Percikan Pertarungan

Malam itu, Ryan duduk di kamarnya, tatapannya kosong menatap dinding. Bayangan-bayangan di sudut ruangan tampak bergerak pelan, mengikuti ritme pikirannya yang kacau. Ia tahu bahwa ancaman dari Hery tidak akan berhenti, terutama dengan keberadaan Elma yang kembali ke sekolah. Namun, ada sesuatu yang lain yang mengganggunya rasa takut terhadap kekuatan gelap yang kini menjadi bagian dari dirinya.

Dari balik bayangan di sudut ruangan, pria berjubah hitam muncul tanpa suara, seperti biasa. Matanya yang tajam menatap Ryan, sementara senyumnya mengisyaratkan sesuatu yang penting.

"Ryan," katanya dengan suara yang dalam dan menggema. "Aku telah memperhatikanmu. Kau sekarang mulai menguasai kekuatan yang kuberikan kepadamu." Ryan menoleh dengan ekspresi waspada. "Menguasai? Aku bahkan belum yakin apa yang harus kulakukan dengan kekuatan ini."

Pria itu tertawa kecil, suara tawanya seperti bisikan angin di malam hari. "Keyakinan akan datang seiring waktu. Tapi satu hal yang pasti, Ryan, kau lebih kuat dari yang kau pikirkan. Gunakan kekuatan ini dengan bijak. Ancaman semakin dekat, dan kau harus siap menghadapi apa pun yang datang." Pria itu berhenti sejenak, lalu mendekat sedikit. Sorot matanya menjadi lebih gelap. "Namun, kekuatan seperti ini tidak datang tanpa harga. Setiap kali kau menggunakannya, kau akan kehilangan sesuatu yang berharga dari dirimu sendiri."

Ryan mengerutkan kening, merasa bingung. "Apa maksudmu? Harga apa yang harus kubayar?" Pria itu tersenyum samar, tetapi ada kesedihan yang samar di balik senyumnya. "Kau akan mengetahuinya pada waktunya, Ryan. Kehilangan itu akan terasa perlahan. Dan saat kau menyadarinya, mungkin sudah terlambat untuk kembali."

Sebelum Ryan bisa bertanya lebih jauh, pria berjubah hitam itu menghilang ke dalam bayangan, meninggalkan ruangan dengan udara yang terasa lebih dingin. Ryan menarik napas panjang, mencoba mencerna kata-kata pria itu. Ia tahu bahwa malam ini tidak akan menjadi malam yang tenang.

Ketika malam semakin larut, suara langkah terdengar dari luar jendelanya. Ryan langsung terjaga, tubuhnya tegang. Ia melangkah mendekat dan membuka tirai perlahan. Di luar, terlihat seorang pria berjaket hitam berdiri di tengah jalan, menatap lurus ke arahnya. Wajah pria itu hampir tidak terlihat karena cahaya remang-remang dari lampu jalan.

"Ryan," panggil pria itu dengan suara pelan namun jelas. "Kita perlu bicara."

Ryan mengenali sosok itu. Salah satu anak buah Hery. Tanpa ragu, ia turun dari kamarnya dan keluar melalui pintu depan. Di tengah udara malam yang dingin, ia berdiri berhadapan dengan pria itu, jarak mereka hanya beberapa meter.

"Apa yang kau inginkan?" tanya Ryan dengan nada datar, tetapi sorot matanya penuh kewaspadaan.

Pria itu menyeringai. "Hery mengirimkan pesan. Dia ingin memberimu peringatan terakhir. Tinggalkan Elma dan berhenti melibatkan dirimu dalam urusannya, atau kau akan menghadapi sesuatu yang jauh lebih buruk." Ryan mengepalkan tangannya. Ia merasakan bayangan di sekitarnya mulai bergerak, seolah merespons emosinya. "Katakan pada Hery," jawab Ryan dengan suara dingin, "aku tidak akan mundur. Kalau dia ingin menghentikanku, suruh dia datang sendiri."

Pria itu tertawa kecil. "Kau punya nyali, anak kecil. Tapi kau tidak tahu dengan siapa kau berhadapan." Dengan cepat, pria itu mengeluarkan sebuah pisau dari balik jaketnya dan berusaha menusuk Ryan tanpa peringatan. Namun, sebelum pisau itu mencapai tubuhnya, bayangan di sekitar Ryan bergerak dengan sendirinya. Sebuah dinding gelap muncul, menahan serangan tersebut dengan mudah. Pisau itu berhenti seolah-olah menabrak permukaan keras yang tak terlihat.

Pria itu terkejut, langkahnya mundur beberapa langkah. "Apa ini?" gumamnya, matanya melebar melihat dinding bayangan yang perlahan menghilang.

"Kau tidak perlu tahu," balas Ryan, suaranya rendah dan tajam. Ia menggerakkan tangannya, dan bayangan di sekitarnya mulai bergerak lagi, kali ini membentuk tali panjang yang melingkar di sekitar pria itu, mengikat tubuhnya dengan kuat.

"Apa kau pikir aku takut?" teriak pria itu sambil berusaha melepaskan diri. Namun, bayangan itu semakin kencang mencengkeramnya, membuatnya tidak bisa bergerak. Ryan mendekat, tatapannya dingin. "Katakan pada Hery, ini peringatan dariku. Jika dia menyentuh Elma lagi, aku tidak akan menahan diriku seperti ini."

Pria itu hanya bisa mengangguk ketakutan. Dengan satu gerakan tangan, Ryan melepaskan cengkraman bayangan itu, dan pria tersebut jatuh tersungkur ke tanah. Tanpa berkata apa-apa lagi, pria itu berlari menjauh, menghilang dalam kegelapan malam.

Namun, saat Ryan berdiri di tengah jalan yang sunyi, ia merasakan sesuatu yang aneh. Ketika bayangan kembali ke tempatnya, ada perasaan kosong yang samar-samar di dalam dirinya. Emosi marah yang sebelumnya membara perlahan menghilang, digantikan oleh kehampaan yang dingin. Ryan menggelengkan kepala, mencoba mengabaikan perasaan itu, lalu kembali ke kamarnya.

Keesokan harinya di sekolah, Elma tampak ceria, meskipun Ryan tahu bahwa bahaya masih mengintai mereka. Ketika mereka berjalan menuju kelas, Ryan merasakan sesuatu yang tidak biasa. Ia melihat beberapa siswa menatapnya dengan tatapan aneh, seolah-olah mereka tahu sesuatu yang tidak ia ketahui.

Di sudut lorong\, Hery berdiri bersama gengnya. Senyumnya penuh dengan kesombongan\, dan matanya menatap langsung ke arah Ryan. "Ryan\," panggil Hery dengan nada mengejek. **"Kau tidur nyenyak semalam?" **Ryan tidak menjawab\, tetapi ia bisa merasakan ketegangan yang semakin meningkat. Elma menggenggam lengannya\, mencoba menenangkan dirinya sendiri. "Ryan\, abaikan saja dia\," bisiknya pelan.

Namun, Hery tidak menyerah. Ia melangkah mendekat, diikuti oleh dua anak buahnya. "Kudengar kau suka bermain dengan bayangan," katanya, suaranya rendah tetapi cukup keras untuk menarik perhatian siswa lain di sekitar mereka. Ryan mengepalkan tangannya, mencoba menahan diri. "Aku tidak punya waktu untuk permainanmu, Hery." Hery tertawa. "Oh, ini bukan permainan, Ryan. Ini peringatan. Kau pikir kau bisa menyentuh anak buahku tanpa konsekuensi? Kau salah besar."

Elma melangkah maju, berdiri di antara mereka. "Hery, berhenti! Apa yang kau lakukan ini sudah keterlaluan. Tinggalkan kami sendiri." Hery menatap Elma dengan senyum dingin. "Oh, Elma. Aku hanya ingin mengingatkan teman kecilmu di sini bahwa dia tidak berada di posisi untuk menantangku."

Ryan tidak bisa menahan lagi. Ia melangkah maju, berdiri di depan Elma. "Kalau kau punya masalah, Hery, hadapi aku langsung. Jangan libatkan orang lain." Hery menyeringai. "Baiklah, kalau itu maumu. Tapi ingat, Ryan, aku tidak bermain-main. Pertemuan kita berikutnya akan berbeda."

Dengan kata-kata itu, Hery dan gengnya pergi, meninggalkan Ryan dan Elma di tengah lorong yang kini sunyi. Ryan mengepalkan tangannya, merasa bahwa pertempuran besar semakin dekat. Ia harus mempersiapkan dirinya, tidak hanya untuk melindungi Elma tetapi juga untuk menghadapi sisi tergelap dari dirinya sendiri. Di dalam hati kecilnya, ia mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya sesuatu yang perlahan-lahan merenggut kemanusiaannya.

Episodes
1 Misteri Jejak Darah dalam Kabut
2 Tawaran dari Kegelapan
3 Bayangan Dendam dan Secercah Harapan
4 Keraguan yang Menghantui
5 Ketakutan dan Keraguan
6 Ancaman dan Kegelapan
7 Pilihan yang Berat
8 Awal dari Amarah
9 Secercah Cahaya di Tengah Kegelapan
10 Percikan Pertarungan
11 Kehilangan yang Tak Terlihat
12 Tanda dari Bayangan
13 Cahaya dan Kegelapan
14 Rahasia Cahaya dan Kegelapan
15 Pertarungan dalam Bayang
16 Jejak Kegelapan
17 Bangkit dari Luka
18 Benteng Kegelapan
19 Awal Persiapan
20 Bayangan Misteri
21 Tekad yang Diuji
22 Cahaya di Tengah Kegelapan
23 Kelahiran Dominator Baru
24 Ancaman Dominator
25 Benturan Bayangan
26 Tekad yang Tumbuh di Kegelapan
27 Bayangan dan Cahaya yang Bersinggungan
28 Harmoni Cahaya dan Kegelapan
29 Pertarungan yang Tak Terhindarkan
30 Pertemuan di Dimensi Cahaya dan Gelap
31 Pertarungan Cahaya dan Bayangan
32 Jejak Keseimbangan
33 Hari Baru di Tempat Legenda
34 Langkah Awal Menuju Ujian
35 Cahaya dalam Gelap
36 Serangan di Tengah Kedamaian
37 Amarah Tak Terkendali
38 Kegelapan dan Harapan
39 Perjalanan Menuju Nexus Dualitas
40 Konflik di Gerbang Nexus
41 Kebangkitan Cahaya
42 Jejak di Nexus Dualitas
43 Nexus Polaris yang Ternodai
44 Runtuhnya Nexus Polaris
45 Aeterna Luxumbra
46 Cahaya yang Terhubung
47 Rahasia Yang Mulai Terungkap
48 Di Ambang Pertemuan
49 Rahasia
50 Bayangan yang Menyapa
51 Kepergian yang Membekas
52 Jejak Langkah yang Tak Terlupakan
53 Awal yang Baru
54 Awal yang Tertunda
55 Awal Sebuah Keseimbangan
56 Bayangan di Balik Cermin
57 Misteri Aeterna Luxumbra
58 Bayangan di Balik Papan Catur
59 Bayangan dan Cahaya dalam Latihan
60 Bayangan yang Mendekat
61 Penyerangan Pertama
62 Kegagalan Pertahanan
63 Pertarungan Terakhir Leon dan Renata
64 Serangan Terakhir
65 Pengorbanan Sang Kakek
66 Pelarian dalam Bayangan
67 Kegelapan yang Kembali
68 Pertemuan di Alam Bawah Sadar
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Misteri Jejak Darah dalam Kabut
2
Tawaran dari Kegelapan
3
Bayangan Dendam dan Secercah Harapan
4
Keraguan yang Menghantui
5
Ketakutan dan Keraguan
6
Ancaman dan Kegelapan
7
Pilihan yang Berat
8
Awal dari Amarah
9
Secercah Cahaya di Tengah Kegelapan
10
Percikan Pertarungan
11
Kehilangan yang Tak Terlihat
12
Tanda dari Bayangan
13
Cahaya dan Kegelapan
14
Rahasia Cahaya dan Kegelapan
15
Pertarungan dalam Bayang
16
Jejak Kegelapan
17
Bangkit dari Luka
18
Benteng Kegelapan
19
Awal Persiapan
20
Bayangan Misteri
21
Tekad yang Diuji
22
Cahaya di Tengah Kegelapan
23
Kelahiran Dominator Baru
24
Ancaman Dominator
25
Benturan Bayangan
26
Tekad yang Tumbuh di Kegelapan
27
Bayangan dan Cahaya yang Bersinggungan
28
Harmoni Cahaya dan Kegelapan
29
Pertarungan yang Tak Terhindarkan
30
Pertemuan di Dimensi Cahaya dan Gelap
31
Pertarungan Cahaya dan Bayangan
32
Jejak Keseimbangan
33
Hari Baru di Tempat Legenda
34
Langkah Awal Menuju Ujian
35
Cahaya dalam Gelap
36
Serangan di Tengah Kedamaian
37
Amarah Tak Terkendali
38
Kegelapan dan Harapan
39
Perjalanan Menuju Nexus Dualitas
40
Konflik di Gerbang Nexus
41
Kebangkitan Cahaya
42
Jejak di Nexus Dualitas
43
Nexus Polaris yang Ternodai
44
Runtuhnya Nexus Polaris
45
Aeterna Luxumbra
46
Cahaya yang Terhubung
47
Rahasia Yang Mulai Terungkap
48
Di Ambang Pertemuan
49
Rahasia
50
Bayangan yang Menyapa
51
Kepergian yang Membekas
52
Jejak Langkah yang Tak Terlupakan
53
Awal yang Baru
54
Awal yang Tertunda
55
Awal Sebuah Keseimbangan
56
Bayangan di Balik Cermin
57
Misteri Aeterna Luxumbra
58
Bayangan di Balik Papan Catur
59
Bayangan dan Cahaya dalam Latihan
60
Bayangan yang Mendekat
61
Penyerangan Pertama
62
Kegagalan Pertahanan
63
Pertarungan Terakhir Leon dan Renata
64
Serangan Terakhir
65
Pengorbanan Sang Kakek
66
Pelarian dalam Bayangan
67
Kegelapan yang Kembali
68
Pertemuan di Alam Bawah Sadar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!