17. Tidak Bisa Mendaki

Priyo memandang tubuh Azmi yang memunggunginya. Setelah mengobati lukanya, Azmi pergi tidur dengan memunggungi suaminya. Ia masih belum ada niat untuk berbaikan.

“Mi..” panggil Priyo, tetapi Azmi tak menjawab.

“Maafkan aku. Aku tidak bermaksud untuk menuduhmu. Tetapi semua orang sedang membicarakan mu yang berpelukan dengan laki-laki lain.” Priyo menjeda sebentar.

“Jika besok kamu berangkat bekerja, jangan ditanggapi. Bilang saja itu aku, bukan orang lain.”

“Memang kamu, Mas!” Seru Azmi masih tidak terima.

“Mi, jangan mulai lagi!”

“Aku bukan mau memulai, Mas! Pada kenyataan cuma kamu yang bisa memelukku! Tidak ada laki-laki lain selain kamu dan Ayah yang memelukku! Bukankah aku sudah e memperingatkan mu kita ada ditempat kerja? Kamu yang tidak mendengarkan!”

Ya. Priyo ingat istrinya ada mengatakan itu saat dirinya memeluk Azmi. Ia merasa bersalah.

“Maafkan aku, Mi.”

Azmi tak ada menjawab. Ia memilih untuk memejamkan matanya sambil merapatkan selimutnya. Jika ia buka mulut, mereka akan berakhir berdebat lagi.

Sampai keesokan paginya, Azmi bangun lebih dulu dan menyiapkan sarapan serta bekal untuk suaminya. Tetapi Azmi berangkat lebih dulu karena Raika menjemputnya. Priyo tak banyak protes, ia tahu istrinya masih belum bisa memaafkannya.

Di tempat kerja, Priyo tak ada kesempatan untuk menemui Azmi karena istrinya sedang ada pekerjaan di luar bersama Budi dan Pak Suwito. Mereka sedang menghadiri pertemuan dengan vendor baru yang menerima oli dan baterai bekas.

“Mi, kamu tidak seperti yang mereka katakan. Memangnya kenapa bisa ada skandal seperti itu?” Tanya Budi yang membawa Azmi kembali ke tempat kerja.

“Aku tidak tahu, Mas.”

“Yang memelukmu Priyo?” Azmi mengangguk.

“Apa tanggapannya?”

“Dia juga tidak percaya, karena dia yang memelukku, Mas.” Bohong Azmi.

Ia tidak mungkin mengatakan jika suaminya marah kepada Budi. Itu sama saja ia membuka aib rumah tangganya.

“Baguslah, kalau begitu. Aku kura dia akan marah. Dilihat dari kebiasaannya, sepertinya Priyo berbeda dengan kita dalam syariat karena dia melaksanakan sholat Jumat tidak di mushola bersama yang lain melainkan di mushola milik KTR.”

“Aku tidak tahu, Mas. Selama ini Mas Priyo sering sholat berjamaah ke masjid tetapi tidak mengizinkanku untuk ikut.”

“Entahlah, Mi. Aku juga tidak paham. Yang penting, apa yang sudah menjadi keyakinanmu itulah yang kamu pegang.” Azmi mengangguk.

Sampai ditempat kerja, Azmi menyelesaikan input data yang sempat tertunda. Ia tak ada keluar dari ruangan sampai waktu pulang. Azmi ikut bus office sehingga tidak bertemu dengan Priyo yang naik bus plan.

Tidak seperti biasa, Azmi tidak mengerjakan pekerjaan rumah. Setelah mandi ia merebahkan tubuhnya dan terlelap. Saat Priyo pulang, ia melihat Azmi yang terlelap tidak berkomentar. Ia justru melakukan pekerjaan yang biasanya dilakukan Azmi. Tetapi untuk makan malam, Priyo hanya bisa memasak nasi di ricecooker dan membeli lauk di luar.

“Kamu sudah bangun? Aku membeli tongseng ayam, ayo kita makan!” Kata Priyo yang baru saja kembali.

Azmi yang masih duduk diruang tamu hanya diam. Priyo keluar membawa 2 piring nasi dan mangkuk tongseng.

“Ayo makan! Kamu bisa lanjut tidur lagi setelah makan.”

“Iya, Mas.” Jawab Azmi yang kemudian memakan bagiannya.

“Aku saja!”

Priyo mengambil piring dari tangan Azmi dan membawanya ke dapur untuk dicuci. Azmi tidak banyak berkomentar, ia masuk ke dalam kamar. Ia sedang mendapatkan tamu bulanan, sehingga tidak melaksanakan sholat. Ia ingin kembali tidur tetapi tidak bisa. Ia akhirnya membuka ponselnya dan berbalas pesan dengan Egi.

Egi: Kapan kerumah?

Azmi; Belum tahu. Pekerjaanku sangat banyak.

Egi: Minggu ke sini, aku mau masak spagetty dan pizza. Awas tidak ke sini!

Azmi: Aku usahakan. Apa ada drama yang bagus untuk ditonton?

Egi: Tumben?

Azmi: Sedang ingin menonton.

Egi: Ada drama tentang pembulian, perdukunan, perselingkuhan, politik, mau yang mana?

Azmi: Yang ringan saja.

Egi: Masa Muda Yang Bersemi.

Azmi: Terimakasih.

Azmi keluar dari aplikasi pesan dan masuk kedalam aplikasi video untuk mencari judul yang disebutkan Egi. Ia mulai membukanya dan menonton. Melihat hal tersebut, Priyo duduk disamping Azmi.

“Mi.. Maafkan aku..” Azmi yang menggunakan earbud tidak mendengar.

“Mi..” Priyo memegang lengan Azmi.

“Iya, Mas.” Azmi yang terkejut, duduk dan melepaskan earbudnya.

“Maaf, apa aku mengejutkanmu?”

“Tidak. Aku tak mendengarmu karena ini.” Priyo melihat earbud ditangan Azmi.

“Maafkan aku. Aku akan memperbaiki sikapku. Kamu tidak salah, aku yang terlalu berpikiran sempit tanpa ingin mendengarkan penjelasanmu.”

”Tak apa, Mas. Aku sudah memaafkannya.”

“Kalau kamu ingin marah, kamu bisa melakukannya.” Azmi menggeleng.

“Untuk apa, Mas? Yang penting kamu sudah tidak memojokkanku, aku tak masalah.”

Priyo merasa tersentil dengan ucapan Azmi, tetapi ia masih tidak merasakan. Ia tersenyum dan meninggalkan Azmi agar bisa melanjutkan tontonannya. Sementara Azmi merasakan kekecewaan. Seorang istri, selama 2 bulan ini hanya begitu saja. Tidak ada kata-kata sayang, sentuhan, bahkan mereka belum berhubungan. Azmi menatap nanar kepergian suaminya.

“Woy Bro! Bagaiamana rasanya menikah? Apakah kalian mendaki setiap hari? Kapan aku akan mendengar kabar gembira?” Tanya teman Priyo diujung panggilan.

“Aku menghubungimu justru karena itu.”

“Apa? Apa kamu tidak kuat mendaki bersama?”

“Bukan, aku belum bisa mendaki. Apa aku ada kelainan?”

“Maksudmu? Kamu belum mendaki selama 2 bulan ini?” Priyo tidak menjawab.

“Gila! Kamu benar-benar gila!”

“Hey!”

“Jangan marah! Kamu memang gila! Apa kamu tidak berpikir istrimu akan kesepian? Kalian menikah untuk apa kalau bukan untuk berhubungan secara halal? Dan sekarang kamu bilang kamu tidak bisa mendaki? Bullshit!”

“Aku tak bisa melakukannya.”

“Kamu benar-benar tidak bisa?”

“Ya. Untuk apa aku bertanya jika aku bisa!”

“Periksakan dirimu ke dokter sana! Aku sungguh merasa kasihan dengan istrimu yang cantik.”

“Tolong temani aku, Bei.”

“Baiklah! Libur besok kita ke Tanah Grogot. Kita ke dokter spesialis andrologi.” Priyo setuju dan mengakhiri panggilan.

Ia kembali ke kamar dan menemukan Azmi masih dengan tontonannya.

“Mi. Libur ini aku ada urusan di Grogot. Jika kamu tidak keberatan, kamu bisa menginap dirumah orang tuamu. Aku akan mengantarkanmu besok.” Kata Priyo yang melihat telinga kanan Azmi tanpa earbud.

“Urusan apa, Mas?”

“Ada urusan dengan Abei.”

“Apa aku tidak boleh ikut?”

“Tidak. Kami hanya berdua saja ke Grogot.”

“Baiklah.”

Azmi merasakan antara kecewa dan bahagia. Kecewa, suaminya tidak mengajaknya dan bahagia karena ia bisa menginap di rumah orang tuanya. Tetapi Azmi menutupi ekspresi dengan kembali menonton walaupun otaknya sedang tidak fokus. Priyo merebahkan tubuhnya disamping Azmi tanpa ada keinginan untuk menjamah ataupun memeluk istrinya. Keduanya berakhir tidur di ranjang yang sama dengan saling memunggungi.

Terpopuler

Comments

indy

indy

Ternyata priyo gak bisa mendaki, bukan karena prinsip

2024-12-30

1

lihat semua
Episodes
1 1. Melamar Kerja
2 2. Tukang Fotokopi
3 3. Dasar Sampah!
4 4. Telat
5 5. Asisten Admin
6 6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7 7. Hari Minggu
8 8. Bully
9 9. Membuat Laporan
10 10. Dikunci
11 11. Keputusan
12 12. Menikah
13 13. Hambar
14 14. Wedang Jahe
15 15. Mempertanyakan
16 16. Selingkuh?
17 17. Tidak Bisa Mendaki
18 18. Memasrahkan Diri
19 19. Aku Resmi Janda
20 20. Promosi
21 21. Acara
22 22. Sampai Bersih
23 23. Tidak Baik-baik Saja
24 24. Induksi
25 25. Bakso
26 26. Siapa yang Janda?
27 27. Permanen
28 28. Kosong?
29 29. Jangan Memendamnya
30 30. Training
31 31. Penilaian
32 32. Bukan Azmi
33 33. Sakit
34 34. Obrolan
35 35. Aku Sudah Tahu
36 36. Fuel and Oil
37 37. Sounding
38 38. Seperti Berkencan
39 39. Tuntas Malam Ini
40 40. Mencoba
41 41. Mengantar
42 42. Serius
43 43. Pulang Sekarang!
44 44. Tidak.
45 45. Calon Mantu
46 46. Yoga!
47 47. Bisakah Kita Bicara?
48 48. Ponsel Tertinggal
49 49. Makan-makan
50 50. Yes!
51 51. Menyamakan Cuti
52 52. Simpan atau Jual
53 53. Doni
54 54. Mentraktir
55 55. Kamar yang Sama
56 56. Pakaian Couple
57 57. CCTV
58 58. Percayalah
59 59. Persiapan
60 60. Mempercepat
61 61. Kesal
62 62. Kedua Kalinya Menikah
63 63. Ayah Azmi
64 64. Rumah
65 65. ACC
66 66. Pindah Rumah
67 67. Buka Puasa
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Melamar Kerja
2
2. Tukang Fotokopi
3
3. Dasar Sampah!
4
4. Telat
5
5. Asisten Admin
6
6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7
7. Hari Minggu
8
8. Bully
9
9. Membuat Laporan
10
10. Dikunci
11
11. Keputusan
12
12. Menikah
13
13. Hambar
14
14. Wedang Jahe
15
15. Mempertanyakan
16
16. Selingkuh?
17
17. Tidak Bisa Mendaki
18
18. Memasrahkan Diri
19
19. Aku Resmi Janda
20
20. Promosi
21
21. Acara
22
22. Sampai Bersih
23
23. Tidak Baik-baik Saja
24
24. Induksi
25
25. Bakso
26
26. Siapa yang Janda?
27
27. Permanen
28
28. Kosong?
29
29. Jangan Memendamnya
30
30. Training
31
31. Penilaian
32
32. Bukan Azmi
33
33. Sakit
34
34. Obrolan
35
35. Aku Sudah Tahu
36
36. Fuel and Oil
37
37. Sounding
38
38. Seperti Berkencan
39
39. Tuntas Malam Ini
40
40. Mencoba
41
41. Mengantar
42
42. Serius
43
43. Pulang Sekarang!
44
44. Tidak.
45
45. Calon Mantu
46
46. Yoga!
47
47. Bisakah Kita Bicara?
48
48. Ponsel Tertinggal
49
49. Makan-makan
50
50. Yes!
51
51. Menyamakan Cuti
52
52. Simpan atau Jual
53
53. Doni
54
54. Mentraktir
55
55. Kamar yang Sama
56
56. Pakaian Couple
57
57. CCTV
58
58. Percayalah
59
59. Persiapan
60
60. Mempercepat
61
61. Kesal
62
62. Kedua Kalinya Menikah
63
63. Ayah Azmi
64
64. Rumah
65
65. ACC
66
66. Pindah Rumah
67
67. Buka Puasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!