17_Alarm

"Apaan sih, berisik," ucap Ainsley menarik bantal di bawah kepalanya itu dan meletakkan bantal tersebut di atas mukanya.

Suara sirine itu terganti dengan suara pengumuman "PENGUMUMAN. PENGUMUMAN. DIBERITAHUKAN SATU JAM DARI SEKARANG KEGIATAN AKAN BERLANGSUNG KEMBALI. DIHARAPKAN PARA PETUGAS SEGERA BERSIAP-SIAP." Setelahnya suara tersebut tergantikan kembali dengan suara sirene.

Mereka semua terbangun dari tidurnya kecuali Anz yang masih tiada pergerakan, tubuh tertutupi selimut dan muka tertutupi buku. Sedangkan rekan Anz yang lain sudah pada duduk, mengusap kepalanya pusing.

"Menyebalkan," ucap Felix bangun dan berdri mengambil peralatan mandi, beranjak keluar menuju kamar mandi. Sedangkan yang lain satu persatu mulai mengikuti.

Tinggal Abi, Albert dna Anz yang masih belum beranjak dari tempat tidur mereka.

"Sayang," panggil Albert tanpa ada respon dari Anz sedangkan Abi hanya melirik sekilas yang kemudian beranjak bangun, menuju kamar mandi.

Hembusan napas panjang Abi lakukan yang kemudian ia mengusap bibirnya sendiri dengan jempol jarinya itu tanpa ada kata yang keluar dari mulutnya itu.

Anz berjalan di depan namun entah beberapa kali sudah langkahnya tersandung akar pohon besar dan kadang-kadang badannya itu yang menabrak ranting pohon.

"Bodoh," ucap Abi, berjalan mendekati Anz dan menggenggam erat tangan Anz "yang lemah itu matamu, bukan instingmu. Gunakan insting, nona Anzela Rasvatham."

Hembusan napas panjang kali ini keluar dari Anz, diam memasrahkan tangannya di genggam Abi. Sampai setengah jam lebih mereka baru sampai kembali ke lapas. Langkah mereka langsung menuju ke barak.

"Sayang," panggil girang Albert kala melihat Abi dan Anz yang sudah berada di ambang pintu barak. Mereka berdua sama-sama sedang melepaskan sepatu mereka masing-masing.

"Iyaa," tersenyum. "Sayang sudah makan? Sudah mandi?" Tanya Anz beruntun.

"Sudah," jawab Albert bingung merasakan keanehan sikap Anz saat ini yang tidak pernah bertanya hal sepele seperti ini.

"Aku mau bersih-bersih dulu ya," ucap Anz mengambil keranjang kecil berisi peralatan mandi di bawah kolong tempat tidurnya dan kemudian mencium pipi Albert singkat dan berlalu pergi keluar.

Albert bingung sendiri, berdiam diri menatap kosong Anz yang berlalu keluar begitu saja, yang kemudian satu tepukan ringan mendarat di bahunya yang dilakukan oleh Felix. Arah mata Albert kemudian beralih pada Abi yang juga mengambil peralatan mandi serta baju gantinya dan berlalu pergi keluar barak tanpa ada kata yang terucap dari mulutnya dan tanpa ada reaksi sama sekali seperti biasanya.

Seper demikian menit berlalu Abi dan Anz keluar dari kamar mandi itu bersama dan masuk ke dalam barak juga bersama-sama. Anz memakai celana training panjang berwarna hitam dan baju kaos lengan hitam tanpa menggunakan kain penutup kepala, rambut lebat berwarna hitam nan panjang itu iya gerai karena basah namun handuk lebar yang ia bawa tadi untuk menggelap badannya itu ia letakkan di atas kepalanya.

Sedangkan Abi kelur dari kamar mandi hanya menggunakan celana ponggol di atas lutut, baju sinlet putih dan juga handuk bekas pakainya itu, ia letakkan di atas kepalanya guna mengeringkan rambut cepaknya itu yang masih basah.

"Kalian habis ngapain?" Tanya Albert memandang tajam Abi dan Anz.

"Mandi," jawa serentak mereka berdua.

"Kalian gak habis ngapain-ngapainkan?"

"Ngapain apanya yank?" Tanya Anz menatap Albert datar.

"Kami tidak cukup waktu untuk melakukan sesuatu yang kamu pikirkan itu," jawab panjang kali lebar Abi sambil meletakkan kembali peralatan mandinya yang kemudian mengambil bukunya yang lain dan merebahkan badan di atas ranjang dan mulai tenggelam dalam bacaannya itu.

Sedangkan Anz tersenyum kecut menatap Albert.

"Sayang," lirih Albert pelan, merentangkan tangan.

Anz berhambur memeluk Albert "jangan berpikiran macam-macam. Aku hanya akan menjadi milikmu. Tidak akan ada yang bisa menggantimu dalam hatiku. Kamu adalah segalanya untukku."

"Preeettttttttt," ucap serentak mereka semua yang mendengarkan kecuali Abi dan Albert. Abi hanya melihat sekilas dan kembali fokus pada bukunya sedangkan Albert tersenyum lebar yang kemudian menciumi pucuk kepala Anz sayang.

"Tidur yuk. Capekkan?"

Anz menganggguk yang kemudian melangkahkan kaki mendekati ranjangnya dan mengambil buku Abi yang ia pinjam tadi dan belum habis di pelajarinya tadi.

Malam semakin larut, keheningan semakin menguasai dan kedinginan terus menyerang tiada henti.

Abi belum terlelap tidur masih sibuk dengan buku bacaannya namun suara gorok yang begitu keras terdengar dari salah satu rekannya yaitu Will. Abi meletakkan buku dan beralih duduk. Pandangan matanya melihat satu persatu rekannya yang tidur dengan gayanya masing-masing yang begitu acak-acakan.

Pandangan mata Abi terfokus pada Anz. Anz dan Albert memilih tidur satu ranjang berdua, posisi mereka kini saling membelakangi. Albert menghadap dinding dan An menghadap dirinya.

Lama pandangan mata Abi terfokus pada Anz, rambut panjangnya terulur jatuh ke bawah. Handuk yang menutupi kepalanya sekarang sudah tergeletak di lantai.

Hembusan napas panjang ia lakukan, padahal ranjangnya sudah di sediakan per individu, kalian berdua malah rela berbagi, dan membiarkan satu ranjang kalian kosong. Dasar, monolog Abi panjang kali lebar dan pandangan matanya yang tidak terlepas pada wajah cantik nan manis Anz.

Abi memilih tidur kembali, Abi tidur telentang, kedua tangan ia letakkan di bawah kepala dan matanya menatap loteng yang berwarna putih itu. Sesekali kelopak mata Abi terbuka dan menutup, pikirannya melayang pada adegan yang ia lihat tadi.

Abi menggeleng-geleng kepalanya tidak habis pikir.

Perlahan Abi terlelah dalamm tidurnya mengikuti rekan, terbawa dalam mimpi.

Anz terbangun dari tidurnya, melihat ke samping kiri Albert yang tidur membelakanginya dan melihat sisi kanan, terdapat satu ranjang kosong milik Albert yang kemudian ranjang selanjutnya terdapat Abi yang tidur terlentang dan kedua tangan ia letakkan di atas perut dengan jari jemari tangannya yang saling terpaut.

Anz mengambil hp nya yang ia letakkan di dalam lemarinya dan melihat jam di sana "hampir pagi," lirihnya. Anz melihat jaringan di hp nya itu "krisis," lirihnya lagi dan kembali melihat baterai hpnya itu, hampir lowbat, monolognya.

Hembusan napas panjang ia lakukan "ada atau tidaknya hp ini, sekarang gunanya untuk apa? Orang yang aku harapkan juga tidak sudi mendengarkan keadaanku."

Anz meletakkan kembali hp nya itu dalam lemari yang kemudian mengambil buku Abi dan berpindah tempat, tidur di ranjangnya Albert, setelah sebelumnya menyelimuti Albert dengan benar.

Entah sudah berapa jam Anz sibuk dengan bukunya itu dan ia habis mempelajari semua isi buku itu dalam jangka waktu dua hari.

Suara alarm khusus terpasang di dalam barak mereka. Suara alarm itu bagaikan suara sirene berdurasi panjang sampai tiga menit lamanya.

Episodes
1 1_Perkenalan
2 2_Pulau Albrataz
3 3_Maaf
4 4_Perahu
5 5_Bekerjasamalah Kalian
6 6_Perkenalan
7 7_Dua Perempuan
8 8_Salting
9 9_Temani
10 10_Periksa
11 11_Apa yang Mereka Lakukan
12 12_Penjelasan
13 13_Sepi
14 14_Pusat Kota
15 15_Pucat
16 16_Ciuman Pertamaku
17 17_Alarm
18 18_Napi
19 19_Love You Sayang
20 20_Sudah Pada Pulang
21 21_Konslet
22 22_Pesisir Pantai
23 23_Jalanan Buntu
24 24_Arahan Abi
25 25_Luar Nalar
26 26_Bukan Urusanmu
27 27_Kau Betina
28 28_Muntah
29 29_Saya Miskin
30 30_Tidak Sadarkan Diri
31 31_Hutan Belantara
32 32_Parfum
33 33_Nona Betina
34 34_Mohon Ampun
35 35_Jilat
36 36_Celurit
37 37_Memanjakanmu
38 38_Kunci Rantai
39 39_Ini Milikku
40 40_jangan Cari Masalah
41 41_Laki Suka Laki
42 42_Kepala Tanpa Badan
43 43_Gayungku
44 44_Bangunan Bawah Tanah
45 45_Selembar Foto
46 46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47 47_Kembali
48 48_Pendisiplinan
49 49_Ricuh
50 50_Api
51 51_Maafkan Aku Sayang
52 52_Ke Surga
53 53_Kecewa
54 54_Tulisan Stenografi
55 55_Memulangkan Kau
56 56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57 57_Isi Peti
58 58_Dibohongi Realita
59 59_Jangan Tinggalkan Kami
60 60_Pemakaman
61 61_Camping
62 62_Pandangan Gelap
63 63_Hutan Lumut
64 64_Penjara
65 65_Memulangkan
66 66_Gramofon
67 AMN_Bab 67
68 AMN_Bab 68
69 AMN_Bab 69
70 AMN_Bab 70
71 AMN_Bab 71
72 AMN_Bab 72
73 AMN_Bab 73
74 AMN_Bab 74
75 AMN_Bab 75
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1_Perkenalan
2
2_Pulau Albrataz
3
3_Maaf
4
4_Perahu
5
5_Bekerjasamalah Kalian
6
6_Perkenalan
7
7_Dua Perempuan
8
8_Salting
9
9_Temani
10
10_Periksa
11
11_Apa yang Mereka Lakukan
12
12_Penjelasan
13
13_Sepi
14
14_Pusat Kota
15
15_Pucat
16
16_Ciuman Pertamaku
17
17_Alarm
18
18_Napi
19
19_Love You Sayang
20
20_Sudah Pada Pulang
21
21_Konslet
22
22_Pesisir Pantai
23
23_Jalanan Buntu
24
24_Arahan Abi
25
25_Luar Nalar
26
26_Bukan Urusanmu
27
27_Kau Betina
28
28_Muntah
29
29_Saya Miskin
30
30_Tidak Sadarkan Diri
31
31_Hutan Belantara
32
32_Parfum
33
33_Nona Betina
34
34_Mohon Ampun
35
35_Jilat
36
36_Celurit
37
37_Memanjakanmu
38
38_Kunci Rantai
39
39_Ini Milikku
40
40_jangan Cari Masalah
41
41_Laki Suka Laki
42
42_Kepala Tanpa Badan
43
43_Gayungku
44
44_Bangunan Bawah Tanah
45
45_Selembar Foto
46
46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47
47_Kembali
48
48_Pendisiplinan
49
49_Ricuh
50
50_Api
51
51_Maafkan Aku Sayang
52
52_Ke Surga
53
53_Kecewa
54
54_Tulisan Stenografi
55
55_Memulangkan Kau
56
56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57
57_Isi Peti
58
58_Dibohongi Realita
59
59_Jangan Tinggalkan Kami
60
60_Pemakaman
61
61_Camping
62
62_Pandangan Gelap
63
63_Hutan Lumut
64
64_Penjara
65
65_Memulangkan
66
66_Gramofon
67
AMN_Bab 67
68
AMN_Bab 68
69
AMN_Bab 69
70
AMN_Bab 70
71
AMN_Bab 71
72
AMN_Bab 72
73
AMN_Bab 73
74
AMN_Bab 74
75
AMN_Bab 75

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!