Up 2

Amora perlahan membuka matanya dan mendapati dirinya berada di sebuah kamar yang asing. Suara detik jam terdengar samar, menambah kegelisahannya. Ia melihat sosok Arhan duduk di sofa, menatapnya dengan wajah datar.

"Ehh... di mana aku? Tu... Tuan Muda?" tanya Amora dengan suara lemah.

"Ya," jawab Arhan singkat tanpa ekspresi.

"Apa yang Tuan lakukan? Saya mohon, maafkan kesalahan saya di restoran tadi. Tapi tolong jangan lakukan sesuatu yang..." Amora tak sanggup melanjutkan kalimatnya, takut membayangkan apa yang akan terjadi.

Arhan memandangnya tajam. "Kamu pikir saya pria seperti apa? Jangan membuat asumsi bodoh."

"Saya... saya harus pergi, Tuan," Amora mencoba bangkit.

Namun suara Arhan menghentikannya. "Satu langkah saja kau berani keluar dari sini, aku tidak akan segan menghentikan mu dengan cara yang tidak kau suka."

Mendengar nada ancamannya, Amora menelan ludah, gugup. "Baik, Tuan. Saya akan tetap di sini."

Arhan menghela napas panjang dan menunjuk ke arah lemari. "Ganti bajumu. Ada kemeja di dalam lemari itu. Pakai saja."

"Hah? Kemeja Tuan?" tanya Amora kaget.

"Jangan banyak tanya. Cepat," balas Arhan tegas.

Beberapa menit kemudian, Amora keluar mengenakan kemeja putih milik Arhan yang kebesaran, tampak seperti gaun saat dipakainya. Warna putih kemeja itu serasi dengan kulitnya, membuatnya terlihat anggun meski sederhana.

"Makan," perintah Arhan sambil menunjuk meja makan.

"Sa... saya?" Amora menunjuk dirinya sendiri, ragu.

"Ya, duduklah," kata Arhan tanpa banyak bicara.

"Te... terima kasih, Tuan Muda," balas Amora canggung sambil duduk.

Arhan memperhatikan Amora yang tampak cemas. "Apa kau takut padaku?" tanyanya tiba-tiba.

Amora mengangguk pelan. "Iya..."

"Ada apa? Wajahku menyeramkan seperti monster?" Arhan menyindir dengan nada datar.

Amora spontan menggeleng, namun tak sengaja melontarkan kalimat yang membuatnya malu sendiri. "Ti... tidak, Tuan. Tuan sangat tampan." Menyadari ucapannya, ia langsung menutup mulutnya dengan kedua tangan. "Maaf, maksud saya... tidak seperti monster," tambahnya sambil tersipu.

Arhan, untuk pertama kalinya, tersenyum tipis. "Siapa namamu?" tanyanya, mencoba mencairkan suasana.

"Sa... Saya Amora Kiyoko"

"Nama yang cantik," gumam Arhan.

Suara ponselnya memecah suasana. Arhan mengangkat panggilan dari Galang.

📲 "Ada apa?" tanya Arhan.

"Masih di apartemen?" Galang bertanya di seberang.

"Ya."

"Ibumu mencari. Katanya baru pulang dari luar negeri."

"Baik, aku akan segera pulang," jawab Arhan sebelum menutup telepon.

Ia menoleh ke arah Amora. "Aku harus pergi. Tetaplah di sini dan jangan pergi ke mana-mana sampai aku kembali."

Amora mengangguk pelan. "Baik, Tuan Muda."

"Jaga dirimu," kata Arhan sebelum melangkah pergi.

Kalimat itu membuat Amora terdiam. Pipinya memerah tanpa sadar. Perhatian kecil dari Arhan terasa begitu hangat, sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya.

"Kenapa Tuan Muda aneh sekali..." gumam Amora sambil tersenyum kecil.

Di rumah keluarga Saskara, Arhan bertemu ibunya, Rara, yang baru pulang dari perjalanan panjang.

"Kamu dari mana? Kantor bilang kamu tidak ada hari ini," tanya Rara dengan nada menyelidik.

"Ada urusan di luar," jawab Arhan singkat. "Kenapa Mama tidak bilang kalau akan pulang?"

Rara tersenyum kecil. "Mama mau kasih kejutan."

"Terserah Mama," balas Arhan sambil berjalan ke arah pintu.

"Kamu mau pergi lagi?" tanya Rara.

"Iya. Arhan mungkin tidak pulang malam ini, akan ke mansion," jawabnya tanpa menoleh.

"Baiklah," sahut Rara, meski tampak kecewa.

Kembali di apartemen, Amora merasa bosan karena tidak ada yang bisa ia lakukan. Meski begitu, ia bersyukur terhindar dari siksaan bibinya. Ia membuka ponselnya dan melihat pesan dari Zeline.

✉️Zeline

"Amora, lo di mana? Kenapa ngilang setelah dipecat?"

✉️Amora

"Aku baik-baik saja, jangan khawatir."

✉️Zeline

"Gimana gue nggak khawatir! Kita kan sahabatan."

✉️Amora

"Maaf, Zel. Aku belum bisa kasih tahu aku di mana."

✉️Zeline

"Kenapa, Ra?"

✉️Amora

"Belum saatnya. Ya sudah, semangat kerja, ya!"

✉️Zeline

"Oke. Tapi jangan hilang lagi, ya!"

Menutup percakapan itu, Amora termenung. Pikirannya buyar saat Arhan tiba-tiba muncul dari pintu.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Arhan dengan suara rendah.

Amora terlonjak kaget. "Tu... Tuan! Mengagetkan saja..."

"Aku bertanya, kau sedang apa?" ulang Arhan.

"Tidak, saya hanya chat dengan teman saya," jawab Amora cepat.

"Laki-laki?" tanya Arhan dengan nada dingin.

"Bukan, Tuan. Teman saya di restoran waktu itu," jelas Amora.

"Oh," jawab Arhan sambil berlalu, meninggalkan Amora yang kini bertanya-tanya tentang sikap pria itu.

Episodes
1 Up 1
2 Up 2
3 Up 3
4 Up 4
5 Up 5
6 Up 6
7 Up 7
8 Up 8
9 Up 9
10 Up 10
11 Up 11
12 Up 12
13 Up 13
14 Up 14
15 Up 15
16 Up 16
17 Up 17
18 Up 18
19 Up 19
20 Up 20
21 Up 21
22 Up 22
23 Up 23
24 Up 24
25 Up 25
26 Up 26
27 Up 27
28 Up 28
29 Up 29
30 Up 30
31 Up 31
32 Up 32
33 Up 33
34 Up 34
35 Up 35
36 Up 36
37 Up 37
38 Up 38
39 Up 39
40 Up 40
41 Up 41
42 Up 42
43 Up 43
44 Up 44
45 Up 45
46 Up 46
47 Up 47
48 Up 48
49 Up 49
50 Up 50
51 Up 51
52 Up 52
53 Up 53
54 Up 54
55 Up 55
56 Up 56
57 Up 57
58 Up 58
59 Up 59
60 Up 60
61 Up 61 Generation
62 Up 62
63 Up 63
64 Up 64
65 Up 65 Afan di jodohkan?
66 Up 66
67 Up 67
68 Up 68 Afan meninggalkan Mansion
69 Up 69
70 Up 70
71 Up 71 Afan dan Sera di Restui
72 Up 72 Pernikahan Afan dan Sera
73 Up 73
74 Up 74
75 Up 75
76 Up 76
77 Up 77
78 Up 78
79 Up 79
80 Up 80
81 Up 81
82 Up 82
83 Up 83
84 Up 84
85 Up 85
86 Up 86
87 Up 87
88 Up 88 Kejutan Utk Afan
89 Up 89 Ultah Afan
90 Up 90
91 Up 91 Sera Keguguran
92 Up 92
93 Up 93
94 Up 94
95 Up 95
96 Up 96
97 Up 97
98 Up 98
99 Up 99
100 Up 100
101 Up 101
102 Up 102
103 Up 103
104 Up 104
105 Up 105
106 Up 106
107 Up 107
108 Up 108
109 Up 109
110 Up 110
111 Up 111
112 Up 112
113 Up 113
114 Up 114
115 Up 115 Next Generation
116 Up 116
117 Up 117
118 Up 118
119 Up 119
120 Up 120
121 Up 121
122 Up 122
123 Up 123
124 Up 124
125 Up 125
126 Up 126
127 Up 127
128 Up 128
129 Up 129
130 Up 130
131 Up 131...End...
Episodes

Updated 131 Episodes

1
Up 1
2
Up 2
3
Up 3
4
Up 4
5
Up 5
6
Up 6
7
Up 7
8
Up 8
9
Up 9
10
Up 10
11
Up 11
12
Up 12
13
Up 13
14
Up 14
15
Up 15
16
Up 16
17
Up 17
18
Up 18
19
Up 19
20
Up 20
21
Up 21
22
Up 22
23
Up 23
24
Up 24
25
Up 25
26
Up 26
27
Up 27
28
Up 28
29
Up 29
30
Up 30
31
Up 31
32
Up 32
33
Up 33
34
Up 34
35
Up 35
36
Up 36
37
Up 37
38
Up 38
39
Up 39
40
Up 40
41
Up 41
42
Up 42
43
Up 43
44
Up 44
45
Up 45
46
Up 46
47
Up 47
48
Up 48
49
Up 49
50
Up 50
51
Up 51
52
Up 52
53
Up 53
54
Up 54
55
Up 55
56
Up 56
57
Up 57
58
Up 58
59
Up 59
60
Up 60
61
Up 61 Generation
62
Up 62
63
Up 63
64
Up 64
65
Up 65 Afan di jodohkan?
66
Up 66
67
Up 67
68
Up 68 Afan meninggalkan Mansion
69
Up 69
70
Up 70
71
Up 71 Afan dan Sera di Restui
72
Up 72 Pernikahan Afan dan Sera
73
Up 73
74
Up 74
75
Up 75
76
Up 76
77
Up 77
78
Up 78
79
Up 79
80
Up 80
81
Up 81
82
Up 82
83
Up 83
84
Up 84
85
Up 85
86
Up 86
87
Up 87
88
Up 88 Kejutan Utk Afan
89
Up 89 Ultah Afan
90
Up 90
91
Up 91 Sera Keguguran
92
Up 92
93
Up 93
94
Up 94
95
Up 95
96
Up 96
97
Up 97
98
Up 98
99
Up 99
100
Up 100
101
Up 101
102
Up 102
103
Up 103
104
Up 104
105
Up 105
106
Up 106
107
Up 107
108
Up 108
109
Up 109
110
Up 110
111
Up 111
112
Up 112
113
Up 113
114
Up 114
115
Up 115 Next Generation
116
Up 116
117
Up 117
118
Up 118
119
Up 119
120
Up 120
121
Up 121
122
Up 122
123
Up 123
124
Up 124
125
Up 125
126
Up 126
127
Up 127
128
Up 128
129
Up 129
130
Up 130
131
Up 131...End...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!