19_Love You Sayang

"Yang lain bagaimana?" Tanya Anz akhirnya sambil membereskan lembaran kertas yang berserakan di mejanya dan beralih mematikan layar monitor komputernya.

"Gak tahu," mengedikkan bahunya "tuh Abi dan Al," menunjuk Abi dan Albert yang duduk tenang di dalam ruangan dinding full kaca, memasang raut wajah datar fokus menatap komputer "mereka kelihatan sibuk sekali."

"Mereka kan kerja, dirimu? Kerja gak?"

Kays menggaruk tengkuk lehernya yang tidak gatal "kerjalah, tapi inikan jam istirahat. Kantin yuk, makan, lapar!" tersenyum lebar, memasang raut wajah memohon.

Anz bangun dari duduknya tanpa menjawab, mengetuk pintu ruangan Abi dan Al, mendorong pintu kaca tersebut "yank masih sibuk?"

Abi dan Albert mengalihkan pandangan fokus mereka bersama-sama pada Anz namun Abi langsung kembali fokus pada kerjanya sedangkan Albert menjawab "iya sayang. Aku masih sibuk, sayang mau ke mana? Duluan saja ya!”

"Baik," jawab Anz cepat dan hendak menutup pintu.

"Love You sayang," ucap Albert memonyongkan bibir "muach."

Abi mendengar suara kis dari Al langsung melihat Albert tajam dan berdecak kesal dan melanjutkan kerjanya lagi sedangkan Anz hanya berdehem singkat dan menutup kembali pintu ruangan mereka.

"Yuk," berjalan duluan yang kemudian diikuti Kays dari belakang.

Dari balik dinding kaca bening itu, Albert memperhatikan Kays yang kegirangan berjalan berduaan dengan Anz.

"Fokus Al," ucap singkat Abi tanpa mengalihkan pandangan matanya lagi.

Hembusan napas panjang Albert lakukan yang kemudian merebahkan kepalanya diatas meja tepat samping komputernya itu "aku cemburu."

Abi mengambil kertas putih kosong di pinter miliknya itu yang berada di hadapannya, kemudian meremas kertas tersebut dan melemparkannya tepat mengenai kepala Albert.

"Apaansih Bi," mengusap kepalanya yang tidak sakit "kamu jomlo mana tahu rasanya cemburu."

"Suka-suka kamu lah tuan Marcell Albertoprazz."

Albert tersenyum kik kuk geli sendiri dan duduk kembali, buru-buru menyimpan file dokumen di komputernya dan hendak keluar, ikut menyusul Anz.

"Tidak ada izin keluar sebelum kerja selesai," ucap tegas Abi.

Albert tidak menjawab namun mulutnya komat komit bergumam tidak jelas, duduk kembali dan membuka kembali file yang baru saja yang ia simpan itu.

Setengah jam lebih terlewatinya waktu, Albert sudah kembali fokus pada tugasnya. Wajahnya dalam, memandang layar monitor komputernya itu tidak jauh berbeda dengan raut wajah yang selalu ia tampilkan yaitu sama-sama datar.

Ketukan pintu ruangan kembali terdengar dan dua pasang mata itu teralihkan fokus melihat ke arah pintu yang menampilkan Anz yang sedang mendorong pelan pintu kaca tersebut.

Abi melihat sekilas tanpa mempedulikan dan langsung kembali beralih fokus pada kerjanya itu sedangkan Albert tersenyum lebar "sayang," panggilnya girang.

Anz tersenyum manis menanggapi "apa kabar sayang?" berjalan mendekat.

"Kabarku kurang baik, aku cemburu kamu dekat dengan yang lain, aku sedih bila perhatianmu terbagi pada yang lain, napasku seakan sesak jika kamu, sayangku, semangat hidupku dan napasku berada jauh dariku karena kamulah daya hidupku."

Mata yang terfokus pada layar monitor komputer dan jari jemari yang sibuk menari nari di atas keyboard, terpaksa terhenti, hembusan napas kasar Abi lakukan saat mendengar ungkapan komandannya itu.

Sedangkan Anz tertawa renyah untuk pertama kali menanggapi "sayang kenapa?"

Abi mengusap keningnya yang tidak gatal berusaha mencari kembali fokus yang terus saja teralihkan.

Anz datang membawa serta bungkusan makan di hadapannya lantas menyusun boxs makanan itu di hadapan Albert serta minumannya sekaligus. Langkah Anz, menuju meja Abi dan melakuka hal yang sama menyusun makanan yang ia bawa ke sana "sedikit meluangkan waktu untuk menambah energi bukanlah hal yang akan menghambat pekerjaanmu," menatap Abi "makanlah."

Abi menatap datar Anz yang tumben-tumbenannya mau berucap panjang kali lebar pada orang yang bukan kekasihnya ataupun pada kegiatan yang menuntutnya berbicara.

Anz membalas menatap Abi sekilas dan langkahnya menuju pada meja Albert kembali "selamat makan sayang," menciumi pipi Albert "aku mau lanjut kerja dulu ya, semangat kerjanya ya."

Albert tersenyum lebar "iya. Terimakasih sayang, Muach."

"HUEK," muntah reflek Abi yang di tatap bingung Albert dan Anz.  Abi menutup mulutnya sendiri, genangan air dalam kelopak matanya mulai terlihat.

"Ngidam?"

"Diam!" Menatap datar Albert.

Langkah kaki Anz langsung keluar ruangan, menjauh, yang kemudian menghilang tertutupi ruang-ruang kaca yang tersusun berderet itu. Tidak lama setelahnya Anz kembali, membawa gelas plastik bening di tangannya dan masuk kembali keruangan Abi dan Albert.

"Nih," meletakkan gelas bening plastik itu yang berisikan air kental berwarnna merah jambu di hadapan Abi "minum setelah makan, setelahnya minum air putih." Abi masih menatap Anz datar "menatapku tidak akan membuatmu kenyang."

Abi memutar bola matanya malas dan langsung meminum minuman yang dari gelas bening plastik yang merupakan jus buah naga dengan campuran susu didalamnya.

"Makan dulu Bi!" Peringat Anz.

Abi meletakkan jus itu dan mulai memakan nasi bungkus yang Anz persiapkan itu.

"Kamu kenapa Bi? Sakit," tanya Albert penasaran.

Abi mengusap keningnya yang tidak gatal berusaha mencari kembali fokus yang terus saja teralihkan.

Anz datang membawa serta bungkusan makan di hadapannya lantas menyusun boxs makanan itu di hadapan Albert serta minumannya sekaligus. Langkah Anz, menuju meja Abi dan melakuka hal yang sama menyusun makanan yang ia bawa ke sana "sedikit meluangkan waktu untuk menambah energi bukanlah hal yang akan menghambat pekerjaanmu," menatap Abi "makanlah."

Abi menatap datar Anz yang tumben-tumbenannya mau berucap panjang kali lebar pada orang yang bukan kekasihnya ataupun pada kegiatan yang menuntutnya berbicara.

Anz membalas menatap Abi sekilas dan langkahnya menuju pada meja Albert kembali "selamat makan sayang," menciumi pipi Albert "aku mau lanjut kerja dulu ya, semangat kerjanya ya."

Albert tersenyum lebar "iya. Terimakasih sayang, Muach."

"HUEK," muntah reflek Abi yang di tatap bingung Albert dan Anz.  Abi menutup mulutnya sendiri, genangan air dalam kelopak matanya mulai terlihat.

"Ngidam?"

"Diam!" Menatap datar Albert.

Langkah kaki Anz langsung keluar ruangan, menjauh, yang kemudian menghilang tertutupi ruang-ruang kaca yang tersusun berderet itu. Tidak lama setelahnya Anz kembali, membawa gelas plastik bening di tangannya dan masuk kembali keruangan Abi dan Albert.

"Nih," meletakkan gelas bening plastik itu yang berisikan air kental berwarnna merah jambu di hadapan Abi "minum setelah makan, setelahnya minum air putih." Abi masih menatap Anz datar "menatapku tidak akan membuatmu kenyang."

Abi memutar bola matanya malas dan langsung meminum minuman yang dari gelas bening plastik yang merupakan jus buah naga dengan campuran susu didalamnya.

"Makan dulu Bi!" Peringat Anz.

Abi meletakkan jus itu dan mulai memakan nasi bungkus yang Anz persiapkan itu.

Episodes
1 1_Perkenalan
2 2_Pulau Albrataz
3 3_Maaf
4 4_Perahu
5 5_Bekerjasamalah Kalian
6 6_Perkenalan
7 7_Dua Perempuan
8 8_Salting
9 9_Temani
10 10_Periksa
11 11_Apa yang Mereka Lakukan
12 12_Penjelasan
13 13_Sepi
14 14_Pusat Kota
15 15_Pucat
16 16_Ciuman Pertamaku
17 17_Alarm
18 18_Napi
19 19_Love You Sayang
20 20_Sudah Pada Pulang
21 21_Konslet
22 22_Pesisir Pantai
23 23_Jalanan Buntu
24 24_Arahan Abi
25 25_Luar Nalar
26 26_Bukan Urusanmu
27 27_Kau Betina
28 28_Muntah
29 29_Saya Miskin
30 30_Tidak Sadarkan Diri
31 31_Hutan Belantara
32 32_Parfum
33 33_Nona Betina
34 34_Mohon Ampun
35 35_Jilat
36 36_Celurit
37 37_Memanjakanmu
38 38_Kunci Rantai
39 39_Ini Milikku
40 40_jangan Cari Masalah
41 41_Laki Suka Laki
42 42_Kepala Tanpa Badan
43 43_Gayungku
44 44_Bangunan Bawah Tanah
45 45_Selembar Foto
46 46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47 47_Kembali
48 48_Pendisiplinan
49 49_Ricuh
50 50_Api
51 51_Maafkan Aku Sayang
52 52_Ke Surga
53 53_Kecewa
54 54_Tulisan Stenografi
55 55_Memulangkan Kau
56 56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57 57_Isi Peti
58 58_Dibohongi Realita
59 59_Jangan Tinggalkan Kami
60 60_Pemakaman
61 61_Camping
62 62_Pandangan Gelap
63 63_Hutan Lumut
64 64_Penjara
65 65_Memulangkan
66 66_Gramofon
67 AMN_Bab 67
68 AMN_Bab 68
69 AMN_Bab 69
70 AMN_Bab 70
71 AMN_Bab 71
72 AMN_Bab 72
73 AMN_Bab 73
74 AMN_Bab 74
75 AMN_Bab 75
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1_Perkenalan
2
2_Pulau Albrataz
3
3_Maaf
4
4_Perahu
5
5_Bekerjasamalah Kalian
6
6_Perkenalan
7
7_Dua Perempuan
8
8_Salting
9
9_Temani
10
10_Periksa
11
11_Apa yang Mereka Lakukan
12
12_Penjelasan
13
13_Sepi
14
14_Pusat Kota
15
15_Pucat
16
16_Ciuman Pertamaku
17
17_Alarm
18
18_Napi
19
19_Love You Sayang
20
20_Sudah Pada Pulang
21
21_Konslet
22
22_Pesisir Pantai
23
23_Jalanan Buntu
24
24_Arahan Abi
25
25_Luar Nalar
26
26_Bukan Urusanmu
27
27_Kau Betina
28
28_Muntah
29
29_Saya Miskin
30
30_Tidak Sadarkan Diri
31
31_Hutan Belantara
32
32_Parfum
33
33_Nona Betina
34
34_Mohon Ampun
35
35_Jilat
36
36_Celurit
37
37_Memanjakanmu
38
38_Kunci Rantai
39
39_Ini Milikku
40
40_jangan Cari Masalah
41
41_Laki Suka Laki
42
42_Kepala Tanpa Badan
43
43_Gayungku
44
44_Bangunan Bawah Tanah
45
45_Selembar Foto
46
46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47
47_Kembali
48
48_Pendisiplinan
49
49_Ricuh
50
50_Api
51
51_Maafkan Aku Sayang
52
52_Ke Surga
53
53_Kecewa
54
54_Tulisan Stenografi
55
55_Memulangkan Kau
56
56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57
57_Isi Peti
58
58_Dibohongi Realita
59
59_Jangan Tinggalkan Kami
60
60_Pemakaman
61
61_Camping
62
62_Pandangan Gelap
63
63_Hutan Lumut
64
64_Penjara
65
65_Memulangkan
66
66_Gramofon
67
AMN_Bab 67
68
AMN_Bab 68
69
AMN_Bab 69
70
AMN_Bab 70
71
AMN_Bab 71
72
AMN_Bab 72
73
AMN_Bab 73
74
AMN_Bab 74
75
AMN_Bab 75

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!