Terhianati

Setelah selesai sarapan mereka kembali ke kampus, raut wajah Evan sudah tidak bersahabat melihat menfess Nolite yang sedang ramai membicarakan mereka yang tertidur di parkiran kampus kemarin sore.

"Epan masih laparkah? kenapa tadi nggak pesen lontong dua porsi aja biar kenyang, Epan kan cowok makannya pasti lebih banyak dari aku, apa lagi Epan tadi nggak makan sayurnya, cuma makan lontong sama kuahnya aja. kita puter balik yuk, kita makan lontong lagi biar Epan nggak cemberut terus," bujuk Calista yang sedikit merasa bersalah. Mungkin Evan marah karena jadi berita hangat dengan kedekatan mereka.

"Diem, gue lagi nyetir," sahut Evan dengan nada tapi terdengar dingin.

"Oke," cicit Calista.

"Evan beneran nggak laper?" tanya Calista untuk ke sekian kalinya, ia sedikit memiringkan tubuhnya agar bisa melihat pantulan wajah Evan di spion. wajah tampan itu terpantau masih kaku dengan sorot mata yang jelas menahan kesal.

Evan mengambil nafas dalam untuk sedikit meredakan rasa kesalnya.

"Nggak Ca, gue nggak laper. mending Lu diem dulu, biar gue fokus bawa motornya," sahut Evan dengan nada rendah berusaha untuk menahan emosi.

"Okey," nanti tapi kalau laper bilang ya," tukas Calista.

"Hem," deheman kecil dari Evan membuat Calista berhenti mengoceh agar suasana hati Evan tidak semakin buruk.

Hanya butuh waktu lima belas menit untuk mereka sampai di kampus, Evan menghentikan motornya tak jauh dari fakultas peternakan agar Calista tidak berjalan terlalu jauh. Setelah turun dari motor hitam Evan, Calista melepaskan helm lalu menyerahkannya pada sang pacar.

"Siang Lu ada kelas nggak?" Tanya Evan tanpa melihat ke arah Calista, dia sibuk mengaitkan helm di pengait motornya.

"Ntar siang ada sih 2 jam. Habis itu ya kayak biasanya paling di tempat Elizabeth sama Carles," jawab Calista sembari merapihkan rambutnya. yang sedikit berantakan setelah memakai helm.

Eva membeku, dengan dahi berkerut dia menoleh menatap Calista dengan raut wajah bingung.

"Temen Kelas Lu?" Calista menggeleng.

"Sapi-sapi aku," Evan hanya menggeleng jengah mendengar jawaban Calista, anak Fapet dan ternaknya, sesuatu yang tidak mungkin terpisahkan.

"Kelar kelas kabarin gue, gue balik."

"Balik? Epan mau pulang?" tanya Calista dengan raut wajah bingung, sementara yang ditanya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Maaf, aku kira Epan ada kelas pagi makanya aku minta jemput," tutur calista dengan bibir manyun, ia merasa bersalah karena merepotkan pacar gantengnya itu.

"Nggak perlu minta maaf, manfaatin gue sebagai pacar Lu sebaik mungkin. Gue cuma mau nebus dosa gue, jangan Ge-er," nada bicara Evan sedikit sarkas di akhir kalimatnya, membuat senyum di bibir Calista turun dan berubah manyun.

Tanpa berpamitan lagi Evan menyalakan mesin motornya lalu perlahan mengendarai kuda besi itu menjauh. Evan ingin segera pulang dan kembali bertemu dengan kasurnya, diamasih sangat mengantuk dan berencana untuk melanjutkan tidurnya lagi.

Calista masih berdiri di tempat menatap punggung yang berbalut kaos hitam itu sampai tak terlihat. Gadis yang mengenakan celana jeans panjang dengan kaos warna krem itu membalikan tubuh dan berjalan menuju gedung falkutasnya. Kaki yang baru mengayun beberapa langkah itu pun terhenti saat melihat sesosok wanita yang berdiri tegap dengan tangan terlipat di dada, tatapannya tajam menatap kearah Calista dengan tajam yang menghunusnya. Dengan ceringiran canggung Calista melanjutkan langkah yang sedikit terasa berat. Gadis itu menarik garis bibir sepanjang yang ia bisa, membuat senyum palsu yang terlihat memuakkan.

Kedua gadis itu berdiri berhadapan dengan rasa canggung yang berat, Calista mencoba memasang wajah memelas meminta pengampunan tapi tidak mempan.

"Lu utang penjelasan sama gue!" tegas gadis berkepang dua dengan poni yang menutupi dahinya.

"Hehehehe ...." Calista menyengir sembari sedikit mengerakkan bahu.

"Hehe-hehe, gue nggak butuh hehe Lu ya Ca. Gue mau nanya deh, Ca... Elu tuh emang nggak ada niatan sama sekali buat cerita ke gue kalau elu deket sama si anak hukum itu? Malah duluan menfess kampus daripada gue. Gimana sih? Gua merasa terhianati, terabaikan, gue sahabat Lu kan Ca. Bukan kang somay depan kampus. Seharusnya gue tahu lebih dulu daripada akun mimin yang bikin berita di menfess itu."

Tangan Laura yang tadinya menyilang kini perpindah posisi jadi nangkring di pinggangnya. itu berarti level ngambek laura udah sampai level dua dang nggak akan cukup hanya dengan penjelasan. Muka panik Caca jelas terlihat, ia narik napas berusaha tenang sebelum mulai bicara.

"Aku bisa jelasin, Laura... Aku bukan sengaja nggak cerita ke kamu. Aku dan Evan baru banget jadian, beneran."

"Baru jadian tapi udah mesra-mesraan di parkiran sampe Evan makein helm ke elu? Wah, kayaknya buat "baru" kok udah kayak sinetron banget ya? Lu bisa kan cerita sama gue di chat, dasarnya Lu emang nggak niat kasih tau gue Ca," sarkas Laura yang mulai drama.

"iya sih," lirih Calista menunduk.

"Tapi Lau, kamu taukan aku pulang ngampus harus kerja. Aku mana sempet pegang hape, bisa diomelin abis-abisan sama Bu Halimah kalau sampa gue main hape pas kerja. Laprak kita kan juga harus dikumpulin pagi ini, jadi aku tuh ngebut semalem biar ke kejar," tutur Calista mencoba menjelaskan, ia berharap sahabatnya ini bisa mengerti dan berhenti merajuk.

"Alasan Lu nggak bisa gue terima Calista Almaira, Lu cukup ngetik 'aku PDKT sama Evan', udah simpel. Lu cukup ketik kalimat itu Ca, nggak makan waktu lama kok, kalau Lu emang niat ngabarin gue, tapi kayaknya gue bukan prioritas sih, cukup tau aja gue. Au ah males, gue mogok ngomong seminggu sama Lu pokoknya!" Tegas Laura dengan kesal, mata yang berbingkai kacamata itu mendelik sinis pada Calista.

"Astaga Laura Marissa, nggak gitu. Cerita aku sama Epan tuh panjang, aku pengennya cerita langsung ke kamu. Tapi kalau kamu ngambek gini aku gimana ceritanya, padahal aku pengen traktir kamu susu caramel Fapet sambil di kelas, sambil cerita. Tapi kalau kamu mogok ngomong ya sudah, mau gimana lagi coba."

Calista menurunkan bahunya kecewa, gadis itu kemudian berjalan dengan kepala menunduk sedih. Ia berjalan begitu saja melewati Laura yang bimbang, susu Fapet rasa caramel tentu tidak bisa dilewatkan tapi dia masih kesal dengan Calista.

"Caca tunggu!" Pekik Laura yang kemudian berlari kecil menyusul langkah Calista yag sudah cukup jauh meninggalkannya. Padahal perasaan anak itu baru jalan, kenapa bisa secepat itu.

"Mogok ngomongnya batal, tapi gue minta susu caramel dua," ucap Laura.

"Hehehehe ....." Calista tahu pesona susu Fapet rasa caramel memang tidak bisa di tolak oleh siapapun.

Laura menurunkan tangan yang tadinya bertengger di pinggang, wanita itu membenarkan kaca matanya lalu membalikan badan. Calista tersenyum dan menyusul langkah sang sahabat yang berjalan menuju kelas. mereka.

"Tapi beneran aku nggak abis pikir gimana kamu bisa deket sama si anak hukum itu,"celetuk laura yang masih penasan, walaupun Calista sudah berjanji akan mejelaskannya nanti.

"Ya,pokoknya gitulah. Ntar aja aku ceritain di kelas," sahut Calista sambil mengedarkan matanya ke sekeliling.

Laura pun mengikuti apa yang Calista lakukan, beberapa pasang mata memperhatikan mereka, lebih tepatnya memperhatikan Calista. Sudah berapa lama mereka memperhatikan Calista? mungkin sejak Evan mengantarkan Calista tadi. Semua tentang Evan dan tiga arjuna Nolite itu memang akan selalu menjadi perhatian, lihat saja sebentar lagi pasti akan ada sesuatu di menfess Nolite.

Dua sahabat itupun memutuskan untuk mempercepat langkah. Kelas pagi ini cukup melelahkan, selain menyerahkan hasil laporan kelompok mereka juga menerima materi baru untuk tugas praktek simulasi nanti siang. Masih simulasi belum terjun langsung ke lapangan, terjun pun bukan untuk turun tangan praktek dengan tangan sendiri, meski Calista sudah sangat ingin "Nyempung" langsung.

Seperti yang Calista janjikan, dia dan laura tidak menghabiskan waktu istirahatnya di kantin. Dua gadis itu malah mojok di sudut kelas dengan sesajen lengkap, dua susu tiga susu caramel dan keripik, coklat batang yang tidak pernah absen dari tas Laura. tentunya calista sudah mengirim pesan pada Evan untuk mengabarkan dia istirahat bersama laura di kelas, Evan pun masih ada kelas dan tidak bisa menghampiri Calista.

"Jadi gimana? gimana Lu bisa deket sama tuh anak Hukum?" tanya Laura mengawali pergibahan mereka, dia mematahkan coklat batang jadi dua lalu memberikan separuhnya pada Calista.

"Kamu inget nggak aku pernah cerita kalau si joni jadi korban tabrak lari?" calista mengigit ujung coklat miliknya sembari menatap arah luar jendela seolah mengenang sesuatu.

Dahi Laura berkerut kecil membuat kacamatanya ikut terangkat naik, tak lama kemudian mata lentiknya membola seolah menemukan petunjuk dari pertanyaan yang Calista lemparkan.

"Jangan bilang kalau pelakunya itu..."

"Seperti yang kamu pikirkan, pelakunya Evan Galenio," dengan nada datar dan raut sedih Calista menyahuti ucapan Laura yang menggantung.

"Demi apa Ca?"

"Demi si Jono yang masih idup dan demi Elizabeth yang lagi hamil," tukas Calista dengan nada kesal.

"Jadi dia pelaku yang udah bikin Lu nangis bombay sehari semalem sampe demam, dan nggak fokus saat kerja kelompok kemarin itu?" cerca Laura dengan detail.

"Iya Lau, dia pelakunya. Meski dia ganti motor aku tetep kenal helm sama jaket yang dia pake, pas aku tanya dia juga ngaku kok kalu udah nabrak kucing," tutur Calista dengan tenang padahal Laura sangat terkejut dengan penjelasan Calista.

Laura menarik mundur wajahnya dengan ekpresi kaget yang di hiperbolakan, mata melebar dengan mulut yang juga terbuka dan bunyi hah, untuk seperkian detik Laura seperti itu lalu dengan cepat ia mencondongkan tubuhnya lagi mendekat ke arah Calista.

"Terus gimana?" tanya Laura dengan berbisik. Calista menghela nafas dalam lalu menceritakan kejadian di Kantin dan rooftop pasa Laura.

Terpopuler

Comments

SusiVikers

SusiVikers

astaga Evan sampe blg manfaat kan gue /Facepalm//Facepalm/ baik ihh Evan walau dingin cuek bebek ketus gitu tapi ttp baik dan jemput Calista padahal dia gak ada kelas pagi ya good job evan /Drool//Drool/ aku kira Laura tuh salah satu fans nya Evan yg mau julidin Calista, ehh taunya Laura BESTie nya Calista/Facepalm//Facepalm/

2025-01-06

2

Anie Nhie

Anie Nhie

Sarkas bgt Van kamu jadi cowok,,🤦‍♀️🤦‍♀️ tapi meski gitu dia ttep konsekuen loh sma Chalista,🤭🤭🤭
Lucu bgt ya klo udah ngebahas Chalista with hewan² Fapet kesayangannya,,🤭🤭🤭 udah kyk sma Bestie z gak pernah kelewat dalam pembahasan,,🤭🤭btw tuh Laura masih penasaran sma penjelasan kamu Cha,, lanjutkan Ghibahnya,,🤭🤭

2025-01-12

1

Novi Manggala Qirani

Novi Manggala Qirani

Eh baik banget Evan, mau nyamperin Caca. Btw aku kira si Laura tuh tadinya cewek julid fans nya Evan yang ga terima Caca jadi pacarnya trus mau ngelabrak loh 🤣🤣

2025-01-02

1

lihat semua
Episodes
1 Hari super sial
2 Tanggung jawab
3 Belum terbiasa
4 Viral
5 Terhianati
6 kantin dan 3 arjuna
7 Ceramah brokoli
8 Hujan pertama bersama Evan
9 Khawatir
10 Curiga
11 Maling burung
12 Mini date
13 Kegaduhan
14 Ada gue
15 Fapet berkarya
16 Menikmati peran
17 Calista
18 Fapet VS Hukum
19 Sidang
20 Gaby di Fapet
21 Kelalaian Gaby
22 After Elisabeth
23 Perpustakaan manis
24 Suapan Manis
25 Hujan ke-2 bersamanya
26 Demam
27 Najis
28 Dirawat
29 Rumah sakit
30 Gue emang baik
31 Trauma ketoprak
32 Tinggal bersama
33 Cemburu
34 Invasi dapur
35 Para punggawa
36 Pencurian
37 Paman
38 Gosip
39 Shopping
40 Jiwa yang rapuh
41 Pelukan pertama
42 Skorsing
43 Deep talk
44 Adrian Candra Wijaya
45 Evan Galenio Wijaya
46 Tempat yang tenang
47 Bibit
48 Kegigihan Bella
49 Sebentar lagi
50 Ego
51 Larut
52 Bodoh
53 Sesal
54 Usaha Evan
55 Dinginnya Calista
56 Masih dingin
57 Meminta saran
58 Martabak
59 Perjuangan martabak
60 Partner
61 Salah paham
62 Sweetheart Cake
63 Terluka
64 Luluh
65 Menetapkan hati
66 Gone
67 Hari kedua
68 RS. Nusa Medika
69 Sakitnya Calista
70 Kehilangan
71 Rahasia Bapak
72 Penyesalan
73 73 titik terang
74 Tunggu gue
75 75 gudang tua
76 Alaska
77 Bara
78 Pulang
79 Semua akan baik-baik saja
80 Minimal
81 Sarapan spesial
82 Sederhana
83 Muak
84 Manja
85 Bucin
86 Hasil kolaborasi
87 Bertemu
88 Takdir yang mempertemukan
89 POV Adrian
90 Sayang
91 Tiba-tiba
92 Khusus
93 Pasar malam
94 Ngidam
95 pink Squad
96 Tamat?
97 Kenalan yuk
98 Bonus bab
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Hari super sial
2
Tanggung jawab
3
Belum terbiasa
4
Viral
5
Terhianati
6
kantin dan 3 arjuna
7
Ceramah brokoli
8
Hujan pertama bersama Evan
9
Khawatir
10
Curiga
11
Maling burung
12
Mini date
13
Kegaduhan
14
Ada gue
15
Fapet berkarya
16
Menikmati peran
17
Calista
18
Fapet VS Hukum
19
Sidang
20
Gaby di Fapet
21
Kelalaian Gaby
22
After Elisabeth
23
Perpustakaan manis
24
Suapan Manis
25
Hujan ke-2 bersamanya
26
Demam
27
Najis
28
Dirawat
29
Rumah sakit
30
Gue emang baik
31
Trauma ketoprak
32
Tinggal bersama
33
Cemburu
34
Invasi dapur
35
Para punggawa
36
Pencurian
37
Paman
38
Gosip
39
Shopping
40
Jiwa yang rapuh
41
Pelukan pertama
42
Skorsing
43
Deep talk
44
Adrian Candra Wijaya
45
Evan Galenio Wijaya
46
Tempat yang tenang
47
Bibit
48
Kegigihan Bella
49
Sebentar lagi
50
Ego
51
Larut
52
Bodoh
53
Sesal
54
Usaha Evan
55
Dinginnya Calista
56
Masih dingin
57
Meminta saran
58
Martabak
59
Perjuangan martabak
60
Partner
61
Salah paham
62
Sweetheart Cake
63
Terluka
64
Luluh
65
Menetapkan hati
66
Gone
67
Hari kedua
68
RS. Nusa Medika
69
Sakitnya Calista
70
Kehilangan
71
Rahasia Bapak
72
Penyesalan
73
73 titik terang
74
Tunggu gue
75
75 gudang tua
76
Alaska
77
Bara
78
Pulang
79
Semua akan baik-baik saja
80
Minimal
81
Sarapan spesial
82
Sederhana
83
Muak
84
Manja
85
Bucin
86
Hasil kolaborasi
87
Bertemu
88
Takdir yang mempertemukan
89
POV Adrian
90
Sayang
91
Tiba-tiba
92
Khusus
93
Pasar malam
94
Ngidam
95
pink Squad
96
Tamat?
97
Kenalan yuk
98
Bonus bab

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!