Up 15

Satu tahun berlalu sejak kepergian Amora, namun bayangannya masih menghantui kehidupan Arhan. Hari-harinya kini semakin dingin, penuh kemarahan yang tak terarah, dan jauh dari kebahagiaan.

Kinanti datang membawa secangkir kopi ke ruang kerja suaminya. “Mas, ini aku buatkan kopi.”

Arhan menatap dingin. “Siapa yang menyuruhmu?”

Kinanti tersenyum kecil, mencoba menghilangkan jarak di antara mereka. “Tidak ada, Mas. Bukankah ini tugas seorang istri melayani suaminya?”

Arhan mendengus. “Terserah kau saja.”

Kinanti duduk di hadapannya, mendorong cangkir kopi ke arahnya. “Kenapa tidak diminum, Mas?”

“Aku tidak ingin.”

“Mas...” Kinanti menarik napas dalam-dalam. “Mau sampai kapan kamu seperti ini? Sudah lebih dari setahun pernikahan kita, tapi sedikit pun kamu tidak mau menganggap ku.”

Arhan memandangnya dengan sorot tajam. “Karena aku tidak mencintaimu. Kau tahu itu.”

Air mata Kinanti mulai mengalir, tapi ia tetap berusaha tegar. “Karena hatimu masih untuk wanita itu, kan? Makanya kau sulit mencintaiku.”

“JANGAN PERNAH MENYEBUT AMORA SEPERTI ITU!” teriak Arhan sambil mencengkeram lengan Kinanti dengan keras.

“Mas, lepas! Sakit!” Kinanti terbatuk, mencoba melepaskan diri.

Rara yang mendengar keributan langsung masuk ke dalam ruangan. “Arhan, apa yang kamu lakukan? Lepaskan dia! Apa kamu mau membunuh istrimu?”

“Lebih baik begitu!”

“Arhan! Jaga mulutmu!”

Dengan teriakan frustrasi, Arhan melempar barang di mejanya lalu keluar dengan langkah berat, meninggalkan ponselnya di meja.

Rara segera mendekati Kinanti. “Kinan, sayang, kamu gak apa-apa?”

Kinanti menangis terisak. “Ma... Sampai kapan Kinan harus bertahan seperti ini? Apa pun yang Kinan lakukan, Mas Arhan tetap tidak pernah berubah. Semua cara sudah kita coba...”

Rara menepuk punggung Kinanti pelan. “Tenang, Kinan. Selama Mama masih pura-pura sakit, Arhan tidak akan berani meninggalkan pernikahan kalian.”

Kinanti menatap ibunya dengan ragu. “Apa Mama yakin terus berbohong soal penyakit Mama?”

“Ini satu-satunya cara agar pernikahan kalian bertahan.”

Namun tiba-tiba suara berat Arhan memecah percakapan mereka. “Jadi selama ini Mama menipu Arhan?”

Rara membelalak kaget. “Arhan, bukan begitu maksud Mama...”

Arhan menggeleng kecewa. “CUKUP, MA! Arhan sudah cukup ditipu. Karena Mama, aku kehilangan segalanya. Karena Mama, aku kehilangan orang yang paling aku cintai!”

“Dia tidak pantas untukmu, Arhan! Hanya Kinanti yang pantas berada di sisimu!”

“Mama jahat... Karena Mama, Amora pergi. Karena Mama, calon anakku meninggal!”

Rara terpana. “Anak? Apa maksudmu? Kamu bahkan tidak pernah menyentuh istrimu!”

“Itu karena aku tidak pernah menganggapnya sebagai istriku!” Arhan menatap Kinanti dengan dingin. “Aku menikah denganmu karena terpaksa. Sekarang aku tidak peduli lagi. Aku talak kamu, Kinan. Besok aku urus surat perceraian kita.”

“Mas, jangan! Aku mohon jangan ceraikan aku!” Kinanti meraih tangannya sambil menangis.

Namun Arhan menarik tangannya kasar. “Aku sudah muak melihat kalian berdua. Jangan pernah temui aku lagi!”

Rara berteriak memanggilnya, namun Arhan sudah pergi meninggalkan rumah dengan penuh amarah.

 

°°Di Jepang°°

Amora kini menjalani kehidupan sederhana, bekerja di sebuah toko kecil di negeri sakura. Namun takdir membawanya bertemu dengan Vio, sepupu Arhan, yang kebetulan menjadi salah satu pengunjung toko.

“Amora? Kamu Amora, kan?” panggil Vio dengan kaget.

Amora terdiam, bingung dengan wanita yang tampak mengenalinya. “Maaf, kita pernah bertemu?”

“Aku Vio, sepupu Arhan dan dokter keluarga Saskara.”

Jantung Amora berdetak kencang. Ia mencoba menghindar. “Maaf, saya harus kembali bekerja.”

Namun Vio menarik lengannya lembut. “Tunggu. Kita perlu bicara.”

Amora menunduk, mencoba mengendalikan emosinya. “Untuk apa, Vio? Arhan sudah punya istri. Aku tidak mau terlibat lagi.”

“Tapi Arhan masih mencintai kamu, Amora.”

Amora tersenyum pahit. “Cinta? Aku tidak percaya lagi dengan cinta.”

“Kamu satu-satunya wanita yang dia cintai, Ra. Kamu tahu bagaimana hidupnya setelah kamu pergi? Dia hancur. Dia kehilangan segalanya. Setiap malam dia mabuk, dan hanya namamu yang dia sebut.”

Mendengar itu, Amora tak mampu menahan tangisnya. “Hiks... Hiks... Vio...”

Vio memeluknya erat. “Menangislah, Ra. Semua ini terlalu berat untuk kamu pendam sendiri.”

Amora menangis sesenggukan di pelukan Vio. “Aku mencintainya, Vi. Tapi aku tidak boleh egois. Dia sudah punya istri, dan aku tidak ingin menjadi perusak.”

Vio mengusap punggung Amora pelan. “Aku mengerti, tapi izinkan aku untuk tahu di mana kamu tinggal. Aku hanya ingin memastikan kamu baik-baik saja.”

Amora mengangguk dengan berat hati. “Baiklah, Vio. Tapi aku mohon, jangan beri tahu Arhan soal keberadaan ku.”

Episodes
1 Up 1
2 Up 2
3 Up 3
4 Up 4
5 Up 5
6 Up 6
7 Up 7
8 Up 8
9 Up 9
10 Up 10
11 Up 11
12 Up 12
13 Up 13
14 Up 14
15 Up 15
16 Up 16
17 Up 17
18 Up 18
19 Up 19
20 Up 20
21 Up 21
22 Up 22
23 Up 23
24 Up 24
25 Up 25
26 Up 26
27 Up 27
28 Up 28
29 Up 29
30 Up 30
31 Up 31
32 Up 32
33 Up 33
34 Up 34
35 Up 35
36 Up 36
37 Up 37
38 Up 38
39 Up 39
40 Up 40
41 Up 41
42 Up 42
43 Up 43
44 Up 44
45 Up 45
46 Up 46
47 Up 47
48 Up 48
49 Up 49
50 Up 50
51 Up 51
52 Up 52
53 Up 53
54 Up 54
55 Up 55
56 Up 56
57 Up 57
58 Up 58
59 Up 59
60 Up 60
61 Up 61 Generation
62 Up 62
63 Up 63
64 Up 64
65 Up 65 Afan di jodohkan?
66 Up 66
67 Up 67
68 Up 68 Afan meninggalkan Mansion
69 Up 69
70 Up 70
71 Up 71 Afan dan Sera di Restui
72 Up 72 Pernikahan Afan dan Sera
73 Up 73
74 Up 74
75 Up 75
76 Up 76
77 Up 77
78 Up 78
79 Up 79
80 Up 80
81 Up 81
82 Up 82
83 Up 83
84 Up 84
85 Up 85
86 Up 86
87 Up 87
88 Up 88 Kejutan Utk Afan
89 Up 89 Ultah Afan
90 Up 90
91 Up 91 Sera Keguguran
92 Up 92
93 Up 93
94 Up 94
95 Up 95
96 Up 96
97 Up 97
98 Up 98
99 Up 99
100 Up 100
101 Up 101
102 Up 102
103 Up 103
104 Up 104
105 Up 105
106 Up 106
107 Up 107
108 Up 108
109 Up 109
110 Up 110
111 Up 111
112 Up 112
113 Up 113
114 Up 114
115 Up 115 Next Generation
116 Up 116
117 Up 117
118 Up 118
119 Up 119
120 Up 120
121 Up 121
122 Up 122
123 Up 123
124 Up 124
125 Up 125
126 Up 126
127 Up 127
128 Up 128
129 Up 129
130 Up 130
131 Up 131...End...
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Up 1
2
Up 2
3
Up 3
4
Up 4
5
Up 5
6
Up 6
7
Up 7
8
Up 8
9
Up 9
10
Up 10
11
Up 11
12
Up 12
13
Up 13
14
Up 14
15
Up 15
16
Up 16
17
Up 17
18
Up 18
19
Up 19
20
Up 20
21
Up 21
22
Up 22
23
Up 23
24
Up 24
25
Up 25
26
Up 26
27
Up 27
28
Up 28
29
Up 29
30
Up 30
31
Up 31
32
Up 32
33
Up 33
34
Up 34
35
Up 35
36
Up 36
37
Up 37
38
Up 38
39
Up 39
40
Up 40
41
Up 41
42
Up 42
43
Up 43
44
Up 44
45
Up 45
46
Up 46
47
Up 47
48
Up 48
49
Up 49
50
Up 50
51
Up 51
52
Up 52
53
Up 53
54
Up 54
55
Up 55
56
Up 56
57
Up 57
58
Up 58
59
Up 59
60
Up 60
61
Up 61 Generation
62
Up 62
63
Up 63
64
Up 64
65
Up 65 Afan di jodohkan?
66
Up 66
67
Up 67
68
Up 68 Afan meninggalkan Mansion
69
Up 69
70
Up 70
71
Up 71 Afan dan Sera di Restui
72
Up 72 Pernikahan Afan dan Sera
73
Up 73
74
Up 74
75
Up 75
76
Up 76
77
Up 77
78
Up 78
79
Up 79
80
Up 80
81
Up 81
82
Up 82
83
Up 83
84
Up 84
85
Up 85
86
Up 86
87
Up 87
88
Up 88 Kejutan Utk Afan
89
Up 89 Ultah Afan
90
Up 90
91
Up 91 Sera Keguguran
92
Up 92
93
Up 93
94
Up 94
95
Up 95
96
Up 96
97
Up 97
98
Up 98
99
Up 99
100
Up 100
101
Up 101
102
Up 102
103
Up 103
104
Up 104
105
Up 105
106
Up 106
107
Up 107
108
Up 108
109
Up 109
110
Up 110
111
Up 111
112
Up 112
113
Up 113
114
Up 114
115
Up 115 Next Generation
116
Up 116
117
Up 117
118
Up 118
119
Up 119
120
Up 120
121
Up 121
122
Up 122
123
Up 123
124
Up 124
125
Up 125
126
Up 126
127
Up 127
128
Up 128
129
Up 129
130
Up 130
131
Up 131...End...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!