...❣️❣️❣️...
...Hana melangkah mendekati Nayla, gerakannya lembut, penuh kehati-hatian, lalu meraih tangan Nayla. Namun, Nayla yang sudah memendam kekesalan menggelegak, langsung mengibas tangan Hana dengan kasar, seolah menyentuh bara api....
"Lepaskan!" desis Nayla, suaranya rendah namun tajam.
"Ouuhhh... Nay, maaf jika aku membuatmu marah, tapi aku benar-benar mencintai Alex," rintih Hana, matanya berkaca-kaca, memancarkan kepolosan yang dibuat-buat, menatap Nayla penuh harap.
"Nayla! Kenapa kamu kasar sekali! Kau menyakiti Hana!" bentak Alex, suaranya menggelegar, penuh amarah melindungi.
...Tangannya cepat merangkul kedua bahu Hana, memposisikannya di depan Nayla seolah melindungi dari ancaman yang nyata....
"Memangnya kenapa kalau aku menyakitinya? Kau mau apa? Hah! Ingat Alex, kalau aku masih istri sahmu," sentak Nayla, kepalanya mendongak, menolak mengalah, sorot matanya menantang.
"Nayla... tolong mengertilah, aku sangat mencintai Alex, kumohon tinggalkan dia..." lirih Hana, kini air mata benar-benar menitik, membasahi pipinya yang mulus, menatap Nayla penuh permohonan yang menusuk.
"Cih! Jangan sok polos di hadapanku, wanita jalang," desis Nayla, memutar bola mata malas, bibirnya membentuk seringai jijik.
...Begitulah Hana. Ia selalu saja menggunakan wajah polosnya untuk membodohi semua orang, tapi tidak dengan Nayla yang sudah tahu kalau Hana hanyalah wanita bermuka dua, sehalus sutra di luar, namun penuh duri di dalam....
"Nayla!" teriak Alex, suaranya menggeram, menatap Nayla dengan tatapan nyalang, seolah ingin melahap Nayla hidup-hidup akibat umpatan yang Nayla ucapkan kepada Hana. Udara di ruangan itu terasa memanas, penuh ketegangan.
"Turunkan suaramu, Tuan Alex!" jerit Nayla, membalas Alex tanpa sedikit pun gentar, suaranya setinggi suara Alex.
"Kau!" geram Alex, tangannya terangkat cepat, siap melayangkan tamparan, namun dihentikan oleh Hana yang sigap.
"Lex... kumohon jangan sakiti dia, adikku tidak bersalah," pinta Hana, matanya masih berkaca-kaca, tangan lembutnya menahan lengan Alex yang tegang.
...Perlahan Alex menurunkan tangannya, napasnya mendengus kesal, tatapannya masih penuh amarah pada Nayla....
"Kau selalu membela dia, Hana, dia adalah wanita jahat," cap Alex, jarinya menyentuh pipi Hana dengan lembut, sebuah sentuhan kontras dengan amarahnya sesaat lalu.
...Alex menatap wajah polos Hana dengan lekat, ada rasa tak percaya di matanya. Ia tak mengerti mengapa kekasihnya itu selalu saja memaafkan Nayla, padahal Nayla selalu menyakitinya, bahkan merebut dirinya....
"Sayang... aku begini karena Nayla adalah adikku satu-satunya, jadi kumohon jangan sakiti dia," pinta Hana, suaranya semakin lembut, seperti bisikan angin, dan ia memejamkan mata, menikmati usapan lembut tangan Alex di pipinya.
...Alex menghela napas berat, suara embusan napasnya terdengar samar, lalu melirik ke arah Nayla yang sedang sibuk mengorek kuku panjangnya. Nayla nampak cuek, seolah tak peduli dengan drama di depannya, raut wajahnya menunjukkan kemalasan menanggapi apa yang sedang dibicarakan oleh Hana dan Alex....
"Mulai hari ini, Hana akan tinggal di sini," putus Alex, suaranya datar, mengambil keputusan sepihak, seolah Nayla tidak ada di sana.
...Mendengar itu, tanpa berkata apa-apa, Nayla mengeluarkan ponsel dari sakunya. Layarnya menyala samar di tangannya. Lalu menekan nomor telepon seseorang. Setelah panggilan terhubung, Nayla langsung tersenyum lebar, senyuman penuh arti yang tersembunyi....
"Halo, selamat siang, Ma," sapa Nayla sopan, ternyata ia menelepon ibu mertuanya.
"Siang juga, Sayang, tumben mau telepon Mama." Terdengar suara sang ibu mertua yang sangat bahagia dan penuh kasih sayang dari seberang ponsel, menyambut Nayla.
"Begini, Ma, aku mau cerai," ucap Nayla, langsung ke intinya tanpa basa-basi, kata-katanya menusuk keheningan.
"Apa? Apakah Alex memaksamu lagi?" tanya sang ibu mertua, suaranya terdengar syok dan marah besar, getar amarahnya terasa sampai ke sini.
...Suara marah sang ibu mertua bisa terdengar oleh Hana dan Alex yang berdiri tak jauh dari samping Nayla. Dengan cepat, Alex merebut ponsel dari tangan Nayla, gerakannya kasar dan mendadak, lalu bergantian bicara....
"Ma, tidak seperti itu. Nayla sedang bercanda, dia hanya ingin mengerjai Mama," elak Alex berbohong, suaranya sedikit tegang, sambil melayangkan tatapan tajam ke Nayla, tatapan peringatan yang membeku.
"Fiuhhh... Beritahu Nayla, jangan bercanda seperti itu lagi, karena Mama tidak akan menerima menantu lain selain dia. Kalau tidak, kamu akan melihat Mama berbaring di peti mati, camkan itu, Alex!" tegas sang Ibu Mertua Nayla, suaranya penuh ancaman yang tidak main-main, membuat Alex memijit pelipisnya sambil menghela napas berat, beban ancaman itu terasa nyata.
"Baik, Ma, akan kuberi tahu dia, sampai jumpa." Alex mematikan ponsel, lalu menyodorkannya secara kasar ke arah Nayla, seolah melemparkan beban.
"Kau pasti sengaja, kan?" Alex menuduh Nayla, keningnya bertautan, penuh kecurigaan.
"Apa maksudmu?" tanya Nayla, menarik ponselnya dari tangan Alex dengan kasar, tatapannya menusuk.
"Kau sengaja, kan, wanita licik! Kau tahu Mama pasti akan menolak wanita Hana, jadi kau sengaja menelepon Mama, agar aku tidak menceraikanmu dan mengusirmu dari sini." Amarah Alex semakin memuncak, suaranya meninggi, apalagi mendengar ancaman ibunya barusan, rasa frustrasi terpancar jelas.
"Hentikan, Alex! Kau pikir aku juga mau berlama-lama denganmu? Jangan terlalu percaya diri kamu," pekik Nayla, melayangkan tatapan permusuhan yang amat dalam kepada Alex, tatapan yang membara.
"Nay, kalau begitu biarkan aku menikah siri dengan Alex, aku tidak bisa hidup tanpa dia," sela Hana, lagi-lagi memasang wajah sedihnya, suaranya memohon.
Nayla memalingkan wajah, lalu menoleh ke arah Hana. "Silakan saja, mau kalian menikah atau mati sekalipun. Bukan urusanku, permisi," tegas Nayla, suaranya dingin, tak ada jejak emosi, seolah Hana dan Alex tak lebih dari bayangan.
...Nayla berjalan pergi, menaiki anak tangga tanpa menunggu jawaban dari mereka berdua, langkahnya mantap, penuh tekad....
...Hana dan Alex menatap kepergian Nayla dengan tatapan nanar. Alex semakin heran dengan perubahan sikap Nayla yang ingin sekali berpisah darinya, sebuah keanehan yang membingungkan. Namun tidak dengan Hana, yang senyum tipis terukir di bibirnya, dalam hati sedang berencana akan menyingkirkan Nayla secepat mungkin. Bagi Hana, Nayla adalah penghalang, sebuah duri dalam daging yang harus disingkirkan agar hubungannya dengan Alex bisa utuh....
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Fitrian
kata nayla" ambil saja suami sampah nooh kagak rugi juga ambil nih sampaaah bekas gue 🤮🤮🤮💩💩
2025-03-30
0
Agnes Nees
Ala..Nai dah kna bgi ksmptn ,cerailah!!!😅😥👍💪..
2025-04-05
0
kriwil
udah mati lalu hidup lagi knp masih tetep bodoh si nayla
2025-04-29
1