1 Hari yang Lalu.
Tok. Tok. Tok.
"Selamat pagi, Nona Muda. Sudah waktunya bagi anda untuk bangun."
Terdengar suara dari salah satu pelayan yang ada di dalam rumah yang sudah kerap kali menyambut setiap pagi Elisabeth. Gadis itu membuka kedua kelopak matanya bagaikan bunga yang baru saja mekar, menatap sinar matahari yang sedikit tersirat dari balik tirai yang belum dibuka sama sekali.
Rambut panjang hitam kecoklatan-nya menyibak ketika dirinya bangkit dari kasur, kedua tangannya menutupi wajahnya karena silau matahari.
"Mengapa ini sudah hari Senin lagi?" gerutunya seraya berdiri dari kasur. Suara ketukan pintu dari pelayannya juga tetap terdengar. "Aku sudah bangun, Bi!" seru gadis itu supaya suara ketukan pintu terhenti.
"Baiklah, Nak. Bibi tunggu di ruang makan."
Kakinya melangkah menuju ke kamar mandinya, menyiapkan segala sesuatu untuk merapikan dirinya.
Pintu kamarnya terbuka, keluarlah dirinya lengkap dengan seragam yang rapi. Keluarga kecilnya yang lengkap sudah menunggunya di meja makan, menatapnya dengan elegan dan menunggunya untuk mengisi bangku terakhir di meja itu.
"Kau terlambat bangun lagi," cibir seorang kakak laki-laki yang sangat menyebalkan dan selalu berhasil merusak mood pagi gadis itu. Ia tak menghiraukannya dan duduk di sebelah Ibunya.
"Ada kabar apa hingga bangun sepagi ini?" tanya gadis itu ketika melihat waktu yang masih menunjukkan pukul setengah enam pagi.
Seorang wanita setengah baya berambut hitam kecoklatan itu menatap putrinya, ia meletakkan peralatan makan setelah memasukkan sesuap nasi ke dalam mulutnya.
"Coba Ibu tanya sekarang, berapa umurmu?" tanya wanita itu hingga membuat raut wajah putrinya menjadi semakin masam.
"Aku 16 tahun," jawab gadis itu tanpa ingin mengatakan hal yang muncul di benaknya. Apakah Ibuku sendiri bahkan melupakan umurku?
"Ibu hanya ingin menegaskan umurmu saat ini, kau sudah akan menjadi gadis yang dewasa. Akan datang di mana kau sudah akan siap menjalani pernikahan," sahut wanita itu tanpa rasa bersalah mengatakan hal yang mengejutkan.
Begitu mengejutkan hingga saudara laki-laki dari keluarga Ellgyon itu tertawa dengan kencang. "Haha! Akhirnya kau akan mendahuluiku menikah dan memiliki keluarga di usia muda. Malang sekali nasibmu."
Suasana menjadi hening, Apa maksudnya? Jadi kabar buruk pagi ini adalah menikah? Kapan kekonyolan ini akan berakhir? pikir gadis itu dalam hatinya.
"Nak, kini Ibumu bukan hanya bercanda. Ia berkata hal yang sebenarnya. Kau akan segera menikah dengan seseorang yang kami jodohkan padamu," timpal seorang pria setengah baya yang memiliki warna rambut sama dengan putrinya itu.
Apa saja kabar yang mengejutkan? Kemarin lusa adalah kabar bahwa ia akan segera pindah ke sekolah baru dengan merayu seorang pria tua, kemarin adalah kabar bahwa ia akan memiliki seorang adik angkat jika ia membantu menangkap anak itu, dan hari ini adalah kabar bahwa ia akan dijodohkan dan menikah muda.
Sungguh kehidupan yang sangat aneh, gadis itu bahkan merutuki nama keluarganya di dalam hati dan menyesal terlahir di keluarga yang tidak biasa ini. "Lalu mengapa aku harus menikah di usia dini di mana seharusnya saat ini adalah saat di mana aku harus menempuh pendidikan?!"
Suasana menjadi semakin hening ketika bentakan itu keluar, saudara laki-laki dekil itu bahkan menatapnya terkejut meski menertawakannya di dalam hati.
"Hal itu karena Ibu dan Ayah hanya memiliki putri berpendidikan dan bermoral baik sepertimu di keluarga ini. Kami berdua akan kehilangan jati diri jika kakak laki-lakimu yang 'seperti ini' yang nantinya menikah," jawab ibu dari gadis itu dengan percaya diri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments
anan
belajar menderita bang sawan
2022-12-30
0
☠ᵏᵋᶜᶟ𝐌𝐀⃝🥀𝐗🧸ᴼᴺᴼᶠᶠ
baru bngun buka mata dnger kabar yg ga enak
gadis umur 16 thn hrus menikah dgn cpat
2022-07-01
1
ᴋɪʀᴀɴᴀ🦩⃟✈︎ sᴏɴ
Astaga... punya kakak kok gak ngotak gini, kasian si cewek.
2022-07-01
0