Episode 2

"Bai Qiuran sungguh malang nasibmu, kau mati ditangan Yue Xiaoqi dan lebih naasnya tenggelam di sungai keputusasaan. Oh jangan lupa Bai Weiwei, sekarang kamu menepati tubuh Bai Qiuran."

Helaan nafas yang terdengar sangat jelas menandakan keputusasaanku. Aku berhenti disebuah meja yang dipenuhi dengan kertas-kertas dan kuas-kuas tulis.

"Luar biasa aku bisa membaca tulisan itu"

Tok... tok... tok...

"Yang mulia permaisuri, waktu nya bagi anda untuk mandi!"

"Baiklah, masuklah!"

Para pelayan masuk dan bergegas melakukan masing-masing tugas mereka. Tiga orang pelayan bertugas untuk membantu Bai Qiuran untuk mandi, satu orang bertugas membersihkan rambutnya, sedangkan dua lainnya bertugas untuk menggosok bersih badannya.

Bagi Bai Weiwei perlakuan itu sangatlah risih baginya, seorang wanita modern apalagi seorang yatim piatu seperti Bei Weiwei yang segala sesuatunya dia kerjakan sendiri tanpa bantuan orang lain. Bai Weiwei tak punya pilihan lagi selain menerima segala perlakuan pelayan tersebut karena dia sadar sekarang dia sedang berada di tubuh Bai Qiuran, yang sudah terbiasa mendapatkan perlakuan yang seperti itu.

Setelah mandi Bai Qiuran beserta para pelayannya membantunya berpakaian, karena ada sebuah pertemuan di kerajaan surgawi, maka dari itu pakaian dan dandanan Bai Qiuran sangatlah mewah, dia harus memakai baju yang berlapis-lapis dan sangat berat serta hiasan rambut yang banyak menambah berat yang dia pikul. Pakaian yang mendominasi warna merah tua dengan warna hitam, lengkap dengan aksesoris rambut yang senada dengan bajunya membuat Bai Qiuran semakin cantik.

"Kenapa hari ini pakaianku sangat resmi?"

"Itu karena hari ini anda dan raja akan menghadiri pertemuan di kekaisaran surgawi, yang mulia"

"Apa!! Aku dan raja? Kenapa aku harus datang dengannya?"

Wajah kesal Bai Qiuran nampak sangat jelas terpancar di wajahnya.

"Ya, yang mulia?? Apa maksud perkataan anda, yang mulia?"

Pelayan itu berkata dengan nada yang bingung melihat tingkah laku aneh dari permaisuri Bai Qiuran.

Permaisuri Bai Qiuran terkenal sangat lembut, baik serta kurang bicara di kalangan para pelayan kekaisaran iblis. Dan tak hanya itu Bai Qiuran sangat jarang terlihat kesal, apalagi kesal akibat yang mulia raja itu sangat tidak pernah terlihat bagi para pelayan.

"Ga apa-apa, ga usah dipikirin lagi. Kalian lanjut saja meriasku!"

"Sial, padahal aku tidak ingin melihatnya, aku juga berencana menghindarinya selama berada dalam tubuh Bai Qiuran ini"

Guman Bai Qiuran, sambil terus memikirkan cara agar dia bisa menjauhi Qin Yun beserta selir kerhomatan Yue Xiaoqi. Dia berencana untuk tetap diterlentarkan dan dia juga berencana untuk melarikan diri dari kerajaan iblis dan kerajaan surgawi agar dia bisa hidup dengan damai selama dia masih berada di tubuh Bai Qiuran.

"Sudah selesai, yang mulia"

"Mari yang mulia kami antar menemui baginda raja"

Aku berjalan beserta para dayangku, dan disepanjang jalan aku memperhatikan setiap detail jalan yang ku lewati. Nuansa hitam dan merah tua menyelimuti setiap sudut ruangan yang kulewati. Tentu karena ini di alam neraka sehingga nuansa di alam ini mendominasi warna gelap khusus nya warna hitam.

Sampailah di sebuah pintu yang besar dan mewah yang tentu saja berwarna hitam dengan ukiran pahatan berbentuk naga. Hampir diseluruh istana ini memiliki ukiran pahatan berbentuk naga, itu dikarenakan Qin Yun memiliki wujud seekor naga hitam yang berelemen api.

"Yang mulia permaisuri Bai Qiuran telah datang, baginda raja"

"Persilahkan dia masuk"

Wuuussh...

Pintu besar berwarna hitam yang berukiran naga itu terbuka. Bai Qiuran masuk sendiri tanpa ditemani para dayangnya. Dia berjalan mendekati Qin Yun sambil menundukkan pandangan matanya agar tidak melihat langsung Qin Yun.

"Salam yang mulia paduka raja"

Bai Qiuran menundukkan tubuhnya memberi salam kepada paduka raja Qin Yun.

"Bagunlah, apa kamu sudah pulih? Kenapa kamu bisa berada di sungai keputusasaan waktu itu? Dan kenapa kamu bisa terjatuh di sungai keputusasaan?"

Pertanyaan yang beruntun yang diajukan paduka raja Qin Yun kepada permaisuri Bai Qiuran dengan perasaan yang sangat penasaraan tentang jawabannya.

"Ah itu... yang mulia maafkan hamba, hamba kehilangan sebagaian ingatanku yang lalu"

"Benar juga ya, orang yang meminum dan menyentuh lama air di sungai keputusasaan itu akan kehilangan ingatannya. Jadi sampai mana ingatanmu hilang?"

"Hamba tidak tahu yang mulia"

"Hei kalau berbicara denganku tatap mataku!"

"Maafkan hamba yang mulia"

Bai Qiuran dengan perlahan mengakat wajahnya, dan mengarahkan pandangan matanya ke wajah paduka raja. Saat pandangannya menatap wajah paduka raja, seketika hatinya menjadi sakit. Kedua matanya kini digenangi dengan cairan bening, tanpa ia sadari cairan bening itu mengalir membasahi kedua pipinya.

"Apa-apaan ini apa ini perasaan yang dirasakan oleh Bai Qiuran ketika melihat Qin Yun, sungguh sakit rasanya. Bagaimana dia bisa menahan sakit ini selama ini? Bai Qiuran kau pergi dengan rasa sakit hati yang teramat sakit ini"

Gumamnya yang terus menangis menahan rasa sakit yang dia rasakan itu.

"Kamu kenapa menangis?"

"Ma.. maafkan hamba yang mulia raja, hamba tidak tahu mengapa hamba menangis"

Bai Qiuran mengusap air mata di kedua pipinya.

"Jika kamu masih kurang sehat, kamu bisa istirahat saja biar selir kerhormatan Yue Xiaoqi yang akan menggantikanmu"

kata Qin Yun dengan nada yang dingin dan ekspresi yang juga dingin. Kata-kata yang dilontarkan Qin Yun itu membuat hati Bai Qiuran semakin sakit.

.

.

.

.

.

.

.

.

**JANGAN LUPA KLIK TOMBOL LIKE NYA YAH 😊

🌼TERIMA KASIH BUAT KALIAN YANG UDAH BACA CERITA "AKU MENJADI PERMAISURI KERAJAAN IBLIS", TUNGGU KELANJUTANNYA YAH🌼**

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***