93 Season 2 #Part 46
94 Season 2 #Part 47
95 Season 2 #Part 48
96 Pengumuman Hiatus
97 Haloo!!
98 Season 2 #Part 49
99 Season 2 #Part 50
100 Season 2 #Part 51
101 Season 2 #Part 52
Episodes

Updated 101 Episodes

1
Part 1
2
Part 2
3
Part 3
4
Part 4
5
Part 5
6
Part 6
7
Part 7
8
Part 8
9
Part 9
10
Part 10
11
Part 11
12
Part 12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
37
38
38
39
39
40
40
41
41
42
42
43
43
44
Pengumuman
45
Season 2 #Part 1
46
Season 2 #Part 2
47
Season 2 #Part 3
48
Season 2 #Part 4
49
Season 2 #Part 5
50
Season 2 #Part 6
51
Season 2 #Part 7
52
Season 2 #Part 8
53
Season 2 #Part 9
54
Season 2 #Part 10
55
Visual Cast
56
Season 2 #Part 11
57
Season 2 #Part 12
58
Season 2 #Part 13
59
Season 2 #Part 14
60
Season 2 #Part 15
61
Season 2 #Part 16
62
Season 2 #Part 17
63
Season 2 #Part 18
64
Season 2 #Part 19
65
Season 2 #Part 20
66
Season 2 #Part 21
67
Season 2 #Part 22
68
Season 2 #Part 23
69
Season 2 #Part 24
70
Season 2 #Part 25
71
Season 2 #Part 26
72
Season 2 #Part 27
73
Season 2 #Part 28
74
Season 2 #Part 29
75
Season 2 #Part 30
76
Season 2 #Part 31
77
Season 2 #Part 32
78
Season 2 #Part 33
79
Season 2 #Part 34
80
Season 2 #Part 35
81
Season 2 #Part 36
82
Season 2 #Part 37
83
Season 2 #Part 38
84
Season 2 #Part 39
85
Season 2 #Part 40
86
Cuap-cuap Author
87
Season 2 #Part 41
88
Season 2 #Part 42
89
Season 2 #Part 43
90
Season 2 #Part 44
91
Season 2 #Part 45
92
Haiiiiiii!!!!
93
Season 2 #Part 46
94
Season 2 #Part 47
95
Season 2 #Part 48
96
Pengumuman Hiatus
97
Haloo!!
98
Season 2 #Part 49
99
Season 2 #Part 50
100
Season 2 #Part 51
101
Season 2 #Part 52

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!