Terpaksa Menikah dengan Manusia Kutub

Terpaksa Menikah dengan Manusia Kutub

BAB^^1~

Udara segar sore ini, menyapu masuk dari celah jendela yang ada di sebuah kamar dari rumah mewah yang ada di kota Jakarta.

"Kamu diam, dong, didandanin tolah-toleh terus dari tadi," sahut seorang ibu muda berusia empat puluh tujuh tahun sambil sibuk mendandani seorang gadis sangat cantik, tetapi sayang dia tomboy.

"Mama, ini apa-apaan, sih? Ini bukan style Mara banget, jijik tau nggak? Bibir merah kek abis makan ayam mentah aja, euh!" gerutu gadis yang merasa risih dengan apa yang dilakukan ibunya itu.

"Diam aja kamu, kali ini aja kamu nurutin permintaan Mama ngapa," titah Sarita.

"Emang selama ini aku ga nurutin kemauan Mama sama Papa, ya? Dari orok sampe segede ini suruh belajar iya, harus selalu dapet peringkat satu udah. Kurang apa coba Mara selama ini?" celoteh Asmara Agler Mahesa.

Gadis tomboy ini sedang didandani oleh ibunya yang bernama Sarita.

"Kamu kurang jadi wanita," sindir Sarita.

Jleb!

Perkataan ibunya itu membuat hati Mara tersayat. Namun, ia bersikap biasa saja seolah tak terjadi apa-apa dengannya.

Gadis ini sangat pandai menyembunyikan ekspresi wajahnya.

Ia selalu memasang senyum dan bersikap ceria pada setiap waktu.

Mara menghela berat lalu ia menjawab. "Tega banget ngatain anak sendiri ga kayak wanita. Maksudnya gimana coba?"

"Ya 'kan kalo wanita suka shoping, jalan-jalan, koleksi perhiasan dan lain-lain. Lah kamu nge-drag kumpul sama cowok, sukanya ugal-ugalan dan satu lagi, kamu kurang mendalami peran sebagai seorang wanita, kamu jangan banyak bicit, nurut aja sama Mama," cerca Sarita sambil memutar bola matanya.

"Kan aku cuma lakuin apa yang aku suka. Terserah Mama aja. Mara bakal nurut kali ini. Tapi inget ya, Mah kali ini doang, untuk selanjutnya Mara ga bakal mau didandanin kek gini lagi, jijik banget," celoteh Mara dengan wajah datar.

"Nah, dari tadi kek nurut," ucap Sarita sambil tersenyum.

Sarita merias wajah Asmara secantik dan se-perfect mungkin, ibu muda itu juga memilihkan dress terbaik untuk anak semata wayangnya itu.

Beberapa saat kemudian, Mara menuruni tangga rumahnya diikuti oleh ibunya dari belakang.

Tak-tak-tak!

Bunyi langkah kaki Mara yang sedang menuruni tangga.

Seorang pria yang sedang duduk diruang tamu menoleh ke arah suara yang datang.

"Nah 'kan, cantik juga kamu dipoles dikit sama Mama," sahut Loies, ayah Asmara.

Batin gadis itu kesal ia tidak menjawab. Namun, tetap berusaha tersenyum.

***

Satu jam kemudian, mereka bertiga tiba di sebuah Restoran mewah dan turun dari mobil berwarna silver.

"Mah, aku nyeker aja, ya, susah banget jalan pake heels," sahut Mara sambil jalan tertatih memasuki restoran.

Sarita mencubit pinggang Mara.

"Aw! Sakit, Mah," rintih Mara.

"Kamu jangan aneh-aneh, bersikap yang baik. Sini Mama gandeng," ucap Sarita sambil meraih tangan Mara.

"Heuh, kek orang pincang aja," ucap Mara sambil memutar bola matanya.

"Jangan banyak bicara kamu," ucap Sarita.

"Iya, Mara bakal peminin malam ini."

"Ngomong aja salah gitu," desis Sarita dengan ekspresi datar.

***

Setibanya di dalam, keluarga kecil itu duduk di bangku yang sudah dipesan oleh klien dari Louies. Berisi enam kursi dengan meja berbentuk oval..

Mara sibuk memainkan ponselnya.

"Mara, kamu harus bersikap baik dan sopan. Kalau makan jangan kayak di rumah," ucap Loies.

"Hm," gumam Mara yang masih sibuk memainkan game di ponselnya.

Biasanya gadis tomboy itu jika makan di rumah selalu bersila di atas kursi sambil memainkan ponsel dan tidak duduk dengan baik, makan pun berantakan kemana-mana.

***

Tak berselang lama seorang wanita modis dan pria sipit berjas dengan badan tegap berjalan mendekat ke arah meja keluarga Loies.

Wanita modis itu tersenyum memberikan pelukan dan ciuman kepada Sarita, sedangkan pria sipit itu menjabat tangan Loies ala sultan.

Eh! Sultan gimana ya cara jabat tangannya?

Tahu, lah, he-he!

"Maaf kami sedikit terlambat," ucap pria sipit bertubuh tegap dengan ekspresi tegas.

Mara tak peduli juga tidak bergeming, ia masih sibuk dengan ponselnya.

"Tidak masalah, Tuan Hyunri. Tuan muda mana?" jawab sekaligus tanya Loies.

"Tadi katanya datang agak terlambat, karena ada meeting dadakan," jawab Tuan Hyunri sambil menarik kursi dan duduk di sana.

"Oh, tidak apa-apa, Tuan," jawab Loies.

"Siapa nama anaknya, Jeng?" tanya wanita modis itu.

Sarita menyenggol siku Mara agar gadis itu menjawab.

"Asmara, Te," jawab Mara sambil senyum paksa.

"Wah, namanya cantik. Seperti orangnya," ujar Isteri Tuan Hyunri yang bernama Namira.

"Makasih, Te."

Wanita modis itu senyum-senyum tidak jelas saat menatap Mara lekat.

Mereka memesan makanan terlebih dulu sambil menunggu Tuan Muda dari keluarga Widjaya Ningrat itu datang.

***

Saat makanan datang, tepat saat itu juga seorang pria tampan berkemeja putih dengan wajah tegasnya menghampiri meja mereka.

"Maaf saya terlambat," ucap pria itu dengan nada kepemimpinan dan tegas.

Emang upacara, ada kepemimpinan segala. He-he!

Loies dan Sarita menjabat tangan Tuan muda itu, mereka kagum dengan penampilan dan kharisma yang ada dari pria itu.

***

Mereka mulai makan dalam keheningan.

Mara belum menyadari jika ada seseorang di hadapannya, kali in ia fokus dengan makanannya.

Sangat sulit baginya untuk bersikap baik seperti ini.

Kakinya sudah merasa gatal, ingin sekali gadis itu mengangkat kakinya ke kursi. Namun, dia menahannya sebisa mungkin karena sudah berjanji akan bersikap baik.

Lihat aja nanti, aku ga bakal makan kek gini lagi, sumpah kaki aku gatel pengen aku angkat, batin Mara sambil menggaruk-garuk betisnya dengan heels yang ia pakai.

Selesai makan, pelayan restoran itu membersihkan meja lalu mengeluarkan makanan penutup ala kerajaan.

***

Setelah meja bersih dari sisa makanan keluarga Mara dalam keheningan.

Takut jika anak mereka tidak diterima oleh keluarga Widjaya Ningrat itu.

Sedangkan Mara terus menundukan kepalanya memainkan ponsel dan belum menyadari kedatangan Tuan muda itu hingga sekarang.

"Gimana, Ken?" tanya Tuan Hyunri membuka pembicaraan.

"Iya," jawab Tuan Muda yang bernama Kendrick Widjaya Ningrat itu.

Yes, anak aing laku, batin Sarita sambil senyum penuh arti.

"Gimana dengan kamu, Mara?"

"Hiya," seru Mara yang memenangkan game dari pertandingan di ponselnya itu.

Semua orang salah paham dengan ucapan Mara, mereka pikir gadis itu dengan gampang mengucapkan 'iya' dari perjodohan ini. Padahal gadis tomboy itu sibuk sendiri dengan game-nya.

"Jika seperti itu kita percepat saja pernikahan mereka," ucap Sarita. Ia takut jika anaknya tidak laku-laku, karena selama ini Mara belum pernah membawa pulang seorang pria sekalipun dan mengenalkan kepadanya.

"Saya setuju, Jeng," ucap Nyonya Hyunri sambil tersenyum manis.

"Ken, kamu antarkan Asmara pulang, ya?" suruh Tuan Hyunri.

"Hm," jawab Kendrick.

"Mara, pulang dulu, Nak?" ucap Sarita.

Asmara hanya berdiri dan masih memainkan ponselnya sambil berjalan ke arah parkir mobil. Tidak berpamitan kepada calon mertuanya.

Calon mertua kalau Mara tahu dia bakal dijodohkan, Lah ini Mara tidak tahu. Hedeh!

***

Ia membuka pintu mobil itu tetapi, masih sibuk dengan ponselnya. Gadis tomboy itu duduk di kursi belakang.

"Duh! Hp aku lowbat lagi," ucap Mara frustasi.

"Yah, anterin Mara ke tempat nongki, dong," sahut Mara.

Hening tak ada jawaban, membuat gadis itu kebingungan.

Ia menoleh ke sana ke mari, memperhatikan mobil yang sedang di dudukinya itu.

"Eh, ini bukan mobil, Papa," sahut Mara.

Bersambung....

WAJIB LIKE, KOMEN, VOTE, FAVORIT, RATE 5. 😚

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Ya salam Sarita..Mara juga baru juga umurnya berapa,Takut banget anakmya gak laku..

2024-06-28

0

Teteh Lia

Teteh Lia

kaya aq dulu, selalu di tuntut dapat peringkat 3 besar 🤦‍♀️

2024-03-09

0

Murni Dewita

Murni Dewita

/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-02-25

0

lihat semua
Episodes
1 BAB^^1~
2 BAB^^2~
3 BAB^^3~
4 BAB^^4~
5 BAB^^5~
6 BAB^^6~
7 BAB^^7~
8 Bab^^8
9 bab^^9~
10 BAB^^10~
11 BAB^^11~
12 BAB^^12~
13 BAB^^13~
14 BAB^^14^^
15 BAB^^15~
16 BAB^^16~~
17 BAB^^17~~
18 BAB^^18~~
19 Bab^19~
20 BAB^^20~
21 BAB^^21~
22 BAB^^22~
23 BAB^^23~
24 BAB^^24~~
25 BAB^^25~
26 BAB^^26~
27 BAB^^27~
28 BAB^^28~
29 BAB^^29~
30 BAB^^30~
31 BAB^^31~Visual"
32 BAB^^32~
33 BAB^^33~
34 BAB^^34~
35 BAB^^35~
36 BAB^36^
37 Bab_37^^
38 BAB^^38~
39 BAB^^39...
40 BAB^^40~
41 BAB^^41~
42 BAB^^42~
43 BAB^^43~
44 BAB^^44~
45 BAB^^45~
46 BAB^46~
47 BAB^^47~
48 BAB..48
49 Bab^49~
50 BAB^50~
51 BAB^51~
52 BAB^52~
53 BAB^53~
54 BAB^54~
55 BAB^55~
56 BAB^56~
57 BAB^^57~
58 BAB^58~
59 BAB^59~
60 BAB^60~
61 BAB.61^S2.EP.Satu^
62 BAB.62^S2.EP.Dua^
63 BAB.63^S2.EP.Tiga^
64 BAB.64^S2.EP.Empat^
65 BAB.65^S2.EP.Lima^
66 BAB.66^S2.EP.Enam^
67 BAB.67^S2.EP.Tujuh^
68 BAB.68^S2.EP.8^
69 BAB.69^S2.EP.9^
70 BAB.70^S2.EP.10^
71 BAB.71^S2.EP.11^
72 BAB.72^S2.EP.12^
73 BAB.73^S2.EP.13^
74 BAB.74^S2.EP.14^
75 BAB.75^S2.EP.15^
76 BAB.76^S2.EP.16^
77 BAB.77^S2.EP.17^
78 BAB.78^S2.EP.18^
79 BAB.79^S2.EP.19^
80 BAB.80^S2.EP.20^
81 BAB.81^S2.EP.21^
82 BAB.82^S2.EP.22^
83 BAB.83^S2.EP.23^
84 BAB.84^S2.EP.24^
85 BAB.85^S2.EP.25^
86 BAB.86^S2.EP.26^
87 BAB.87^S2.EP.27^
88 BAB.88^S2.EP.28^
89 BAB.89^S2 EP.29^
90 BAB.90^S2.EP.30^
91 BAB.91^S2.EP.31^
92 BAB.92^S2.EP.32^
93 BAB.93^S2.EP.33^
94 BAB.94^S2.EP.34^
95 BAB.95^S2.EP.35^
96 BAB.96^S2.EP.36^
97 BAB.97^S2.EP.37^
98 BAB.98^S2.EP.38^
99 BAB.99^S2.EP.39^
100 BAB.100^S2.EP.40^
Episodes

Updated 100 Episodes

1
BAB^^1~
2
BAB^^2~
3
BAB^^3~
4
BAB^^4~
5
BAB^^5~
6
BAB^^6~
7
BAB^^7~
8
Bab^^8
9
bab^^9~
10
BAB^^10~
11
BAB^^11~
12
BAB^^12~
13
BAB^^13~
14
BAB^^14^^
15
BAB^^15~
16
BAB^^16~~
17
BAB^^17~~
18
BAB^^18~~
19
Bab^19~
20
BAB^^20~
21
BAB^^21~
22
BAB^^22~
23
BAB^^23~
24
BAB^^24~~
25
BAB^^25~
26
BAB^^26~
27
BAB^^27~
28
BAB^^28~
29
BAB^^29~
30
BAB^^30~
31
BAB^^31~Visual"
32
BAB^^32~
33
BAB^^33~
34
BAB^^34~
35
BAB^^35~
36
BAB^36^
37
Bab_37^^
38
BAB^^38~
39
BAB^^39...
40
BAB^^40~
41
BAB^^41~
42
BAB^^42~
43
BAB^^43~
44
BAB^^44~
45
BAB^^45~
46
BAB^46~
47
BAB^^47~
48
BAB..48
49
Bab^49~
50
BAB^50~
51
BAB^51~
52
BAB^52~
53
BAB^53~
54
BAB^54~
55
BAB^55~
56
BAB^56~
57
BAB^^57~
58
BAB^58~
59
BAB^59~
60
BAB^60~
61
BAB.61^S2.EP.Satu^
62
BAB.62^S2.EP.Dua^
63
BAB.63^S2.EP.Tiga^
64
BAB.64^S2.EP.Empat^
65
BAB.65^S2.EP.Lima^
66
BAB.66^S2.EP.Enam^
67
BAB.67^S2.EP.Tujuh^
68
BAB.68^S2.EP.8^
69
BAB.69^S2.EP.9^
70
BAB.70^S2.EP.10^
71
BAB.71^S2.EP.11^
72
BAB.72^S2.EP.12^
73
BAB.73^S2.EP.13^
74
BAB.74^S2.EP.14^
75
BAB.75^S2.EP.15^
76
BAB.76^S2.EP.16^
77
BAB.77^S2.EP.17^
78
BAB.78^S2.EP.18^
79
BAB.79^S2.EP.19^
80
BAB.80^S2.EP.20^
81
BAB.81^S2.EP.21^
82
BAB.82^S2.EP.22^
83
BAB.83^S2.EP.23^
84
BAB.84^S2.EP.24^
85
BAB.85^S2.EP.25^
86
BAB.86^S2.EP.26^
87
BAB.87^S2.EP.27^
88
BAB.88^S2.EP.28^
89
BAB.89^S2 EP.29^
90
BAB.90^S2.EP.30^
91
BAB.91^S2.EP.31^
92
BAB.92^S2.EP.32^
93
BAB.93^S2.EP.33^
94
BAB.94^S2.EP.34^
95
BAB.95^S2.EP.35^
96
BAB.96^S2.EP.36^
97
BAB.97^S2.EP.37^
98
BAB.98^S2.EP.38^
99
BAB.99^S2.EP.39^
100
BAB.100^S2.EP.40^

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!