"Maksudnya apa? Aku tidak mengerti?" Selena melihat tikus mati dan darah berceceran di dalam laci itu. "Bagaimana bisa? Aku tidak melakukan ini."
"Tidak melakukannya? Sejak kamu bekerja di perusahaan ini, kamu terus meneror Pak Regan. Ada dendam apa kamu sama Pak Regan? Lebih baik kamu mengaku saja agar hukuman kamu lebih ringan."
Regan memberi kode pada Ivan agar berhenti berbicara. Dia kini menjauh dari mejanya dan menarik tangan Selena agar mengikutinya. "Ivan, bersihkan ini semua. Jangan sampai ada yang dengar tentang masalah ini. Aku tidak mau media mengetahuinya. Biarkan aku yang mengurus Selena." Regan menatap tajam Selena sambil menariknya secara paksa masuk ke dalam kamar pribadinya.
Selena melebarkan kedua matanya saat Regan melemparnya masuk ke dalam kamar pribadi itu hingga dia terjatuh di lantai. Dia segera berdiri dan akan keluar tapi Regan menutup pintu itu dan menguncinya. "Mau apa kamu?"
Regan menahan Selena di belakang pintu lalu memukul pintu itu dengan keras hingga membuat Ivan yang berada di luar kamar pribadi itu terkejut. "Bilang apa mau kamu sebenarnya? Atau kamu disuruh seseorang untuk menerorku?"
Sebenarnya Selena sudah sangat ketakutan. Dia hanya bisa meremat tangannya sendiri sambil tetap melawan tatapan tajam Regan. "Tidak! Aku tidak disuruh siapapun meneror kamu. Jadi kamu takut darah? Sekarang aku sudah tahu kelemahan kamu."
Perkataan Selena semakin membuat emosi Regan memuncak. Dia mencekal kedua tangan Selena, menariknya ke atas dan menekannya dengan keras di pintu. "Kenapa kamu menerorku? Jawab!" bentak Regan.
"Kamu yang duluan menerorku dengan komentar kebencian di karyaku, bahkan kamu sudah membuat pasukan dan menyerangku. Semalam kamu mengikutiku, mengambil hpku dan menghapus semua bukti yang akan aku laporkan pada polisi. Kamu semakin mengancamku karena sudah tahu aku yang sebenarnya di dunia nyata dan masalah tikus itu kamu juga menjebakku kan? Agar kamu bisa menuntutku." Suara Selena semakin bergetar. Dia sudah menahan sekian lama air mata itu tapi akhirnya mengalir juga.
"Hate comment?"
"Jujur saja, semua komentar itu membuatku sakit hati dan ketakutan setiap hari. Mentalku benar-benar diserang dan aku tidak bisa melanjutkan tulisanku lagi." Selena semakin menangis. Beban yang ada dalam hatinya dia tumpahkan semuanya di depan Regan.
Perlahan Regan melepaskan cekalan tangannya yang membuat Selena kini beringsut ke lantai.
"Kenapa kamu beranggapan yang melakukan itu semua adalah aku?" tanya Regan. Dia mengambil tisu dan memberikannya pada Selena.
"Nama akunnya Mister R dan aku sudah melacak lokasinya. Dia ada di LCE, menggunakan e-mail Regan01," jawab Selena sambil menyusut air matanya dengan tisu.
Regan terkejut mendengar hal itu. Dia menarik Selena agar berdiri dan duduk di sofa. "Itu bukan aku! Buat apa aku mengirim komentar kebencian pada kamu sedangkan aku sendiri saja tidak tahu karya kamu. Lagian, perusahaanku juga bergerak di bidang seni, aku mendukung sepenuhnya karya-karya itu. Pasti ada yang tidak suka sama kamu, dan sepertinya itu juga berhubungan denganku."
Selena mengambil ponselnya. Dia membuka aplikasi novel online-nya lalu mencari akun Mister R yang sudah kosong tanpa riwayat komentar. "Apa aku harus percaya sama kamu? Sedangkan hater itu juga tahu unit apartemenku dan hanya kamu yang tahu."
"Bisa saja dia mengikuti kamu." Regan mengambil ponsel Selena dan melihat akun Mister R. Dia terdiam beberapa saat lalu menekan profil Selena. "Peri Halu?" Regan terkejut dengan banyaknya total follower dan viewer akun milik Selena.
Selena merampas ponselnya. "Jangan lihat sembarangan!"
"Kamu Peri Halu?"
Selena mengernyitkan dahinya melihat ekspresi terkejut dari Regan. Sepertinya Regan benar-benar tidak tahu jika dirinya adalah Peri Halu. "Kenapa?"
"Tidak apa-apa. Aku yang menyuruh tim produksi mengirim pesan pada kamu. Kenapa tidak kamu balas?" tanya Regan.
"Ya, karena aku merasa itu hanya jebakan. Sebentar ...." Selena membuka direct message-nya dan ternyata pesan itu memang belum dihapus oleh Mister R. "Pesan ini belum dihapus." Dia menunjukkan pesan itu pada Regan.
"Dia mengancamku untuk menggagalkan penayangan, apa aku harus menerimanya. Lebih baik aku tunggu perusahaan film lain saja yang menawariku."
"Ini bukan aku. Buat apa aku memilih karya kamu lalu menggagalkan penayangan, yang rugi juga aku sendiri." Kemudian Regan berdiri dan berpikir tanpa sadar ponsel Selena masih berada dalam genggamannya. "Dia meneror kamu mengatasnamakan aku, dan teror tikus mati itu adalah jebakan agar aku menuntut kamu. Pelaku itu benar-benar berada dalam perusahaan ini. Aku akan segera mencari pelakunya."
"Aku masih belum sepenuhnya percaya sama kamu." Selena berdiri dan menarik ponselnya dari tangan Regan.
"Aku janji akan mencari pelakunya dan kamu harus tetap bekerja di sini serta lanjutkan cerita kamu sampai tamat agar drama kamu segera diproduksi."
"Tetap bekerja di sini? Yang pelaku itu inginkan, aku pergi jauh dari sini dan berhenti menulis. Apa kamu bisa menjamin keselamatanku?"
Regan memegang kedua bahu Selena dan menatapnya untuk memberi keyakinan. "Aku tahu kamu sendirian di kota ini. Kamu pasti sangat ketakutan, aku akan menjaga kamu."
Selena menelan salivanya. Dia tidak menyangka sikap Regan berubah drastis seperti ini setelah tahu siapa dirinya yang sebenarnya. "Tunggu dulu, darimana kamu tahu kalau aku sendirian di kota ini?"
"Tanpa sengaja aku mendengar percakapan kamu dengan Adi."
Selena memutar tubuhnya dan memunggungi Regan. Dia melipat kedua tangannya sambil berpikir. Setidaknya identitas aslinya sebagai anak konglomerat masih tidak diketahui Regan. "Serius kamu mau mencari peneror itu?"
"Iya. Apa kamu meragukanku? Aku punya kuasa, aku punya jabatan. Aku yakin, dia tidak hanya mengincar kamu, tapi juga aku. Jadi aku juga ingin mengungkap siapa pelakunya."
Selena tersenyum miring. Alih-alih terharu dengan perkataan Regan, dia justru mendapatkan satu ide untuk jalan cerita selanjutnya. Selena duduk dan membuka dokumen menulisnya lewat ponsel.
"Bagaimana?" Regan menatap Selena yang justru tersenyum menatap layar ponselnya. Dia akan memanggilnya tapi urung, dia memutuskan untuk keluar dari kamar pribadinya dan membiarkan Selena.
"Pak Regan, sudah saya bersihkan semua. Apa Pak Regan memecat Selena?" tanya Ivan.
Regan duduk di kursinya. Dia tersenyum kecil sambil menggelengkan kepalanya. "Biarkan dia bekerja seperti biasanya. Bukan dia yang melakukannya. Kamu cek CCTV, siapa yang masuk ke dalam ruangan ini."
Ivan menggaruk tengkuk lehernya sesaat melihat perubahan bosnya. "Baik, Pak." Kemudian dia keluar dari ruangan itu.
"Peri Halu? Tidak menyangka imajinasi liar itu berasal dari gadis kecil."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 55 Episodes
Comments
Nandi Ni
kenapa ga kerjasama aja buat menjebak pelaku utama,, bikin drama apa gitu..? jelas orang dalam itu pelakunya,pancing supaya dia keluar
2024-12-25
0
Uba Muhammad Al-varo
akhirnya Regan tahu, siapa peri halu,hati2 Selena ada orang jahat yang mengintaimu
2024-12-25
0
jaran goyang
ᴍᴍᴍᴍᴍᴍ..... ᴀǫ ʏᴋɴ ɴɪ... ᴘsᴛ ᴅʏ ᴘʟᴋ ɴʏ...
2024-12-25
0