2_Pulau Albrataz

Badan Anz berbalik, menghadap belakang, dan melihat beberapa orang terlihat sibuk dengan hp mereka sendiri yang mereka angkat-angkat keatas, sibuk berjalan kesana kemari mencari posisi untuk mendapatkan kestabilan jaringan. Kerap kali mereka sibuk berteriak-teriak lantang “kemana menghilang? Ayolah kembali. Hilang. Ayolah dapat, dapat lagi.”

Anz, duduk tenang dan memperhatikan orang-orang yang berada di sekelilingnya, satupun dari orang-orang itu tidak ada yang Anz kenali kecuali panitia yang mengantarnya tadi.

Anz melangkahkan kaki mendekati pinggiran tebing, duduk tenang dan kakinya ia julurkan ke bawah sana, menghayun-hayunkan perlahan dan bergantian. Matanya sibuk memandang hamparan ombak besar yang menghantam tebing bergantian.

Terik matahari, menyilaukan mata namun cuaca dingin seakan menusuk kulit mereka. Api kecil mulai menyala suara gitaran dan nyanyian dari beberapa peserta dan panitia dan suara deruan suara hantaman ombak terdengar saling bersahutan.

Suara dentingan perpaduan antara balok dengan bakul besi yang saling terhantam, semua pandangan teralih pada asal suara. Terdiam, mendengarkan dan menyimak yang mereka lakukan semua “dalam hitungan ketiga, para peserta pendidikan mengatur barisan lima saf, tiga baris, DIMULAI.”

Keberadaan para peserta saat itu tidak menentu, langsung saja berlari saat mendengar suara hitungan sudah dimulai.

Barisan atas perintahnya telah tercipta, semua peserta telah berada dalam barisan semua. Dari kejauhan terdengar suara deruan mesin mobil yang mendekat, panitia yang mengatur barisan, melirik kearah belakangnya, melihat rekannya yang lainnya “dari daerah mana itu?” Sedangkan para peserta, tidak ada yang berani menoleh langsung kearah sumber suara, mereka hanya melirik sekilas.

“Daerah Braband ndan,” jawab salah satu panitia.

Mobil tersebut berhenti di parkiran yang telah dipersiapkan. Dua orang laki-laki turun dari mobil tersebut, satu panitia dan satunya lagi peserta.

Anz hanya bisa melirik, menarik sedikit sudut bibirnya keatas sekilas, ketika sudah melihat siapa yang turun dari mobil tersebut.

“Siap izin, maaf ndan terlambat. Kami dihadang gajah betengkar,” tutur panitia yang baru sampai itu.”

“Alasan diterima, dan kalian berdua push up seratus kali.”

“Siap,” jawab keduanya serentak dan segera mengambil tindakan atas perintah. Cucuran keringat membasahi tubuh mereka berdua, satu panitia dan satu peserta itu masih dalam posisi mengambang, naik dan turun, menghadap tanah dengan bertopang telapak tangan dan ujung jari kaki mereka. Sampai hitungan seratus mereka ucapkan bersama, “izin, siap perintah push up telah terlaksakan. Izin berdiri,” tutur mereka lagi serentak.

“Berdiri.”

Panitia dan peserta yang terlambat berdiri kembali, yang kemudian panitia masuk ke dalam barisan duduk santai dan tenang di antara panitia sedangkan pesertanya masuk dalam barisan para peserta.

Peserta yang terlambat bernama Marcell Albertoprazz menatap mata Anz singkat dan bibirnya yang tersenyum simpul sekilas dan segera mengambil posisi masuk ke dalam barisan.

Panitia yang merupakan ketua dari para panitia yang ikut serta melatih para peserta berdiri tenang dan gagah memberi arahan pada para peserta setelah sebelumnya memperkenalkan dirinya. “Sebagian dari kalian pasti bertanya-tanya tempat lokasi pendidikan kalian. Mungkin pertanyaan kalian lokasi keberadaan kita sekarang adalah ini tempat piknik hiburan atau bukan?” Menatap Anz dan Anz langsung menunduk menatap tanah. “Disinilah lokasi pendidikan yang akan kalian jalani, tidak ada satupun dari kalian bisa pulang sebelum tugas kalian selesai walaupun tubuh kalian menjadi jasad.”

Seluruh para peserta berdiri gagah, tangan mereka yang memegang pergelangan tangan, di bagian punggung mereka masing-masing, namun Anz segera berubah posisi, berdiri tegap, melepas pautan tangan, dan mengangkat tangan kanannya tinggi-tinggi “izin pelatih, ketentuan peraturan yang Anda jabarkan tidak sesuai dengan aturan dalam formasi yang kami daftarkan.”

Kan sudah kuperingatkan dari awal sayang, tempat ini berbahaya, monolog Albert melirik Anz sekilas yang berdiri tepat disebelahnya.

Terkekeh pelan sebelum menjawab “benar. Anda sangat benar nona Anzela Rasvatham perwakilan Franzkot. Dalam surat edaran sudah tercantum lokasi penempatan kalian bertugas dan mayoritas masyarakatnya seperti apa! Seharusnya kalian cari tahu terlebih dahulu informasi mendetailnya.”

Anz dan beberapa peserta lainnya berdecak kesal, merasa tertipu dan beberapa peserta yang belum mengerti hanya bisa terdiam dalam kebingungan mereka sendiri.

“Tidak usah merasa tertipu,” tutur komandan panitia dengan pandangan matanya menatap satu per satu para peserta “kalian ini bukan manusia bodoh hanya saja ceroboh.”

Tarikan dan hembusan napas panjang terdengar dari beberapa peserta dan tatapan mata tajam dari semua peserta tertuju pada komandan panitia itu.

“Lokasi penempatan kalian nanti disana,” menunjuk kearah hamparan lautan luas.

“Di mana? Masyarakat yang Anda maksudkan, ikan?” Tutur tanya Anz sudah tidak lagi bersikap bahasa formal.

“Kurang a ja r kau ya, gak sopan,” menunjuk  dengan jari telunjuk dan wajahnya terlihat memerah dan suara hembusan napas terdengar kasar, namun Anz malah menunjukan raut wajah menantang, menatap tajam bagaikan musuh. “Anz kau maju, gunakan teropong itu dan lihat kearah yang saya tunjuk tadi, lihat apa yang ada di sana.”

Anz maju dan menggunakan teropong besar yang telah dipasang oleh salah satu panitia. “Pulau,” lirih Anz.

“Iya pulau,” jawab komandan panitia itu, setelah mendengar penuturan lirihan Anz. “Sebagian dari kalian yang bertahan dari pendidikan disini akan bertugas disana sebagai penjaga tahanan dan membimbing masyarakat disana. Nama pulau itu adalah pulau Albrataz, mayoritas masyarakat di sana adalah kriminal. Mereka manusia ketinggalan zaman, pengetahuan minim dan otak dangkal alias bodoh.”

Anz yang telah kembali kedalam barisan, mengangkat tangan lagi “jika konsekuensi yang kami dapatkan adalah kematian dan keberhasilan kami adalah kemenangan dan kesadaran mereka, lantas apa yang akan kami dapatkan?”

“Kepuasan.”

Albert, Anz dan seluruh peserta lainnya menatap bingung pada komandan panitia itu “kepuasan adalah kesenangan hati. Jika kalian telah selesai dengan misi kalian, lantas apa kalian dapatkan selain kepuasan dan kesenangan di hati,” tutur komandan itu akhirnya.

“Bagaimana kami medapatkan kepuasan, jika kami lebih dulu di suguhkan kekecewaan,” tutur Albert membantu Anz dalam menjawab.

“Itu terserah kalian, mau memakan kekecewaan atau kesenangan. Intinya kalian tidak akan bisa kembali sebelum menyelesaikan misi, jika mati itu nasib kalian, jika hidup berarti keberuntungan menyertai kalian. Hiduplah sebenar-benarnya hidup bukan hanya sekedar hidup. Gunakan otak kalian, berpikirlah caranya bertahan hidup, jika tidak mau hidup silahkan mati,” melihat jam tangan arloji yang melingkar di tangannnya “untuk sekarang silahkan istirahat, pendidikan dimulai besok. Perhatian seluruhnya, bubar barisan jalan.”

Para peserta membubarkan diri, beralih ke tenda masing-masing, dalam satu tenda hanya dua orang peserta. Terserah para peserta menentukan pasangannya sendiri.

Albert dan Anz memilih isitirahat dalam satu tenda yang sama.

Episodes
1 1_Perkenalan
2 2_Pulau Albrataz
3 3_Maaf
4 4_Perahu
5 5_Bekerjasamalah Kalian
6 6_Perkenalan
7 7_Dua Perempuan
8 8_Salting
9 9_Temani
10 10_Periksa
11 11_Apa yang Mereka Lakukan
12 12_Penjelasan
13 13_Sepi
14 14_Pusat Kota
15 15_Pucat
16 16_Ciuman Pertamaku
17 17_Alarm
18 18_Napi
19 19_Love You Sayang
20 20_Sudah Pada Pulang
21 21_Konslet
22 22_Pesisir Pantai
23 23_Jalanan Buntu
24 24_Arahan Abi
25 25_Luar Nalar
26 26_Bukan Urusanmu
27 27_Kau Betina
28 28_Muntah
29 29_Saya Miskin
30 30_Tidak Sadarkan Diri
31 31_Hutan Belantara
32 32_Parfum
33 33_Nona Betina
34 34_Mohon Ampun
35 35_Jilat
36 36_Celurit
37 37_Memanjakanmu
38 38_Kunci Rantai
39 39_Ini Milikku
40 40_jangan Cari Masalah
41 41_Laki Suka Laki
42 42_Kepala Tanpa Badan
43 43_Gayungku
44 44_Bangunan Bawah Tanah
45 45_Selembar Foto
46 46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47 47_Kembali
48 48_Pendisiplinan
49 49_Ricuh
50 50_Api
51 51_Maafkan Aku Sayang
52 52_Ke Surga
53 53_Kecewa
54 54_Tulisan Stenografi
55 55_Memulangkan Kau
56 56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57 57_Isi Peti
58 58_Dibohongi Realita
59 59_Jangan Tinggalkan Kami
60 60_Pemakaman
61 61_Camping
62 62_Pandangan Gelap
63 63_Hutan Lumut
64 64_Penjara
65 65_Memulangkan
66 66_Gramofon
67 AMN_Bab 67
68 AMN_Bab 68
69 AMN_Bab 69
70 AMN_Bab 70
71 AMN_Bab 71
72 AMN_Bab 72
73 AMN_Bab 73
74 AMN_Bab 74
75 AMN_Bab 75
Episodes

Updated 75 Episodes

1
1_Perkenalan
2
2_Pulau Albrataz
3
3_Maaf
4
4_Perahu
5
5_Bekerjasamalah Kalian
6
6_Perkenalan
7
7_Dua Perempuan
8
8_Salting
9
9_Temani
10
10_Periksa
11
11_Apa yang Mereka Lakukan
12
12_Penjelasan
13
13_Sepi
14
14_Pusat Kota
15
15_Pucat
16
16_Ciuman Pertamaku
17
17_Alarm
18
18_Napi
19
19_Love You Sayang
20
20_Sudah Pada Pulang
21
21_Konslet
22
22_Pesisir Pantai
23
23_Jalanan Buntu
24
24_Arahan Abi
25
25_Luar Nalar
26
26_Bukan Urusanmu
27
27_Kau Betina
28
28_Muntah
29
29_Saya Miskin
30
30_Tidak Sadarkan Diri
31
31_Hutan Belantara
32
32_Parfum
33
33_Nona Betina
34
34_Mohon Ampun
35
35_Jilat
36
36_Celurit
37
37_Memanjakanmu
38
38_Kunci Rantai
39
39_Ini Milikku
40
40_jangan Cari Masalah
41
41_Laki Suka Laki
42
42_Kepala Tanpa Badan
43
43_Gayungku
44
44_Bangunan Bawah Tanah
45
45_Selembar Foto
46
46_Tuanmu Mengambil Wanitaku
47
47_Kembali
48
48_Pendisiplinan
49
49_Ricuh
50
50_Api
51
51_Maafkan Aku Sayang
52
52_Ke Surga
53
53_Kecewa
54
54_Tulisan Stenografi
55
55_Memulangkan Kau
56
56_Jangan Mengotori Tanganmu, Bi
57
57_Isi Peti
58
58_Dibohongi Realita
59
59_Jangan Tinggalkan Kami
60
60_Pemakaman
61
61_Camping
62
62_Pandangan Gelap
63
63_Hutan Lumut
64
64_Penjara
65
65_Memulangkan
66
66_Gramofon
67
AMN_Bab 67
68
AMN_Bab 68
69
AMN_Bab 69
70
AMN_Bab 70
71
AMN_Bab 71
72
AMN_Bab 72
73
AMN_Bab 73
74
AMN_Bab 74
75
AMN_Bab 75

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!