Anggun dan Gina

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

"Hai.....kamu bisa gabung sama kita disini ,ngak apa apa kok sampai jam 9"

Terdengar suara wanita yang lembut di samping Nirmala,dia menatap dua orang wanita yang cantik alami dengan pakaian formal nya. Mereka tersenyum dengan ramah dan sopan,mendekati Nirmala yang masih berdiri terpaku di tempat nya.

Nirmala menoleh dan tersenyum,tersadar kalau mobil taksi yang jordan tumpangi sudah pergi. Dia mengulurkan tangan nya, berniat menjabat tangan salah satu wanita yang terlihat cantik dan ramah.

"Maaf sudah mengganggu ketenangan disini bu,saya Nirmala " ucap Nirmala dengan tulus, dia merasa kalau dirinya sudah mengganggu disana .

"Ngak kok nir, saya Anggun dan ini Gina" jawab wanita yang di ulurkan tangan nya oleh Nirmala, dia membalas senyuman Nirmala dengan tulus juga.

Nirmala melirik ke arah para prajurit yang ada tak jauh dari sana, mereka sudah bubar dan entah pada kemana . Berganti dengan para wanita yang ada beberapa, Nirmala kembali tersenyum ke arah mereka juga .

"Iiissshh....liat tu si Anggun mau aja deketin binik nya pak jordan,mungkin sama sama memiliki nasib sial ya" ucap salah satu ibu persit yang bergabung dengan beberapa wanita muda tak jauh dari Nirmala dan Anggun.

"Is bu Retno,jangan gitu ah. Ngak boleh ngomongin orang "

"Iya bu,lagian kenapa mereka sama ?"

"Ibu jangan bicara begitu,nanti orang nya denger "

"Iya bu,ibu Retno sih enak karena suami nya sama jabatan nya dengan pak jendral Hans. Kalau kami ,bisa bisa di tendang sama pakjend Hans nya "

Ucapan para ibu persit itu didengar dengan jelas, mereka berbicara tanpa beban di depan Anggun dan Gina. Gina melotot ke arah mereka ,dia ngak perduli dengan tatapan tajam wanita yang bernama bu Retno karena dirinya yang merupakan istri seorang mayor.

"Iiissshh.....kalian Ini ya,kok ngak tau sih . Tu binik nya si Jordan, status nikah nya cuma siri . Di negara dan di kantor ngak berlaku, hanya secara agama aja jadi ngak bisa kuatin dia. Kalau mau pergi juga gampang kan ,nah kalau si Anggun. Kayak ngak tau aja ,itu sih mandul. Buat apa nikah lama lama tapi ngak menghasilkan anak,liat ni saya . Anak saya sudah dua bahkan udah besar besar " jelas bi retno dengan sombong, dia masih menatap ke arah Nirmala ,Anggun dan Gina .

"Aduh mbak Anggun,mendingan kita masuk deh ke rumah mbak apa ke rumah aku. Kok kayak ada suara suara tapi ngak keliatan orang nya ya ,mungkin karena kita ini suci dan cantik jadi pada di godain syaiton " ucap Gina dengan keras ,dia menarik tangan Anggun dan Nirmala secara bersamaan.

Nirmala terkejut mendengar perselisihan di antara ibu persit ini,dia pikir ngak akan ada drama drama seperti ini di dalam persatuan. Berarti sama aja sama para pembantu yang ada di kompleks rumah keluarga Brahma,saling menjelekan ,iri dan tidak saling suka .

Nirmala ikut saja ditarik oleh Gina ,dia masih belum mengetahui apa pun disana dan mungkin dia akan menanyakan nya pada wanita yang bernama Gina ini . Seperti nya usia nya dengan usia Gina ngak jauh berbeda ,dia penasaran dengan para ibu persit yang menjelek-jelekan dirinya dan Anggun.

Sedangkan bu Retno hanya bisa melotot ke arah Gina, memang Gina hanya lah istri dari seorang Mayor tapi tetap saja ditakuti dan tidak ada yang berani mengusik nya disana tak terkecuali bu Retno yang merupakan istri seorang jendral .

Kakak nya Gina bekerja sebagai Pegawai negeri sipil di daerah situ, dia memang hanya seorang pegawai sipil tapi dia bisa memindahkan para prajurit itu ke tempat lain dan hal itu dijaga betul oleh mereka yang suka mengejek disana . Agar para suami nya tidak di pindahkan ke daerah konflik ,walaupun sebenar nya Gina ngak pernah melaporkan nya pada sang kakak.

Tapi mereka pernah mendengar kakak Ģina mengatakan kalau ada yang mengganggu adik nya, maka dia akan bertindak . Karena hal itu lah ,mereka benar benar ngak ingin mengganggu dan berurusan dengan Gina sama sekali sehingga apa pun yang dikatakan oleh Gina. Mereka ngak berani membalas nya atau mengatai nya sama sekali ,mereka memilih untuk diam saja .

"Ke rumah mbak aja Gin, mbak ada buat puding tadi " ucap Anggun saat mereka tak jauh lagi sampai didepan rumah kedua nya .

Ya ,rumah mereka berdua bersebelahan karena itu lah mereka saling kenal dan dekat . Apalagi mereka tidak suka bergabung dengan para ibu persit lainnya ,karena mereka sangat ngak suka menceritakan orang lain .

"Nah,ini rumah mbak Anggun bu" ucap Gina dengan senyuman lebar di bibir nya, dia senang bertemu dengan Nirmala.

Dari penglihatan nya saat ini,Nirmala termasuk wanita yang tidak menuntut apa pun . Gina sudah banyak melihat wanita yang berasal dari keluarga miskin tapi sok berkuasa dan sombong,mengandalkan jabatan suami nya yang terbilang biasa .

Tapi Nirmala tidak seperti itu,Gina bisa melihat dengan jelas kalau Nirmala terpaksa melakukan pernikahan itu juga . Walaupun di mata nya ,Nirmala seperti begitu mencintai Jordan.

"Panggil Mala saja mbak,aku masih muda kok. Baru berapa bulan lulus sekolah menengah atas ,jadi masih anak anak juga lah bisa di bilang " ucap Nirmala dengan lembut,dia begitu menyukai sambutan dari kedua ibu persit didepan nya ini .

Kata kata dari ibu persit lainnya tadi membuat Nirmala penasaran, tapi dia ngak berniat bertanya pada mereka karena takut menyinggung kedua nya.

"Sebentar ya,aku ambilkan puding nya . Ada keripik juga kok ,semalam mas Hans ngirimin dari sana " ucap Anggun dengan senyuman ramah nya.

"Waaah....enak dong,kemarin aku juga dapat kiriman dari mas Tyo. Minuman coklat dan coklat batangan,bentar aku suruh si bibik bawa kesini " ucap Gina dengan ramah juga ,dia memang memakai jasa pembantu rumah tangga karena memiliki anak dua dan dia ngak bisa mengurus dua dua nya secara bersamaan .

Kebetulan libur sekolah, jadi kedua anak nya selalu bersama dengan mama nya di luar kota sehingga saat ini yang dirumah nya hanya ada dirinya dan si bibik asisten. Sedangkan suami nya ,mendapatkan dinas di luar kota bersama dengan suami nya Anggun.

Anggun lebih senang sendiri karena memang dia belum memiliki anak, pernah hamil tapi keguguran. Dokter mengatakan kalau rahim nya lemah,untung nya kedua orang tua nya dan mertua nya ngak pernah sama sekali menyinggung soal anak dan memaksa nya .