Awal dari Amarah

Di hari selanjutnya, di malam yang dingin melingkupi kamar Ryan. Bayangan-bayangan di sudut ruangan tampak lebih hidup, seolah-olah menunggu perintah. Di tengah keheningan itu, pria berjubah hitam muncul kembali, seperti biasa tanpa suara. Kali ini, Ryan sudah menunggunya. Dengan mata penuh tekad, ia berbicara terlebih dahulu.

"Aku butuh bantuanmu," katanya, tanpa basa-basi.

Pria berjubah hitam tersenyum samar\, seperti telah menduga hal itu. **"Ah\, akhirnya kau menyadarinya. Kekuatanku memang bukan sesuatu yang bisa dikuasai hanya dengan niat baik. Kau memerlukan... bimbingan." **Ryan mengangguk\, mencoba mengabaikan rasa tidak nyaman yang ia rasakan setiap kali pria itu berbicara. "Ajari aku bagaimana mengendalikannya. Aku tidak ingin kehilangan kontrol saat membutuhkannya."

Pria itu mendekat, sorot matanya tajam. "Tentu saja, Ryan. Tapi ingat, kendali datang dengan harga. Kau harus siap mendorong dirimu melampaui batas." Tanpa menunggu jawaban, pria berjubah hitam mengangkat tangannya. Bayangan di sudut ruangan mulai bergerak, melingkar di sekitar Ryan. Rasanya seperti disentuh oleh kegelapan itu sendiri dingin, menusuk, tetapi juga memberdayakan.

"Fokus," perintah pria itu. "Rasakan emosi terkuatmu. Biarkan itu menjadi bahan bakar bagi kekuatanmu."

Ryan memejamkan mata, mencoba mengingat perasaan marah dan takut yang selama ini menghantuinya. Seketika, bayangan-bayangan itu menjelma menjadi bilah tajam di tangannya. Namun, bentuknya goyah, tidak stabil. "Tidak cukup kuat," pria itu mengomentari. "Kemarahanmu belum cukup dalam. Rasa takutmu masih terkendali. Kau harus membiarkan dirimu tenggelam dalam emosi itu."

Ryan menggertakkan gigi, mencoba lagi. Kali ini, bilah itu lebih kokoh, lebih tajam. Namun, sensasi aneh mulai menjalari dirinya. Seolah-olah ada sesuatu yang perlahan menghilang dari dalam hatinya, tetapi ia tidak tahu apa itu.

Pagi berikutnya

Ryan terbangun dengan tubuh lelah. Di luar, burung-burung bernyanyi, tetapi ia merasa tidak bisa menikmatinya. Ada sesuatu yang aneh. Biasanya, suara itu membawa ketenangan, tetapi pagi ini, ia merasa hampa. Saat sarapan, ibunya berbicara dengan lembut tentang toko roti kecil mereka yang baru saja dirusak. Ryan mendengarkan, tetapi tidak bisa merasakan marah atau sedih seperti sebelumnya. Ia hanya merespons dengan datar, "Aku akan memperbaikinya, Bu."

Ibunya memandangnya dengan heran. "Kau baik-baik saja, Nak? Kau terlihat... berbeda."

Ryan hanya mengangguk, tidak ingin membahas lebih jauh. Ia tahu bahwa ini ada hubungannya dengan latihan semalam, tetapi ia tidak bisa memikirkan alasan lain. Kekuatan itu dan pelatihan itu  membantunya menjadi lebih kuat, tetapi ada harga yang ia bayar, meskipun ia belum sepenuhnya menyadarinya.

Sore harinya

Di tempat lain, Hery duduk di sebuah ruang gelap, berbicara dengan salah satu anak buahnya. "Ryan sepertinya mulai bergerak. Kita harus membuatnya sibuk. Rusak tokonya lagi jika perlu, tetapi jangan menyentuh ibunya. Itu hanya akan membuat dia semakin gila."

Anak buahnya mengangguk. "Kami akan melakukannya malam ini."

Hery tersenyum dingin. "Biar dia tahu apa artinya melawan aku. Oh, dan satu lagi, pastikan toko rotinya habis terbakar. Itu akan menghancurkan semangatnya lebih jauh."

Anak buahnya terlihat ragu sejenak, tetapi Hery menatapnya tajam. "Kau tahu apa yang harus dilakukan. Jangan kecewakan aku."

Malam itu

Di toko roti kecil milik keluarga Ryan, bayangan sosok gelap menyelinap di antara rak-rak berisi roti. Salah satu anak buah Hery membawa sebuah botol berisi cairan mudah terbakar. Ia menyiramkan cairan itu di sekitar ruangan, lalu menyalakan korek api. Api mulai berkobar, memakan kayu dan barang-barang di dalam toko. Dengan cepat, api menjalar, menciptakan kobaran yang mengancam menghancurkan segalanya. Anak buah Hery segera pergi, meninggalkan pemandangan kehancuran di belakangnya.

Di kamarnya, Ryan yang tengah beristirahat tiba-tiba merasakan sesuatu yang tidak beres. Ia mendengar teriakan dari luar. "Kebakaran! Toko roti terbakar!" Ryan terbangun dengan kaget. Ia berlari keluar kamar, melihat ibunya yang juga panik mendengar kabar itu. "Bu, tetap di rumah! Aku akan pergi melihatnya!" Namun, ibunya memegang tangannya dengan kuat. "Tidak, Ryan! Itu toko kita. Aku harus melihatnya sendiri!"

Ryan ragu sejenak, tetapi ia tahu tidak ada gunanya berdebat. "Baik, tapi Bu harus tetap di belakangku. Jangan mendekati api terlalu dekat."

Keduanya berlari menuju toko roti mereka. Ketika mereka tiba, kobaran api sudah melahap sebagian besar bangunan. Ibu Ryan menangis tersedu-sedu, melihat toko yang telah menjadi sumber penghidupan mereka kini hampir rata dengan tanah.

"Ini tidak mungkin... siapa yang tega melakukan ini?" isaknya, menggenggam lengan Ryan dengan erat.

Suasana di sekitar toko langsung berubah. Tetangga-tetangga yang mendengar bunyi kaca pecah dan mencium bau asap keluar dari rumah mereka, beberapa berteriak memanggil bantuan. "Kebakaran! Ada kebakaran di toko roti!"

Seseorang berlari menuju hydrant terdekat, mencoba memompa air dengan panik, sementara yang lain menelepon petugas pemadam kebakaran. Anak-anak yang tadinya tertidur terbangun oleh suara keributan, menangis di pelukan orang tua mereka.

Pak Wawan, seorang pria tua yang tinggal di seberang jalan, mencoba mendekati toko dengan ember air seadanya. Namun, ia segera mundur karena panasnya api. "Cepat! Kita harus pastikan tidak ada orang di dalam!" teriaknya kepada warga lain.

Ibu-ibu saling membantu mengungsikan barang-barang dari rumah di dekat toko, khawatir api akan menjalar lebih jauh. Kepanikan melanda seluruh lingkungan, tetapi mereka tetap berusaha bahu-membahu meminimalkan kerusakan.

Beberapa saat kemudian, sirene terdengar dari kejauhan. Para warga dengan penuh harap menoleh ke arah jalan. Damkar akhirnya tiba di lokasi. Tim pemadam kebakaran segera bekerja dengan cepat, menyemprotkan air ke seluruh bagian toko yang terbakar. Polisi juga tiba, memulai investigasi untuk menyelidiki penyebab kebakaran tersebut.

Ryan yang masih terengah-engah karena berlari dari rumahnya menuju toko, berdiri bersama ibunya di dekat tempat kejadian. Mereka menyaksikan petugas pemadam yang berusaha keras untuk memadamkan sisa api yang masih menyala. Di tengah debu dan asap, polisi berbicara dengan beberapa saksi untuk mengumpulkan informasi.

Ryan mengepalkan tangannya. Ia tahu ini bukan kebetulan. Ini adalah peringatan dari Hery. Melihat ibunya yang terpukul, amarahnya semakin memuncak. Kali ini, ia tidak akan membiarkan semuanya hancur begitu saja.

Episodes
1 Misteri Jejak Darah dalam Kabut
2 Tawaran dari Kegelapan
3 Bayangan Dendam dan Secercah Harapan
4 Keraguan yang Menghantui
5 Ketakutan dan Keraguan
6 Ancaman dan Kegelapan
7 Pilihan yang Berat
8 Awal dari Amarah
9 Secercah Cahaya di Tengah Kegelapan
10 Percikan Pertarungan
11 Kehilangan yang Tak Terlihat
12 Tanda dari Bayangan
13 Cahaya dan Kegelapan
14 Rahasia Cahaya dan Kegelapan
15 Pertarungan dalam Bayang
16 Jejak Kegelapan
17 Bangkit dari Luka
18 Benteng Kegelapan
19 Awal Persiapan
20 Bayangan Misteri
21 Tekad yang Diuji
22 Cahaya di Tengah Kegelapan
23 Kelahiran Dominator Baru
24 Ancaman Dominator
25 Benturan Bayangan
26 Tekad yang Tumbuh di Kegelapan
27 Bayangan dan Cahaya yang Bersinggungan
28 Harmoni Cahaya dan Kegelapan
29 Pertarungan yang Tak Terhindarkan
30 Pertemuan di Dimensi Cahaya dan Gelap
31 Pertarungan Cahaya dan Bayangan
32 Jejak Keseimbangan
33 Hari Baru di Tempat Legenda
34 Langkah Awal Menuju Ujian
35 Cahaya dalam Gelap
36 Serangan di Tengah Kedamaian
37 Amarah Tak Terkendali
38 Kegelapan dan Harapan
39 Perjalanan Menuju Nexus Dualitas
40 Konflik di Gerbang Nexus
41 Kebangkitan Cahaya
42 Jejak di Nexus Dualitas
43 Nexus Polaris yang Ternodai
44 Runtuhnya Nexus Polaris
45 Aeterna Luxumbra
46 Cahaya yang Terhubung
47 Rahasia Yang Mulai Terungkap
48 Di Ambang Pertemuan
49 Rahasia
50 Bayangan yang Menyapa
51 Kepergian yang Membekas
52 Jejak Langkah yang Tak Terlupakan
53 Awal yang Baru
54 Awal yang Tertunda
55 Awal Sebuah Keseimbangan
56 Bayangan di Balik Cermin
57 Misteri Aeterna Luxumbra
58 Bayangan di Balik Papan Catur
59 Bayangan dan Cahaya dalam Latihan
60 Bayangan yang Mendekat
61 Penyerangan Pertama
62 Kegagalan Pertahanan
63 Pertarungan Terakhir Leon dan Renata
64 Serangan Terakhir
65 Pengorbanan Sang Kakek
66 Pelarian dalam Bayangan
67 Kegelapan yang Kembali
68 Pertemuan di Alam Bawah Sadar
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Misteri Jejak Darah dalam Kabut
2
Tawaran dari Kegelapan
3
Bayangan Dendam dan Secercah Harapan
4
Keraguan yang Menghantui
5
Ketakutan dan Keraguan
6
Ancaman dan Kegelapan
7
Pilihan yang Berat
8
Awal dari Amarah
9
Secercah Cahaya di Tengah Kegelapan
10
Percikan Pertarungan
11
Kehilangan yang Tak Terlihat
12
Tanda dari Bayangan
13
Cahaya dan Kegelapan
14
Rahasia Cahaya dan Kegelapan
15
Pertarungan dalam Bayang
16
Jejak Kegelapan
17
Bangkit dari Luka
18
Benteng Kegelapan
19
Awal Persiapan
20
Bayangan Misteri
21
Tekad yang Diuji
22
Cahaya di Tengah Kegelapan
23
Kelahiran Dominator Baru
24
Ancaman Dominator
25
Benturan Bayangan
26
Tekad yang Tumbuh di Kegelapan
27
Bayangan dan Cahaya yang Bersinggungan
28
Harmoni Cahaya dan Kegelapan
29
Pertarungan yang Tak Terhindarkan
30
Pertemuan di Dimensi Cahaya dan Gelap
31
Pertarungan Cahaya dan Bayangan
32
Jejak Keseimbangan
33
Hari Baru di Tempat Legenda
34
Langkah Awal Menuju Ujian
35
Cahaya dalam Gelap
36
Serangan di Tengah Kedamaian
37
Amarah Tak Terkendali
38
Kegelapan dan Harapan
39
Perjalanan Menuju Nexus Dualitas
40
Konflik di Gerbang Nexus
41
Kebangkitan Cahaya
42
Jejak di Nexus Dualitas
43
Nexus Polaris yang Ternodai
44
Runtuhnya Nexus Polaris
45
Aeterna Luxumbra
46
Cahaya yang Terhubung
47
Rahasia Yang Mulai Terungkap
48
Di Ambang Pertemuan
49
Rahasia
50
Bayangan yang Menyapa
51
Kepergian yang Membekas
52
Jejak Langkah yang Tak Terlupakan
53
Awal yang Baru
54
Awal yang Tertunda
55
Awal Sebuah Keseimbangan
56
Bayangan di Balik Cermin
57
Misteri Aeterna Luxumbra
58
Bayangan di Balik Papan Catur
59
Bayangan dan Cahaya dalam Latihan
60
Bayangan yang Mendekat
61
Penyerangan Pertama
62
Kegagalan Pertahanan
63
Pertarungan Terakhir Leon dan Renata
64
Serangan Terakhir
65
Pengorbanan Sang Kakek
66
Pelarian dalam Bayangan
67
Kegelapan yang Kembali
68
Pertemuan di Alam Bawah Sadar

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!