14. Wedang Jahe

“Mau kamu bawa semua?” Tanya Ibu Azmi saat melihat banyaknya kado yang dibuka.

“Tidak, Bu. Biarkan saja disini. Nanti Azmi susun di lemari. Kalau ada barang yang ibu perlukan, pakai saja.” Jawab Azmi yang masih membuka kado bersama Egi yang bertugas mencatat nama pemberi kado dan isi.

Catatan itu nanti bisa ia gunakan sebagai patokan barang apa yang layak untuk memberikan kado kepada pemberi.

“Aman saja.”

2 jam lamanya Azmi membuka kado bersama Egi. Sekitar pukul 5 sore, Priyo datang menjemputnya. Keinginan Priyo untuk langsung membawa Azmi pulang, harus ia urungkan karena kedua mertuanya mengajaknya untuk makan malam bersama.

Makan malam terlihat berbeda karena Ayah Azmi dan Priyo membahas pekerjaan. Sampai selesai makan, mereka masih saja mengobrol sampai Azmi yang menunggunya mengantuk. Priyo yang melihat jam tangannya sudah menunjukkan pukul 9 malam, bermaksud berpamitan tetapi Ibu Azmi memintanya untuk menginap karena Azmi tertidur dikamarnya.

“Tapi besok saya sudah masuk kerja, Pak, Bu.”

“Tidak apa. Habis subuh pulang, masih sempat.”

Mau tak mau, Priyo mengalah. Ia pamit masuk kedalam kamar. Kamar Azmi, kamar yang hanya sekilas ia lihat saat hari pernikahan. Kini dirinya baru memperhatikan secara detail. Tempat tidur lesehan, lemari pakaian 2 pintu menyambung meja rias, meja belajar untuk lesehan, rak berisi buku dan koleksi boneka. Tertata rapi dan terlihat luas walaupun ukurannya tak jauh berbeda dengan kamar yang ada dirumahnya.

Azmi masih berpakaian lengkap meringkuk di tempat tidur. Priyo membenarkan posisi Azmi dan tidur di sampingnya. Dilihatnya wajah Azmi. Satu kesan yang tersirat adalah manis. Azmi memiliki kulit sawo matang, dengan bibir sedikit tebal, hidung sedang tidak pesek dan bulu mata yang lentik. Lipstik yang digunakannya tidak mencolok, melainkan pas.

“Kenapa aku masih belum bisa menggaulimu? Padahal kamu terlihat menggoda.” Gumam Priyo yang melihat postur tubuh Azmi.

Postur tubuh dengan bentuk pinggang yang lebar, sedikit berisi terlihat montok.

“Mungkin dengan kita menyamakan prinsip, lama-lama kita akan bisa memenuhi pernikahan ini sepenuhnya.” Priyo ikut memejamkan matanya setelah mengusap pipi Azmi dengan lembut.

Keesokan harinya, mereka bangun sebelum adzan subuh berkumandang dan segera kembali ke rumah. Sampai dirumah, mereka segera melaksanakan sholat subuh. Sembari menunggu suaminya selesai mandi, Azmi membuatkan sarapan berupa roti bakar dengan isian sayur, sosis goreng dan telur ceplok. Ia juga membuat kopi untuk Priyo.

“Aku tidak sempat sarapan, bawa bekal saja.”

Azmi mengangguk dan segera mencari kotak bekal yang bisa digunakan. Selain itu ia juga memasukkan kopi kedalam vacuum flask dan memasukkannya kedalam tas kerja suaminya.

“Aku berangkat, dulu. Jangan keluar rumah tanpa seizin ku!”

“Iya, Mas. Hati-hati di jalan!”

“Ya, kunci pintunya!”

Priyo meninggalkan rumah dengan berjalan kaki karena ia tinggal keluar gang untuk sampai di tempat penjemputan bis. Azmi mengunci pintunya sesuai perintah Priyo dan mulai membersihkan rumah. Ia juga sarapan roti yang sama dengan yang ia bawakan suaminya. Setelah semua pekerjaan selesai, Azmi mulai membuka salah satu aplikasi untuk belajar memasak. Banyak pilihan masakan untuk pemula disana. Salah satunya adalah pertumisan, goreng-gorengan dan ayam ungkep.

Azmi sudah membeli beberapa bahan kemarin, kadi ia mulai mempraktikkan apa yang dilihatnya dengan mengikuti semua instruksi. Tetapi karena ia tidak memperhatikan besar api, tumisan bawangnya cepat gosong membuatnya panik.

“Aww!”

Niat hati ingin mematikan kompor, tetapi ia malah memegang wajan panas. Segera Azmi mematikan kompor dengan tangan kiri dan mendinginkan tangannya dengan air keran wastafel.

“Sakit sekali!” Keluh Azmi yang merasakan jari telunjuk dan tengahnya nyeri.

Azmi mencoba mencari kotak P3K, tetapi ia tidak menemukannya. Ia hanya bisa menggunakan pasta gigi untuk meredakan rasa panas di jarinya. Setelah merasa lebih baik, Azmi membersihkan wajan yang berisi bawang gosong dan memulai kembali latihan memasaknya.

“Api dikecilkan, eh koc mati!” Azmi bermonolog.

“Kecilkan sedikit. Apa segini sudah pas? Coba dulu.”

Kembali Azmi mencoba memuat tulis kacang panjang. Jika di percobaan pertama gosong, di percobaan kedua rasanya sangat asin. Sepertinya takaran garan dan kaldunya terlalu banyak. Di percobaannya yang ketiga, barulah Azmi bisa mendapatkan rasa yang sesuai di lidahnya. Azmi lanjut membuat tempe mendoan. Untuk ini, Azmi lolos dalam sekali coba. Menu itulah yang ia makan untuk makan siang.

Di sore hari, untuk menyambut suaminya yang pulang pukul 7, Azmi membuat tumis yang telah ia praktekkan dan tempe goreng tepung, ia juga membuat telur dadar dengan daun bawang yang sudah biasa ia buat.

“Kamu masak sendiri?” Tanya Priyo saat mencoba masakan Azmi.

“Iya, Mas. Bagaimana? Apa tidak enak?”

“Lumayan. Tapi lain kali matangkan lagi kacangnya. Ini masih setengah matang.”

“Iya, Mas.” Azmi tersenyum.

Jika diperhatikan, ada yang berbeda dari istrinya. Azmi sudah berani mengenakan dress selutut di rumah. Ia tidak mempermasalahkannya karena hanya ia yang bisa melihatnya. Itu artinya Azmi sudah berani terbuka kepadanya. Setelah makan, mereka melaksanakan sholat isya’ berjamaah.

Priyo yang membawa pulang pekerjaannya kembali berkutat dengan laptop, membiarkan Azmi bingung harus melakukan apa. Azmi akhirnya memutuskan untuk tidur. Ia sudah terbiasa tidur lebih cepat 10 hari ini. Apalagi besok ia juga sudah mulai bekerja.

“Mi..” Priyo membangunkan Azmi.

“Iya, Mas.” Jawab Azmi dengan suara parau.

“Bisa minta tolong buatkan wedang jahe? Perutku rasanya tak nyaman.”

“Baik, Mas.”

Priyo duduk bersandar di tempat tidur. Sementara itu Azmi yang masih setengah mengantuk mencuci mukanya dan melihat jam di ponsel yang menunjukkan pukul 11.30 malam. Berbekal video, Azmi membuat wedang jahe. Sayangnya tidak ada gula merah, sehingga ia menggunakan gula pasir.

“Ini, Mas. Pelan-pelan, masih panas.” Azmi menyerahkan cangkir berlepek dan sendok teh.

“Terima kasih.”

Azmi menunggu sampai Priyo selesai, baru menerima cangkir kosong dan membawanya ke belakang. Saat ia kembali, suaminya sudah terlelap. Perlahan Azmi memutar kipas agar mengarah ke dinding, lalu membenarkan selimut Priyo, baru Azmi melanjutkan tidurnya. Tetapi saat ia baru saja akan merebahkan tubuh, Priyo menarik tubuhnya sehingga kehilangan keseimbangan hingga menabrak tubuh suaminya.

“Mas..”

“Mas..”

Tidak ada jawaban, yang ada nafas teratur terdengar di telinganya. Azmi mencoba lepas, tetapi tidak bisa. Ia pasrah dan memejamkan matanya. Lagipula Priyo adalah suaminya yang sudah halal untuknya. Tanpa tahu, jika sebenarnya Priyo terbangun saat Azmi memasangkan selimut untuknya. Priyo tersenyum dengan kepolosan istrinya.

Terpopuler

Comments

indy

indy

lanjut kakak

2024-12-26

1

lihat semua
Episodes
1 1. Melamar Kerja
2 2. Tukang Fotokopi
3 3. Dasar Sampah!
4 4. Telat
5 5. Asisten Admin
6 6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7 7. Hari Minggu
8 8. Bully
9 9. Membuat Laporan
10 10. Dikunci
11 11. Keputusan
12 12. Menikah
13 13. Hambar
14 14. Wedang Jahe
15 15. Mempertanyakan
16 16. Selingkuh?
17 17. Tidak Bisa Mendaki
18 18. Memasrahkan Diri
19 19. Aku Resmi Janda
20 20. Promosi
21 21. Acara
22 22. Sampai Bersih
23 23. Tidak Baik-baik Saja
24 24. Induksi
25 25. Bakso
26 26. Siapa yang Janda?
27 27. Permanen
28 28. Kosong?
29 29. Jangan Memendamnya
30 30. Training
31 31. Penilaian
32 32. Bukan Azmi
33 33. Sakit
34 34. Obrolan
35 35. Aku Sudah Tahu
36 36. Fuel and Oil
37 37. Sounding
38 38. Seperti Berkencan
39 39. Tuntas Malam Ini
40 40. Mencoba
41 41. Mengantar
42 42. Serius
43 43. Pulang Sekarang!
44 44. Tidak.
45 45. Calon Mantu
46 46. Yoga!
47 47. Bisakah Kita Bicara?
48 48. Ponsel Tertinggal
49 49. Makan-makan
50 50. Yes!
51 51. Menyamakan Cuti
52 52. Simpan atau Jual
53 53. Doni
54 54. Mentraktir
55 55. Kamar yang Sama
56 56. Pakaian Couple
57 57. CCTV
58 58. Percayalah
59 59. Persiapan
60 60. Mempercepat
61 61. Kesal
62 62. Kedua Kalinya Menikah
63 63. Ayah Azmi
64 64. Rumah
65 65. ACC
66 66. Pindah Rumah
67 67. Buka Puasa
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Melamar Kerja
2
2. Tukang Fotokopi
3
3. Dasar Sampah!
4
4. Telat
5
5. Asisten Admin
6
6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7
7. Hari Minggu
8
8. Bully
9
9. Membuat Laporan
10
10. Dikunci
11
11. Keputusan
12
12. Menikah
13
13. Hambar
14
14. Wedang Jahe
15
15. Mempertanyakan
16
16. Selingkuh?
17
17. Tidak Bisa Mendaki
18
18. Memasrahkan Diri
19
19. Aku Resmi Janda
20
20. Promosi
21
21. Acara
22
22. Sampai Bersih
23
23. Tidak Baik-baik Saja
24
24. Induksi
25
25. Bakso
26
26. Siapa yang Janda?
27
27. Permanen
28
28. Kosong?
29
29. Jangan Memendamnya
30
30. Training
31
31. Penilaian
32
32. Bukan Azmi
33
33. Sakit
34
34. Obrolan
35
35. Aku Sudah Tahu
36
36. Fuel and Oil
37
37. Sounding
38
38. Seperti Berkencan
39
39. Tuntas Malam Ini
40
40. Mencoba
41
41. Mengantar
42
42. Serius
43
43. Pulang Sekarang!
44
44. Tidak.
45
45. Calon Mantu
46
46. Yoga!
47
47. Bisakah Kita Bicara?
48
48. Ponsel Tertinggal
49
49. Makan-makan
50
50. Yes!
51
51. Menyamakan Cuti
52
52. Simpan atau Jual
53
53. Doni
54
54. Mentraktir
55
55. Kamar yang Sama
56
56. Pakaian Couple
57
57. CCTV
58
58. Percayalah
59
59. Persiapan
60
60. Mempercepat
61
61. Kesal
62
62. Kedua Kalinya Menikah
63
63. Ayah Azmi
64
64. Rumah
65
65. ACC
66
66. Pindah Rumah
67
67. Buka Puasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!