membuatku kesal

Malam itu selepas apel malam ponselku berdering panggilan dari Anes.

"Hallo Mas, [sapa Anes dari seberang sana]

"Iya sayang ada apa?"

"Mas kenapa sih sekarang berubah sudah gak seperti dulu lagi."

"Berubah bagaimana sayang, Mas masih seperti yang dulu [aku takut Anes memulai curiga kalau sekarang aku sudah menikah].

" Papa selalu tanya kapan Mas mau ngelamar aku, Hubungan kita sudah hampir Dua tahun, Dan Mas juga sudah lepas Masa Dinas apa lagi yang ditunggu."

"Sayang semua butuh peroses dan persiapan."

"Persiapan apa Mas, Aku sudah siap."

"Pengajuan nikah kantor itu tidak mudah sayang perlu persiapan yang matang, Tapi sayang harus percaya kalau Mas benar-benar serius dan gak main-main."

"Terserah Mas aja lah aku capek Mas dijanji-janjiin mulu."

"Sayang jangan gitu Mas akan...[belum selesai aku meneruskan kalimat ku Anes langsung menutup telepon]

Aku gak tau sudah berapa lama Nay duduk di sofa ruang TV.

"Pacarnya minta dilamar toh, emmm kira-kira bisa gak tuh, Bisa donk tapi nunggu kamu duda dulu Mas baru bisa menikah lagi. Celetuk Nay mengejutkanku.

"Se...sejak kapan kamu ada disini!!

"Sejak tadi Mas, Perut Nay laper Mas gak ada makanan sama sekali dirumah ini."

"Ya Allah Nayla bisamu apa sih selain merepotkan saya, Itulah gunanya saya suru kamu belanja dan masak biar kamu gak kelaperan begini."

"Ya kan Nay gak tau mas kalau jadi begini, Terus gimana Mas, Nay gak bisa tidur kalau perutnya kosong, Atau Nay izin minjam motor Mas ya mau beli makanan diluar."

"Kamu belum paham daerah sini, Lagian bahaya Wanita malam-malam kuluyuran sendiri gak enak juga kalau diliat sama Ibu yang lain kamu keluar sendiri sementara suaminya dirumah."

"Ehh ternyata diam-diam Mas sudah mengakui kalau suami Nay ya." Ledek nay saat itu.

"Bukan begitu yaudah gausah dibahas tidak penting. Kamu pengen makan apa biar saya keluar."

"Pengen Nasi goreng Mas yang pedes bnget terus jus semangka sama kalau bisa cari roti bakar sama terang bulan ya Mas."

"Apa itu terang bulan. Tanyaku penasaran.

" Martabak Mas yang banyak pilihan topingnya itu."

"Kamu laper apa busung lapar, kenapa banyak sekali yang dipesan."

"Ya kalau Mas keberatan biar Nay saja yang pergi, Hidup jangan dibuat repot Mas."

"Yasudah saya pergi, Tapi ingat setelah saya pergi kamu tetap dirumah saja jangan kemana mana apalagi melakukan hal-hal anes dirumah ini. Diam saja dikamar, Paham.

"Nay ngerasa kaya anak kecil yang dimarahin Mas. Iya iya paham."

Aku langsung keluar membeli semua pesana Wanita Hulk itu, Badan boleh kecil tapi porsi makan dia 3 kali lipatKu.

Setelah berkeliling mencari semu pesanan Nayla aku balik kerumah.

"Assalamualaikum Nay buka Nay, Nayla buka Nay, Duh kemana lagi ni orang suka betul bikin aku kesal. Bolak balik kupanggil dia dari luar tapi tidak ada tanda-tanda akan dibukakan pintu.

Lelah aku manggil dia sejak tadi tidak ada jawaban sama sekali, kuputuskan duduk diteras menunggu sampai pintu dibuka.

1 jam sudah aku duduk didepan rumah tiba-tiba mataku melihat ada orang jalan mendekat, Karena lampu disekitar sedikit redup aku tidak bisa melihat jelas siapa yang jalan itu. Ternyata Nayla yang berjalan.

" Dari mana kamu, 1 jam lebih saya nungguin kamu disini, Sudah dibilang dirumah aja jangan kemana-mana tapi tidak mau dengar dasar bengal gak pernah mau nurut perkataan saya."

"Duh Mas ini marah-marah terus, Tadi tidak lama setelah Mas pergi ada yang ngetuk pintu terus Nay buka, Ternyata Bu Darwis yang datang, Dia bilang barusan bikin resep mie ayam terus Nay di suru kerumahnya buat tes gimana rasanya enak atau tidak, Yasudah Nay kesana terus nyobain dan habis 2 mangkuk Alhamdulilah kenyang, Ni sibungkusin juga sama Bu Darwis katanya buat Mas.

"Lalu bagaimana dengan Makanan-makanan ini siapa yang akan menghabiskan semuanya."

"Yasudah Mas letakin aja semua dikulkas besok Nay hangatin lagi, Mas, Nay ngantuk pamit tidur duluan yah.

Nayla langsung masuk ke kamar meninggalkanku dengan semua makanan ini.

Bagaimana bisa aku berlama-lama tinggal dengan wanita monster itu, Dia sangat berbeda dengan Anes pacarku yang lemah lembut, Aku akan mencari cara supaya dia menyerah dengan pernikahan ini dan meminta pisah denganku, dengan cara itu aku tidak harus memberitahu Anes kalau sebenarnya aku sudah menikah.

Kubentangkan karpet didepan TV, rasanya badanku mulai pegal-pegal sekarang, setiap hari aku harus tidur dilantai beralaskan karpet ini, semua karena Wanita monster itu. Semoga semua ini tidak berlangsung lama dan aku segera menceraikan dia dan menikah dengan Anes.

Pukul 04.30 seperti biasa aku selalu bangun lebih awal, tapi apakah ini mimpi, Aku melihat Nayla sudah bangun dan mencuci pakaian dikamar mandi.

"Nay kamu sedang apa?

" Lah Mas kan bisa lihat sendiri Nayla lagi nyuci."

"Iya tau maksudnya kok tumben sekali, Biasanya kamu bangunya siang."

"Kan Mas sendiri yang bilang kalau pagi harus bangun cepat nampung air terus belanja dipenjual sayur keliling."

"Ya syukurlah kalau kamu paham, Tolong minggir sebentar saya mau mandi mau ambil wudhu sebentar lagi subuh saya mau kemasjid. Kamu juga jangan lupa solat setelah nyuci Nanti, Tampung air yang banyak supaya kamu tidak bongkar mesin seperti kemarin lagi."

"Siap komandan laksanakan."

Balik dari Masjid aku langsung berangkat Apel pagi.

"Indra woi sini dulu, panggil Agus dari arah barak remaja.

"Apalagi Gus pagi-pagi jangan cari masalah, jawabku kesal.

" Dih siapa yang mau cari masalah kamu masih pagi udah emosi tadi malam gak dapat jatah ya, ledek Agus.

"Apaan Gus masih pagi ini, kamu mau apa,

"Ndra kamu sekarang kan sudah menikah terus hubunganmu dengan Anes bagaimana, Kalian sudah putus kah.

" Nah itulah Gus masalahnya sampai sekarang aku sama Anes masih pacaran dan Anes belum tau kalau aku sudah menikah, Aku gak pengen Anes tau Gus kalau aku dah menikah.

"Bener-bener gila kamu Ndra, Bagaimana kalau atasan tau kamu begini bisa mati kamu."

"Aku bingung Gus bagaimana caranya buat ngasitau Anes pasti dia kecewa dan mutusin aku, Aku dah sayang banget sama dia Gus."

"Lalu bagaimana dengan Nayla Ndra dia kan Istri sah kamu dan dia punya hak atas kamu bukan Anes."

"Tapi aku sama sekali gak cinta sama dia Gus, yang ada aku selalu kesal kalau dekat dia."

"Apa kurangnya Nayla Ndra dia tu cantik putih tinggi sempurna jadi wanita, Bahkan dia lebih cantik daripada Anes."

"Ya tapi tetap lah Gus hati gak bisa dibohongi aku tetap sayang sama Anes."

"Lalu apa rencanamu selanjutnya Ndra."

"Aku cuma mau pisah Gus dari Nayla terus menikah dengan Anes."

"Gila kamu Ndra dikira pisah dalam Militer itu gampang bisa bisa kamu kehilangan pangkatmu nanti."

"Aku gak perduli Gus intinya aku mau nikah sama Anes."

"Benar-benar buta karena cinta ni anak, jadi misalkan Nay nanti samaku boleh kan Ndra."

"Silahkan aja Gus kalau dia mau sama kamu hahahaha."

Aku langsung lari meninggalkan Agus.

Selesai Apel aku kembali kerumah Mau sarapan dan melihat kondisi rumah apa yang dilakukan Wanita mosnter itu.

"Assalamualaikum, teriak ku dari luar.

" Walaikumsalam, Bentar Mas Nay masih pakai Baju dikamar, Masuk aja pintunya gak dikunci."

Aku masuk kedalam dan kulihat keadaan rumah sudah rapi, Kulirik Nayla didalam Kamar masih mengenakan kaos dalam, aku tidak sengaja melihatnya.

"Mas mau sarapan ya, Itu Nay sudah hangatin roti bakar kemarin, Masih enak Mas dimakan aja ya, Tehnya juga udah Nay buatin Mas."

"Kamu mau kemana Nay Pakai PSO."

"Mau kegiatan Mas tadi Bu anto kemari ngasitau kalau pagi ini senam, Mas nanti kalau mba sayurnya lewat sini sebelum Mas berangkat tolong pesankan Ayam 1 ekor sama Bumbu sup ya sekalian wortel kentang dan daun bawang, ehh iya janganlupa penyedap rasa Mas soalnya didapur sudah habis."

"Jadi sama aja saya yang belanja kalau begini Nay."

"Kan Nay minta tolong Mas hari ini aja karena Nay ada Kegiatan, yasudah Nay pamit ya Mas Assalamualaikum."

Nayla yang terburu langsung meninggalkanku.

Kulihat sekeliling rumah sudah rapi cucian juga sudah dijemur, Piring juga sudah tidak ada lagi yang kotor. Aku senang kalau setiap hari Nayla begini.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***