EPISODE 2 : ARRAZONG

Ghaniyyah : Daniah, lo dimana?

**Daniah** : Gue baru banget sampe parkiran Ghaniyyah, bentar lagi sampe.

Sambil berjalan, Daniah membals chat dari Ghaniyyah, tempat se koasnya di RS Harapan Keluarga.

**Ghaniyyah** : Nia, kayak lo harus langsung ke ruang Dokter Arrazi.

**Daniah** : GUE TAU!

**Ghaniyyah** : Santai Bu.. Hehehe. Siapin mental ya Nia, gue selalu berdoa yang terbaik buat lo dalam menghadapi manusia satu itu.

Daniah menghela nafas. Paham apa yang di maksud Ghaniyyah. Sudah 3 bulan masa koas Daniah lalui. Ia dan teman-temannya sudah sangat mengenali sidat Dokter Arrazi. Seorang Dokter yang bekerja di RS Harapan Keluarga, tempat Daniah Koas, juga seorang petinggi bagian RS tersebut.

Dokter pembimbing yang katanya sangat tampan, rupawan, care kepada semua pasien, selalu berusaha untuk melayani pasien dengan baik, bahkan tersemat kepada laki-laki 28 tahun itu sebagai calon suami idaman.

Tapi bagi Daniah dan teman satu koasnya, Dokter Arrazi itu orangnya galak, perfeksionis, pendiam dan dingin kayak es balok. Di tambah tragedi saat di Bandara minggu lalu, Dokter Arrazi semakin galak kepada Daniah.

Tidak, bahkan buas kata yang tepat disematkan kepada Arrazi terhadap Daniah. Padahal Daniah sudah klarifikasi dan yang bersalah adalah Arrazi, karena telah menabraknya dan menghancurkan buket Daniah yang akan dihadiahkan untuk Eliza.

Tapi, laki-laki itu sangat gengsi untuk mengakui kalau dirinya salah. Ia malah menyalahkan Daniah, lalu pergi begitu saja. Daniah memang harus selalu siap mental kalau berhadapan dengan Arrazi. Dan mengelus dada sambil beristigfar. Ya, lumayan buat ngurangin dosa.

**Daniah** : Ya.

**Ghaniyyah** : Hati-hati lo di tabrak setan RS lagi :D

**Daniah** : ODOB!

Daniah mengendus kesal melihat chat terakhir dari Ghaniyyah. Daniah memang pernah mengalami hal mistis di RS yang saat itu tempatnya koas. Saat itu jam 12 malam, Daniah baru selesai dengan tugasnya dari Dokter Arrazi yang nggak kira-kira. Sedangkan beberapa teman yang lain sudah pada pulang.

Awalnya Daniah akan pulang bersama Ghazalah. Namun Ghazalah buru-buru pulang saat mendapati kabar kucing peliharaanya mati satu. Ghazalah itu sekte babunya kucing, dia lebih mementingkan kucingnya daripada hal apapun. Bahkan rela membeli makanan kucing dengan uang yang tadinya akan ia pakai untuk beli seblak.

Daniah berjalan melewati koridor RS menuju parkiran. Baru beberapa langlah Daniah berjalan di koridor, ia sudah merasakan bulu kuduknya merinding. Dan entah kenapa rasanya koridor yang di lewatinya begitu sepi. Ia tidak tahu, apakah selalu sepi seperti ini kalau sudah malam atau memang hanya saat itu saja.

Karena baru pertama kali Daniah pulang malam, setelah seminggu Koas. Merasa ada yang tidak beres, Daniah mempercepat langkahnya. Ia sama sekali tidak mau menoleh ke arah manapun. Tatapannya lurus ke depan, ingin cepat keluar dari RS.

BRUK!

Tiba-tiba saja Daniah terjatuh di lantai setelah merasakan ada sesuatu yang menyenggol bahunya dengan keras. Namun tidak ada siapapun di koridor itu. Hanya ada Daniah manusia satu-satunya di sana.

Daniah segera bangkit dari jatuhnya, ia berlari menuju parkiran. Namun ia kembali terjatuh karena tidak menyadari ada tangga kecil yang ia lewati. Dada Daniah naik turun, nafasnya tidak teratur. Rasa akut yang saat itu ia rasakan, mengalahkan rasa sakit di kakinya. Daniah kembali bangkit, ia lari sambil berteriak.

"GUE NGGAK TAKUT, SETAN!" itulah kalimat yang keluar dari mulutnya, padahal dirinya ketakutan.

Keesokan harinya Daniah menceritakan hal yang dialaminya. Bahkan kasihan, teman-temannya itu malah menertawakan nasib malang yang menimpa gadis berusia 22 tahun itu.

"Mau kenalan dia sama lo, Nia." ceplos Halwa.

***

TOK! TOK! TOK! TOK!

Pintu di ketuk oleh Daniah, lalu ia membuka pintu ruangan Arrazi. Tak lupa, sebelum ia membuka pintu. Daniah menghela nafas, menetralisir nafa yang tidak beraturan dan menenangkan hatinya agar bisa lapang menghadapi semburan lahar panas dari mulut Arrazi.

Ia tahu, hari ini dirinya yang bersalah karena telat datang ke RS. Namun begitu, Daniah sudah mengantongi alasan kenapa dirinya bisa telat. Daniah harap, alasan itu bisa membuat Arrazi memahami dan memaafkan atas ketelatannya.

"Permisi Dokter." ucap Daniah dengan sangat ramah. Ia masih berdiri di ambang pintu.

Arrazi hanya melirik ke arah Daniah dengan ekor matanya. Laki-laki itu sedang berhadapan dengan macbook-nya. Entah sedang apa. Namun terlihat begitu serius. Merasa dihiraukan, karena tidak ada balasan apapun dari Arrazi, Daniah kembali berucap.

"Permisi Dokter....."

"Telinga saya masih normal! Cepat masuk!" ujar Arrazi dengan ketus.

Daniah meneguk salivanya, aura-aura panas mulai terasa olehnya. Perlahan ia masuk, lalu menutup pintu ruangan dari dalam. Kemudian menghampiri Arrazi dan duduk di bangku depan Arrazi yang dibatasi jaraknya oleh meja.

"Siapa yang suruh kamu duduk?"

Lagi-lagi Arrazi masih berbicara dengan ketus kepada Daniah, ditambah tatapan mata Arrazi yang tajam membuat badan perempuan itu lemas, kayak jeli. Aduh, kalau ada kamera lebih baik Daniah melambaikan tangan saja. Nggak kuat.

Daniah kembali berdiri sambil menundukkan kepala.

"Anu Dok.....Hmmm.......maaf...."

"Bicara yang jelas!" ujar Arrazi dengan dingin.

"Saya minta maaf karena telat, Dokter. Soalnya tadi say nolongin Ibu-Ibu yang hampir keserempet mobil waktu di perempatan jalan. Saya bantuin Ibu itu buat duduk, ternyata kakinya ada yang terluka, keseleo juga. Terus saya obatin lukanya, saya urutin kakinya yang ke........"

"Mau sampai kapan kamu mendongeng?"

Pertanyaan Arrazi menginterupsi penjelasan Daniah atas keterlambatannya. Sudag 4 kalinya gadis itu menelan salivanya karena kalimat yang di ucapkan Arrazi. Menyakitkan sekali.

"Dongeng apanya? Orang itu kisah nyata!" gerutu Daniah dalam hati.

"Temuin Ghaniyyah. Tugas kamu sudah saya titip ke dia." lanjut Arrazi.

"Ghaniyyah dimana, Do....Dokter?"

"Cari sendiri."

Daniah mengumpat tanpa suara setelah dirinya keluar dari ruangan Arrazi. Sambil menatap pintunya, giginya bergemeretak dan tangannya mengepal kuat, hingga buku-buku jarinya memutih.

"Liat aja, gue bale lo suatu hari nanti!"

"Gila! Dokter gila! Galak! Buas!!!"

"Hhhsss......Astagfirullah, sabar Nia....sabar....nggak papa. Masih ada 19 bulan lagi lo ngadepin demit itu! Nggak papa.....sabar, rileks...huuu haaa."

Kali ini Daniah mengelus dada sambil menghela nafasnya, mencoba menenangkan diri. Kemudia meninggalkan tempatnya mengumpat tanpa suara, menuju ruangan yang sudah di beri tahi oleh Ghaniyyah lewat chat. Ghaniyyah sedang berjaga di IGD.

Saat masuk ke ruangan IGD, Daniah sudah berganti pakaian dengan menggunakan baju seragam koasnya berwarna biru. Sedangkan jas putih bertengger di bahu kirinya. Daniah langsung duduk di samping Ghaniyyah yang saat itu sedang mencatat.

"Gila Ghaniyyah, kayaknya Dokter Arrazi itu titisan dajjal buat nguji gue deh." keluh Daniah sambil menghela nafas dengan penggung yang menyender di bahu kursi sambil bersedekap tangan didada.

Beruntung di ruangan itu hanya ada mereka berdua. Karena Halwa dan Ghazalah sedang membantu pasien pindah ke ruang inap. Sedangkan Bahi, Bariq dan Huwaida ada tugas di ruang lain. Sedangkan pegawai yang lain sibuk di tempatnya masing-masing. Jadi, Daniah bisa melampiaskannya.

"Titisan Dajjal mah ngujinya pake cara halus Nia, mereka......"

"Nah, berarti dia lebih parah dari pada titisan Dajjal." Daniah menginterupsi kalimat Ghazalah.

"Gue heran deh Ghazalah, emaknya ngidam apa sih waktu hamil dia. Sampe punya anak garang begitu! Mana tadi gue ceritain kan, alesan kenapa gue datang terlambat, eh dia malah nganggep gue lagi ngedongeng. Mana gue nggak diizinin duduk lagi. Sumpah, pengen gue kunyah ginjalnya." ujar Daniah berapi-rapi.

Menghadapi laki-laki macam Arrazi benar-benar menguras emosi dan kesabarannya.

"Psikopat lo, Nia." cibir Ghazalah. Ia masih mendengar keluhan temannya itu meskipun samnil merekap laporan.

Daniah memajukan badannya. Menggeser kursi yang didudukinya agar lebih dekat dengan meja, sehingga ia dapat duduk dengan posisi nyaman, setelah Ghazalah memberikan map berwarna hijau yang di titipi oleh Arrazi untuk Daniah.

Daniah mengoceh lagi sambil mencatat.

"Sumpah Ghazalah. Gue kesel banget sama itu makhluk. Namanya aja bagus, Arrazi. Tapi attitudenya Arrazong!"

"Nia......."

"Keknya Arrazong emang lebih cocok sih sama karakter Dokter galak itu.....aaoouu Ghazalah! Lo kenapa nyubit gue?" omel Daniah karena perutnya tiba-tiba di cubit oleh Ghazalah.

Namun segera bibir Daniah membungkam saat kepalanya berputar mengikuti arah pandangan mata Ghazalah yang mengarah kebelakangnya. Pulpen yang berada di tangannya terlepas begitu saja.

"Mati gue!" rutuk Daniah dalam hati melihat sosok laki-laki yang sedang ia maki ada di belakangnya.

Laki-laki yang memiliki tinggi 190 itu berdiri tegap sambil bersedekap tangan, tak ketinggalan tatapan tajamnya bagaikan belati yang siap menusuk setiap inci tubuh kecil Daniah itu, menatap manik mata Daniah dengan lekat.

Entah dari kapan makhluk itu berada di belakang Daniah. Daniah tak tahu. Nyali Daniah langsung menciut, kini mulutnya kelu, tenggorokannya terasa tercekat, badannya pun panas dingin.

"Lanjutin makian kamu, saya mau dengar." sindir Arrazi. Nada bicaranya memang datar, tapi menusuk.

"Ma.......maaf Do......Dokter....." cicit Daniah setelah ia beranjak dari kursinya, berdiri dan menundukkan kepalanya didepan Arrazi.

Hal itu pun di lakukan Ghazalah, namun ia hanya diam saja. Tapi ikut merasa bersalah karena tidak menghentikan makian Daniah terhadap Dokter pembimbingnya itu. Satu menit ruangan itu senyap, tak ada yang mengatakan sepatah katapun.

Daniah maupun Ghazalah tetap dalam posisinya berdiri sambil menundukkan kepalanya. Sedangkan Arrazi masih menatap tajam ke arah gadis yang berada di depannya.

"*Immortal girl*!" ucap Arrazi dengan sarkas. Daniah menelan salivanya mendengar ucapan Arrazi yang di tunjukkan untuk dirinya.

Arrazi mengalihkan tatapannya dari Daniah ke Ghazalah.

"Ghazalah, berikan laporan hasil rekapnya ke Dokter Bari." ujar Arrazi dengan nada bicara lebih lembut dari sebelumnya, meskipun masih terdengar ketusnya.

"Ba.......Baik Dokter."

Daniah dan Ghazalah baru bisa duduk setelah Arrazi keluar dari ruangan. Berbeda dengan Ghazalah yang kembali sibuk dengan rekapan laporan, Daniah malah merasakan tubuhnya lemas lunglai bagai jeli. Kepalanya mendarat di atas meja.

Dua kata yang di ucapkan Arrazi masih tergiang di telinganya dan langsung menusuk ke dalam hatinya. Apakah Daniah sangat kelewatan sampai Arrazi mengatakan hal itu? Sepertinya iya.

"Mati gue! Mati gue!" Daniah merutuki dirinya sendiri, sambil membenturkan keningnya di meja.

Sikap Arrazi kepadanya yang pasti akan semakin menjadi-jadi, bahkan bisa lebih dari sekedar kebencian Arrazi kepada dirinya. Apalagi dia menyebut Daniah tidak bermoral. Apakah itu akan mempengaruhi penilaian hasil koasnya selama 2 tahun?

"Nia, gue saranin lo minta maaf lagi sana sama Dokter Arrazi, bawa buah kek atau bunga." ujar Ghazalah, kasihan melihat Daniah yang sedang nelangsa. Daniah saat ini berada di dalam masalah besar. Apalagi menyangkut dengan Dokter Arrazi. Dokter pembimbingnya.

"Lo kira gue berantem sama pacar, pake bawain bunga atau coklat!" omel Daniah.

Ghazalah meringis.

"*Salah gue ngasih saran" gumamnya dalam hati*.

"Ya udah sana minta maaf lagi."

"Gue udah nggak punya muka di depan dia, Ghazalah."

Episodes
1 EPISODE 1 : BANDARA
2 EPISODE 2 : ARRAZONG
3 EPISODE 3 : MALAIKAT KECIL
4 EPISODE 4 : KOAS - KAOS
5 EPISODE 5 : FLEBOTOMI
6 EPISODE 6 : SALING GIBAH
7 EPISODE 7 : RUMAH CINTA HARAPAN
8 EPISODE 8 : MAKAN SIANG
9 EPISODE 9 : GOSIP
10 EPISODE 10 : KELUARGA DANIAH
11 EPISODE 11 : TRAUMA
12 EPISODE 12 : OMPONG
13 EPISODE 13 : DONGKOL
14 EPISODE 14 : OMG!!
15 EPISODE 15 : DASAR EDUN!!
16 EPISODE 16 : PEREMPUAN MATRE
17 EPISODE 17 : PERNIKAHAN
18 EPISODE 18 : ULET KEKET
19 EPISODE 19 : APARTEMEN
20 EPISODE 20 : PERKARA KOPI
21 EPISODE 21 : SIANIDA
22 EPISODE 22 : RANDOM
23 EPISODE 23 : MENGGEMASKAN
24 EPISODE 24 : ENTOK
25 EPISODE 25 : KEMARAHAN ARRAZI
26 EPISODE 26 : LUKA
27 EPISODE 27 : PERLAKUAN MANIS
28 EPISODE 28 : DASTER
29 EPISODE 29 : KECEWA
30 EPISODE 30 : PEREMPUAN MASA LALU PAPI
31 EPISODE 31 : SUPPORT SYSTEM
32 EPISODE 32 : KABAR
33 EPISODE 33 : GOMBALAN SANG CEO
34 EPISODE 34 : DI MADU?
35 EPISODE 35 : PDKT
36 EPISODE 36 : SAYA SANGAT MENCINTAIMU
37 EPISODE 37 : SENYUMAN MANIS BIKIN SALTING
38 EPISODE 38 : CEMBURU?
39 EPISODE 39 : RACUN CINTA
40 EPISODE 40 : AKU KANGEN KAMU
41 EPISODE 41 : JANDA MENGGODA
42 EPISODE 42 : SI BOCAH PENYELAMAT
43 EPISODE 43 : TERIMAKASIH TELAH KEMBALI, MALAIKAT KECILKU
44 EPISODE 44 : MENGOBATI LUKA
45 EPISODE 45 : PEREMPUAN YANG DI SELINGKUHI
46 EPISODE 46 : BOSEN
47 EPISODE 47 : TERANCAM MERINDU
48 EPISODE 48 : AKHIRNYA....
49 EPISODE 49 : NGIDAM
50 EPISODE 50 : SALAH PAHAM
51 EPISODE 51 : NASIHAT DAN SARAN
52 EPISODE 52 : POSITIF
53 EPISODE 53 : ADA APA DENGAN ELIZA?
54 EPISODE 54 : TERNYATA ADIK KAKAK
55 EPISODE 55 : KESEDIHAN ELIZA
56 EPISODE 56 : RUMAH KITA
57 EPISODE 57 : BU RARA KABUR
58 EPISODE 58 : SURGA YANG TELAH KEMBALI
59 EPISODE 59 : TENTANG ELIZA DAN MAMINYA
60 EPISODE 60 : DIA ADIKKU
61 EPISODE 61 : KELAKUAN DHAFIR
62 EPISODE 62 : UDAH SAH, KITA
63 EPISODE 63 : HUBBY
64 EPISODE 64 : RESEPSI PERNIKAHAN DHAFIR & ELIZA
65 EPISODE 65 : BUMIL NGAMBEK
66 EPISODE 66 : SUPERFETASI
67 EPISODE 67 : PEREMPUAN SPEK UKHTI
68 EPISODE 68 : BEE
69 EPISODE 69 : BUNNY HAT
70 EPISODE 70 : CEMBURUNYA SEORANG ISTRI
71 EPISODE 71 : DUA PROSES PERSALINAN
72 EPISODE 72 : LAKI-LAKI YANG DI UJI
73 EPISODE 73 : PERMINTAAN DALAM MIMPI
74 EPISODE 74 : PUTRA PUTRI ARDA
75 EPISODE 75 : LUAPAN RINDU
76 EPISODE 76 : KELAKUAN SI KEMBAR
77 EPISODE 77 : HAPPY ENDING
Episodes

Updated 77 Episodes

1
EPISODE 1 : BANDARA
2
EPISODE 2 : ARRAZONG
3
EPISODE 3 : MALAIKAT KECIL
4
EPISODE 4 : KOAS - KAOS
5
EPISODE 5 : FLEBOTOMI
6
EPISODE 6 : SALING GIBAH
7
EPISODE 7 : RUMAH CINTA HARAPAN
8
EPISODE 8 : MAKAN SIANG
9
EPISODE 9 : GOSIP
10
EPISODE 10 : KELUARGA DANIAH
11
EPISODE 11 : TRAUMA
12
EPISODE 12 : OMPONG
13
EPISODE 13 : DONGKOL
14
EPISODE 14 : OMG!!
15
EPISODE 15 : DASAR EDUN!!
16
EPISODE 16 : PEREMPUAN MATRE
17
EPISODE 17 : PERNIKAHAN
18
EPISODE 18 : ULET KEKET
19
EPISODE 19 : APARTEMEN
20
EPISODE 20 : PERKARA KOPI
21
EPISODE 21 : SIANIDA
22
EPISODE 22 : RANDOM
23
EPISODE 23 : MENGGEMASKAN
24
EPISODE 24 : ENTOK
25
EPISODE 25 : KEMARAHAN ARRAZI
26
EPISODE 26 : LUKA
27
EPISODE 27 : PERLAKUAN MANIS
28
EPISODE 28 : DASTER
29
EPISODE 29 : KECEWA
30
EPISODE 30 : PEREMPUAN MASA LALU PAPI
31
EPISODE 31 : SUPPORT SYSTEM
32
EPISODE 32 : KABAR
33
EPISODE 33 : GOMBALAN SANG CEO
34
EPISODE 34 : DI MADU?
35
EPISODE 35 : PDKT
36
EPISODE 36 : SAYA SANGAT MENCINTAIMU
37
EPISODE 37 : SENYUMAN MANIS BIKIN SALTING
38
EPISODE 38 : CEMBURU?
39
EPISODE 39 : RACUN CINTA
40
EPISODE 40 : AKU KANGEN KAMU
41
EPISODE 41 : JANDA MENGGODA
42
EPISODE 42 : SI BOCAH PENYELAMAT
43
EPISODE 43 : TERIMAKASIH TELAH KEMBALI, MALAIKAT KECILKU
44
EPISODE 44 : MENGOBATI LUKA
45
EPISODE 45 : PEREMPUAN YANG DI SELINGKUHI
46
EPISODE 46 : BOSEN
47
EPISODE 47 : TERANCAM MERINDU
48
EPISODE 48 : AKHIRNYA....
49
EPISODE 49 : NGIDAM
50
EPISODE 50 : SALAH PAHAM
51
EPISODE 51 : NASIHAT DAN SARAN
52
EPISODE 52 : POSITIF
53
EPISODE 53 : ADA APA DENGAN ELIZA?
54
EPISODE 54 : TERNYATA ADIK KAKAK
55
EPISODE 55 : KESEDIHAN ELIZA
56
EPISODE 56 : RUMAH KITA
57
EPISODE 57 : BU RARA KABUR
58
EPISODE 58 : SURGA YANG TELAH KEMBALI
59
EPISODE 59 : TENTANG ELIZA DAN MAMINYA
60
EPISODE 60 : DIA ADIKKU
61
EPISODE 61 : KELAKUAN DHAFIR
62
EPISODE 62 : UDAH SAH, KITA
63
EPISODE 63 : HUBBY
64
EPISODE 64 : RESEPSI PERNIKAHAN DHAFIR & ELIZA
65
EPISODE 65 : BUMIL NGAMBEK
66
EPISODE 66 : SUPERFETASI
67
EPISODE 67 : PEREMPUAN SPEK UKHTI
68
EPISODE 68 : BEE
69
EPISODE 69 : BUNNY HAT
70
EPISODE 70 : CEMBURUNYA SEORANG ISTRI
71
EPISODE 71 : DUA PROSES PERSALINAN
72
EPISODE 72 : LAKI-LAKI YANG DI UJI
73
EPISODE 73 : PERMINTAAN DALAM MIMPI
74
EPISODE 74 : PUTRA PUTRI ARDA
75
EPISODE 75 : LUAPAN RINDU
76
EPISODE 76 : KELAKUAN SI KEMBAR
77
EPISODE 77 : HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!