7_Dua Perempuan

Anz melirik sisi kiri, kanan sekilas, yang kemudian segera berkata lantang “SIAP.”

“Kamu, perempuan kenapa tersesat sendirian di sini, kenapa tidak di rumah saja, mengurus orangtua, suami dan anak. Ingat,” menaikkan jari telunjuk tepat di hadapan wajahnya Anz “pekerjaan seorang perempuan hanya sebatas kasur dan dapur.”

Albert mendengar penuturan laki-laki bertubuh atletis itu, menunjukan sorot pandangan mata tajam, menggigit gigi gerahamnya kuat. Hendak berkata namun terhalang, Anz yang duluan berkata “sebuah kehormatan bagi anak jika berkesempatan menjaga dan merawat orangtuanya, sebuah keridhaan bagi seorang istri melayani suami dengan penuh kecintaan dan sebuah harapan bagi seorang ibu mengajari dan memberi segalanya untuk anak sang buah hatinya,” tersenyum ramah “laki-laki dan perempuan adalah sama, sama-sama manusia. Manusia bebas memilih bagaimana caranya ia menjalani kehidupan entah itu hanya sebatas dapur dan kasur atau bertempur demi ketentraman, ketenganan, kedamaian dan kesenangan,” berujar datar diakhir kalimat.

Albert tersenyum puas melihat wajah laki-laki atletis itu memerah menahan amarah dan kedutan bagian pipi samping telinga terlihat cepat menandakan laki-laki bertubuh atletis itu menggigit gigi gerahamnya kuat.

“Mari ikut saya,” berbalik badan, berjalan dan diikuti para peserta.

Bangunan berlantai dua mengelilingi sisi kiri, sisi kanan dan belakang. Bangunan tersebut berwarna putih, tanpa ada jendela sama sekali. Bagian terdepan terdapat satu gedung besar, dominan kaca, memiliki tiga lantai terletak berdekatan dan tepat di depan menara.

Laki-laki bertubuh atletis itu bernama lengkap Luth Saldika Pram terus berjalan yang sesekali menjelaskan kinerja dan kondisi lapas.

Pandangan mereka sepuluh, sibuk menatap kesana kemari, berjalan mengikuti di atas jalanan bebatuan dibatasi trotoar semen. Terdapat satu lapangan serba guna berukuran sebelas kali sepuluh meter. Di lapangan tersebut terdapat para narapidana laki-laki yang sedang bermain basket dan juga ada yang duduk tenang, menonton.

Petaka, monolog Anz berteriak kala melihat pandangan mata para napi itu melihatnya dengan pandangan mata permusuhan kepada Anz. Kenapa mereka melihat aku seperti itu ya?

“Di sebelah sisi kiri kalian terdapat kolam renang,” menunjuk.

Mereka yang mengikuti arahan dari belakang, segera mengalihkan pandangan mereka ke arah telunjuk komandan mereka menunjuk. Pintu besi berukuran sedang itu terbuka perlahan dan menimbulkan suara decitan khas.

“Astaqfirullah,” ucap Albert memalingkan wajahnya cepat.

“Subhanallah, MasyaAllah,” ujar Anto, Irwin dan Will bersamaan tanpa mengalihkan pandangan mereka menatap takjub.

Lima peserta lainnya tanpa kata mengalihkan pandangan mereka tanpa suara dan di antara mereka, membuat wajahnya memerah menahan malu sedangkan komandan mereka itu hanya melirik sekilas dan langsung membuang pandangannya.

Anz melihat ke sumber arah mereka memandang menatap jijik pada dua orang narapidana perempuan itu berjalan berlengak lengok memperlihatkan sisi ramping tubuh seksi mereka. Dua wanita itu hanya memakai selembar kain yang menutupi segitiga di antara pangkal paha mereka dan sehelai kain lagi yang menutupi bagian tengah gunung kembar mereka.

Salah satu dari mereka menggerai rambut panjangnya dan satunya lagi mengikatnya tinggi rambutnya sehingga terlihatlah kulit gelapnya yang mulus. Dua wanita itu menatap fokus pada Anz yang memakai pakaian yang menutupi seluruh tubuhnya kecuali muka, telapak tangan dan punggung tangannya yang terlihat.

Mata Anto, Irwin dan Will tidak berkedip memandang, langkah mereka terus bejalan tanpa melihat jalanan. Mereka bertiga berjalan di barisan paling belakang. “Lezatnya, enak nih kalau dicicipi,” ucap lirih Anto dengan mengelap mulutnya sendiri merasakan air liurnya sedikit  meleleh, melewati bibirnya.

“Gue juga mau kali,” ucap serentak Irwin dan Will.

Langkah yang terus melangkah, komandan itu terus memberitahukan nama dan fungsi dari satu per satu bangunan yang mereka lewati dan kini mereka telah berhenti di salah satu bangunan panjang lima belas meter dan lebarnya hanya sekitar tujuh setengah meter dan di samping ruangan tersebut terdapat bangunan dengan ukuran setengah dari bangunan  di sampingnya.

“Ini barak kalian. Istirahatlah terlebih dahulu, besok kalian masih cuti, lusa hari pertama kalian bertugas.”

Albert, Anz dan yang lain mengangguk mengerti namun tidak dengan Anto, Irwin dan Will yang berjalan lambat berbicara berbisik-bisik bertiga dan mata mereka yang tidak terlepas melihat para narapidana perempuan yang mereka lewati.

Felix berdecak kesal melihat tiga rekannya itu yang sibuk sendiri lantas Felix menatap Ainsley dan Kaisy, dan mengangguk sekali. Lantas mereka bertiga mengambil posisi merentangkan salah satu kaki masing-masing mereka.

“Aduuhhh,” meringis mereka bertiga terjatuh, terkapar dan mencium tanah.

“Mampus kalian,” ucap jengkel Anz melihat keadaan rekannya itu.

“Adudu duduh kalian bertiga, kayak binatang kelaparan aja lihat cewek, iya sih mereka pada seksi, tapi selera kalian kualitas rendah,” melirik Anz “kayak dia loh, udah seksi kulitas tinggi lagi,” mengedipkan sebelah matanya melihat Anz.

Satu tamparan keras mendarat di atas kepala Sulaiman “kau merendahkan calon istriku ya, itu mulut lebih baik di jaga sebelum ku robek paksa.”

Tubuh gagah dan tegap Sulaiman terhuyung dan jatuh, terduduk di tanah.

Gelak tawa membahana tercipta dari Anto, Irwin dan Will setelah sebelumnya mereka saling berpandangan sekilas “mam pus,” ucap mereka bersama-sama.

“Ya maaf, kan aku tidak bermaksud merendahkan hanya saja aku memberikan contoh hal-hal yang berkualitas pada mereka,” mimik wajah bersalah, bangun dan menepuk-nepuk celananya berwarna hitamnya yang telah berubah warna di beberapa bagian karena terkena tanah.

Anto, Irwin dan Will setelah melihat Sulaiman bangun menepuk-nepuk bagian celananya yang kotor dan meminta maaf, mereka juga segera bangun dengan melakukan hal yang sama dengan menepuk-nepuk pelan celananya yang sedikit kotor. Mereka bertiga bangun dan berjalan masuk ke dalam barak, dengan tetap saling berbisik pelan dan sesekali terlihat mereka bertiga ketawa cekikikan bersama.

Abi mengelengkan kepalanya tidak habis pikir dengan kelakuan tiga sahabatnya itu, dan kemudian berjalan masuk mengikuti mereka juga.

Komandan yang merupakan pimpinan lapas tersebut, setelah mengantar mereka sampai ke barak, lantas segera berlalu pergi dan mengawasi mereka dari kejauhan dibalik pohon besar yang terdapat hayunan sebidang kayu kecil yang terikat tali di bagian dahan ranting tinggi pohon itu. “Unik,” tersenyum miring dengan menghayun-hayunkan ayunan itu.

Anz, terdiam bingung di ambang pintu, menatap isi ruangan yang terdapat sepuluh ranjang lajang dengan posisi kiri tersusun lima ranjang dan posisi kanan tersusun lima ranjang. Masing-masing samping kiri dari ranjang terdapat lemari dua pintu, berjenis kayu, bercat coklat.

Albert juga ikutan berdiri tidak langsung masuk ke dalam barak. Posisi berdiri Albert tepat berada di belakang Anz.

“Sayang,” ucap panggil Anz dengan membalikkan badannya. “Bagaimana ini?” pandangan mata menunjukan sorot kegelisahan “aku perempuan kenapa tidak diberi ruang terpisah dengan kalian yang laki-laki. Sayang, bagaimana ini, bagaimana caranya aku ganti baju nantinya, bagaimana …..!”

Episodes
1 1_Perkenalan
2 2_Pulau Albrataz
3 3_Maaf
4 4_Perahu
5 5_Bekerjasamalah Kalian
6 6_Perkenalan
7 7_Dua Perempuan
8 8_Salting
9 9_Temani
10 10_Periksa
11 11_Apa yang Mereka Lakukan
12 12_Penjelasan
13 13_Sepi
14 14_Pusat Kota
15 15_Pucat
16 16_Ciuman Pertamaku
17 17_Alarm
18 18_Napi
19 19_Love You Sayang
20 20_Sudah Pada Pulang
21 21_Konslet
22 22_Pesisir Pantai
23 23_Jalanan Buntu
24 24_Arahan Abi
25 25_Luar Nalar
26 26_Bukan Urusanmu
27 27_Kau Betina
28 28_Muntah
29 29_Saya Miskin
30 30_Tidak Sadarkan Diri
31 31_Hutan Belantara
32 32_Parfum
33 33_Nona Betina
34 34_Mohon Ampun
35 35_Jilat
36 36_Celurit
37 37_Memanjakanmu
38 38_Kunci Rantai
39 39_Ini Milikku
40 40_jangan Cari Masalah
41 41_Laki Suka Laki
42 42_Kepala Tanpa Badan
43 43_Gayungku
44 44_Bangunan Bawah Tanah
45 45_Selembar Foto
46 46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47 47_Kembali
48 48_Pendisiplinan
49 49_Ricuh
50 50_Api
51 51_Maafkan Aku Sayang
52 52_Ke Surga
53 53_Kecewa
54 54_Tulisan Stenografi
55 55_Memulangkan Kau
56 56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57 57_Isi Peti
58 58_Dibohongi Realita
59 59_Jangan Tinggalkan Kami
60 60_Pemakaman
61 61_Camping
62 62_Pandangan Gelap
63 63_Hutan Lumut
64 64_Penjara
65 65_Memulangkan
66 66_Gramofon
67 AMN_Bab 67
68 AMN_Bab 68
69 AMN_Bab 69
70 AMN_Bab 70
71 AMN_Bab 71
72 AMN_Bab 72
73 AMN_Bab 73
74 AMN_Bab 74
75 AMN_Bab 75
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1_Perkenalan
2
2_Pulau Albrataz
3
3_Maaf
4
4_Perahu
5
5_Bekerjasamalah Kalian
6
6_Perkenalan
7
7_Dua Perempuan
8
8_Salting
9
9_Temani
10
10_Periksa
11
11_Apa yang Mereka Lakukan
12
12_Penjelasan
13
13_Sepi
14
14_Pusat Kota
15
15_Pucat
16
16_Ciuman Pertamaku
17
17_Alarm
18
18_Napi
19
19_Love You Sayang
20
20_Sudah Pada Pulang
21
21_Konslet
22
22_Pesisir Pantai
23
23_Jalanan Buntu
24
24_Arahan Abi
25
25_Luar Nalar
26
26_Bukan Urusanmu
27
27_Kau Betina
28
28_Muntah
29
29_Saya Miskin
30
30_Tidak Sadarkan Diri
31
31_Hutan Belantara
32
32_Parfum
33
33_Nona Betina
34
34_Mohon Ampun
35
35_Jilat
36
36_Celurit
37
37_Memanjakanmu
38
38_Kunci Rantai
39
39_Ini Milikku
40
40_jangan Cari Masalah
41
41_Laki Suka Laki
42
42_Kepala Tanpa Badan
43
43_Gayungku
44
44_Bangunan Bawah Tanah
45
45_Selembar Foto
46
46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47
47_Kembali
48
48_Pendisiplinan
49
49_Ricuh
50
50_Api
51
51_Maafkan Aku Sayang
52
52_Ke Surga
53
53_Kecewa
54
54_Tulisan Stenografi
55
55_Memulangkan Kau
56
56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57
57_Isi Peti
58
58_Dibohongi Realita
59
59_Jangan Tinggalkan Kami
60
60_Pemakaman
61
61_Camping
62
62_Pandangan Gelap
63
63_Hutan Lumut
64
64_Penjara
65
65_Memulangkan
66
66_Gramofon
67
AMN_Bab 67
68
AMN_Bab 68
69
AMN_Bab 69
70
AMN_Bab 70
71
AMN_Bab 71
72
AMN_Bab 72
73
AMN_Bab 73
74
AMN_Bab 74
75
AMN_Bab 75

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!