Arka ♡♡♡♡ Nayla
Kau adalah goresan luka masa laluku.
Yang tak bisa ku buang jauh.
Kau adalah bentuk nyata sebuah penkhianatan
Namun tak akan pernah mampu untuk ku lupakan (Arka to Nayla).
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
"Aaaaaaaaaaa...!" Teriak Nayla semakin menggema, memenuhi hampir seluruh ruangan di Rumah Arka
Tama menggelengkan kepalanya, mengira Arka telah melukai fisik Nayla.
Aryan pun keluar dari kamarnya, untuk mencari tau ada apa dengan Nayla.
Sementara Nayla keluar dari kamar Arka seraya menutup mulutnya dengan kedua tanganya, yang membuat Aryan dan Tama saling bertatap muka.
"Ada apa?" Tanya Aryan pada Tama
"Entahlah. Mungkin Pak Arka kembali menamparnya!"
"Astaga, padahal sudah ku beri tau, jangan melukai fisik Wanita!" Cetus Aryan dengan menaikan kedua alisnya
"Ya begitulah Kakak, Mas Aryan itu,
"Memang orang yang sedikit keras kepala!" Jawab Tama dengan kembali menggelengkan kepalanya
Aryan memasuki kamar Arka, sementara Tama menemui Nayla.
.
.
"Nay. Apa yang terjadi?" Tama heran melihat Nayla sibuk membersihkan bibirnya
"Ya ampun. Arka begitu teganya!" Seru Tama yang mengira Arka menampar tepat di bibir Nayla
"Iya. Bosmu itu mengang gila!" Celoteh Nayla
"Aku tak memahami jalan fikiranya,
"Mengapa dia begitu tega melakukan itu padamu?" Tegas Tama
"Entahlah. Beberapa waktu lalu dia telah menghaisi Nyawa kekasihku!"
"Dan Kini dia pun coba merenggut harga diriku." Omel Nayla yang masih sibuk dangan bibirnya
"Harga diri? Maksudmu?
"Aku tak mengerti. Memang apa yang telah dia lakukan padamu?"
"Apa kau tau tama? Seraya menatap Tajam wajah Laki-laki yang ada di hadapanya
"Tau apa?" Tama heran dengan tatapan tajam Nayla padanya
"Arka menamparmu tepat di bibirmu?"
"Aku lebih baik di tampar olehnya.
"Hah. Jika dia bukan menamparmu?
"Lalu apa yang di lakukanya padamu?
"Dia mencium bibirku Tama, bekali-kali dan membuat aku benar-benar kehilangan harga diri!" Tegas Nayla dengan menggigit bibir sebelah kirinya
"Haaaaaaaaaah..! Tama terbèlalak tak percaya dengan penjelasan Nayla padanya
"Arka benar-benar gila!" Batin Tama
♡♡♡♡♡♡♡♡
Arka hanya tersenyum kala Aryan memarahinya karna mengira dirinya telah menampar wajah Nayla.
Arka justru tak menjelaskan apa pun pada, Aryan, kecuali hanya senyum dan berlalu pergi dan membiarkan Adiknya terjebak dalam fikiranya sendiri.
Tama yang melihat Arka berlalu di depanya hanya menatap nanar dengan perasaan tak percaya.
Bahkan saat Tama larut dalam rasa penasaranya, Arka justru memberi senyum sejuta makna, yang membuat Tama semakin menggelengkan kepalanya.
"Dia memang pandai bersandiwara!" Cetus Tama
"Hem. Hem!" Seru Arka yang membuyarkan fikiran sahabatnya
"A-ada apa?" Tanya Tama dengan mentap wajah Arka
"Aku yang seharusnya bertanya padamu,"
"Ada apa dengan mukamu itu?"
"Benar-benar terlihat kusut." Ledek Arka yang membuat Tama cemberut
"Apa yang tadi kau lakukan pada, Nayla?
"Ih. memangnya kenapa?
"Ya, suka-suka sayalah!"
"Beraninya kau bertanya begitu,
"Apa pun yang kulakukan, itu bukan urusanmu!"
Lidah Tama terasa kelu dengan jawaban Sahabat sekaligus atasanya itu.
Kini mulut Tama diam membisu, ingin marah tapi tak mampu.
"Oh ya, Tama! beri tahu Nayla,
"Hari ini aku menyuruhnya membersihkan seluruh rungan Rumah tanpa terkecuali,
"Karna, untuk sementara, Bik Rani tak ada sini,
"Dia sedang ada urusan di Desanya,
"Jadi dia libur cukup Lama!" Seru Arka
"Memang gila! Tadi dia menciumnya
"Kini dia meminta Nayla jadi pembantunya!" Cutus Tama dalam hati
Sedangkan Arka sudah lenyap dari hadapanya, dan hilang entah kemana.
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Dengan perasaan kesal yang luar biasa Nayla tetap melakukan apa yang di perintahkan padanya..
"Sialan. Sialan!" Omel Nayla yang begitu kesalnya
Nayla membersihkan satu per satu ruangan Rumah milik Arka.
Dan kini hanya satu ruangan saja yang belum di bersihkanya, ya itu Kamar pribadi Arka,
Nayla sedikit ragu untuk memasukinya
"Ini nih, yang namanya makan buah si Malakama,
"Di bersihkan salah, tidak di bersikan bisa jadi semakin salah!" Celoteh Nayla seraya memasuki kamar Arka
"Astaga Arka! Ini kamar, apa lapangan bola?
"Banyak sekali sampahnya!" Cetus Nayla dengan mengerutkan dahinya
Nayla dengan sigapnya membersihkan satu persatu sampah itu.
Namun tiba-tiba mata Nayla tertarik pada satu benda yang berada tepat di bawah tempat tidur Arka.
.
"Sepertinya sebuah foto!" Ucap Nayla dalam hatinya
Tiba-tiba tubuh Nayla menjadi lemas tak berdaya, fikiranya melayang kemana-mana, Kala dirinya menatap selembar foto di tanganya.
Ya. benar saja, Nayla benar-benar terkejut luar biasa.
"Bagai mana bisa?" Batin Nayla seraya menghapus keringat dingin di wajahnya
"Ada hubungan apa antara Arka, Aryan dan Alvian?"
"Bagai mana bisa mereka foto bertiga?
"Jika mereka saling mengenal, lalu mengapa Arka tega menghabisi Nyawa Alvian tepat di hari pernikahanya?" Ribuan pertanyaan memenuhi fikiran Nayla bahkan sampai begitu menyesakan dadanya
♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡
Tama sedikit heran, sudah hampir satu jam lamanya, Nayla berada di dalam kamar milik Arka, namun tak kunjung keluar juga.
Tama pun segera melangkahkan kakinya untuk menemui Nayla.
"Nay, Kenapa ka__." Tama menghentikan tanyanya saat melihat Nayla menangis di dalam kamar Arka
"Ada apa Nayla? Tama heran dengan apa yang di lihatnya.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya terjatuh saja,
"Hingga pinggangku bagaikan patah." Jawab Nayla berbohong seraya menghapus air mata di wajahnya
Namun Tama tak mempercayai begitu saja dengan apa yang di jelaskan Nayla padanya.
"Hanya terjatuh saja dia menangis,
"Tidak mungkin!" Tama benar-benar tak percaya dengan apa yang di ucapkan Nayla
💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖💖
Buat semua yang berkenan mampir di karyaku
Terima kasih sebanyak-banyaknya ya 😘
Jangan lupa berikan Like+komen+Rate dan Vote seikhlasnya saja 😉😚😙.
Mari saling mendukung 💞💞💞💞💞.
Ini Visual suka-suka saya, silahkan berimajinasi dengan visual anda sendiri 😊😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Rokiyah Yulianti
wah ada apa dengan mereka bertiga, misteri neh pasti
2021-04-19
0
Tara
Tama untukku.. Boleh🤔🤗😉🌹
2021-03-24
1
rey
aq suka..visualnya..
2021-02-02
0