12. Menikah

“Terima kasih sudah datang.” Kata Selfi sambil menangis.

Ia tidak menyangka semua temannya datang merayakan hari pernikahannya. Padahal sebelum mereka tidak ada menjawab akan hadir, tetapi ia tetap mengirimkan kain seragam kepada mereka.

“Kalian tidak terpaksa kan?”

“Tentu saja tidak! Kalau terpaksa, untuk apa kami mengeluarkan uang jahit baju?” Sarkas Raika.

“Ish!” Tasya menimpuk kepala Raika dengan dompetnya.

“Ngajak ribut?” Raika tidak terima.

“Kamu tidak lihat wajah pengantinnya menjadi jelek seperti itu? Jangan menambahnya, bisa-bisa luntur itu makeup dari subuh!”

“Sudah-sudah. Acara akan segera dimulai, ayo kita keluar menyambut tamu!” Ajak Azmi agar teman-temannya tidak berkelahi.

Mereka membubarkan diri dan meninggalkan Selfi yang masih belum waktunya keluar. Segera setelah mereka berada di posisi, pembawa acara mulai memandu acara. Mulai dari permohonan izin dari kedua mempelai, akad, kirab pengantin, prosesi foto, pemotongan kue pernikahan, pelemparan bunga sampai hiburan diselingi pengundian doorprize. Seluruh rangkaian acara berjalan dengan lancar sampai acara penutupan di pukul 5 sore.

“Azmy, kapan undangannya?” Tanya Selfi saat semua tamu sudah bubar.

“Secepatnya.”

“Hah?” Semua orang tercengang dengan jawaban Azmi.

Selfi hanya bercanda saat bertanya karena Azmi yang menangkap bunganya. Ia mengira Azmi tidak akan menjawabnya karena mengingat sifat Azmi yang sedikit tertutup dibandingkan yang lain.

“Benarkah?” Tanya Raika tidak percaya, tetapi Azmi menganggukkan kepalanya.

“Kenapa aku tidak tahu? Kapan lamarannya?”

“Malam minggu kemarin.” Semuanya menganga mendengarnya.

Segera Azmi diberondong pertanyaan tentang siapa dan bagaimana bisa ia menikah dadakan. Azmi menjawab semuanya dengan jujur, tetapi ia menutupi kenyataan jika dirinya masih ragu.

“Ah.. so sweet sekali.” Kata Tasya dan Selfi.

“Aku kagum dengan sikap sat-setnya!” Puji Aidil, berbeda dengan Rama yang hanya diam.

“Aku jadi curiga dengan sikap sat-setnya!” Raika bersendekap tangan.

“Kenapa bisa begitu? Itu namanya romantis! Tidak mau pacaran, pacarannya halal setelah menikah.” Kata Tasya tidak setuju.

“Jangan-jangan ada masalah dengan otaknya! Laki-laki sekarang mana ada yang tidak melihat perempuan dari bawah sampai atas?”

Untuk kenyataan satu ini, teman-temannya tidak bisa mengelak karena mereka mengakuinya. Bahkan Selfi yang sudah resmi menikah saja perlu berganti pacar sampai 3 kali untuk bisa berkomitmen.

“Kalian tidak bisa menjawab, kan? Kamu bagaimana, Azmi?”

“Bagaimana, apanya?”

“Menurutmu, apakah dia laki-laki yang baik? Tidak ada niat buruk atau hanya membuatmu menjadi istrinya untuk dijadikan tameng.”

“Dia laki-laki baik.” Jawab Azmi singkat.

Setidaknya itu yang ia tahu, karena selama mengenal Priyo ia hanya beberapa kali bertemu dan sikapnya menghormatinya.

“Baik saja belum bisa jadi ukuran untuk seorang imam!”

”Sudahlah, Raika! Kasihan Azmi kalau kamu terus memojokkannya.” Kata Aidil.

“Aidil, benar. Apapun keputusan Azmi, kita harus mendukungnya sebagai teman.” Kata Selfi.

“Iya!” Tasya dan Rama mengangguk.

Azmi tersenyum teman-temannya mendukung, tetapi ia melihat Raika masih tidak puas dengan jawabannya. Selama ini Raika yang paling dekat dengannya, jadi wajar baginya untuk mengkhawatirkan Azmi.

Mereka akhirnya berpamitan karena sudah maghrib. Mereka kembali ke rumah masing-masing agar tidak mengganggu malam pengganti Selfi dengan suaminya, Randi.

Sampai di rumah, Azmi membersihkan tubuhnya dan makan malam bersama keluarganya setelah melaksanakan sholat.

...****************...

Dalam kedipan mata, hari pernikahan Azmi sudah didepan mata. Ia sudah mulai cuti 3 hari sebelum pernikahannya dan hari ini adalah hari yang menentukan. Mulai dari pukul 3 pagi, rumah Azmi sudah dipenuhi beberapa saudara dan orang-orang yang datang untuk membantu. Tetapi karena semuanya sudah memesan dari catering, tak banyak yang mereka lakukan termasuk Azmi yang sedari tadi dikamarnya untuk makeup.

Semakin hari, keraguannya bukannya hilang tetapi justru semakin membuatnya gugup. Kemarin Priyo kemari untuk breafing keseluruhan acara dengan keluarganya dan juga keluarga Azmi. Priyo juga sempat berbicara berdua dengan Azmi, membahas mahar yang akan diberikan. Azmi tidak meminta, jadi ia serahkan nominalnya kepada Priyo sepenuhnya.

Pukul 6 pagi, pihak catering datang dan segera bersiap. Pukul 8 pagi acara resmi dimulai. Seluruh tamu undangan dengan hikmat menyaksikan akad kedua mempelai. Saksi dari pihak Priyo adalah Pamannya karena ia yatim piatu. Sementara dari pihak Azmi, saksinya adalah tetangga yang ada disebelah rumah yang sudah seperti keluarga dan Ayah Azmi menikahkan sendiri anaknya.

“Saya nikahkan kamu, dengan anak saya yang bernama Ashfa Zaina Azmi binti Maryata dengan mas kawin sebentar 500 ribu rupiah dan 5 gram cincin emas, dibayar tunai!”

“Saya terima nikah dan kawinnya Ashfa Zaina Azmi dengan maskawin tersebut, tunai!”

“Saksi sah?”

“Sah!”

“Alhamdulillah..” seru semua tamu undangan.

Teman-teman Azmi menitikkan air mata mereka. Walaupun Raika masih tidak yakin dengan pernikahan Azmi, ia mencoba sebaik mungkin untuk mendukung temannya. Begitu juga dengan Rama yang merasakan patah hati, ia menyembunyikannya dengan mengulas senyum.

Acara Azmi tidak dipandu oleh pembawa acara, sehingga setelah akad, semua tamu makan dan naik ke panggung untuk berfoto dengan pengantin dan memberikan ucapan selamat.

Acara selesai di pukul 2 siang. Teman-teman Azmi adalah tamu terakhir yang tetap tinggal sampai Azmi selesai mengganti pakaiannya. Mereka memberikan kado untuk Azmi dan memeluknya. Mereka mencurahkan perasaan bahagian mereka dan ucapan selamat atas pernikahan Azmi.

“Terima kasih. Aku sudah menyiapkan hadiah untuk kalian.” Kata Azmi yang pergi ke kamar mengambil hadiah untuk teman-temannya.

“Maaf, tak aku tak banyak persiapan seperti Selfi. Jadi aku hanya memberikan ini untuk kalian.” Azmi membagikan hadiah untuk teman-temannya.

“Kamu yang menikah harusnya yang menerima kado, kenapa malah memberikan kami hadiah?” Azmi hanya tersenyum.

Jika saja ia memilik banyak waktu dalam persiapan, mungkin ia akan membeli kain untuk teman-temannya. Tetapi ia tak punya cukup waktu, sehingga ia hanya bisa membelikan tema-temannya kenang-kenangan. Hijab untuk teman wanita dan sapu tangan untuk teman laki-lakinya yang telah ia bordir kan nama mereka disana.

Setelah itu, mereka berpamitan karena merasa tidak nyaman dengan tatapan Priyo yang seolah meminta mereka untuk segera pulang.

“Itu teman-teman kamu?” Tanya Priyo saat keduanya ada di kamar.

“Iya, Mas. Maafkan mereka kalau menyinggungmu. Mereka sebenarnya baik, hanya saja sikapnya terlalu berlebihan terkadang.”

“Tak apa. Hanya saja aku tak nyaman kamu berteman dengan mereka yang bar-bar. Bertolak belakang denganmu.” Azmi hanya diam tidak menjawab.

“Malam ini kita kerumah. Kamu siapkan apa yang kamu bawa.”

“Malam ini, Mas? Apa tidak tunggu besok saja?”

“Malam ini saja. Besok aku ada urusan.”

“Baiklah, Mas.” Azmi menurut dan mengemasi pakaian yang akan ia bawa.

Ia juga membuka semua seserahan dan memasukkannya jadi satu kedalam tas agar mudah dibawa. Kado yang menumpuk, ia susun di kamarnya. Ia akan kembali besok untuk membukanya. Begitu pikir Azmi.

Episodes
1 1. Melamar Kerja
2 2. Tukang Fotokopi
3 3. Dasar Sampah!
4 4. Telat
5 5. Asisten Admin
6 6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7 7. Hari Minggu
8 8. Bully
9 9. Membuat Laporan
10 10. Dikunci
11 11. Keputusan
12 12. Menikah
13 13. Hambar
14 14. Wedang Jahe
15 15. Mempertanyakan
16 16. Selingkuh?
17 17. Tidak Bisa Mendaki
18 18. Memasrahkan Diri
19 19. Aku Resmi Janda
20 20. Promosi
21 21. Acara
22 22. Sampai Bersih
23 23. Tidak Baik-baik Saja
24 24. Induksi
25 25. Bakso
26 26. Siapa yang Janda?
27 27. Permanen
28 28. Kosong?
29 29. Jangan Memendamnya
30 30. Training
31 31. Penilaian
32 32. Bukan Azmi
33 33. Sakit
34 34. Obrolan
35 35. Aku Sudah Tahu
36 36. Fuel and Oil
37 37. Sounding
38 38. Seperti Berkencan
39 39. Tuntas Malam Ini
40 40. Mencoba
41 41. Mengantar
42 42. Serius
43 43. Pulang Sekarang!
44 44. Tidak.
45 45. Calon Mantu
46 46. Yoga!
47 47. Bisakah Kita Bicara?
48 48. Ponsel Tertinggal
49 49. Makan-makan
50 50. Yes!
51 51. Menyamakan Cuti
52 52. Simpan atau Jual
53 53. Doni
54 54. Mentraktir
55 55. Kamar yang Sama
56 56. Pakaian Couple
57 57. CCTV
58 58. Percayalah
59 59. Persiapan
60 60. Mempercepat
61 61. Kesal
62 62. Kedua Kalinya Menikah
63 63. Ayah Azmi
64 64. Rumah
65 65. ACC
66 66. Pindah Rumah
67 67. Buka Puasa
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Melamar Kerja
2
2. Tukang Fotokopi
3
3. Dasar Sampah!
4
4. Telat
5
5. Asisten Admin
6
6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7
7. Hari Minggu
8
8. Bully
9
9. Membuat Laporan
10
10. Dikunci
11
11. Keputusan
12
12. Menikah
13
13. Hambar
14
14. Wedang Jahe
15
15. Mempertanyakan
16
16. Selingkuh?
17
17. Tidak Bisa Mendaki
18
18. Memasrahkan Diri
19
19. Aku Resmi Janda
20
20. Promosi
21
21. Acara
22
22. Sampai Bersih
23
23. Tidak Baik-baik Saja
24
24. Induksi
25
25. Bakso
26
26. Siapa yang Janda?
27
27. Permanen
28
28. Kosong?
29
29. Jangan Memendamnya
30
30. Training
31
31. Penilaian
32
32. Bukan Azmi
33
33. Sakit
34
34. Obrolan
35
35. Aku Sudah Tahu
36
36. Fuel and Oil
37
37. Sounding
38
38. Seperti Berkencan
39
39. Tuntas Malam Ini
40
40. Mencoba
41
41. Mengantar
42
42. Serius
43
43. Pulang Sekarang!
44
44. Tidak.
45
45. Calon Mantu
46
46. Yoga!
47
47. Bisakah Kita Bicara?
48
48. Ponsel Tertinggal
49
49. Makan-makan
50
50. Yes!
51
51. Menyamakan Cuti
52
52. Simpan atau Jual
53
53. Doni
54
54. Mentraktir
55
55. Kamar yang Sama
56
56. Pakaian Couple
57
57. CCTV
58
58. Percayalah
59
59. Persiapan
60
60. Mempercepat
61
61. Kesal
62
62. Kedua Kalinya Menikah
63
63. Ayah Azmi
64
64. Rumah
65
65. ACC
66
66. Pindah Rumah
67
67. Buka Puasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!