BAB^^17~~

"Apa!" Mara ternganga.

"Gimana?" tanya Ken dingin.

"Oke! Maaf kalau aku udah sembarangan sentuh dan pukul kamu ... tapi kalo aku nggak kerja gimana caraku buat lunasin utang ke kamu? Motor koleksi aku juga udah ku jual semua untuk nyicil utang ke kamu, cuma tinggal satu biji motor kesayanganku," papar Mara panjang lebar.

"Kerja di kantorku," jawab Ken.

"Kerja di kantormu juga percuma, aku pasti ga bakal digaji, iya kan?" ujar Mara sambil memutar bola matanya.

Genggaman tangan Ken mengendur hingga gadis itu bisa melepaskan tangannya.

Mara mengusap-usap pergelangan tangannya yang memerah akibat genggaman Ken.

"Aku jamin kamu digaji," jawab Ken.

Kalau kita sekantor, kayaknya hari-hariku tidak akan membosankan seperti biasanya karena bisa lihat tingkah aneh kamu, batin Ken sambil tersenyum tipis sambil membayangkan kelakuan Mara.

Mara melihatnya sekilas.

Wait! Manusia kutub itu bisa senyum juga? Ada yang tidak beres kayaknya. Jangan-jangan di kantornya Aku cuma mau dikerjain sama dia atau dia mau jadikan aku badut, batin Mara sambil menutup mulutnya, baru kali ini ia melihat Ken sedikit menyunggingkan senyum.

"Oke. Aku kerjanya jadi apa?" tanya Mara penasaran.

"Kamu lihat saja nanti. Tapi jangan sampai ada yang tahu kalau kita suami isteri. Kamu pahamkan!" ujar Ken sambil berjalan kembali ke dalam ruang fitnes.

Ia menuju ke arah treadmill dan mulai berjalan diatasnya dengan kecepatan sedang, tetapi Mara membuntutinya. Kini ia sedang berdiri di samping Ken.

"Apa lagi?" sahut Ken, ia masih berjalan diatas treadmill-nya.

"Aku setuju kalau merahasiakan pernikahan ini di depan umum, tapi kamu gak akan jadiin aku og, kan?" tanya Mara sambil melipat tangan di depan dada.

"Jangan berisik, akan kupikirkan kamu cocoknya jadi apa," jawab Ken dingin.

Biasanya ia hanya bicara sepatah duapatah kata namun, kali ini di depan Mara ia bisa berbicara agak banyak. Ya! tentu baru kali ini.

"Em, kalau gitu aku buat surat lamaran dulu, biar lebih etis," ujar Mara.

"Tidak perlu. Akan ku urus semuanya," jawab Ken.

Ia mulai memasang earphone ditelinganya agar tak mendengar ocehan Mara dan fokus berolahraga.

"Terserah kamu aja lah," jawab Mara sambil berjalan meninggalkan Ken.

Saat pergi dari tempat itu, Asmara melewati sebuah ruangan besar yang pintunya terbuka lebar, sepertinya kamar itu sedang dibersihkan, Mara berhenti sejenak di depan pintu dan melihat poster gadis cantik berambut hitam panjang dan bergelombang, poster itu tak asing baginya dan terpampang nyata di sana.

Mara mencoba mengingat-ingat di mana ia bertemu dengan gadis cantik itu.

"Astaga, bukannya itu tunganan Frans!" seru Mara terkejut, hingga membuat maid yang sedang membersihkan kamar tersebut menyahuti ucapan Mara.

"Ada apa dengan Tuan Frans, Non?" sahut pembantu itu keluar dari dalam kamar mandi sambil membawa alat pembersih kamar mandi seperti sikat dan cairan anti kerat.

"Eh gak apa-apa, kok! Kalau boleh tau, ini kamar siapa ya, Bik?" tanya Mara penasaran kenapa, maid itu bisa kenal dengan mantan pacarnya dan memanggilnya Tuan.

"O, dia Nona muda kami, adik kandung Tuan Kendrick," jawab maid itu.

Duarr!!

Mara bagai tersambar petir disiang bolong.

"Kenapa dunia ini sempit sekali ... ternyata gadis yang kutemui di Jepang itu adiknya Ken," cicit Mara sambil memegangi kepalanya yang nyut-nyutan mendengar pernyataan tersebut.

"Iya. Nona kenapa? Sakit? Kok megang kepala seperti itu?" tanya maid itu cemas karena wajah Mara terlihat pucat dan gemetar.

"Enggak, kok kamu lanjut bersih-bersih aja ... aku mau ke kamar," ujar Mara sembari berjalan menuju kamarnya dengan langkah gontai.

Tiba di kamar, ia membanting tubuhnya kasar di atas kasur.

Mara mengacak rambutnya kesal.

"Aaaa ... Kupikir di Jepang itu pertemuan terakhir kaliku sama Frans, rupanya dia bakal jadi adik ipar aku, Tuhan apa rencanaMu," ujar Mara, ia membenamkan wajahnya di bawah bantal.

Setelah puas menangis, Mara bangkit dan duduk. Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat agar sadar.

"Enggak! Mara nggak boleh cengeng hanya karena cowok. Buktikan kalau kamu bisa, Ra! Jangan sampai Frans meremehkanmu! Dia udah menghianatimu ... kamu harus membuatnya menyesal dengan menjadi lebih baik lagi, ayo Ra semangat! Kamu harus jadi wonder women mulai hari ini, jangan pernah tunjukkin kelemahan kamu! Fighting!" seru Mara menyemangati dirinya sendiri. Ia segera pergi ke kamar mandi dan membasuh muka agar tak terlihat kalau air matanya baru saja tumpah dengan deras.

Mara membuka ponsel miliknya, ia menghapus semua foto Frans dengannya yang masih terpampang nyata di galeri.

Ia tak menyisakan satu pun foto pria penghianat itu.

Saat sibuk menghapus semua foto tiba-tiba Asmara mendapat telpon dari sahabatnya.

In call.

"Halo! Ada apa, Ris?"

"Mara! Akhirnya aku diterima kerja!" seru Risa.

Mara menjauhkan ponselnya dari telinga, karena suara Risa hampir membuat gendang telinganya pecah.

"Syukurlah, Ris. Kamu diterima oleh perusahaan mana?" tanya Mara.

"Perusahaan Widjaya, perusahaan suami kamu ... bisa diterima di sana itu sesuatu banget loh, Ra. Ah! Senangnya. Kalau aku udah dapat gaji pertama, aku bakal traktir kamu deh," papar Risa.

"Boleh juga, tapi gak usah lah Ris, mending kamu kirimkan uang ke orang tua kamu yang ada di kampung. Adik kamu kan masih sekolah," ujar Mara.

"Masalah itu mah gampang, Ra. Tenang aja."

"Aku juga mulai besok kerja di perusahaan Widjaya, tapi kamu jangan beritahu siapapun kalau aku isterinya Ken, oke!" ucap Mara.

"Loh, kenapa?"

"Aku mau jadi mata-mata, katanya akhir-akhir ini keuangan perusahaan kurang jelas pembukuannya." dusta Mara. Padahal ia tak ingin semua orang tahu kalau dia adalah isterinya Ken.

"Oke, rahasiamu aman bersamaku. Ya udah kalau gitu, Ra. Sampai jumpa besok!" ucap Risa mengakhiri pembicaraan.

"Iya, Ris." Mara menutup telepon kemudian terlelap hingga sore hari.

Pikiran Mara lelah hingga membuatnya terlelap begitu lama.

Saat matahari hampir tenggelam, Mara terbagngun karena ada aroma parfum yang begitu maskulin menusuk hidungnya.

Mara membuka Mata perlahan kemudian duduk. Ia melihat jam diding sudah menunjukkan pukul lima sore.

"Kamu mau kemana?" sahut Mara saat mendapati suaminya di depan cermin, Ken sudah rapi dan memakai setelan casual.

"Gak kemana-mana," jawab Ken dingin.

"Kok tumben pakai parfum," ujar Mara.

"Emang kenapa?" Ken menoleh ke arah Mara dan menatapnya tajam.

Pria itu memang gila kebersihan, ia juga rajin memakai skincare layaknya perempuan. Setelah mandi ia selalu memakai body lotion dan parfum. Ternyata Asmara belum menyadari sepenuhnya kebiasaan suaminya itu.

"Gak apa-apa, sih," jawab mara sambil nyengir kuda.

Lupa kalau dia orang kaya. Meja rias aja dipenuhi sama body care dan skin care dia yang mahalnya nggak ketulungan, batin Mara.

Gadis itu beranjak dari kasurnya mengambil pakaian ganti kemudian membersihkan dirinya.

Setelah kepergian Mara, pria itu memeriksa bantal yang Mara gunakan, ia penasaran kenapa bantal itu basah. Bantal itu basah karena air mata Mara.

Saat Mara di kamar mandi, Ken memanggil maid untuk segera mengganti bed cover, bukan hanya bantal yang basah, tetapi semuanya. Menurut Ken Mara sangat jorok, tidur siang juga ngiler.

Ken menekan tombol yang ada diatas nakas, tombol itu berbunyi di lantai bawah dan pelayan pribadi Ken langsung naik mendengar bel panggilan berbunyi.

Bunyi bel dari masing-masing kamar berbeda, jadi mereka yang sudah bekerja sangat lama di rumah itu paham siapa majikan yang sedang memanggil mereka.

Atik tiba di kamar Ken, ia segera mengetuk pintu.

Tok-tok-tok!

"Masuk!" suruh Ken.

"Apa Tuan muda memerlukan sesuatu?" tanya Atik sambil menunduk depan Ken.

"Ganti ini semua dengan yang baru!" suruh Ken.

"Baik, Tuan," jawab Atik patuh.

Padahal pagi tadi Atik sudah mengganti semuanya, tapi ketika Ken meminta sesuatu ia harus terjadi dan tidak boleh ada penolakan sedikit pun.

Ken meninggalkan kamar dan pergi ke ruang ke ruang kerja.

"Oh ternyata bantal Tuan muda sedikit basah, toh. Dasar ya pengantin baru ... siang-siang juga digas, hi-hi-hi," cicit Atik sambil senyum-senyum tidak jelas.

Pembantu satu itu tahunya Ken dan Mara baru selesai memproduksi anak karena melihat bantal dan sprei Tuannya basah.

...----------------...

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

🌹 buat pembantu yg salah paham 😁

2024-02-19

0

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

bener tuh, kn perusahaan suami sendiri

2024-02-19

0

Ucy (ig. ucynovel)

Ucy (ig. ucynovel)

mulai suka nih babang ken 😁

2024-02-19

0

lihat semua
Episodes
1 BAB^^1~
2 BAB^^2~
3 BAB^^3~
4 BAB^^4~
5 BAB^^5~
6 BAB^^6~
7 BAB^^7~
8 Bab^^8
9 bab^^9~
10 BAB^^10~
11 BAB^^11~
12 BAB^^12~
13 BAB^^13~
14 BAB^^14^^
15 BAB^^15~
16 BAB^^16~~
17 BAB^^17~~
18 BAB^^18~~
19 Bab^19~
20 BAB^^20~
21 BAB^^21~
22 BAB^^22~
23 BAB^^23~
24 BAB^^24~~
25 BAB^^25~
26 BAB^^26~
27 BAB^^27~
28 BAB^^28~
29 BAB^^29~
30 BAB^^30~
31 BAB^^31~Visual"
32 BAB^^32~
33 BAB^^33~
34 BAB^^34~
35 BAB^^35~
36 BAB^36^
37 Bab_37^^
38 BAB^^38~
39 BAB^^39...
40 BAB^^40~
41 BAB^^41~
42 BAB^^42~
43 BAB^^43~
44 BAB^^44~
45 BAB^^45~
46 BAB^46~
47 BAB^^47~
48 BAB..48
49 Bab^49~
50 BAB^50~
51 BAB^51~
52 BAB^52~
53 BAB^53~
54 BAB^54~
55 BAB^55~
56 BAB^56~
57 BAB^^57~
58 BAB^58~
59 BAB^59~
60 BAB^60~
61 BAB.61^S2.EP.Satu^
62 BAB.62^S2.EP.Dua^
63 BAB.63^S2.EP.Tiga^
64 BAB.64^S2.EP.Empat^
65 BAB.65^S2.EP.Lima^
66 BAB.66^S2.EP.Enam^
67 BAB.67^S2.EP.Tujuh^
68 BAB.68^S2.EP.8^
69 BAB.69^S2.EP.9^
70 BAB.70^S2.EP.10^
71 BAB.71^S2.EP.11^
72 BAB.72^S2.EP.12^
73 BAB.73^S2.EP.13^
74 BAB.74^S2.EP.14^
75 BAB.75^S2.EP.15^
76 BAB.76^S2.EP.16^
77 BAB.77^S2.EP.17^
78 BAB.78^S2.EP.18^
79 BAB.79^S2.EP.19^
80 BAB.80^S2.EP.20^
81 BAB.81^S2.EP.21^
82 BAB.82^S2.EP.22^
83 BAB.83^S2.EP.23^
84 BAB.84^S2.EP.24^
85 BAB.85^S2.EP.25^
86 BAB.86^S2.EP.26^
87 BAB.87^S2.EP.27^
88 BAB.88^S2.EP.28^
89 BAB.89^S2 EP.29^
90 BAB.90^S2.EP.30^
91 BAB.91^S2.EP.31^
92 BAB.92^S2.EP.32^
93 BAB.93^S2.EP.33^
94 BAB.94^S2.EP.34^
95 BAB.95^S2.EP.35^
96 BAB.96^S2.EP.36^
97 BAB.97^S2.EP.37^
98 BAB.98^S2.EP.38^
99 BAB.99^S2.EP.39^
100 BAB.100^S2.EP.40^
Episodes

Updated 100 Episodes

1
BAB^^1~
2
BAB^^2~
3
BAB^^3~
4
BAB^^4~
5
BAB^^5~
6
BAB^^6~
7
BAB^^7~
8
Bab^^8
9
bab^^9~
10
BAB^^10~
11
BAB^^11~
12
BAB^^12~
13
BAB^^13~
14
BAB^^14^^
15
BAB^^15~
16
BAB^^16~~
17
BAB^^17~~
18
BAB^^18~~
19
Bab^19~
20
BAB^^20~
21
BAB^^21~
22
BAB^^22~
23
BAB^^23~
24
BAB^^24~~
25
BAB^^25~
26
BAB^^26~
27
BAB^^27~
28
BAB^^28~
29
BAB^^29~
30
BAB^^30~
31
BAB^^31~Visual"
32
BAB^^32~
33
BAB^^33~
34
BAB^^34~
35
BAB^^35~
36
BAB^36^
37
Bab_37^^
38
BAB^^38~
39
BAB^^39...
40
BAB^^40~
41
BAB^^41~
42
BAB^^42~
43
BAB^^43~
44
BAB^^44~
45
BAB^^45~
46
BAB^46~
47
BAB^^47~
48
BAB..48
49
Bab^49~
50
BAB^50~
51
BAB^51~
52
BAB^52~
53
BAB^53~
54
BAB^54~
55
BAB^55~
56
BAB^56~
57
BAB^^57~
58
BAB^58~
59
BAB^59~
60
BAB^60~
61
BAB.61^S2.EP.Satu^
62
BAB.62^S2.EP.Dua^
63
BAB.63^S2.EP.Tiga^
64
BAB.64^S2.EP.Empat^
65
BAB.65^S2.EP.Lima^
66
BAB.66^S2.EP.Enam^
67
BAB.67^S2.EP.Tujuh^
68
BAB.68^S2.EP.8^
69
BAB.69^S2.EP.9^
70
BAB.70^S2.EP.10^
71
BAB.71^S2.EP.11^
72
BAB.72^S2.EP.12^
73
BAB.73^S2.EP.13^
74
BAB.74^S2.EP.14^
75
BAB.75^S2.EP.15^
76
BAB.76^S2.EP.16^
77
BAB.77^S2.EP.17^
78
BAB.78^S2.EP.18^
79
BAB.79^S2.EP.19^
80
BAB.80^S2.EP.20^
81
BAB.81^S2.EP.21^
82
BAB.82^S2.EP.22^
83
BAB.83^S2.EP.23^
84
BAB.84^S2.EP.24^
85
BAB.85^S2.EP.25^
86
BAB.86^S2.EP.26^
87
BAB.87^S2.EP.27^
88
BAB.88^S2.EP.28^
89
BAB.89^S2 EP.29^
90
BAB.90^S2.EP.30^
91
BAB.91^S2.EP.31^
92
BAB.92^S2.EP.32^
93
BAB.93^S2.EP.33^
94
BAB.94^S2.EP.34^
95
BAB.95^S2.EP.35^
96
BAB.96^S2.EP.36^
97
BAB.97^S2.EP.37^
98
BAB.98^S2.EP.38^
99
BAB.99^S2.EP.39^
100
BAB.100^S2.EP.40^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!