Cinta Suami Pengganti
"Aaa ..."
Seorang wanita tengah menggunakan gaun pengantin berwarna putih sedang berteriak, napasnya memburu tidak menentu. Deviana Lestari melemparkan ponselnya hingga terbelah menjadi beberapa bagian.
Ceklek!
Ketika pintu terbuka, Agung heran karena kakak perempuannya sudah duduk dilantai dengan kondisi menangis.
Agung pun berlari kecil menghampiri perempuan itu. "Kakak kenapa?"
"Emir ... Dia membatalkan pernikahan kami."
"Ha!" Agung kaget mendengar pengakuan dari kakaknya. Seharusnya dalam satu jam ke depan kakak perempuannya akan melangsungkan pernikahan dengan Syemir Pahlevi.
"Agung, Ana. Ada apa ini?"
"Mama." Deviana menangis sesenggukan. "Emir, Ma. Hiks ... Emir membatalkan pernikahan kami, Ma."
"Batal gimana?" tanya Kamal orang tua Deviana dan Agung.
Ambar memeluk putrinya, dia juga heran dengan pengakuan anak pertamanya itu.
"Emir ... Dia menikah dengan perempuan lain." ungkap Deviana dengan air mata yang masih menetes.
"Kurang ajar! Beraninya dia main-main dengan keluarga kita." Ucap Kamal.
"Terus gimana ini, Mas?" tanya Ambar. "Gimana dengan tamu-tamu undangan. Mereka udah nunggu dari tadi."
"Aku akan bicara dengan keluarga mereka."
Kamal pun mencoba menghubungi keluarga pihak pengantin laki-laki. Dia tidak terima jika keluarganya akan mendapatkan malu gara-gara ulah Syemir Pahlevi.
[] [] []
Sementara ditempat lain keadaan juga kacau, tidak ada yang tau kemana perginya Syemir. Dia sama sekali tidak memikirkan perasaan keluarganya.
"Abang kamu ini dari dulu nggak pernah berubah. Selalu merepotkan orang tua."
"Kamu nggak tau Emir pergi kemana?" tanya Putri pada anak keduanya.
"Enggak, Mi. Syafiq cuma dapat pesan singkat dari Emir dengan poto pernikahannya."
Andro sedang mondar mandir di dalam kamar pengantin. Dia sudah tidak tau lagi harus berbuat apa.
Dalam pikirannya sekarang mungkin kekerabatan dengan keluarga pihak perempuan akan terputus begitu saja setelah kejadian yang dibuat oleh anak pertamanya.
Seorang wanita duduk termenung memikirkan putra pertamanya. Dia masih tidak menyangka kalau Syemir Pahlevi akan mempermalukan keluarganya.
"Mas ... Tiga panggilan tak terjawab dari Mas, Kamal."
Andro pun menghampiri istrinya yang duduk di ranjang. Kemudian ia menghubungi calon besannya itu. "Assalamualaikum ..."
"Ndro, ini cara kamu memperlakukan keluarga kami?" tanya Kamal di seberang sana. "Kalau anakmu tidak mau menikah, harusnya dia bilang dari awal. Jangan kabur begitu aja."
"Kamal ... Kami minta maaf, kami sendiri nggak tau kalau ini akan terjadi."
"Omong kosong! Kalian tau, tamu undangan sudah menunggu lama. Kemana harga diri kami kalian buat. Gara-gara anak kalian, kami harus menanggung malu."
"Aku minta maaf atas apa yang dibuat oleh Emir."
"Maaf keluarga kalian nggak ada gunanya. Sekarang Ana lagi nangis. Kami nggak tau lagi menghadapi tamu undangan sebanyak itu. Gara-gara anak mu—"
"Kamal! Satu-satunya cara supaya keluarga kamu dan keluarga ku nggak malu. Aku bersedia menikahkan Syafiq untuk Ana."
"Ayah." Lirih Syafiq mendengar obrolan orangtuanya itu.
Andro memberikan kode kepada putranya agar lelaki itu terdiam. Terlihat Syafiq memijit pelipisnya.
"Oke ... Mau tidak mau, kita harus melakukan ini."
"Baik ... Setengah jam lagi kami sampai." Ucap Andro percaya diri.
Sambungan telpon akhirnya terputus, Syafiq pun menghampiri lelaki dewasa itu. "Ayah nggak bisa gitu dong. Emir yang buat ulah kenapa Syafiq yang jadi korban."
"Fiq ... Ayah mohon sama kamu, ini semua demi kebaikan kita bersama."
"Kebaikan bersama atau kebaikan perusahaan Ayah?"
"Fiq! Jangan ngomong gitu sama Ayah kamu, nggak baik." Ucap Putri.
"Tapi, Mi—"
"Syafiq ... Ayah memohon sama kamu, tolong Ayah, Nak ... Ayah nggak pernah meminta sesuatu sama kamu, kali ini Ayah memohon."
"Ayah ... Fiq punya pilihan lain."
"Fiq ... Apa perlu Ayah bersujud di depan kamu."
"Mas," lirih Putri.
Saat Andro hendak bersujud di depan anaknya. Segera mungkin Syafiq melarang pergerakan lelaki itu. Syafiq memeluk erat orangtuanya. "Maafin Fiq, Ayah ... Fiq nggak bermaksud egois."
"Tolong Ayah, Nak."
"Baik, Ayah. Syafiq bersedia."
[] [] []
"Emir ... Kamu main-main sama aku, baiklah. Adikmu akan menanggung semua perbuatan-perbuatan mu." Batin Deviana.
Deviana pun beranjak dari pelukan sang ibu. Kemudian ia berdiri menatap kedua orangtuanya dan juga adik lelakinya.
"Ana setuju menikah dengan Syafiq."
"Alhamdulillah," ucap Kamal dan istrinya.
"Kamu rapikan rambut dan bajumu. Mama sama Papa mau keluar dulu melihat tamu undangan." ucap Ambar.
Pasangan suami istri itu meninggalkan kedua anak mereka di dalam kamar pengantin.
"Kak ... Kakak jangan membuat keputusan dengan tergesa-gesa."
"Enggak, Gung ... Emir akan mendapatkan balasan dari Kakak."
"Maksud Kakak apa?" Tanya Agung kebingungan.
"Kakak akan balas dendam kepada kepada Emir melalui Syafiq."
"Jangan bodoh, Kak. Bang Syafiq nggak tau apa-apa tentang ini."
Dengan air mata yang masih menetes, Deviana tersenyum miring menatap adik laki-lakinya. "Mereka itu saudara ... Nggak mungkin Syafiq nggak mengetahui kelakuan Emir."
"Kalaupun Bang Syafiq tau tentang keburukan Bang Emir, tetap sama aja, Kak! Bang Syafiq nggak ada kaitannya dengan permasalahan Kakak saat ini."
"Diam ... Kamu cuma anak kecil!"
Agung melihat Deviana mengepalkan tangannya. "Tunggu aja Emir, kamu salah karena sudah mempermainkan aku."
[] [] []
Raut wajah dari beberapa orang yang tadinya panik kini kembali tersenyum bahagia. Tapi tidak dengan Deviana dan Syafiq, keduanya tidak menginginkan pernikahan ini.
Tidak akan lama lagi pernikahan dadakan antara Deviana dan Syafiq akan terjadi. Para tamu undangan sama sekali tidak tahu bahwa pernikahan itu adalah sesuatu yang sudah tidak diinginkan lagi.
Awalnya Devina memang sengaja tidak mengundang para teman-temannya untuk membuat surprise bahwa dia sudah menikah. Ada untungnya dia melakukan hal itu jadi para rekan-rekan dari Deviana tidak mengetahui bahwa pengantin pria yang sesungguhnya sudah lari dengan wanita lain.
"Aneh ya! Kok baju pengantinnya nggak serasi. Satu pakai gaun putih, satu lagi pakai batik seperti mau kondangan aja."
"Mungkin mereka tidak mau ribet. Apa adanya." timpal seseorang yang hadir di acara pernikahan itu.
"Nggak mau ribet gimana? Pak Kamal dan Pak Andro 'kan orang terpandang. Masak baju pengantin aja beda."
"Ah, udahlah. Nggak baik ngomongin orang."
Begitulah kira-kira obrolan dari beberapa tanu undangan. Banyak sekali yang membicarakan kedua belah pihak keluarga itu dari belakang.
Kedua pengantin sudah berada di tempat yang tersedia. Bukan hanya Deviana, Syafiq pun enggan untuk menatap perempuan yang akan menjadi istrinya.
Begitu Kamal menyodorkan tangannya, dengan terpaksa Syafiq meraih telapak tangan orang tua Deviana Lestari.
"Bismillahirrahmanirrahim, Syafiq Mahadewa."
"Saya, Pak." Sahutnya.
"Syafiq Mahadewa bin Andro Siswanto, saya nikahkan dan kawinan engkau dengan putri saya Deviana Lestari binti Kamal Triyadi dengan mas kawin uang sebesar delapan ratus juta dibayar tunai!"
"Saya terima nikah dan kawinnya Deviana Lestari binti Kamal Triyadi untuk saya dengan mas kawin uang sebesar delapan ratus juta. Tunai!"
Akhirnya kedua pengantin sudah sah menjadi sepasang suami istri. Sepanjang pesta berlangsung Deviana sibuk dengan dirinya sendiri, pun dengan Syafiq yang tidak mau tahu tentang wanita itu.
"Emir! Kenapa aku selalu menjadi kambing hitam mu. Setiap hal buruk yang kamu lakukan selalu imbasnya ke aku." Ucap Syafiq. "Dan sekarang hidupku benar-benar hancur karena mu."
Syafiq meneteskan air matanya, nasib yang ia jalani memang rumit. Saudaranya yang bermasalah dia yang mendapatkan imbasnya.
"Bang."
"Siapa kamu?" Tanya Syafiq.
"Agung, adik ipar Abang."
Pria berusia sembilan belas tahun itu mencium punggung tangan Syafiq.
"Nggak perlu begitu."
"Menghormati Abang ipar." Sahut Agung tersenyum simpul. "Hati-hati sama Kakak ya."
Syafiq mengernyitkan keningnya. "Maksud kamu?"
"Aku tau pernikahan ini tidak diinginkan. Aku cuma mau bilang aja, Kakak ada niat buruk untuk Abang."
"Ha!" Syafiq semakin tidak mengerti dengan penuturan adik iparnya.
"Gini, Bang ... Kakak sakit hati sama Bang Emir, dia mau membalasnya melalui Abang."
"Balas dendam ... Masih jaman ternyata," ucap Syafiq terkekeh geli.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 25 Episodes
Comments