...❣️❣️❣️...
...Nayla mendongak, matanya yang dulu memancarkan cinta kini buram oleh kecewa, menatap Alex. Pria yang pernah ia cintai setulus napas, yang dulu begitu hangat merengkuhnya, kini berdiri di hadapannya seperti patung es, lidahnya setajam sembilu, mengiris hati. Miris, sungguh teramat miris....
"Itu dulu, Tuan Alex. Karena mulai sekarang, aku Nayla, tidak akan lagi buta dan mengejarmu seperti orang gila," tegas Nayla, suaranya bergetar menahan amarah yang bergemuruh di dadanya, nyaris meledak.
Alex tertawa renyah, tawa yang melukai, seolah meludahi wajah Nayla. "Hahahaha! Nayla, Nayla. Kau wanita yang hebat dalam berakting, tapi kau tidak akan bisa membodohiku."
...Matanya yang dingin menelanjangi Nayla, sebelum ia membalikkan badan dengan acuh tak acuh, berjalan pergi, kembali ke meja sarapannya yang tersaji rapi, seolah Nayla tak pernah ada di sana....
"Aku akan membalas setiap hinaan dan luka yang kau ciptakan, Alex Salvatore," bisik Nayla dalam hati, dadanya memanas seolah terbakar api amarah yang meluap-luap, membakar setiap inci kepedihan.
...Nayla memejamkan mata, menarik napas dalam-dalam, mengisi paru-parunya dengan udara dingin yang menusuk. Tanpa sepatah kata pun, ia berbalik dan melangkah pergi dari pintu mansion. Di belakangnya, jejak cairan merah kental yang lengket menoreh di lantai marmer, mengikuti setiap langkah gontainya menuju pintu. Aroma besi dari cairan itu pun samar tercium, pahit....
...Setelah sarapan usai, Alex bangkit dari duduknya. ...
...Langkahnya yang mantap membawanya menuju pintu mansion. Matanya tak sengaja menangkap noda merah gelap di lantai. Ia berjongkok, ujung jarinya menyentuh darah segar yang masih terasa hangat, sedikit lengket di kulit....
"Cih! Dasar wanita licik," gumam Alex sinis, mengusap jarinya dengan sapu tangan putih bersih, lalu melemparnya ke sembarang arah seolah benda itu menjijikkan.
"Pelayan!" teriak Alex, suaranya menggema di seantero mansion yang megah, memecah keheningan.
...Mendengar seruan itu, para pelayan bergegas, langkah kaki mereka terdengar tergesa-gesa menuruni tangga dan berlari kecil menuju ruang tengah. Mereka berdiri di hadapan Alex, serentak membungkukkan kepala....
"Bersihkan semua ini sampai bersih, menjijikkan!" perintah Alex, suaranya mendesis penuh jijik, lalu berbalik dan menghilang.
*
*
*
...(Di sisi lain)...
...Nayla tiba di depan sebuah rumah mewah, pagar besi menjulang tinggi seolah ingin meraih langit, memisahkannya dari masa lalu. ...
...Matanya menatap pagar berukir itu, air mata jatuh menitik, membasahi pipinya. Hatinya terasa remuk, dihantam beban penyesalan atas kesalahan masa lalu yang terukir dalam ingatannya....
"Papa, maafkan aku..." lirih Nayla, suaranya pecah dan terbawa angin, kepalanya menunduk, tetesan air mata membentuk genangan kecil di kakinya.
...Ingatan Nayla kembali menyeretnya, menelusuri lorong waktu ke masa lalu. Masa di mana ia selalu membangkang, melontarkan kata-kata tajam yang menusuk hati sang ayah. Kenangan akan ayahnya yang sedih, terjerumus dalam depresi berat, hingga akhirnya mengembuskan napas terakhir, menusuknya seperti belati dingin....
...Perlahan, Nayla mendekati pintu pagar. Tangannya terulur, jemarinya gemetar saat mendorong pintu pagar itu hingga terbuka lebar. Air mata Nayla semakin deras mengalir, mengalirkan kepedihan yang tak tertahankan saat ia melihat sosok sang ayah berdiri di taman depan rumah. ...
...Tuan Berto tengah memegang selang air, dengan sabar menyirami bunga-bunga yang bermekaran, aroma tanah basah dan kesegaran bunga menguar tipis di udara....
"Papa!" seru Nayla, suaranya serak karena tangis, ia berlari sekuat tenaga ke arah sang ayah.
...Tuan Berto Madeira, yang mendengar suara putri tercintanya yang memilukan, sontak menoleh ke arah pintu pagar. Selang air di tangannya terlepas begitu saja, jatuh ke rumput yang basah. Langkahnya tergesa, raut cemas terpeta jelas di wajahnya, menghampiri putri kesayangannya....
"Nak... kamu kenapa? Kenapa kamu menangis?" tanya Tuan Berto, suaranya penuh kekhawatiran, matanya menatap Nayla lekat-lekat.
"Papa, Papa, maafkan aku."
...Nayla terus berlari, tak peduli pada lututnya yang mungkin lecet, hingga akhirnya ia berhambur memeluk Tuan Berto. Pelukan itu begitu erat, seolah tak ingin melepaskan....
...Tangisan Nayla semakin menjadi-jadi dalam dekapan sang ayah. Ia tak menyangka, Tuhan masih berbaik hati, memberinya kesempatan kedua yang begitu berharga untuk memeluk dan meminta maaf pada ayahnya. Pelukan ini terasa seperti oasis di tengah gurun kekeringan hatinya....
"Nak, ada apa? Kenapa kamu menangis? Sudah, ada Papa di sini," bujuk Tuan Berto, tangannya mengusap lembut punggung Nayla, mencoba menenangkan badai di hati putrinya.
...Nayla menggelengkan kepala, tangisnya berubah histeris, ia mendongak menatap Tuan Berto, air mata membasahi wajahnya....
"Tidak, Papa, Nayla jahat, Pa. Nayla menyakitimu, Papa, maafkan Nayla... hiks... Hiks... Hiks..." lirih Nayla, suaranya putus-putus oleh isak.
...Tak tahan mendengar suara tangisan Nayla yang memilukan hati, Tuan Berto pun ikut menitikkan air mata. Hatinya teriris nyeri melihat putrinya menangis tersedu-sedu dalam pelukannya....
"Ssstttsss... Lala sayang. Putri Papa yang cantik, Papa tidak marah atau membencimu, Nak. Maafkan Papa yang tidak bisa memberikan kasih sayang yang cukup untukmu, Maafkan Papa..." lirih Tuan Berto, suaranya berat menahan haru.
...Lala. Panggilan kasih sayang itu dulu begitu akrab, diberikan Tuan Berto secara khusus saat Nayla masih kecil. Setelah sang istri meninggal dunia akibat pendarahan saat melahirkan Nayla, Tuan Berto terpaksa membesarkan Nayla seorang diri hingga Nayla berumur 5 tahun. Setiap hari Nayla terus menangis, suara rengekannya mengisi kesunyian rumah, menginginkan seorang ibu seperti anak-anak lain. Akhirnya, mau tak mau, Tuan Berto terpaksa menikah lagi dengan seorang janda yang sudah memiliki seorang putri seumuran Nayla, yaitu Hana Madeira....
...Awalnya, semuanya berjalan baik-baik saja. Namun, seiring bertambahnya usia, Nayla menjadi mudah cemburu. Perasaan pahit itu muncul saat sang ayah lebih dekat dengan Hana, kakak tirinya. Tak segan Nayla marah, bahkan memukuli kakak tirinya, sehingga membuat sang ayah marah dan terjadilah perdebatan sengit di antara mereka berdua....
...Hingga pada suatu saat, Nayla jatuh cinta untuk pertama kali kepada seorang pria. Mereka berpacaran cukup lama, hari-hari dipenuhi janji-janji manis, hingga kejadian nahas menimpa mereka dan pria itu pun menghilang tanpa kabar. Namun, suatu hari pria itu kembali muncul di hadapan Nayla, dan sialnya, ia datang untuk melamar Hana, bukan Nayla. Bagai disambar petir di siang bolong, hati Nayla hancur berkeping-keping....
"Nak. Ayo kita masuk dulu, ayah akan membuatkan teh kesukaanmu," ajak Tuan Berto, melepaskan pelukan, lalu merangkul kedua bahu Nayla, membimbingnya masuk ke dalam rumah.
...Di dalam rumah, Nayla melirik sekeliling. Senyum pahit tersungging di bibirnya saat menatap setiap inci ruangan. Ruangan yang dulu sering ia lari ke sana kemari dengan langkah-langkah kecilnya, tawa riangnya menggema saat Tuan Berto memakai topeng kucing, berpura-pura mengejarnya, ingin menerkamnya....
"Papa, ahahaha! Sudah Papa, Nayla tidak kuat lagi."
Suara Nayla kecil, tawa riang itu kembali memenuhi pikiran Nayla, membisikkan kenangan.
"Ahahaha! Papa akan memakanmu, nyam... Nyam... Nyam."
Suara Tuan Berto yang menggemaskan, gigitan kecil di pipi gembul Nayla kecil membuat Nayla kecil tak bisa berhenti tertawa.
...Lagi-lagi air mata Nayla jatuh tanpa permisi, membasahi pipinya yang sudah basah. Ia merasa sangat bersalah kepada sang ayah yang rela melakukan apa pun demi dirinya, bahkan menikahi seorang janda demi kebahagiaannya....
"Papa, Mama, mulai sekarang. Nayla tidak akan melakukan kesalahan yang sama lagi, Nayla janji," batin Nayla, mengusap matanya dengan kasar, lalu kembali berhambur memeluk sang ayah yang tengah membuat teh hangat untuknya.
...Aroma teh melati yang menenangkan mulai mengisi ruangan, membawa sedikit kehangatan di tengah badai emosi Nayla....
(Bersambung)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 108 Episodes
Comments
Atoen Bumz Bums
ini namanya alur mundur
2025-06-01
0
Dewi Soraya
g ngerti crtany td bknny udh ditembak mati y?ni ko hdup lg
2025-01-15
1
Nursanti Ani
terlambat ferguso,,Lo minta cerai jg gak bakalan BS,liat ajah bakalan sulit untuk cerai,,ujung2 nya balikan lagi
2024-12-30
2