Jejak Kegelapan

Malam itu, udara terasa lebih dingin dari biasanya. Jumat malamyang seharusnya tenang justru membawa ketegangan yang tidak biasa di taman tempat Ryan sering berlatih. Langit gelap tanpa bintang, dan hanya angin yang terdengar berbisik di antara pepohonan.

Ryan berdiri di tengah dimensi bayangan yang pekat, di mana langit dan tanah tak dapat dibedakan. Udara di sekelilingnya terasa berat, seperti menekan tubuhnya dengan beban tak terlihat. Di depannya, sosok kegelapan dirinya sendiri berdiri dengan mata merah menyala dan senyum dingin yang penuh ejekan.

“Apa yang akan kau lakukan sekarang, Ryan?” tanya sosok itu, suaranya menggema seperti ribuan bisikan yang bersatu. “Kau pikir bisa melindungi Elma? Kau bahkan tidak bisa melawan aku."

Ryan mengepalkan tangannya, tetapi ia tidak segera menyerang. Ia tahu bahwa melawan sosok ini bukan hanya pertarungan fisik; ini adalah ujian terhadap siapa dirinya sebenarnya. Bayangan itu melangkah maju, setiap langkahnya meninggalkan jejak gelap yang mengalir seperti tinta di udara.

“Aku adalah kegelapanmu,” lanjut sosok itu. “Aku adalah bagian dari dirimu yang kau tolak. Jika kau tidak bisa menerimaku, bagaimana kau berharap untuk melawan Hery?”

Ryan terdiam, mencoba memahami kata-kata itu. Sosok itu melesat ke arahnya dengan kecepatan yang sulit dipercaya, menyerangnya dengan bilah bayangan yang muncul dari tangannya. Ryan nyaris tidak sempat mengangkat perisai yang terbuat dari bayangan untuk menahan serangan itu.

“Kau terlalu lambat,” ejek sosok itu, menyerang lagi dengan kekuatan yang lebih besar. Perisai Ryan retak, dan dia terhuyung mundur.

Namun, saat Ryan hampir jatuh, suara Elma tiba-tiba bergema di pikirannya: *"Kegelapan tidak membuatmu hilang, Ryan. Kau yang memutuskan siapa dirimu."

Kata-kata itu memberikan Ryan kekuatan baru. Ia berdiri tegak, mengarahkan pandangannya pada sosok kegelapan di depannya. “Kau benar,” katanya pelan. “Kau adalah bagian dari diriku. Tapi aku memutuskan bagaimana aku menggunakan kekuatan ini.”

Ryan menggerakkan tangannya, mengarahkan bayangan di sekitarnya untuk menyatu dengan perisainya, memperkuatnya. Kali ini, ia tidak hanya bertahan; ia menyerang balik. Bilah bayangan muncul dari tangannya, menghantam sosok kegelapan itu dengan kekuatan yang membuat dimensi itu bergetar.

Namun, bayangan itu hanya tertawa. Serangan Ryan tidak cukup untuk mengalahkannya. Sosok itu membalas dengan serangan bertubi-tubi, mencabik tubuh Ryan hingga luka memenuhi kulitnya. Napas Ryan semakin berat, dan darah mengalir di tangannya.

“Kau lemah, Ryan. Kau tidak layak memiliki kekuatan ini,” kata bayangan itu, menghantam Ryan hingga ia terjatuh ke tanah.

Ryan mencoba bangkit, tetapi tubuhnya tidak mau bergerak. Kegelapan di sekitarnya mulai menyelimuti dirinya, membuatnya hampir tenggelam. Tepat saat bayangan itu akan memberikan serangan terakhir, suara pria berjubah hitam menggema di udara.

“Cukup.”

Bayangan itu berhenti, lalu memudar perlahan. Pria berjubah hitam muncul dari balik bayangan, mendekati Ryan yang terkapar. Ia mengangkat tubuh Ryan yang hampir sekarat dengan satu gerakan tangan.

“Kau belum siap untuk menghadapi dirimu sendiri sepenuhnya, Ryan. Tapi kau sudah cukup belajar untuk malam ini,” katanya pelan.

Pria itu membuka portal bayangan dan membawa Ryan keluar dari dimensi tersebut. Ketika Ryan membuka matanya sebentar, ia menyadari bahwa ia berada di taman biasa tempatnya sering berlatih. Tubuhnya dipenuhi luka, darah menetes dari sudut bibirnya. Pria berjubah hitam mengangkat tangannya, hendak menyembuhkan luka Ryan, tetapi langkah seseorang terdengar dari kejauhan.

Di sisi lain taman, Elma sedang menyelesaikan latihannya bersama wanita berjubah putih. Cahaya dari lentera kecil di tangannya memendar lembut, mengusir bayangan di sekitarnya. Wanita itu mengangguk puas.

“Kau sudah mulai menguasai dasar kekuatan ini, Elma,” katanya. “Tapi ingat, ini baru permulaan. Cahaya ini harus kau kendalikan sepenuhnya sebelum waktunya tiba.”

Elma mengangguk, meskipun ia merasa lelah. Ketika wanita berjubah putih berpamitan dan menghilang ke dalam kegelapan, Elma bersiap untuk pulang. Namun, saat ia melangkah melewati bagian gelap taman, matanya menangkap bayangan seseorang yang tergeletak di tanah. Ketika ia mendekat, wajahnya berubah pucat.

“Ryan?” gumamnya, mempercepat langkahnya.

Pria berjubah hitam menatap Ryan sejenak, lalu mundur ke dalam bayangan. “Kita akan bertemu lagi, Ryan. Tapi untuk saat ini, kau harus menghadapi jalanmu sendiri,” katanya sebelum menghilang.

Elma berlari mendekat, terkejut melihat kondisi Ryan yang pingsan dengan luka di seluruh tubuhnya. “Ryan! Apa yang terjadi padamu?” serunya, suaranya bergetar.

Ia mencoba menggunakan kekuatan cahayanyauntuk menyembuhkan luka Ryan, tetapi lukanya terlalu parah. “Tolong bertahan, Ryan. Aku akan menyelamatkanmu,” bisiknya.

Dari kejauhan, wanita berjubah putih memperhatikan dengan tenang. Ia mengangkat tangannya, dan cahaya lembut dari Elma bertambah terang, mempercepat proses penyembuhan. Luka-luka Ryan mulai menutup, meskipun tubuhnya masih lemah.

“Kau sudah melakukan yang terbaik, Elma,” gumam wanita itu dari jauh. Ia melambaikan tangannya, memindahkan Ryan dan Elma ke depan rumah Ryan dalam sekejap.

Ketika Elma membuka matanya lagi, mereka sudah berada di depan pintu rumah Ryan. Ia mengatur napas, memastikan Ryan masih hidup. “Kau akan baik-baik saja, Ryan. Aku berjanji akan menjagamu,” katanya, menggenggam tangan Ryan erat-erat.

Setelah memastikan Ryan aman, Elma mengetuk pintu rumah Ryan dengan panik. Ibu Ryan membukakan pintu, wajahnya berubah tegang saat melihat kondisi putranya. “Ryan! Apa yang terjadi?”

“Saya menemukannya terluka di taman,” kata Elma dengan suara gemetar. “Kita harus membawanya masuk dan merawatnya sekarang.”

Bersama-sama, mereka membawa Ryan ke dalam rumah. Ibu Ryan segera merawatnya dengan hati-hati, sementara Elma tetap di sisi Ryan, matanya penuh kekhawatiran. Di luar, wanita berjubah putih memperhatikan dari bayangan, senyum tipis menghiasi wajahnya sebelum ia menghilang tanpa jejak.

Episodes
1 Misteri Jejak Darah dalam Kabut
2 Tawaran dari Kegelapan
3 Bayangan Dendam dan Secercah Harapan
4 Keraguan yang Menghantui
5 Ketakutan dan Keraguan
6 Ancaman dan Kegelapan
7 Pilihan yang Berat
8 Awal dari Amarah
9 Secercah Cahaya di Tengah Kegelapan
10 Percikan Pertarungan
11 Kehilangan yang Tak Terlihat
12 Tanda dari Bayangan
13 Cahaya dan Kegelapan
14 Rahasia Cahaya dan Kegelapan
15 Pertarungan dalam Bayang
16 Jejak Kegelapan
17 Bangkit dari Luka
18 Benteng Kegelapan
19 Awal Persiapan
20 Bayangan Misteri
21 Tekad yang Diuji
22 Cahaya di Tengah Kegelapan
23 Kelahiran Dominator Baru
24 Ancaman Dominator
25 Benturan Bayangan
26 Tekad yang Tumbuh di Kegelapan
27 Bayangan dan Cahaya yang Bersinggungan
28 Harmoni Cahaya dan Kegelapan
29 Pertarungan yang Tak Terhindarkan
30 Pertemuan di Dimensi Cahaya dan Gelap
31 Pertarungan Cahaya dan Bayangan
32 Jejak Keseimbangan
33 Hari Baru di Tempat Legenda
34 Langkah Awal Menuju Ujian
35 Cahaya dalam Gelap
36 Serangan di Tengah Kedamaian
37 Amarah Tak Terkendali
38 Kegelapan dan Harapan
39 Perjalanan Menuju Nexus Dualitas
40 Konflik di Gerbang Nexus
41 Kebangkitan Cahaya
42 Jejak di Nexus Dualitas
43 Nexus Polaris yang Ternodai
44 Runtuhnya Nexus Polaris
45 Aeterna Luxumbra
46 Cahaya yang Terhubung
47 Rahasia Yang Mulai Terungkap
48 Di Ambang Pertemuan
49 Rahasia
50 Bayangan yang Menyapa
51 Kepergian yang Membekas
52 Jejak Langkah yang Tak Terlupakan
53 Awal yang Baru
54 Awal yang Tertunda
55 Awal Sebuah Keseimbangan
56 Bayangan di Balik Cermin
57 Misteri Aeterna Luxumbra
58 Bayangan di Balik Papan Catur
59 Bayangan dan Cahaya dalam Latihan
60 Bayangan yang Mendekat
61 Penyerangan Pertama
62 Kegagalan Pertahanan
63 Pertarungan Terakhir Leon dan Renata
64 Serangan Terakhir
65 Pengorbanan Sang Kakek
66 Pelarian dalam Bayangan
67 Kegelapan yang Kembali
68 Pertemuan di Alam Bawah Sadar
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Misteri Jejak Darah dalam Kabut
2
Tawaran dari Kegelapan
3
Bayangan Dendam dan Secercah Harapan
4
Keraguan yang Menghantui
5
Ketakutan dan Keraguan
6
Ancaman dan Kegelapan
7
Pilihan yang Berat
8
Awal dari Amarah
9
Secercah Cahaya di Tengah Kegelapan
10
Percikan Pertarungan
11
Kehilangan yang Tak Terlihat
12
Tanda dari Bayangan
13
Cahaya dan Kegelapan
14
Rahasia Cahaya dan Kegelapan
15
Pertarungan dalam Bayang
16
Jejak Kegelapan
17
Bangkit dari Luka
18
Benteng Kegelapan
19
Awal Persiapan
20
Bayangan Misteri
21
Tekad yang Diuji
22
Cahaya di Tengah Kegelapan
23
Kelahiran Dominator Baru
24
Ancaman Dominator
25
Benturan Bayangan
26
Tekad yang Tumbuh di Kegelapan
27
Bayangan dan Cahaya yang Bersinggungan
28
Harmoni Cahaya dan Kegelapan
29
Pertarungan yang Tak Terhindarkan
30
Pertemuan di Dimensi Cahaya dan Gelap
31
Pertarungan Cahaya dan Bayangan
32
Jejak Keseimbangan
33
Hari Baru di Tempat Legenda
34
Langkah Awal Menuju Ujian
35
Cahaya dalam Gelap
36
Serangan di Tengah Kedamaian
37
Amarah Tak Terkendali
38
Kegelapan dan Harapan
39
Perjalanan Menuju Nexus Dualitas
40
Konflik di Gerbang Nexus
41
Kebangkitan Cahaya
42
Jejak di Nexus Dualitas
43
Nexus Polaris yang Ternodai
44
Runtuhnya Nexus Polaris
45
Aeterna Luxumbra
46
Cahaya yang Terhubung
47
Rahasia Yang Mulai Terungkap
48
Di Ambang Pertemuan
49
Rahasia
50
Bayangan yang Menyapa
51
Kepergian yang Membekas
52
Jejak Langkah yang Tak Terlupakan
53
Awal yang Baru
54
Awal yang Tertunda
55
Awal Sebuah Keseimbangan
56
Bayangan di Balik Cermin
57
Misteri Aeterna Luxumbra
58
Bayangan di Balik Papan Catur
59
Bayangan dan Cahaya dalam Latihan
60
Bayangan yang Mendekat
61
Penyerangan Pertama
62
Kegagalan Pertahanan
63
Pertarungan Terakhir Leon dan Renata
64
Serangan Terakhir
65
Pengorbanan Sang Kakek
66
Pelarian dalam Bayangan
67
Kegelapan yang Kembali
68
Pertemuan di Alam Bawah Sadar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!