BAB^^3~

"Siapa mereka? Wajahnya dibungkus dah kayak mumi aja ... atau jangan-jangan mereka pencuri. Duh gimana nih kalau mereka bener-bener pencuri?" Mara berpikir panjang bingung apa yang harus dilakukannya, kalau keluar sudah pasti habis riwayatnya dan hanya tinggal nama. Tetapi apa boleh buat saat Mara sedang memikirkan cara bagaimana mengatasi masalah tersebut. Kedua manusia yang ada di luar mobil semakin sering dan keras mengetuk kaca mobilnya.

"Lontong!" teriak Mara salah kaprah. Ia segera meremas mulutnya sendiri.

Harusnya ia berteriak minta tolong, tetapi malah salah sebut jadi lontong saking cemasnya.

"Astagfirulah, ini mulut kenapa gak bisa diajak bicara yang bener, sih? Udah kayak drama aja perasaan hidup aku," ucap Mara pada dirinya sendiri.

Karena keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya dan kedua orang tersebut juga tak kunjung pergi, akhirnya Mara memutuskan hanya membuka kaca mobil saja. Alhasil ia langsung ditodong pistol tepat di dahinya. Mara bersikap biasa meskipun kakinya gemetar.

"Apa-apaan ini?" tanya Mara baik-baik.

"Keluar dari mobil sekarang juga!" suruh pria berhodie hitam.

"Kalian siapa ya? Berani sekali nyuruh-nyuruh saya keluar?"

"Turun atau saya tembak kepala Anda?!" tegas si hoddie hitam.

Pria yang berhoddie pink memerhatikan sekeliling sambil memainkan pisau ditangannya.

"Tunggu! Kalian laki-laki, kan? Kok beraninya sama perempuan, kalau cari target itu laki-laki dong." Mara masih membantah, ocehan tersebut makin membuat si pencuri naik darah dan langsung menembakkan pistol ke langit-langit.

Duarrr!

Mara terperanjak dari duduknya, spontan ia langsung menangkat kedua tangannya. Nyalinya sudah lari entah ke mana saat mendengar suara tembakan.

Mara langsung keluar dari mobil tersebut.

Lagian ini bukan mobil aku, ngapain juga aku pertahankan. Dari pada nyawaku yang melayang mending aku kasih aja, deh. Lagipula dosaku juga masih banyak. Hiks, ngenes amat ya hidupku.

Saat Mara tiba diluar, secepat kilat kedua pria itu masuk dan berlalu begitu saja bersama mobil milik Ken.

Mara mengigil kedinginan apalagi dress yang ia kenakan saat ini kekurangan bahan.

Benar-benar kurang asem, nih Mama ... masa iya aku di minta pakai dress kaya gini, kan dingin banget. Ya amsyong, batin Mara sambil berjalan di tengah aspal, tak tahu mau ke mana. Karena di sana tak ada pencahayaan sama sekali.

Ia melepas heels yang dipakai tadi, wanita itu lebih memilih nyeker. Karena heels sungguh menyiksanya.

***

Lima belas menit kemudian, ada sebuah mobil datang dan membunyikan klakson beberapa kali di belakang Mara. Tetapi gadis itu tak menoleh karena ia sudah minggir ke bahu jalan, begitu pikirnya.

Pengendara tersebut geram karena Mara tak mau menoleh.

Akhirnya ia turun dari mobil dan langsung menarik tangan Mara erat.

"Kamu!" seru Mara sambil melotot tak percaya.

Ken terus menarik tangan Mara hingga mendekat ke mobilnya yang masih menyala.

"Hei? Mau bawa aku ke mana? Lepasin enggak!" berontak Mara. Ken tak menggubris, ia membuka mobil dan langsung mendudukkan Mara di sana.

"Aw! jangan kasar ngapa sama perempuan!" seru Mara sambil mengelus bekas tangan Ken.

Ken langsung masuk ke dalam mobil dan melajukannya dengan kecepatan tinggi.

Mara menikmati saja saat Ken membawa mobil secepat itu, karena ia biasanya juga balapan dengan teman-teman prianya.

"Mau bawa aku ke mana? Kantor polisi?" Ken diam tak menjawab.

"Masa iya aku salah? Helo! Aku di sini korban ya, dan aku gak salah." Ken masih fokus menyetir, seolah tak mendengar celotehan Mara.

"Astagfirullahhaladziem ... Abang kutub, punya mulut itu buat bicara, jawab ngapa?" Mara memutar bola matanya tak percaya, bagaimana bisa ada orang setenang itu, padahal Mara sudah mengatainya berkali-kali.

"Ya Tuhan ... orang tuaku serius mau jodohin aku sama manusia macam dia? Benar-benar harus lari, nih!" ujar Mara sambil geleng-geleng kepala.

Tiba-tiba, Ken mengerem mobil mendadak dan membuat Mara yang nyerocos tak ada hentinya itu terkejut karena kepalanya terbentur bagian depan mobil.

Karena sibuk dengan ocehannya juga, Mara tak memerhatikan jalanan yang ia lalui bersama Ken tadi.

"Turun!" suruh Ken.

"Ini di mana?" tanya Mara kebingungan.

Ken tak menjawab, ia ingin Mara tahu sendiri di mana mereka sekarang.

"Oh, di rumah. Aku pikir kamu mau bawa aku ke kantor polisi ... rupanya kamu sadar juga kalau aku di sini sebagai korban."

"Hutang harus dibayar." Kata itu keluar dari mulut Ken begitu saja.

Wajah datarnya menatap Mara yang sedang melongo tak percaya.

"Hutang apaan?" tanya Mara tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Ken langsung mengeluarkan sesuatu dari dalam tas yang ada di belakangnya.

Tanpa sepatah kata ia memberikan beberapa kertas berisikan nota pembelian dan kepemililan mobil tersebut.

Asmara kaget saat melihat harga mobil milik Ken, ia melongo tak percaya.

"What! 250 miliyar? Ini uang semua? Aku ada koleksi motor paling mahal harga 100 juta. Aku punya mobil 3, belum cukup dong buat gantiin mobil kamu?" Mara malah curhat tentang betapa ngenes dan tak berharga dirinya saat ini.

"Gimana?" tanya Ken dingin.

"Gimana apanya? Ya jelas aku gak bisa bayar lah. Rumah juga punya orang tua. Mana mungkin aku bisa bayar," jawab Mara tanpa rasa malu. Mungkin urat malunya sudah terputus sejak kenal manusia ini dari beberapa jam yang lalu.

"Jadi isteri saya atau rumah orang tua kamu disita?" tanya Ken tegas.

"Kamu tau enggak? Akutu punya pacar."

"Gak nanya," jawab Ken datar.

"Asem! Gak tahu orang curhat apa. Aku ada pacar cuma belum kukenalin ke orang tua. Aku sama dia udah LDRan selama tiga tahun ini," ujar Mara meminta belas kasihan dari Ken. Pria itu tak mendengar apa yang Mara katakan.

"Udah?"

"Udah apanya?" Mara pura-pura mengelap air mata di pipinya. Padahal tak ada apa-apa di sana.

"Kalau udah turun!" suruh Ken.

"Kamu ini belum jadi suami aku aja udah nyebelin pakai banget, gimana jadinya kalau udah nikah? Gak bisa dibayangin!" Mara mengacak rambutnya kesal, tak percaya ia dipertemukan dengan pria seperti Ken.

Mara langsung turun mobil tanpa sepatah katapun.

Ia menutup pintu mobil dengan sekuat tenaga dan apa yang terjadi. Kaca pintu mobil mahal itu retak.

Mara langsung menutup mulut tak percaya.

Ken memberikan tatapan tajam pada Mara.

Hawa dingin tiba-tiba munvul dari belakang Mara, bulu kuduknya pun berdiri. Namun ia berusaha tetap tenang.

Mara malah menunjukkan jari tengahnya pada Ken, seperti anak kecil yang nantang berantem.

Setelah memberikan tatapan yang mematikan itu, Ken langsung melajukan mobilnya dengan kencang.

Mara berlari memasuki rumah dengan perasaan kesal.

Sebelum masuk ke kamar, terpaksa ia harus melewati ruang keluarga yang isinya dua orang yang udah berumur namun, kepo dan alaynya tingkat tinggi.

"Cie-cie yang baru pulang," ucap Sarita saat melihat puterinya berjalan mendekat.

Mara diam menyembunyikan ekspresinya yang kalut.

"Seru, kan jalan sama Ken?" hardik Loies.

Mara masih diam, ia langsung duduk di tengah-tengah orang tuanya.

"Gimana? Ken keren, kan? Ganteng juga, baik mah udah pasti, ya kan ya kan?" tanya Sarita tanpa ingin tahu bagaimana perasaan puterinya itu.

Mara tidak menjawab pertanyaan apapun dan memang ia tak ingin berkata sepatah kata pun karena kecewa dengan kedua orang tua yang tiba-tiba menjodohkannya dengan manusia yang tak ia kenal.

Loies menutup hidung karena mencium bau tubuh Mara yang seperti asam.

Andai mereka tadi tahu anaknya berjalan menyusuri gelap, pasti mereka cemas dengan keadaan Mara saat ini.

"Kamu tadi abis nyemplung got, ya? Bau banget? Mandi sana!" suruh Loies.

Ya seperti itu lah sikap orang tua Mara, tak pernah disaring dulu kalimatnya kalau mau bicara, langsung aja sampai hati.

Mara langsung pergi ke kamar dan membersihkan tubuhnya.

Setelah itu ia coba menghubungi pacarnya yang saat ini ada di Jepang.

.

.

Bersambung....

Setelah sekian purnama, akhirnya aku bisa kembali nulis lagi, yeay! Btw ada yang nungguin gak? 😁

Oiya. Mohon maaf lahir dan batin semuanya 🙏....

Kalian penasaran nggak sih sama nextnya?

Kalau penasaran aku lanjut deh, kalau enggak ya udah cukup sampai di sini aja. He-he.

Terpopuler

Comments

Murni Dewita

Murni Dewita

ceritax lucu cuy

2024-02-26

0

Dwisya12Aurizra

Dwisya12Aurizra

ceritanya seru euy

2023-12-21

0

Dewi @@@♥️♥️

Dewi @@@♥️♥️

aduh mobil mahal masa langsung retak kacanya cuma karena mars nutupnya d banting

2023-12-20

1

lihat semua
Episodes
1 BAB^^1~
2 BAB^^2~
3 BAB^^3~
4 BAB^^4~
5 BAB^^5~
6 BAB^^6~
7 BAB^^7~
8 Bab^^8
9 bab^^9~
10 BAB^^10~
11 BAB^^11~
12 BAB^^12~
13 BAB^^13~
14 BAB^^14^^
15 BAB^^15~
16 BAB^^16~~
17 BAB^^17~~
18 BAB^^18~~
19 Bab^19~
20 BAB^^20~
21 BAB^^21~
22 BAB^^22~
23 BAB^^23~
24 BAB^^24~~
25 BAB^^25~
26 BAB^^26~
27 BAB^^27~
28 BAB^^28~
29 BAB^^29~
30 BAB^^30~
31 BAB^^31~Visual"
32 BAB^^32~
33 BAB^^33~
34 BAB^^34~
35 BAB^^35~
36 BAB^36^
37 Bab_37^^
38 BAB^^38~
39 BAB^^39...
40 BAB^^40~
41 BAB^^41~
42 BAB^^42~
43 BAB^^43~
44 BAB^^44~
45 BAB^^45~
46 BAB^46~
47 BAB^^47~
48 BAB..48
49 Bab^49~
50 BAB^50~
51 BAB^51~
52 BAB^52~
53 BAB^53~
54 BAB^54~
55 BAB^55~
56 BAB^56~
57 BAB^^57~
58 BAB^58~
59 BAB^59~
60 BAB^60~
61 BAB.61^S2.EP.Satu^
62 BAB.62^S2.EP.Dua^
63 BAB.63^S2.EP.Tiga^
64 BAB.64^S2.EP.Empat^
65 BAB.65^S2.EP.Lima^
66 BAB.66^S2.EP.Enam^
67 BAB.67^S2.EP.Tujuh^
68 BAB.68^S2.EP.8^
69 BAB.69^S2.EP.9^
70 BAB.70^S2.EP.10^
71 BAB.71^S2.EP.11^
72 BAB.72^S2.EP.12^
73 BAB.73^S2.EP.13^
74 BAB.74^S2.EP.14^
75 BAB.75^S2.EP.15^
76 BAB.76^S2.EP.16^
77 BAB.77^S2.EP.17^
78 BAB.78^S2.EP.18^
79 BAB.79^S2.EP.19^
80 BAB.80^S2.EP.20^
81 BAB.81^S2.EP.21^
82 BAB.82^S2.EP.22^
83 BAB.83^S2.EP.23^
84 BAB.84^S2.EP.24^
85 BAB.85^S2.EP.25^
86 BAB.86^S2.EP.26^
87 BAB.87^S2.EP.27^
88 BAB.88^S2.EP.28^
89 BAB.89^S2 EP.29^
90 BAB.90^S2.EP.30^
91 BAB.91^S2.EP.31^
92 BAB.92^S2.EP.32^
93 BAB.93^S2.EP.33^
94 BAB.94^S2.EP.34^
95 BAB.95^S2.EP.35^
96 BAB.96^S2.EP.36^
97 BAB.97^S2.EP.37^
98 BAB.98^S2.EP.38^
99 BAB.99^S2.EP.39^
100 BAB.100^S2.EP.40^
Episodes

Updated 100 Episodes

1
BAB^^1~
2
BAB^^2~
3
BAB^^3~
4
BAB^^4~
5
BAB^^5~
6
BAB^^6~
7
BAB^^7~
8
Bab^^8
9
bab^^9~
10
BAB^^10~
11
BAB^^11~
12
BAB^^12~
13
BAB^^13~
14
BAB^^14^^
15
BAB^^15~
16
BAB^^16~~
17
BAB^^17~~
18
BAB^^18~~
19
Bab^19~
20
BAB^^20~
21
BAB^^21~
22
BAB^^22~
23
BAB^^23~
24
BAB^^24~~
25
BAB^^25~
26
BAB^^26~
27
BAB^^27~
28
BAB^^28~
29
BAB^^29~
30
BAB^^30~
31
BAB^^31~Visual"
32
BAB^^32~
33
BAB^^33~
34
BAB^^34~
35
BAB^^35~
36
BAB^36^
37
Bab_37^^
38
BAB^^38~
39
BAB^^39...
40
BAB^^40~
41
BAB^^41~
42
BAB^^42~
43
BAB^^43~
44
BAB^^44~
45
BAB^^45~
46
BAB^46~
47
BAB^^47~
48
BAB..48
49
Bab^49~
50
BAB^50~
51
BAB^51~
52
BAB^52~
53
BAB^53~
54
BAB^54~
55
BAB^55~
56
BAB^56~
57
BAB^^57~
58
BAB^58~
59
BAB^59~
60
BAB^60~
61
BAB.61^S2.EP.Satu^
62
BAB.62^S2.EP.Dua^
63
BAB.63^S2.EP.Tiga^
64
BAB.64^S2.EP.Empat^
65
BAB.65^S2.EP.Lima^
66
BAB.66^S2.EP.Enam^
67
BAB.67^S2.EP.Tujuh^
68
BAB.68^S2.EP.8^
69
BAB.69^S2.EP.9^
70
BAB.70^S2.EP.10^
71
BAB.71^S2.EP.11^
72
BAB.72^S2.EP.12^
73
BAB.73^S2.EP.13^
74
BAB.74^S2.EP.14^
75
BAB.75^S2.EP.15^
76
BAB.76^S2.EP.16^
77
BAB.77^S2.EP.17^
78
BAB.78^S2.EP.18^
79
BAB.79^S2.EP.19^
80
BAB.80^S2.EP.20^
81
BAB.81^S2.EP.21^
82
BAB.82^S2.EP.22^
83
BAB.83^S2.EP.23^
84
BAB.84^S2.EP.24^
85
BAB.85^S2.EP.25^
86
BAB.86^S2.EP.26^
87
BAB.87^S2.EP.27^
88
BAB.88^S2.EP.28^
89
BAB.89^S2 EP.29^
90
BAB.90^S2.EP.30^
91
BAB.91^S2.EP.31^
92
BAB.92^S2.EP.32^
93
BAB.93^S2.EP.33^
94
BAB.94^S2.EP.34^
95
BAB.95^S2.EP.35^
96
BAB.96^S2.EP.36^
97
BAB.97^S2.EP.37^
98
BAB.98^S2.EP.38^
99
BAB.99^S2.EP.39^
100
BAB.100^S2.EP.40^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!