6. Kesalahan Jadi Pengalaman

“Non!” Teriak Budi dari dalam kontainer.

Azmi yang sedang menyusun barang di rak bersama Romi, segera menghampiri Budi.

“Ada apa, Mas?”

“Sepertinya kamu salah order part!” Azmi menajamkan penglihatannya.

Benar! Ia salah. Part-Number yang ia masukkan berbeda dengan yang ada di form order.

“Bagaimana ini, Mas? PM-nya dua hari lagi, kalau pesan ulang tidak akan sempat. Dan bagaimana dengan part yang aku order?” Azmi mulai panik.

“Jangan panik dulu, Non!” Budi mencoba mengakali orderan yang telah tersubmit, tetapi tidak bisa karena sudah dalam pengantaran.

Part yang diorder memiliki nilai yang fantastis, yaitu $1500 dan dikirimkan dari Singapura. Gaji Azmi saja masih dalam masa percobaan. Masih bulan depan ia menjadi karyawan sepenuhnya. Dari mana ia mengganti uang sebanyak itu. Apakah ia harus menggunakan tabungan uang sakunya selama ini?

“Kamu beruntung, Non!” Kata Budi setelah beberapa menit menggerakkan tangannya di keyboard.

“Apa, Mas?” Yang Azmi penuh harap dan was-was.

“Part yang kamu order dibutuhkan unit lain. Tetapi mereka masih belum memasukkan orderan. Dan part yang dibutuhkan kebetulan ada stok di site lain. Kalau mereka mau meminjamkannya, kita tetap buat orderan untuk menggantinya.”

“Yang benar, Mas?”

“Ya. Tapi kamu masih tidak bisa lepas dari amukan Bos!”

“Tak apa. Aku akan mendengarkannya.”

Segera setelah Budi mengatakan hal itu, ada panggilan telepon dari Pak Suwito yang meminta Hanung keruangannya. Tidak ada yang bisa disembunyikan, karena semua sistem melewati pengawasan Kepala Warehouse.

Plak!

Pak Suwito melemparkan map dokumen kearah Azmi yang mengenai pembatas kontainer. Azmi mengeratkan pegangan kedua tangannya dengan mata tertutup. Jantungnya berdetak sangat kencang saat ini.

“Beruntung Budi bisa memainkan trik! Kalau tidak, habis kamu!” Teriak Pak Suwito.

Pak Rudi yang juga ada didalam ruangan memilih diam dan mengerjakan pekerjaannya. Beliau tahu tipe Pak Suwito yang tidak ingin orang lain ikut campur. Jika ia ikut campur, hanya akan membuat posisi Azmi terpojok. Maka diam adalah pilihan terbaik.

“Maaf, Pak.”

“Kata maaf memangnya bisa mengatasinya? Hah!” Pak Suwito menggebrak meja, membuat Azmi terkejut.

“Kamu baru sebulan bergabung sudah membuat masalah seperti ini! Bagaimana bulan berikutnya!”

“Saya akan memperbaikinya, Pak.”

“Hah! Bulan depan kamu jadi karyawan tetap?”

“Iya, Pak.” Jawab Azmi sembari menelan saliva.

“Sampai saat itu, jika kamu membuat kesalahan lagi aku tidak akan menandatangani surat mu. Dan itu artinya kamu tidak akan bisa menjadi karyawan tetap!” Azmi menunduk.

Ia tahu kesalahannya, ia hanya bisa menerima nasib.

“Kembali bekerja!” Azmi mengangguk dan membungkukkan tubuhnya sebelum keluar dari ruangan.

Azmi ingin menangis, tetapi tidak bisa. Ia tidak ingin terlihat lemah saat ini. Dengan langkah gontai ia kembali ke ruangan.

“Tak apa, Non! Manusia tempatnya salah, apalagi kamu masih baru.” Kata Budi.

“Iya. Aku dulu juga pernah salah order solar.” Kata Romi.

“Bos Suwito memang seperti itu. Kamu harus mental baja kalau menghadapinya.” Kata Ipit.

“Tetap semangat, Non!” Budi menepuk bahu Azmi.

Sejak kejadian pagi itu, Azmi bekerja seperti mendapat tekanan besar. Ia mengulang setiap data yang ia input sampai beberapa kali untuk memastikan part-Number atau angka yang ia masukkan sesuai.

“Kenapa wajah mu terlihat lelah?” Tanya seorang mekanik, Priyo.

“Benarkah? Sepertinya karena banyak pekerjaan, Mas.” Jawab Azmi sembari menyiapkan orderan part yang diminta.

“Jangan memaksakan diri! Kesehatan itu mahal.”

“Ya.” Jawab Azmi datar.

Setelah semua orderan terkumpul, Azmi menandatangani form order dan menyimpannya di mejanya.

Seminggu berjalan. Azmi masih tidak bisa merilekskan dirinya di pekerjaan. Melihat hal itu, Pak Rudi akhirnya buka suara.

“Mi, jangan tegang seperti itu! Yang ada kamu akan tumbang! Anggaplah kesalahan yang kamu buat sebagai pelajaran agar tidak membuat kesalahan yang sama, bukan menjadi seperti sekarang. Kamu itu bekerja disini tidak hanya sebentar, bisa saja setahun, dua tahun atau bahkan lebih lama. Kamu harus bisa menyesuaikan diri!”

“Tapi saya takut melakukan kesalahan lagi, Pak.”

“Jangan takut melakukan kesalahan, karena semakin kamu takut maka kamu akan dihantui kesalah itu terus menerus. Jadilah apa adanya kamu dan berusahalah yang terbaik!” Azmi mengangguk.

Sebenarnya ia juga lelah. Selama seminggu ini mengulang pekerjaannya beberapa kali hanya untuk memastikan tidak ada kesalahan. Azmi menata ulang pikirannya. Apa yang dikatakan Pak Rudi ada benarnya. Ia harus lebih fleksibel dalam menghadapi pekerjaannya dan menjadikan kesalahannya sebagai pengalaman. Setelah mengambil nafas panjang, Azmi menemukan kembali semangatnya.

Saat pulang kerumah, kedua orang tua Azmi bisa menebak mood anak mereka sedang baik. Mereka merasa khawatir seminggu ini karena Azmi tak begitu berselera makan bahkan didepan makanan kesukaannya, coto Makassar.

Makan malam kembali bergairah seperti biasanya karena Azmi telah berselera makan. Sampai-sampai berebut lauk dengan sang adik.

“Apa masalah dikerjakan sudah teratasi?” Tanya Ayah Azmi saat mereka menonton TV bersama.

Azmi ragu untuk menjawabnya.

“Ayah juga pernah bekerja. Jangan kira Ayah tidak tahu kamu sednag ada masalah!” Kata Ayah Azmi yang melihat putrinya tidak ingin jujur.

Azmi akhirnya menceritakan apa yang ia lalui di tempat kerjanya kepada keluarganya. Dari sana ia tahu ternyata kedua orang tuanya mengkhawatirkan dirinya.

“Ingat, Nak. Jadikan kesalahan yang kamu buat menjadi pengalaman. Itu yang akan membuat mentalmu semakin kuat nantinya.” pesan Ayah Azmi.

“Iya, Ayah.” Azmi menganggukkan kepalanya dengan mantap.

Ia sudah memutuskan untuk bekerja agar tidak merepotkan kedua orang tuanya. Maka ia akan menghadapinya dengan sekuat tenaga. Dunia kerja yang kejam akan ia anggap sebagai pengasah mentalnya.

Selesai melaksanakan sholat isya’, Azmi membuka ponselnya dan membalas beberapa pesan yang menunggunya. Beberapa dari teman-temannya dan beberapa dari nomor tidak dikenal. Sejak bekerja, ia sering mendapatkan pesan dari nomor yang tidak dikenal. Baik itu yang mengajaknya berkenalan atau hanya mengganggunya. Mungkin orang-orang mendapatkan nomornya dari tempatnya bekerja.

“Sibuk sekali sampai kamu tidak menghubungiku beberapa hari ini!” Seru Raika saat Azmi mengangkat teleponnya.

“Memang sibuk. Kamu sendiri bagaimana?”

“Ah! Jangan kau tanyakan! Aku memiliki atasan yang sangat menyebalkan! Berapa banyak aku merevisi laporan, ujung-ujungnya laporan awal yang digunakannya!”

“Kalau kamu sudah tahu, berarti tidak usah revisi.”

“Aku maunya seperti itu! Tetapi dia tahu kalau aku tidak revisi. Terpaksa aku tetap merevisi sesuai keinginannya. Bagaimana dengan pekerjaanmu?”

“Aku sekarang menjadi asisten admin Warehouse.”

“Hah? Serius?” Tanya Raika tidak percaya.

“Ya. Sudah sebulanan.”

“Kenapa baru mengatakannya sekarang? Kita harus merayakannya. Baru kamu yang naik jabatan dari resepsionis dan itu hanya butuh waktu dua bulan! Hebat!”

“Beruntung.”

“Beruntung itu faktor sekian.”

“Terserah kamu saja.”

Keduanya membuat janji ketemu besok karena mereka sama-sama libur dihari minggu. Setelah sepakat, mereka mengakhiri sambungannya. Saat akan meletakkan ponsel di rak lemarinya, ada pesan masuk baru yang menarik perhatiannya. Tetapi setelah membaca isinya, Azmi menutupnya kembali dan bersiap tidur.

Episodes
1 1. Melamar Kerja
2 2. Tukang Fotokopi
3 3. Dasar Sampah!
4 4. Telat
5 5. Asisten Admin
6 6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7 7. Hari Minggu
8 8. Bully
9 9. Membuat Laporan
10 10. Dikunci
11 11. Keputusan
12 12. Menikah
13 13. Hambar
14 14. Wedang Jahe
15 15. Mempertanyakan
16 16. Selingkuh?
17 17. Tidak Bisa Mendaki
18 18. Memasrahkan Diri
19 19. Aku Resmi Janda
20 20. Promosi
21 21. Acara
22 22. Sampai Bersih
23 23. Tidak Baik-baik Saja
24 24. Induksi
25 25. Bakso
26 26. Siapa yang Janda?
27 27. Permanen
28 28. Kosong?
29 29. Jangan Memendamnya
30 30. Training
31 31. Penilaian
32 32. Bukan Azmi
33 33. Sakit
34 34. Obrolan
35 35. Aku Sudah Tahu
36 36. Fuel and Oil
37 37. Sounding
38 38. Seperti Berkencan
39 39. Tuntas Malam Ini
40 40. Mencoba
41 41. Mengantar
42 42. Serius
43 43. Pulang Sekarang!
44 44. Tidak.
45 45. Calon Mantu
46 46. Yoga!
47 47. Bisakah Kita Bicara?
48 48. Ponsel Tertinggal
49 49. Makan-makan
50 50. Yes!
51 51. Menyamakan Cuti
52 52. Simpan atau Jual
53 53. Doni
54 54. Mentraktir
55 55. Kamar yang Sama
56 56. Pakaian Couple
57 57. CCTV
58 58. Percayalah
59 59. Persiapan
60 60. Mempercepat
61 61. Kesal
62 62. Kedua Kalinya Menikah
63 63. Ayah Azmi
64 64. Rumah
65 65. ACC
66 66. Pindah Rumah
67 67. Buka Puasa
Episodes

Updated 67 Episodes

1
1. Melamar Kerja
2
2. Tukang Fotokopi
3
3. Dasar Sampah!
4
4. Telat
5
5. Asisten Admin
6
6. Kesalahan Jadi Pengalaman
7
7. Hari Minggu
8
8. Bully
9
9. Membuat Laporan
10
10. Dikunci
11
11. Keputusan
12
12. Menikah
13
13. Hambar
14
14. Wedang Jahe
15
15. Mempertanyakan
16
16. Selingkuh?
17
17. Tidak Bisa Mendaki
18
18. Memasrahkan Diri
19
19. Aku Resmi Janda
20
20. Promosi
21
21. Acara
22
22. Sampai Bersih
23
23. Tidak Baik-baik Saja
24
24. Induksi
25
25. Bakso
26
26. Siapa yang Janda?
27
27. Permanen
28
28. Kosong?
29
29. Jangan Memendamnya
30
30. Training
31
31. Penilaian
32
32. Bukan Azmi
33
33. Sakit
34
34. Obrolan
35
35. Aku Sudah Tahu
36
36. Fuel and Oil
37
37. Sounding
38
38. Seperti Berkencan
39
39. Tuntas Malam Ini
40
40. Mencoba
41
41. Mengantar
42
42. Serius
43
43. Pulang Sekarang!
44
44. Tidak.
45
45. Calon Mantu
46
46. Yoga!
47
47. Bisakah Kita Bicara?
48
48. Ponsel Tertinggal
49
49. Makan-makan
50
50. Yes!
51
51. Menyamakan Cuti
52
52. Simpan atau Jual
53
53. Doni
54
54. Mentraktir
55
55. Kamar yang Sama
56
56. Pakaian Couple
57
57. CCTV
58
58. Percayalah
59
59. Persiapan
60
60. Mempercepat
61
61. Kesal
62
62. Kedua Kalinya Menikah
63
63. Ayah Azmi
64
64. Rumah
65
65. ACC
66
66. Pindah Rumah
67
67. Buka Puasa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!