Sebelas

Kekesalan Deviana menjadi-jadi, sekarang dia dan suaminya sedang menuju perjalanan. Dia begitu benci melihat senyum simpul dari Syafiq. Sangat terlihat sekali bahwa lelaki itu mengejek dirinya.

"Syafiq ... Kamu ini nggak laku ya sampai mau menikah sama aku?"

"Apa kabar dengan kamu yang menerima pernikahan ini?" tanya Syafiq. "Atau jangan-jangan kamu itu udah nggak suci lagi makanya kamu cinta mati sama Emir. Dia yang udah mengambil keperawanan mu?"

Mata Deviana membulatkan, ia tersulut emosi hingga langsung mencekik leher pria itu. Syafiq yang sedari tadi sedang fokus menyetir malah hilang kendali.

"A-Ana lepas! Kita bisa mati!"

"Kata-kata mu udah kurang ajar. Kamu pikir aku semurah itu memberikan kehormatan ku kepada Abang mu."

"A-Ana ... A-aku bilang le-lepas. Kita bisa kecelakaan."

Deviana tidak memperdulikan lelaki itu hingga akhirnya Syafiq hilang kendali dan malah menabrak pohon besar.

"Aw!"

"Uhuk ... Uhuk ... Kamu enggak apa-apa?" tanya Syafiq yang langsung mengusap-usap pundak wanita itu.

"Sakit banget."

"Aku minta maaf ya. Aku nggak sengaja menabrak pohon." Syafiq terus saja mengusap-usap lengan gadis itu.

"Hidung kamu berdarah." Ucap Deviana.

Syafiq pun memeriksa dengan tangannya sendiri. Kemudian ia mengambil selembar tissue dan mengusap noda darah yang keluar dari dalam hidungnya.

"Hidung kamu kebentur ya?" tanya Deviana.

Syafiq tidak menjawab apapun. Dia fokus untuk membersihkan darah tersebut.

"Lho kamu kenapa nangis? Sakit banget ya?" tanya Syafiq.

"Ucapan kamu tadi sakit banget tau. Hiks ... "Aku nggak seperti yang kamu pikirkan. Aku masih suci." Lirih gadis itu.

"Hei ...."

"Lepas!" Deviana pun memalingkan wajahnya dari pria itu. "Aku mau pulang."

"Tapi kita 'kan mau makan siang."

"Aku mau pulang! Aku benci sama kamu. Kamu udah menghina aku! Asal kamu tau aja aku masih suci dan belum pernah ngapa-ngapain sama Emir. Aku seperti ini bukan berarti aku cinta mati sama dia."

"Oke, aku salah. Jangan nangis lagi ya."

"Aku mau pulang ke kantor. Aku mau ambil mobil terus pulang. Aku menyesal ikut sama kamu."

"Kita pulang sekarang. Urusan mobil kamu nanti aku ambil lagi."

"Tapi—"

"Ssst ..." Ucapan Deviana terhenti saati jari telunjuk Syafiq sudah ada di bibirnya. "Jangan membantah ya. Kamu lagi sakit."

Deviana kembali menoleh kearah luar memalingkan wajahnya. Tanpa disangka ia merasakan kenyamanan saat lelaki itu mengusap-usap kepalanya.

"Jangan nangis lagi sayang."

[] [] []

Pasangan suami istri itu sampai di rumah. Deviana tanpa menunggu Syafiq langsung keluar dari dalam mobil. Lelaki itu malah merasa bersalah dengan ucapannya kepada sang istri.

Syafiq pun juga keluar dari dalam mobil menyusul istrinya. Rumah terlihat kosong karena yang lainnya masih berada di luar.

"Ana ..." Panggil Syafiq ketika ia sudah berada di dalam kamar.

"Aku benci kamu, Syafiq! Aku mau kita cerai! Aku menyesal menikah dengan kamu."

"Cerai kamu bilang? Jangan pernah ucapkan itu di depan ku. Kita nggak akan cerai."

"Kamu harus sadar, kalau pernikahan ini terus berlanjut. Semakin lama kita akan saling menyakiti. Lebih baik kita putuskan hubungan ini."

"Aku udah janji sama Ayah dan Umi. Kita nggak akan pernah cerai."

"Apa yang kamu harapkan dari pernikahan ini? Kita sama-sama nggak kenal. Nggak ada perasaan apapun diantara kita, Syafiq!"

"Aku akan membuat perasaan itu ada. Aku yakin suatu saat kamu akan cinta sama aku seperti kamu mencintai Emir."

"Diam kamu! Jangan pernah sebut lelaki itu di depan ku." Deviana merubah posisinya untuk membelakangi pria itu, ia tidak mau bertatapan dengan suaminya sendiri.

"Kamu jangan menyesal kalau hidup mu akan berakhir di tangan ku."

"Silakan! Aku menantang mu." Balas Syafiq.

[] [] []

Tok! Tok! Tok!

Pintu rumah diketuk oleh wanita cantik, rambut panjang sebahu. Saat ini ia masih memakai baju kerja sebagai seorang dokter. Kembali gadis itu mengetuk pintu tersebut karena masih belum ada tanda-tanda akan di buka.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum ..."

Ceklek!

"Waalaikumsalam ... Maura."

"Tante ..." Sapa wanita itu, kemudian ia mengecup punggung tangan Putri.

"Tante apa kabar?"

"Baik ... Kamu gimana?"

"Baik juga, Tante. Aku mau cari Syafiq. Soalnya udah satu Minggu dia nggak ada kabar."

"Syafiq." Lirih perempuan itu. "Eummm ... Kamu nggak coba hubungi dia?"

"Udah Tante. Tapi nggak ada respon apapun. Bahkan kalau aku telpon langsung dimatiin gitu aja."

Maura pun memiringkan sedikit kepalanya memandang kearah dalam rumah. Matanya membulat saat melihat ada foto pernikahan terpampang jelas di sana.

"Ta-Tante ... Syafiq udah nikah?"

"Ha! Kamu tanya langsung aja sama dia."

"Foto itu." Lirih Maura.

Putri pun menoleh kearah belakang, ia pun tidak tau harus menjelaskan seperti apa. Perlahan Maura berjalan masuk ke dalam. Betapa kagetnya dia saat mengetahui pengantin wanita.

"Ana! Tante, apa maksud semua ini?"

"Syafiq udah nikah sama Ana."

"Kenapa bisa Tante? Ana 'kan pacarnya Bang Emir."

"Maafin kami ... Kami terpaksa menikahkan Syafiq dengan Ana."

Maura mulai meneteskan air matanya, ia tidak menyangka kekasihnya sekarang sudah menjadi suami orang yang ia kenal.

Gadis itu keluar dari dalam rumah, kemudian ia pergi begitu saja tanpa berpamitan lagi kepada Putri. Wanita paruh baya itu mengkhawatirkan pernikahan putra keduanya, ia takut Maura akan meminta Syafiq untuk bercerai.

[] [] []

"Hei."

Plak!

"Aku udah bilang jangan sentuh aku!" Ucap Deviana setelah menampar wajah Syafiq.

"Aku lapar ... Tolong masakan sesuatu."

"Aku nggak mau! Aku bukan pembantu mu!" Deviana begitu tajam menatap suaminya sendiri.

"Aku sama sekali nggak menganggap kamu sebagai pembantu ku. Aku akan menghormati kamu sebagai istriku."

"Aku benci kamu, Syafiq!"

Bugh!

Syafiq terjatuh dari atas ranjang hingga ke bawah karena dorongan dari istrinya. Walaupun begitu ia tidak akan membenci gadis itu.

"Kamu masih marah dengan ucapan ku tadi?"

"Iya! Dan asal kamu tau, aku sangat-sangat membenci kalian!"

Syafiq pun kembali berdiri. "Aku minta maaf. Aku akan mencoba menjadi suami yang baik buat kamu."

"Nggak perlu, Syafiq. Sampai aku mati nanti, aku nggak akan pernah menganggap kamu ada."

"Sampai kapan kamu terus begini? Apa kamu nggak mau mencoba berbaikan dengan aku?" tanya Syafiq. "Kalau kamu nggak bisa menganggap aku sebagai suami mu, terserah. Setidaknya kamu jangan kasar. Nanti kamu berdosa."

"Dosa kamu bilang ha! Terus tuduhan kamu itu apa? Kamu nggak mikir gimana perasaan ku?"

"Ya ... Salah ku dimana? Melihat sikap mu ini, aku jadi merasa kalau kamu memang bukan perempuan baik-baik. Makanya ditinggal!"

Lagi dan lagi lelaki itu mengeluarkan kata-kata yang membuat Deviana emosi. Dia pun beranjak dari tempat duduknya.

Saat hendak memukul lelaki itu, dengan gerakan cepat Syafiq menangkup tubuh Deviana dan memeluknya.

"Syafiq! Jangan kurang ajar kamu."

"Jangan marah-marah sayang."

"Lepas aku bilang!"

Deviana memaksa untuk dilepaskan namun Syafiq tetap ingin bertahan. Karena kesal dengan Syafiq, akhirnya Deviana menginjak kaki lelaki itu membuatnya terlepas.

"Ana! Sakit!" Ucap Syafiq yang segera membungkuk memeriksa kakinya.

Melihat lelaki itu lengah, Deviana pun memukul punggung Syafiq dengan kedua sikutnya.

"Rasain ini!"

"Uhuk ..."

Syafiq batuk hingga mengeluarkan darah dari mulutnya. Punggungnya terasa nyeri akibat ulah gadis itu.

"Sa-Syafiq."

"Kamu boleh benci sama Emir, aku nggak masalah. Tapi tolong jangan lampiaskan ke aku."

Brak!

Deviana panik ketika Syafiq pingsan. Kemudian ia menghampiri pria itu dan mengusap mulut Syafiq yang sudah mengeluarkan darah.

"Syafiq bangun!"

"Syafiq!"

Deviana terus saja mencoba membangunkan pria itu. Alhasil ia pun memapah tubuh suaminya dan membaringkan Syafiq di atas ranjang. Dia takut kepada kedua orangtuanya ketika mengetahui bahwa mereka bertengkar lagi.

"Mama sama Papa nggak boleh tau kalau aku bertengkar sama Syafiq. Pasti ujung-ujungnya aku yang bakalan di salahin."

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!