Saat ini, Melisa bersama dengan Kevin sudah tiba di tempat tabib Li. Mereka melihat sekitar yang masih sangat sama dengan pemandangan seminggu yang lalu, tapi ada satu yang berbeda, tempat ini tampak jauh lebih bersih dari pada sebelumnya. Udara yang segar dan suara burung yang berkicau membuat suasana menjadi lebih nyaman.
"Permisi, tabib Li!" panggil Melisa, dengan suara yang keras. Tapi yang datang justru pria dengan rambut coklat dan juga warna mata hitam berkilau. Ia memiliki tubuh yang tegap dan wajah yang tampan, membuat Melisa terkejut.
"Oh, kau..." Melisa tampak terkejut melihat pria itu, tapi sejenak kemudian ia tersenyum. "Ya, saya Raymond, asisten tabib Li," jawabnya dengan tersenyum ramah.
"Wah... aku bersyukur karena kau sudah baik-baik saja sekarang," balasnya ketika menyadari jika pria ini adalah pria yang telah ia tolong seminggu yang lalu. Ternyata pria yang ditolongnya saat itu cukup tampan. Mungkin karena kemarin tubuh pria ini tertutup dengan debu dan darah, jadi aura ketampanannya tidak terasa.
"Apa anda mengenal saya?" tanyanya, dengan nada yang penasaran.
"Tidak," jawab Melisa apa adanya, karena ia memang tidak mengenal pria ini. Bukan berarti jika dia menolong seseorang maka ia harus mengenal orang tersebut.
"Huh..." Pria itu menghela nafas mendengar jawaban dari Melisa. Ia terlihat sedikit kecewa.
Hingga pintu kembali terbuka, menampilkan tabib Li yang sepertinya baru kembali dari luar. "Oh, ternyata ada nyonya Melisa dan tuan Kevin..." ujarnya dengan senyuman yang dibalas dengan Melisa.
"Kan saya sudah bilang, tabib Li, cukup panggil Melisa saja, begitu pula dengan Kevin," jelas Melisa.
"Apa anda yang bernama nyonya Melisa?" kali ini Raymond tampak terkejut, tapi tiba-tiba saja ia langsung bersujud di lantai, membuat Melisa yang merasa terkejut kali ini.
"Hei, apa yang kau lakukan? Jangan seperti ini," Pinta Melisa, dengan nada yang khawatir. Ia tidak mengerti mengapa Raymond melakukan hal seperti itu.
"Saya sudah diberi tahu oleh tabib Li bahwa anda telah menyelamatkan saya. Bahkan memberikan saya uang untuk hidup. Saya benar-benar berterima kasih kepada anda dan menganggap anda seperti tuan saya sendiri," ujar pria itu, dengan nada yang tulus.
"Hah? Tunggu dulu, kau berdiri dulu, jangan seperti ini," pinta Melisa, tapi Raymond sama sekali tidak mendengarkan.
"Raymond, berdiri! Itu adalah perintah dariku. Jika kamu menganggap aku tuanmu," ujar Melisa yang begitu tegas. Bahkan matanya menatap tajam pada Raymond.
Mendengar hal itu, Raymond segera berdiri dengan kepala yang masih menunduk.
"Huh, bukankah kamu menganggap aku sebagai tuanmu? Maka aku akan memerintahkan sesuatu kepadamu dan kamu harus mematuhiku, bagaimana?" tanya Melisa.
Sedangkan Kevin hanya menatap bingung padanya, ditambah dengan tabib Li yang hanya diam saja menyaksikan.
'Ternyata sama saja seperti orang-orang,' pikir Raymond. Ia benar-benar ingin menghabisi orang-orang yang berada di sini, terutama Melisa. 'Suatu saat aku akan membu...' "Perintahku adalah kau harus jadi temanku, bukan bawahanku," ujar Melisa, membuat Raymond membulatkan matanya dengan menatap Melisa.
"Maksudnya, nyonya?" tanyanya tampak tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Ais, apa kau tidak dengar? Mulai sekarang kita berteman. Kau tidak boleh memanggilku nyonya, cukup panggil Melisa saja. Aku juga akan memanggilmu Ray, bagaimana?" tanya Melisa wajah yang begitu senang.
"Teman?" tanyanya, Raymond terlihat sedikit ragu.
"Yup, teman. Oh, aku lupa memperkenalkan, ini adalah Kevin, anakku. Dan Kevin, ayo sapa paman Ray," pintanya dengan senyuman. Kevin yang berusia 4 tahun itu tersenyum dan menjulurkan tangannya untuk menyapa Raymond.
Raymond benar-benar merasa hangat di hatinya. Ternyata Melisa benar-benar sangat berbeda dengan orang-orang yang ada di luar sana. Ia merasa sangat tersentuh atas kebaikan wanita itu.
"Aku Raymond, kamu bisa memanggilku paman Ray," ujar Raymond menyambut uluran tangan dari Kevin.
"Baiklah-baiklah, karena kita mendapatkan teman baru hari ini, maka bukankah harus ada perayaan?" ujarnya, sambil tersenyum.
"Perayaan?" tanya Raymond, dengan nada yang penasaran.
"Oh, itu kebetulan aku membawa beberapa makanan yang tadi ku masak. Ayo kita makan bersama, pasti rasanya menyenangkan. Hmm, tabib Li, apa anda tidak masalah jika saya menyediakan makanan disini?" tanya Melisa, sambil menatap tabib Li yang berdiri tidak jauh dari dirinya.
"Saya justru senang nyo..maksud saya Melisa," jawab Tabib Li dengan tersenyum.
"Baiklah-baiklah, aku akan memanaskan makanan ini. Sementara kalian bertiga bisa menunggu di meja makan saja," Melisa benar-benar terlihat sangat bersemangat.
"Saya akan mengantar anda ke dapur, nyo... maksud saya Melisa," Raymond benar-benar mendapatkan tatapan tajam dari Melisa ketika ingin memanggilnya nyonya.
"Hmm, baiklah," jawab Melisa dengan tersenyum, sambil memandang Raymond dengan mata yang cerah.
*
*
*
Sesampainya di dapur, Melisa dengan lihai memanaskan makanan yang telah ia bawa. Dapur yang sederhana namun nyaman itu dipenuhi dengan aroma makanan yang lezat, membuat perut Raymond terasa lapar.
"Apa ada yang bisa saya bantu Melisa?" tanyanya saat melihat bagaimana sibuknya Melisa memanaskan makanan.
"Kau baru saja sembuh, jadi jangan terlalu banyak bergerak. Itu tidak baik," ujar Melisa, sambil memandang Raymond sesekali.
"Tapi saya ingin membantu," keluh Raymond, ia sangat ingin membantu dan melakukan sesuatu, tidak hanya karena ia ingin membantu, tapi juga karena ia ingin membalas kebaikan Melisa.
"Baiklah, jika kau ingin membantu, maka tetap diam di sana dan nanti, jika selesai, kau bisa membawakan makanan ini ke depan," tawar Melisa. Setidaknya apa yang dikatakannya ini bisa membuat Raymond merasa membantu.
"Baiklah, Melisa," jawabnya, dengan begitu bersemangat.
"Anak pintar," puji Melisa, sambil memandang Raymond sejenak. Kemudian melanjutkan memanaskan makanan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Fani Indriyani
alhamdulillah ray tau balas budi jg,kalo bs kamu lindungi melisa dan kevin dr orang2 jahat ya ray
2025-02-13
0
Cikaadja
berteman sma monster.. mayan lah ada pelindung kan
2025-01-21
1
kaylla salsabella
semoga Ray gak jahat sama Kevin dan Melisa
2024-12-18
1